Dibandingkan dengan kisah seramnya, Taman Langsat di siang hari sangat indah. Beberapa orang berjalan cukup jauh dari tempat Amanda duduk. Ia suka suasana sepi di sini. Juga udara segarnya. Apalagi tempat ini lumayan dekat dengan rumah William. Kalau tahu suasananya begini, aku tidak perlu stress setiap kali tidak bisa melakukan apapun, keluh Amanda dalam hati.
Amanda menoleh ke arah inel. “Mbak Inel kalau mau jalan-jalan di Ayodya tidak apa. Nanti saya telepon setelah merasa baikan!” katanya mempersilakan.
Inel tampaknya terkejut dengan perhatian Amanda, lalu mengeleng. “Saya harus berada di sisi Nyonya, jadi maaf saya akan ke Ayodya lain kali saja,” kata Inel menolak tawaran Amanda.
Amanda tidak bisa memaksakan keinginannya pada Inel. Ia paham betul kalau Inel dipekerjakan oleh William. Tapi, ia tidak mau mengekang keinginan siapapun untuk keinginannya sendiri.
“Mbak Inel bisa biarkan saya mengitari trak ini sendir
Ke mana dirinya akan dibawa?Awalnya matanya tidak ditutup dan Amanda bisa melihat dengan jelas jalanan kota. Jika seandainya ia bisa menghubungi William, Amanda akan bisa memberitahu jalanan yang dilewati dan di mana pada akhirnya mobil yang membawanya berhenti.Akan tetapi, sebuah telepon datang. Entah apa yang dikatakan si penelepon, mata Amanda ditutup mengunakan dasi usang yang ada di dalam dashboard mobil erat-erat. Tangannya pada akhirnya juga diikat.“Sudah kukatakan kalau kalian tidak mendapatkan apapun jika menangkapku!” kata Amanda.Jika tidak mendapatkan informasi soal ke mana tujuan kendaraan yang membawanya ini. Amanda harus mencari siapa orang yang bertanggung jawab penculikan. William pasti tahu. Entah kenapa Amanda merasa kalau suaminya tersebut memiliki begitu banyak musuh baik di dalam kediaman dan di luar.“Diamlah! Atau aku akan menyumpal mulutmu!” hardik si penculik di telinga Amanda.Ke
Selama ini selain berlagak menjadi anak yang tak bisa melakukan apa-apa sendirian, William juga telah mengumpulkan banyak sekali orang di sekitarnya. Banyak orang berbakat yang akan membantunya untuk melindungi apa yang menjadi miliknya. Selain Inel dan Azzar tentu saja.Namun, ia tak menyangka kalau Inel dan Azzar akan begitu terpengaruh Oleh Amanda. Padahal dibandingkan yang lain keduanya adalah yang paling dipercaya William. Lihat bagaimana Azzar tak logis sekarang. Walau sekilas tampak tenang, Azzar ingin sekali berkendara secepat mungkin untuk sampai di rumah dan menginterogasi semua pelayan yang dimasukan Wyatt ke rumah William. Tangannya mencengkeram setir sangat kuar, hingga kulit telapak tangannya yang terlihat memutih.“Wyatt tidak akan melakukan hal buruk pada Amanda. Dia membutuhkan Amanda dalam keadaan baik untuk negoisasi!” kata William.Dirinya sendiri tidak bisa dianggap sangat tenang. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Am
Esme sangat mencintai putranya William, hingga ia mampu menahan diri untuk tidak memberikan kesempatan pada siapapun rasa cintanya pada William. Ia menatap putranya yang sudah hampir sepuluh tahun menatapnya dengan kebencian. Esme benar-benar tidak masalah dengan tatapan seperti itu. Ia sudah membuat semua orang salah paham selama ini.“Dia menculik istrimu?” tanya Esme.Ia sudah menduga hal ini. Hanya saja tak menyangka kalau hal ini akan terjadi secepat ini. William bahkan belum cukup seminggu menikah secara resmi. Namun, Azzar memberitahunya kalau sesuatu telah terjadi pada Amanda dan putranya semalam.“Ibu pasti tahu ini, kan? Ibu sudah bersekongkol dengannya, kan?” tuduh William.Siapapun yang melihat betapa lemahnya Esme di depan Wyatt pasti akan mengira ia benar-benar jatuh cinta pada suaminya yang sekarang. Ia tidak memberi pengecualian selain Azzar yang sejak awal mengetahui semua itu.“Aku tidak tahu apa yang
“Lepaskan aku! Lepas!”Amanda berusaha melepaskan diri dari orang-orang yang menyeretnya. Masalahnya adalah kedua matanya ditutup dan tangannya telah diikat. Andai Amanda memiliki setengah dari kekuatan para lelaki itu, entah bagaimana ia yakin bisa melepaskan diri.Ia merasakan kedua kakinya melayang diudara selama satu detik sebelum kemudian menapak kembali pada bagian lembut yang tak dikenal. Barulah setelah mesin mobil menderu di telinganya, Amanda yakin kalau ia ada di atas sebuah mobil. Wyatt pasti menyuruh orang-orang itu untuk memindahkannya ke suatu tempat. Ia menajamkan indranya yang lain untuk menangkap petunjuk ke mana dirinya akan di bawa pergi. Akan tetapi, terlalu banyak suara saat ini. Kendaraan yang berlalu lalang lebih banyak dari biasanya dan itu menganggu. Namun, pada akhirnya ia mendengar sesuatu seperti air dan bau amis udara yang sangat dikenalnya. Amanda cukup lama berada di tempat seperti itu hingga yakin betul dengan aroma yang dih
Esme telah dibantu duduk di kamarnya dan para pelayan yang biasanya ada di sekitar telah meninggalkan dirinya sendirian. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Sudah beberapa jam yang lalu William pergi dan belum ada kabar dari Azzar melalui Inel seperti biasa. Esme benar-benar berharap kalau kabar baik akan didengarnya.Akan tetapi, ketika pintu kamar terbuka lebar dan kemudian yang ditemukan hanya Wyatt yang muncul dengan buket bunga, Esme tahu kalau Amanda belum ditemukan. Setelah hidup bertahun-tahun dengan Wyatt yang memiliki rencana buruk untuk menguasai seluruh harta milik putranya, Esme telah belajar mengendalikan seluruh emosinya dengan sangat baik. Ia juga telah belajar membaca gelagat Wyatt.“Aku pikir kamu sudah tidur!” Wyatt meletakan buket bunga di pangkuan Esme.Buket bunga peony dengan beberapa baby’s breath tersebut sangat cantik. Pada saat semuanya baik-baik saja, Esme pasti senang sekali menerima buket bunga. Bahkan ia tak kebe
Wyatt mengenal Anna seperti melihat telapak tangannya sendiri. Gadis cantik yang sangat menawan. Senyumnya bahkan mampu mengusir hari-hari buruk Wyatt yang suram. Itu sebelum Anna mengenal Esme dan kemudian jatuh cinta pada calon suami Esme, Orion. Akan tetapi, walau telah mengusahakan berbagai macam cara, Orion tetap tidak berpaling dari Esme. Hingga Anna memutuskan untuk gantung diri.“Aku tidak tahu kalau dia akan melakukan hal seekstrim itu!” Esme menutup mulutnya.Yah, tidak ada satu pun yang menyangkanya. Bahkan Wyatt tidak bisa memprediksi itu. Padahal ia telah mengenal Anna sejak lama dan juga mencintai wanita itu sejak lama pula.“Itu semua salah kalian!”Sejak saat itu, begitu melihat tubuh kaku Annastasya tergantung, Wyatt bertekad untuk menyebakan masalah pada Esme dan putranya. Tidak peduli apapun yang terjadi dan serugi apa dirinya menyia-nyiakan kehidupannya selama ini.“Bagimu siapa dia?”A
Wanita yang menyambutnya memeluknya lama sekali sampai-sampai Amanda merasa lemas. Bolehkan Amanda menerima perlakuan penuh kasih sayang dari wanita yang sama sekali tidak dikenalnya ini?“Apa kamu mau makan sesuatu, Sayang?” tanya wanita itu pada Amanda.Amanda mengeleng pelan. “Bisakah Bibi membantuku untuk keluar dari sini? Aku ingin segera menemui seseorang!” kata Amanda memohon pengertian.Seketika itu wajah wanita yang pertama kali dilihat Amanda saat ia dibawa Wyatt tersebut memucat. Memang apa yang salah dengan permintaannya. Ia seharusnya tidak berada di sini. Ia tidak boleh berada di sini dan menyusahkan siapapun. Bukankah dirinya ditinggalkan di panti asuhan karena dinilai akan menyusahkan?“Ka-kamu akan pergi?” tanya wanita itu pada Amanda. “Kamu akan meninggalkan Ibu lagi Anna?”Anna? Siapa Anna? Amanda tidak mengerti apapun yang dikatakan wanita itu. Atau alasan kenapa Wyatt menempatkann
Amanda mengintip sedikit dan menyadari kalau dirinya saat ini sedang ada di dalam mobil yang sedang melaju. Ia pasti sedang dipindahkan lagi karena berusaha kabur dan membujuk bibi yang menjaganya. Atau William telah datang untuk menyelematkannya.Pilihan terakhir membuatnya tergoda untuk bangun dan mencoba mencari tahu siapa yang tengah menyetir. Namun, ada dua orang yang tidak dikenalinya ada di bangku kemudi dan bangku penumpang di sebelah kemudi.“Pasti melelahkan menjadi penjaga di rumah besar itu, ya?”Suara seorang waanita yang lebih menyapa pendengaran Amanda. Ia yakin begitu mengenal suara tersebut tetapi tak mengingat pemilik suara. Siapa? Entah kenapa Amanda begitu merindukan si pemilik suara.“Yah, tapi aku senang kalian datang menjemputku! Apa Amanda rewel!”Bahkan lelaki yang menyebut namanya membuat Amanda ingin menangis. Padahal ia jelas tak ingat siapa kedua orang yang tengah berada di bangku depan.&
Kuburan Wyatt terletak di dekat makan Anna. Nama Wyatt terpampang jelas di sana. William sangat keberatan dengan kedatangan William ke makan Wyatt. Menurutnya tak perlu melakukan hal yang berlebihan menunjukkan rasa hormat yang tak seharusnya tak diterima Wyatt. “Usia kandunganku sekarang tiga bulan! William sangat tidak suka saat aku mengusulkan ke sini! Tapi, aku harus pergi ke sini!” Amanda bermonolog sendiri. Ia berhenti dan menoleh ke arah jalan masuk tempat ia datang. Ada Azzar di sana dan juga Inel. Ia berhasil menyuruh dua orang itu berhenti di pintu masuk. Jadi ia bisa mengatakan apa yang ingin dikatakan di sini. “Aku sama sekali tidak merasa sedih karena kematianmu! Hubungan kita tidak sampai seperti itu, bukan! Kamu tidak menyukaiku, aku juga tidak!” Ia lalu meletakan salah satu buket bunga yang dibawa di makam Wyatt dan satunya lagi di tempat Anna. “Ibu menceritakan padaku seperti apa Anna. Kami berhasil menemukan salah satu foto tua wanita yang kamu cintai itu. Dia .
“Kenapa kamu muncul di sini lagi? Astaga!” Stefani terpekik di depan pintu. Kepala William muncul kembali. Kalau Amanda tak salah hitung itu sudah terjadi sebanyak tiga kali dengan intensitas sepuluh menit sekali. Amanda yang mengetahui perbuatan William hanya berpura-pura saja tak mendengar dan tetap fokus pada riasannya yang sedang dikerjakan. “Apa riasannya sudah selesai?” tanya William datar. “Kalau dia sudah selesai, aku akan mengantarnya ke depan pintu! Pergilah dari sini atau aku akan membawa kabur istrimu!” Ancaman keluar dari mulut Stefani. Saat wanita yang menjadi perancang busana itu menutup pintu dengan dibanting keras, ia masih saja merungut panjang pendek. “Lihat bagaimana pria menyebalkan itu menjadi posesif pada apa yang dimilikinya!” tambahnya sambil menyentak-nyentak ujung gaun Amanda sehingga semakin cantik jatuhnya. “Maafkan dia!” pinta Amanda mewakili William. “Pastikan dia membayar dua kali lipat. Biaya jasa dan permintaan maaf karena sudah menganggu!” seru
Amanda memandangi bayangannya di cermin. Tak menyangka akan bersama William semalam. Mereka berdua bahkan melupakan makan malam. Lalu pagi tadi, William bangun di sampingnya tersenyum dan mengucapkan kata “pagi” dengan senyum cerah.“Jantungku tidak akan kuat!” keluh Amanda.Mengingat bagaimana William begitu menginginkannya saja sudah membuat Amanda meledak karena senang. Benar seperti ini, kan, rasanya dicintai?” Tanya Amanda di dalam hati.Suara ketukan di pintu kamar menyentak lamunan Amanda. Ia menoleh. “Siapa?” tanyanya. Dalam hati ia menebak, Jangan-jangan itu William?Setelah selesai mandi, William bergegas pergi. Amanda sempat melihat Azzar ada di pintu tadi. Ia akan memarahi Azzar nanti saat hanya ada mereka berdua saja.“Ini Inel, Nyonya! Sarapannya mau di kamar atau di ruang makan saja?” tanya Inel.“Ruang makan saja!” seru Amanda.Ia benar
“Astaga ... Pak Azzar! Kenapa berdiri di depan pintu!” seru Amanda kaget.Ia menutup pintu dengan sangat hati-hati supaya tidak terdengar sampai ke dalam kamar mandi. Tetapi, malah hampir menabrak Azzar yang entah bagaimana telah berdiri di sana. Amanda yakin kalau saat ia masuk beberapa saat lalu, tidak ada siapapun di sana. Bahkan saat Inel pelayan yang membantu Amanda membuka pintu, masih tidak ada siapa-siapa.“Tuan William mengirimi saya pesan untuk berada di sekitar sini jika ada apa-apa!” Setelah mengatakan itu Azzar berdehem. Ia sepertinya sedikit malu dengan perintah yang diberikan padanya. Amanda jadi penasaran apa isi perintah sebenarnya. “Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Azzar pada Amanda.“Prisilla sebentar lagi akan datang!”Jika William bahkan menempatkan Azzar di depan pintu, maka sepertinya pembicaraan yang akan dilakukan suaminya itu begitu penting.“Jadi?” tanya
“Maafkan aku!” Esme hampir terjatuh karena membungkuk untuk minta maaf pada Amanda.Sementara itu Amanda sama sekali tidak mengerti kenapa wanita yang menjadi ibu suaminya itu minta maaf. Tetapi, Amanda berhasil menyambut tubuh Esme dan membantunya duduk dengan benar kembali.“Jangan lakukan hal yang berbahaya, Bu!” William terdengar memperingatkan dengan kesal.Di telinga Amanda walau terdengar ketus, peringatan William terdengar tulus. Suara dingin setiap kali berbicara pada ibunya yang keras didengar Amanda sudah tidak lagi ada. Ia benar-benar senang mendapati perubaha selama dirinya tak ada.“Ibu mau minum teh denganku di taman?” tanya Amanda.Ia telah banyak tidur di atas pesawat dan penerbangan yang tak sampai dua jam tersebut sama sekali tidak memberinya efek buruk seperti mabuk. Dilihatnya Esme menoleh dahulu pada William.“Tidak ....”Sebelum William selesai mengatakan penolakan
Amanda menatap awan-awan tipis yang ada di bawahnya. Beberapa saat lalu ia melihat hamparan berwarna biru yang diyakini sebagai laut. Kini ada pepohonan dan rumah-rumah yang seperti kotak korek api. Walau Amanda tidak pernah suka dengan getaran yang dirasakan saat pesawat pertama kali naik dan mendarat. Semua terbayarkan dengan apa yang dilihat sekarang.“Kamu menyukainya?” tanya William.Amanda menoleh dan mengangguk senang. Sejak tadi pipinya ia tersenyum dan rahangnya akan mencapai batasnya sebentar lagi. Ia bisa merasakan sentakan rasa ngilu pada persendian rahang. Akan tetapi, ia merasa sangat senang bisa bersama William, bergenggaman tangan, dan tak harus bersikap tak tertarik pada pria yang menjadi suaminya itu. Ia bahkan siap membayar dengan apapun yang dimiliki karena sudah melangar kontrak.“Apa lagi yang kamu sukai?” tanya William selanjutnya.Senyum Amanda tak lantas menghilang walau saat ini ia sedang berpikir. “
Mobil-mobil berhenti tepat di depan rumah sederhana terbuat dari bata merah dan belum d plester. Terasnya cukup lebar dan ada bale-bale bambu di depan sana. Dua wanita berbeda usia keluar dengan tergesa-gesa dari pintu dan tampak terkejut menatap dua mobil yang berhenti di halaman yang rapi. Satu mobil lagi parkir di tepi jalan karena tidak muat di halaman.Ketika para lelaki yang ada di dalam mobil keluar, kedua wanita yang berbeda usia tersebut mundur. Yang lebih muda melindungi wanita yang lebih tua yang berada di belakangnya.“Maaf mengagetkan kalian berdua!” kata William lekas.Begitu turun ia bergegas menghampiri kedua wanita yang berdiri dan menatap takut ke arah mobil-mobil yang datang.“Kalian siapa? Ada urusan apa kemari?”Ada getaran yang jelas-jelas didengar William tanpa usaha. Datang dengan tiga mobil sekaligus ternyata adalah pilihan yang buruk. Ia mendesah dan sekali lagi mengumamkan kata maaf.“
“Aku akan ikut untuk menjemput Amanda!” Keputusan bulat itu mendadak muncul di kepala William dan lekas disuarakan.Mata-mata yang tidak setuju milik Esme dan Azzar langsung terlihat. William sama sekali tidak peduli. Kalau ia mengutus orang lain maka akan butuh waktu untuk bisa melihat Amanda. Waktu yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat dihitung saat keberangkatan dan saat pulang.“Ada banyak yang harus kamu urus di sini, Wil!” ingat Esme.“Semuanya bisa diurus atau kalau benar-benar membutuhkanku bisa dipending! Aku akan pergi dengan mereka juga!”Azzar dan juga Esme tahu kalau William sudah mengambil keputusan maka tidak ada seorang pun yang bisa mengubahnya. Mereka berdua hanya bisa menghela napas.“Berhati-hatilah dan bawa istrimu pulang dengan selamat!” Pesan Esme pada akhirnya.Ia mengangat tangan dan seorang pelayan datang lalu mendorong kursi roda milik Esme. Mereka berdua keluar dari
“Kami berhasil membawa wanita yang disebut-sebut dokter itu, Tuan!” kata Azzar memberitahu William.William duduk dengan wajah tegang. Tetapi ia benar-benar sangat bahagia. Akhirnya setelah sebulan lebih pencarian, ia menemukan titik terang ke mana Amanda di bawa oleh Wyatt. Pantas saja tak ada kabarnya kalau Amanda disembunyikan di tempat kecil begitu.“Apa wanita itu mencoba melarikan diri?” tanya William.“Tidak, Tuan, malahan ia langsung pergi saat kami mengatakan kalau merupakan utusan Anda dan memperlihatkan foto pernikahan Anda!” kata Azzar.Ia pikir komplotan Wyatt yang kali ini lumayan bodoh. Atau ia tahu kalau Wyatt sudah tewas dan makanya berpendapat sudah tak ada gunanya membantu. Semakin lama bersama Amanda kemungkinan terciduk juga akan semakin besar.“Bawa dia kemari!” suruh William.Ia ingin mendengar wanita yang sudah menyembunyikan istrinya memohon dan meminta ampun untuk tida