Share

Chapter. 30

Author: yukidua
last update Last Updated: 2023-06-10 03:34:19
"Hei, kita bertemu lagi," sapa Elisa pada Ben yang sedang menata rak tanaman herbal. Suasana dan penataan masih sama seperti saat pertama kali dirinya datang ke sini, hanya saja ada yang sedikit berbeda. Ada beberapa rak tambahan di dekat pintu masuk tadi, berisi ramuan-ramuan herbal yang tak diketahui apa fungsinya.

"Hai, bagaimana kabarmu?" tanya Ben tanpa menatap ke arah gadis itu. Ia masih hafal dengan suara khas Elisa.

"Baik, kau bagaimana?" tanya Elisa sambil menyandarkan kedua tangannya di atas meja.

"Seperti yang kau lihat, aku selalu baik," ujar Ben, menghadap dan melihat Elisa. Ia sedikit terkesima ketika kembali memandang gadis itu. Ada perubahan yang ia rasakan pada tubuh Elisa.

"Kau berubah, terlihat seperti," ucap Ben, menatap dirinya sambil berpikir, mengerutkan keningnya, "kau tambah cantik, kurasa," lanjutnya tersenyum pada Elisa.

Elisa membalas senyuman Ben. Tidak hanya pria itu, dirinya pun juga merasakan perubahan pada tubuhnya. Seakan-akan dirinya menjadi lebi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penyihir Serigala   Chapter. 31

    "Kau harus mati sekarang!" teriak Valeri sambil mengangkat tangannya yang sudah mengeluarkan cakar panjang. Hampir saja cakar itu mengenai dada Elisa. Keberuntungan masih menyertainya. Tubuh Valeri tiba-tiba terhempas jauh, menabrak rak ramuan herbal dan membuatnya hancur, menjadikan tubuh Valeri basah karena ramuan yang tumpah.Elisa tercengang dengan apa yang terjadi. Dia tidak tahu bahwa Kiana bisa melakukan hal seperti itu."Ada apa di sini?" tanya Ben dengan amarah ketika melihat tokonya dalam keadaan berantakan. Dia melihat siapa yang berada di antara pecahan botol ramuan tersebut. Sambil berjalan, ia mendekati Valeri."Kau lagi," ujar Ben. "Aku sudah katakan jangan menghancurkan tokoku lagi," lanjutnya dengan marah.Ben tidak suka dengan wanita itu. Valeri mempunyai aura jahat menurutnya, yang bisa menghancurkan orang lain. Apalagi Valeri tidak bisa menghilangkan amarahnya, emosi wanita itu begitu cepat tersulut. Pantas saja raja dan ratu tidak menyukai Valeri, semua itu karena

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 32

    "Kiana, Apa kau ingin segera pulang?" tanya Elsa, berhenti melangkah dan menghadap ke arah Kiana, gadis yang masih sibuk memperhatikan tanaman hidup di depannya."Emmm, sepertinya iya. Memangnya kau ingin pergi lagi?" tanya Kiana sambil terus memperhatikan tanaman yang belum diketahui namanya."Ya, aku ingin pergi ke suatu tempat. Apa kau ingin ikut?" tanya Elisa lagi."Sepertinya aku lelah, El. Aku ingin segera berada di kamar saja. Kau tidak masalah jika pergi sendirian?" tanya Kiana.Kini, gadis itu beralih memperhatikan Elisa, gadis yang begitu cantik di matanya. Tidak hanya itu, tapi juga di mata setiap makhluk yang melihatnya."Baiklah, kalau begitu kau segera kembali. Aku akan kembali secepatnya," ujar Elisa mendekati Kiana sambil tak lupa memberikan tanaman satunya lagi. Kiana mau tak mau menerima tanaman tersebut. Ia sedikit kesal melihat ke arah gadis yang hanya cengengesan itu. Wajah Elisa terlihat tak bersalah sama sekali."Aku titip tanaman itu, letakkan saja keduanya di

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 33

    Dengan langkah tergesa-gesa, Elisa berjalan melewati para omega. Tanpa menoleh dan tersenyum, ia berjalan menuju kamar pribadinya. Sesampai di sana, Elisa langsung masuk dan menutup pintu keras-keras. Dia tidak peduli jika ada yang terkejut karena hal itu."Sialan, pria sialan! Seandainya saja aku mempunyai kekuatan, maka sejak lama sudah kubunuh pria itu!" kesal Elisa sambil membanting tubuhnya dan barang-barang yang dibawanya ke atas tempat tidur. Lelahnya hilang menjadi amarah. Dia tidak ingin beristirahat, tapi ingin sekali mencakar wajah pria yang selalu muncul dalam benaknya. Namun, sayangnya pikiran itu hanya sebatas angan saja. Dia tidak berani melakukannya sekarang."Pria sinting! Tunggu saja, aku akan membuat pria itu menyesal!" ujar Elisa sambil mengepalkan tangannya. Dia bergegas berdiri dan berjalan ke ujung ruangan. Memejamkan matanya sejenak dan merentangkan kedua tangan. Tak lama setelah itu, ada cahaya ungu transparan yang membentuk kotak, semakin besar hingga mencapa

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 34

    Elisa bersiap-siap untuk keluar dari kamarnya. Dia telah mengenakan gaun yang indah dan tidak lupa membawa tas yang sudah disiapkan sejak tadi. Setelah itu, dia berjalan keluar dengan senyuman di wajahnya yang begitu bahagia. Senyuman itu selalu terukir di bibirnya. Pagi ini, dia akan bertemu dengan raja dan ratu. Dia ingin memberikan ramuan yang telah dia buat untuk mereka dan tidak sabar melihat hasilnya dalam waktu sebulan.Elisa berjalan dengan santai menyusuri lorong hingga menemukan sebuah pintu yang besar. Pintu itu terbuka saat itu juga, dan dia tersenyum saat memasuki ruangan tersebut. Di sana, raja dan ratu sedang duduk bercengkrama dengan Daren dan Valeri. Mereka tampak bahagia, terutama Valeri dan Daren. Namun, raja dan ratu nampaknya tidak begitu senang. Raut wajah ratu yang dibuat-buat senang terlihat jelas."El, masuklah!" teriak ratu dengan sumringah saat melihat Elisa.Elisa tersenyum dan menunduk hormat setelah berada di hadapan raja dan ratu. Keduanya juga tersenyum

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 35

    "El, apakah kau bisa menjelaskannya?" tanya raja dengan suara dingin.Sementara Elisa masih memikirkan alasan yang tepat, dia menghembuskan napas sebelum berbicara. Dia pasrah jika semua orang tidak ingin percaya padanya."Maaf raja dan ratu, saya tidak mungkin memberikan racun ke dalam ramuan tersebut. Itu tidaklah benar," jawab Elisa sambil mulai membela dirinya.Namun, Daren melihat kau membawa pohon mandrake ke dalam istana, untuk apa? Apa kau ingin membuat racun pada semua keluarga di istana ini?" sarkas Valeri masih berusaha memojokkan gadis itu.Valeri tersenyum ketika melihat wajah tegang Elisa. Dia merasakan perubahan itu. Elisa terlihat ketakutan. Bagaimana tidak, jika seorang gadis lemah bisa mendapatkan tanaman tersebut. Itu adalah hal mustahil. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkannya."Benarkah El, kau mendapatkannya dari mana?" tanya raja lagi.Semua orang terkejut, termasuk Kiana dan ratu. Mereka menatap Elisa dengan tatapan yang tak bisa diartikan."Be

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 36

    Dua gadis berjalan berdampingan, satu di antaranya terlihat tegang. Setiap orang yang melihat pasti tahu bahwa salah satu dari mereka sedang menahan amarah."Huh, suasana tadi begitu mencekam, El," ujar Kiana saat mereka berjalan melalui lorong menuju ruang ramuan.Elisa hanya diam. Dia masih kesal dengan kedua serigala di dalam sana. Dia bahkan berharap keduanya tewas dalam pertempuran."Apa aku boleh membunuh orang, Kia?" tanya Elisa, membuat Kiana berhenti seketika."Apa yang kamu katakan?" tanya Kiana, takut salah dengar."Apa aku bisa membunuh orang di sini?" tanya Elisa dengan dingin, menatap tajam."Kamu bercanda, kan?" kata Kiana."Tidak, aku tidak bercanda. Aku benar-benar ingin membunuh orang sekarang. Aku merasa amarahku sudah hampir meledak dari dalam tubuhku. Aku tidak bisa menahannya lagi. Bisakah kamu mencari mangsa untukku?" tanya Elisa sambil terus menatap Kiana."Kamu membuatku ketakutan, El, sadarlah," bisik Kiana.Elisa langsung tertawa terbahak-bahak, tak bisa men

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 37

    "Apa kamu, Mister X?" tebak Elisa dengan ragu. Dia tidak tahu apakah tebakannya benar."Akhirnya kamu mengingatku," ujar pria itu dengan lega. Elisa memperhatikan gerakan pria yang masih makan buah berwarna merah. Dia tak bisa mengalihkan tatapannya. Dirinya takut jika pria itu melakukan hal yang aneh padanya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Elisa masih dengan tatapan tajam.Namun sang pria yang ditatap hanya bisa diam saja. Pria itu terus saja memakan buah dengan lahap dan tanpa rasa bersalah."Apa khasiat dari buah ini?" tanya Elisa yang akhirnya harus mengalah.Setelah itu, Mr. X menghentikan gerakannya. Dirinya bahkan diam menatap Elisa dan buah di tangannya bergantian."Kenapa? Apa kamu sudah memakan buah yang kuberikan padamu tadi?" tanyanya."Ya, dan aku merasakan hal aneh. Apa sebenarnya yang kamu lakukan padaku?" ujar Elisa lagi."Tidak ada, aku tak melakukan apapun." Pria itu berjalan menuju Elisa, membuatnya harus bergerak mundur. Meskipun pria itu tidak melakukan pe

    Last Updated : 2023-06-10
  • Penyihir Serigala   Chapter. 38

    "Bawa ini, Kla," ujar Elisa seraya memberikan semua bahan tanaman obat kepada Kiana. Sambil menggenggamnya, gadis itu tampak kewalahan dengan beban tersebut. Bahkan, beberapa buah yang masih tersisa terjatuh begitu saja dari tangannya. Di sisi lain, Elisa hanya membawa buku yang akan dipinjamkan kepada temannya itu. Ia dengan sengaja melakukan hal tersebut agar Kiana tidak banyak bertanya lagi. Elisa tidak tahu bagaimana harus menjawab jika Kiana banyak bertanya, terlebih lagi pria bernama X meninggalkan kesan yang jelas. Ia tidak ingin Kiana kembali bertemu pria tersebut. Jika pada pertemuan pertama Elisa tidak tertangkap, mungkin hari ini pria bernama X itu akan tertangkap dan dihukum mati."Ayo cepat, nanti ramuannya tak akan selesai hari ini," ajak Elisa lagi, "Aku sudah tak sabar membuatnya," lanjutnya.Elisa menarik tangan Kiana dengan lembut, hampir saja gadis itu kehilangan keseimbangan. Beruntung Elisa masih bisa menangkap Kiana."Eh, kau sengaja menarikku," ujar Kiana kesal.

    Last Updated : 2023-06-10

Latest chapter

  • Penyihir Serigala   Chapter. 79

    Tentu, berikut paragraf yang lebih rapi:Aroma khas ikan bakar memenuhi udara, membuat perut keduanya bergemuruh lapar. Mereka sama-sama tak sabar untuk mencicipi hidangan itu.Elisa duduk di dekat perapian, matanya terus terpaku pada ikan yang tengah dipanggang. Air liur tak henti mengalir, dan matanya tak berkedip sejenak pun. Api- api perapian memanggilnya, mengeluarkan aroma khas ikan yang membuatnya semakin lapar.Melihat bahwa ikan-ikan tersebut telah matang, Daren segera mengambil satu dan menusukkannya dengan sebatang ranting pohon. "Silakan, cicipi," kata Daren saat menawarkan ikan tersebut kepada Elisa. Daren tahu Elisa tak bisa melepaskan pandangannya dari ikan yang telah matang. Aromanya yang menggoda membuatnya terus merasa haus.Setelah menawarkan ikan, Daren kembali ke tempat semula. Waktu sudah menjelang senja, dan udara menjadi semakin dingin setelah panas siang tadi. Angin pun semakin kencang, memaksa mereka untuk tetap berdekatan dengan api.Namun, Elisa masih belu

  • Penyihir Serigala   Chapter. 78

    "Wah ini indah sekali!" Elisa terlihat kagum dengan apa yang ada di depannya. Hingga dirinya tak tahu telah mendorong Daren sehingga pria itu menjauh darinya. Detik kemudian ia tersadar. Dirinya mulai melototkan matanya. Tersadar dengan apa yang telah dilakukan. Tidak hanya itu, ia juga memutarkan tubuhnya perlahan menghadap Daren. Pria itu menatapnya tak percaya. Matanya begitu tajam melihat gadis tersebut. Elisa hanya bisa cengengesan karena hal tersebut. Dia sebenarnya bingung dengan sikap pria itu. Apakah marah atau tidak?Sementara itu, Daren yang telah kembali pada tubuhnya kesal dengan Greg. Bisa-bisanya ingin berganti shift tanpa berbicara dengannya. Ia rasa wolfnya sedang marah saat ini."Kau marah?" tanya Elisa dengan polosnya. Daren terus menatap gadis itu. Dia sedikit bingung pada Elisa. Menurutnya gadis itu plin plan. Terkadang bersikap baik seolah-olah tak terjadi apa-apa. Terkadang bersikap layaknya seorang musuh. Saat memikirkannya, sebuah ide pun muncul dari pikiran D

  • Penyihir Serigala   Chapter. 77

    Seorang pria sedang berdiri diam sejak tadi tanpa ada pergerakan. Gelar alpha terkuat yang melekat padanya tidak mempengaruhi keadaannya. Pria itu terus menatap gadis yang sedang tersenyum pada pria lain. Tatapannya begitu menakutkan, bahkan beberapa warrior di sekitarnya merasa ketakutan karena aura yang dikeluarkannya. Daren melangkah mendekati gadis itu, tidak tahan dengan adegan yang menurutnya sangat tidak menyenangkan. Ia melangkah tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang di sekitarnya. Ketika sudah sampai, ia dengan kasar menangkap leher rogue yang sedang terikat. Elisa yang berada di samping terkejut dan terhuyung beberapa langkah. "Apa yang kau lakukan!" teriak Elisa saat menyadari apa yang dilakukan oleh Daren. Pria itu dengan kasar mencekik rogue yang tidak bisa bergerak. Daren menahan pria itu dengan tangan di lehernya sambil mengangkatnya dari tanah. Wajah rogue itu sudah pucat, tanpa ada darah yang mengalir. Matanya melotot seolah-olah ingin keluar dari lubangnya. El

  • Penyihir Serigala   Chapter. 76

    Semua orang telah berkumpul di lapangan, termasuk Elisa dan anggota kerajaan. Mereka semua menantikan acara pengumuman kontes yang telah berlangsung selama satu minggu. Kinan juga sangat antusias pada acara ini. Semua peserta berkumpul dengan antusias untuk mengetahui siapa pemenangnya, termasuk Elisa dan Kiana yang berharap bisa menjadi yang terbaik.Elisa merasa bahwa hadiah yang dia dapatkan tidaklah penting. Yang dia inginkan adalah diakui kemampuannya oleh semua orang. Dia ingin mendapatkan penghormatan dan rasa takjub dari mereka. Meskipun dia telah menjadi Luna, tetapi masih ada rakyatnya yang belum sepenuhnya menerima keberadaannya sebagai pasangan pemimpin mereka."Hai, aku yakin kita akan menang, El," ujar Kiana mendekati Elisa dengan kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Kebahagiaan itu menular pada Elisa dan membuatnya tersenyum bahagia. Mereka berdua yakin bahwa mereka akan menjadi pemenang. Tidak banyak rogue yang bertahan sampai akhir kontes, hanya beberapa yang berha

  • Penyihir Serigala   Chapter. 75

    Warna air yang semula bening berubah menjadi sedikit kemerahan akibat darah yang menempel pada kain itu. Seorang gadis terlihat sangat telaten dalam membersihkan lukanya. Terkadang, raut wajahnya tampak lebih garang dari biasanya, dan mulutnya komat-kamit seperti seorang dukun yang sedang membaca mantra. Sesekali, tangannya menyeka kulit pria itu dengan kasar."Pria sialan! Seharusnya kau mati, bukan tertidur. Hanya membuatku terbebani saja," ujar Elisa sambil memasukkan kain ke dalam air yang telah tercampur dengan darah Daren.Sudah tiga puluh menit Elisa berada di ruangan itu, hanya mereka berdua. Tak ada yang menemaninya untuk berbincang, yang membuatnya merasa bosan.Elisa mengambil kain lain untuk menyeka sisa-sisa air yang menempel di tubuh pria itu. Tangannya dengan kasar mengelap di daerah bahu."Ivy, kenapa kau histeris begitu? Ya ampun!" ujar Elisa, merasakan sakit kepala."Kau sangat tidak peka, El! Kau tidak melihat itu? Ya ampun, begitu seksi. Aku ingin menyentuhnya, El!

  • Penyihir Serigala   Chapter. 74

    2 / 2Elisa masih menutup matanya, berpikir sejenak. Apa yang sedang terjadi? Mengapa ia tidak merasakan apa-apa? Apakah ia sudah mati? Setelah menghitung dalam hati, ia membuka matanya perlahan-lahan. Namun, alih-alih menemui keadaan yang diharapkan, ia merasakan kecupan di dahinya yang membuatnya terkejut. Ketika ia menatap, ia melihat Daren tersenyum padanya.Pedang yang tadi disentuh oleh Daren sudah jauh dari dirinya. Ia tidak mendengar suara benda itu jatuh atau tersingkir. Daren tiba-tiba saja terjatuh dan menabrak tubuh Elisa. Terkejut, Elisa langsung menangkap tubuh pria tersebut yang begitu berat. Namun, karena keterbatasan kekuatannya, Elisa tidak bisa menahannya dan akhirnya ikut terjatuh bersama Daren yang telah menutup matanya."Hei, jangan bermain-main!" bisik Elisa dengan suara bergetar di telinga Daren.Namun, pria itu tetap tak bergerak, semakin melemah. Elisa mencoba mengguncang-guncangkan tubuh Daren, tetapi ia tetap tidak bereaksi. Bahkan semakin melemah."Apa kau

  • Penyihir Serigala   Chapter. 73

    Teriakan dari para pejuang bergema di lapangan. Mereka terkejut dengan apa yang terjadi. Alpha mereka terluka.Sementara itu, Elisa semakin menarik pedangnya untuk membuat luka semakin dalam. Berbeda dengan Elisa, Daren tetap tenang. Ia bahkan tampak menikmati gesekan pedang tersebut. Ia tidak memperdulikan darah yang mengalir dari lehernya."El! Berhenti! Kau akan membuat Daren kehabisan darah!" teriak Kiana yang telah memperhatikan pertarungan mereka berdua.Namun, Elisa tidak menghiraukannya. Tanpa sadar, tubuhnya terhuyung ke samping. Kiana mendorong gadis itu dengan kekuatan serigalanya. Ia tidak menyadari tindakannya.Ketika menyadari apa yang telah dilakukannya, ia berlari mendekati Elisa untuk membantu gadis itu berdiri. Ia juga meminta maaf pada Elisa."El, apa yang terjadi padamu?" tanya Kiana ketika berada di depan gadis itu."Kia, kembalilah ke tempatmu. Aku akan menyelesaikan urusan dengan pria gila itu!" ejek Elisa sambil tetap menatap pria di hadapannya yang meremehkann

  • Penyihir Serigala   Chapter. 72

    Daren sangat marah. Elisa belum ditemukan selama lebih dari satu jam. Ia telah menebas beberapa kepala prajurit yang gagal menjalankan tugasnya, termasuk dua pengawal yang telah diperintahkannya satu atau dua hari yang lalu. Tanpa ragu, ia mengayunkan pedang yang masih berlumuran darah prajurit tak bersalah. Para pejuang yang berkumpul di sana merasa cemas melihat teman-teman seperjuangan mereka mati sia-sia. Mereka merasa seperti menunggu kematian yang menjemput mereka, semakin dekat dan dekat."Mengapa kalian membiarkannya pergi begitu saja? Aku sudah mengatakan agar tidak meninggalkan luna kalian sendiri, bukan!" teriak Daren sambil mengayunkan pedang ke arah pejuang lain yang menunggu giliran. Suara pedang menyambar, dua kepala terlepas dan darah mengalir dari sayatan di leher mereka seperti air yang deras.Daren menghentikan gerakan pedangnya setengah ayunan. Ia merasakan aroma yang dikenalnya dengan baik. Aroma vanilla dan kayu manis yang memikatnya. Daren menoleh ke arah sumber

  • Penyihir Serigala   Chapter. 71

    Greg sibuk bermain dengan para rogue yang semakin banyak menyerangnya, tetapi bukannya takut, ia malah menyeringai dengan senang hati. Meskipun begitu, ia bingung dari mana datangnya mereka semua. Sepertinya mereka tidak pernah habis. Mati satu, muncul lagi yang lain. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan bekas cakaran dari para rogue, tetapi itu tidak mengurangi semangatnya untuk membunuh mereka. Meskipun sudah dua hari bertempur, ia tetap tidak kelelahan. Kemampuannya tidak diragukan lagi. Daren bahkan bisa bertempur selama seminggu hanya untuk mempertahankan wilayahnya.Tiba-tiba, suara sang beta mengganggu Greg. Seketika itu, dia tidak bisa berkonsentrasi. Beberapa rogue bahkan sempat melukainya. Greg mundur sedikit dan menggeram marah pada mereka. Main-mainnya telah hilang. Kali ini, dia akan menyelesaikan semuanya dalam sekejap. Dia bahkan mengaum keras sehingga terdengar oleh seluruh kaum werewolf yang ada di sana. Tanpa menunggu lagi, dia menerjang rogue-rogue di sana.Dia mencakar d

DMCA.com Protection Status