LIMA : KETERLAMBATAN AGAM.
***Anjali hanya mampu tersenyum begitu mengingat perbuatan anak gadisnya itu. Berkatnya rencana Agam yang akan mengenalkan Anya pada Ryanti gagal total.Anak kecil itu mahal mengaum keras begitu Agam bilang akan mengajak Ryanti gabung."Anya tidak mau! Anya tidak setuju ya kalo papa nelfon tante Ryanti. Anya gak suka!"Anjali ingat sekali ekspresi marah dari Anya saat mengatakan kalimat itu. Sangat menggemaskan."Kenapa kamu tertawa?"Anjali segera tersadar kala suara datar dan dingin Agam memenuhi ruangan. Anjali gelisah saat semua pasang mata teruju padanya."Maaf," cicit Anjali. Dia juga menganggukkan kepala ke setiap orang yang menghadiri rapat waktu itu."Saya tidak suka kalau ada orang melamun saat rapat apalagi tertawa padahal tidak ada hal lucu! Fokus dan konsentrasi!"Hidung Anjali kembang kempis mendengar ultimatum tajam yang keluar dari mulut Agam.Anjali menghembuskan napas pelan. Lalu kembali mendengarkan suara Agam. Mencatat yang perlu dicatat, sesekali Anjali juga memberi usulan atas masalah yang perusahaan Agam dapatkan.Di akhir rapat Agam menyunggingkan senyum tipis pada Anjali. Sementara Anjali hanya menganggukkan kepala secara wajar walau dalam hati bertanya-tanya dengan kelakuan Agam yang tak biasa."Anjali,"Anjali menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menghadap Agam. "Ya, Pak?"Agam yang semula duduk di kursi kebesarannya bangkit dan berjalan mendekati Anjali."Kinerja kerja kamu bagus."Perkataan Agam membuat bibir Anjali terangkat."Terimakasih, Pak."Bukan hal baru bagi Anjali melihat senyum Agam setelah perceraian. Entah mengapa akhir-akhir ini Agam seperti orang asing baginya. Agam yang dikenalnya dingin dan tidak ramah.Namun kini benar-benar telah berubah. Agam menjadi pribadi yang berbeda. Mungkin pengaruh dari Ryanti begitu besar hingga bisa mengubah Agam."Saya senang melihat semangat kamu."Puk.Anjali membulat kan matanya bukan karena perkataan Agam yang terdengar halus di kupingnya. Namun dengan lancangnya Agam mengusap pucuk kepala Anjali hal itu membuat Anjali merinding dengan tingkah pria di depannya.Anjali mundur selangkah karena tidak merasa nyaman, "Kalau sudah tidak yang harus disampaikan lagi saya permisi dulu pak."Mungkin Agam lupa, dengan statusnya kini hal itu tidak baik dilakukan oleh mantan pasangan suami istri. Terlebih Agam sudah bertunangan dengan wanita lain. Anjali menghembuskan napas kasar, dia merasa Agam sedang memainkan dirinya."Anjali ya?"Suara halus dari seseorang membuat Anjali mendongakkan kepala. Di sampingnya berdiri wanita cantik sembari tersenyum lebar."Ya, Bu Ryanti.""Ah kamu masih mengingat saya rupanya." Ryanti tertawa renyah.Anjali balas tersenyum ramah sembari mengangguk."Yaudah saya mau ke ruangan Pak Agam dulu ya,""Baik, Bu."Lagipula bagaimana mungkin Anjali melupakan orang yang sudah menghancurkan rumah tangga nya. Anjali akui pernikahan mereka karena kecelakaan.Harusnya dia juga tidak berharap lebih dengan pernikahan itu. Cinta Agam tidak akan pernah dia miliki. Bagaimanapun Anjali tidak harus menyalahkan siapapun.Anjali mengurut dadanya yang sudah menguar hebat."Sayang, kamu mau dibikinin hot chocolate atau kopi?"Anjali menolehkan kepalanya ke sumber suara. Dirinya hendak mengambil kopi instan, diurungkan. Seharian dia berkutat di depan komputer membuat matanya lelah berujung rasa kantuk menyerangnya. Mungkin diberi sedikit kafein matanya bisa melek lagi.Matanya menyipit begitu kedua orang yang baru masuk ke dalam pantry adalah Agam dan Ryanti."Eh ada kamu Anjali,"kata Ryanti begitu menyadari kehadiran Anjali."Iya Bu,"Seperti biasa, Anjali hanya mampu membalas dengan senyuman dan anggukkan kepala secara hormat. Anjali bukan tipe orang yang suka basa-basi atau semacamnya."Oh iya Gam, kamu mau aku bikinin chocolate atau kopi?"Anjali tersenyum kecil begitu Ryanti mengubah panggilannya kepada Agam. Padahal dirinya sudah tahu hubungan mereka, dirinyapun tidak akan ngerasa terganggu kok. Anjali segera mempercepat urusannya supaya cepat keluar dari kecanggungan itu."Seperti biasa saja.""Kopi?"Anjali menaikkan alisnya sejak kapan Agam minum kopi. Selama bersamanya Anjali tahu Agam tidak minum kopi. Anjali kerap membuat hot chocolate sebagai gantinya.Tanpa sengaja mata Anjali dan Agam bertemu. Entah apa artian dari tatapan tajam namun teduh itu. Anjali seolah terhipnotis sehingga dengan bodohnya dia enggan mengalihkan pandangan.Di kehidupan rumah tangganya mungkin tidak ada kisah romansa untuk dikenang. Tidak ada rasa juga yang dapat memudahkan proses perceraian. Namun kali ini begitu Anjali melihat Agam tersenyum kecil padanya mampu membuat jantungnya berdetak kencang. Untuk pertama kalinya Anjali merasa gugup sekaligus gelisah melihat Agam.Katakan dengan kencang kalau Anjali tidak boleh melanjutkan perasaannya. Dirinya dan Agam sudah lepas hubungan. Mereka bukan siapa-siapa lagi. Anjali menggelengkan kepalanya."Gam?"Panggilan Ryanti mampu menyadarkan Anjali secara total. Dirinya segera menyelesaikan urusan dengan kopinya. Tanpa menoleh lagi ke Agam, Anjali segera undur diri.Tanpa Anjali ketahui, pergerakannya tidak lepas dari mata Agam.Melihat reaksi dari Anjali, Agam tersenyum kecut. Mungkin cinta datang terlambat memang benar ada. Tidak berguna dan memuakkan. Namun dirinya tidak bisa mempermainkan kedua perasaan perempuan.Melihat Ryanti yang kembali membuat hati Agam senang bukan kepalang. Apalagi saat perempuan itu meminta maaf pada Agam dan mengatakan ingin kembali. Tanpa berpikir panjang Agam langsung mentalak Anjali saat itu juga.Mungkin Agam dipenuhi rasa obsesi yang belum tuntas sehingga dia bersikap gegabah. Seharusnya Agam berpikir dahulu sebelum membuat keputusan. Agam benar-benar ceroboh dan bodoh."Agam dari tadi kamu ngelamunin apa aku panggil gak nyaut mulu,"Tepukan Ryanti mengembalikan raga Agam. Pria itu segara meminta maaf dan mengajak tunagannya kembali ke ruangan kerja."Oh iya, semalam Anya ada urusan ya sampe kita gak jadi ketemu," celetuk Ryanti."Iya,""Kenapa?"Lama Agam tidak menyaut, "Saudara dari mamanya ada yang meninggal."Agam menghembuskan napas pelan. Lebih baik dia tidak mengatakan sebenarnya pada Ryanti."Kamu kesana juga?" Tatapan ke ingin tahuan dari Ryanti membuat Agam tidak berkutik. Dengan segera Agam menyabit berkas di atas meja guna menghindari pandangan intimidasi dari Ryanti."Nggak,"Tubuh Ryanti yang semula menegang kembali normal setelah mendengar jawaban Agam."Kenapa memangnya?" Tanya Agam kemudian."Tidak apa, Gam. Aku cuman agak kurang nyaman kalau kamu masih berhubungan dengan mantan istri kamu. Aku takut kamu kembali padanya, Gam.."Pengakuan jujur dari Ryanti mampu mengetuk hati Agam.Dia sadar Ryanti lah yang dia inginkan dari dulu. Seharusnya Agam tidak mengecewakan perempuan cantik itu. Lihat saja, melihat wajah murung perempuannya membuat Agam tidak tega. Dengan segera Agam membawa tubuh Ryanti ke dalam pelukannya."Tenanglah Ryanti, hanya kamu yang aku cintai dari dulu sampai kapanpun. Jangan berpikiran aneh-aneh."Waktu itu, Agam tidak hanya menenangkan hati Ryanti namun hatinya juga.Kalau boleh jujur Agam tidak yakin dengan perasaanya saat ini. Entah Ryanti atau Anjaliyang dia inginkan. Setelah bercerai dengan Anjali, Agam sadar dia sangat merasa kehilangan perhatian mantan istrinya. Hot chocolate yang selalu Anjali siapkan ketika pagi hari. Bekal buatan Anjali yang jarang dia makan. Terlebih Agam kerap membagikannya pada Ben. Dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya.ENAM : SEBUAH KECELAKAANSaat itu pukul 09.00 malam kala Anjali tiba di rumah. Dan setiap dia pulang, biasanya Anya sudah tertidur pulas. Dirinya hanya bisa mengecek ke dalam kamar Anya untuk memastikan keadaan putrinya.Akhir-akhir ini dirinya kerap kerja lembur. Anjali takut kalau Anya akan merasa kesepian dan merasa terbuang. Namun tidak ada pilihan lain untuk Anjali. Dia harus tetap bekerja untuk menunjang hidup. Hal itulah yang membuat Anjali mempekerjakan Irma untuk mengasuh Anya di saat dirinya pergi bekerja. Setidaknya ada yang menjemput Anya saat pulang serta menjaganya selama dirinya sedang bekerja.Namun kali ini berbeda, begitu dia membuka pintu kamar Anya dikejutkan dengan kehadiran sosok pria yang tertidur di samping Anya. Jantung Anjali berdetak begitu cepat, pikiran buruk sudah berseliweran memenuhi isi kepalanya. Kemungkinan terburuk adalah pria itu pembunuh berantai yang menargetkan keluarga kecilnya.Dengan berhati-hati Anjali menghampiri ranjang yang ditempati kedu
Halo! Terimakasih sudah ngikutin sampe sini. Happy reading!♥️TUJUH : Dugaan Pak Supir Sesuai rencana awal, Anya akan ikut ke luar kota bersama Agam dan Anjali. Hal itu membuat Anya senang bukan kepalang karena ini kali pertama mereka pergi bersama. Dipikiran gadis kecil itu kalau mereka akan liburan, bersenang-senang seperti sebuah keluarga kecil bahagia. Anya adalah gadis kecil yang periang tidak peduli seberapa banyak cerita temannnya tentang liburan keluarga. Anya hanya mampu berkata, "Benalkah itu selu? Wah nanti aku juga akan ajak papa main ke lual negeli, ya Epan!"Faktanya, Agam selalu saja punya alasan untuk menolak ajakan putrinya. Hingga sekarang dengan gamblang, Agam mengajak Anya liburan tanpa dipinta. Anya begitu senang dan hal itu wajib dia ceritakan pada Epan, teman sekolahnya."Mama, Anya senang bangettt deh bisa liburan kaya kelualga bahagia."Anjali tersenyum mendengar pengakuan putrinya. Namun ada juga perasaan tidak enak dengan Agam. Bagaimana pun Anya tahu seb
Terimakasih yang udh baca cerita ini dan biggg thanks untuk yg udh kasih vote 💓DELAPAN : LIBURAN DI BALI"Lagipula kami sempat menjadi suami istri sebelum bercerai."Mungkin maksud Agam baik murni untuk menjelaskan persepsi Pak Supir. Bukan untuk mempermalukan Anjali. Bagaimanapun tidak ada kesalahan dalam ucapan Agam. Namun, perkataan Agam telah mengusik hati Anjali."Tapi, saya hampir menyesali status kami saat ini," Agam kembali menoleh pada Anjali sehingga pandangan mereka kembali bertemu. Bedanya, selang beberapa detik Agam kembali mengalihkan matanya.Tidak ada yang berani mengeluarkan suara setelahnya. Baik Anjali maupun Pak Supir sama terdiam. Bedanya Pak Supir sempat melempar senyum penuh arti kepada Anjali dan Agam secara bergantian.Sementara tanpa sepengetahuan Anjali, Agam mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan rasa malu setelah mengutarakan isi hatinya. Ketika sampai di hotel pun Agam tidak banyak bicara selain menyuruh Anjali untuk beristirahat di kamar yang sudah d
SEMBILAN : PIKIRAN DEWASA ANYA.Terimakasih yang udh baca cerita ini dan biggg thanks untuk yg udh kasih vote 💓Happy reading!Harusnya hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali. Namun Anya meminta untuk tinggal satu hari lagi. Katanya mau ke pantai dan beberapa tempat yang belum pernah dia kunjungi. Dan tanpa berpikir panjang Agam langsung menyetujui permintaan putrinya itu."Reksa, tolong bantu kami untuk menjaga Anya, ya." Pesan Anjali kepada Reksa. Sudah Anjali larang keras untuk tidak menyewa Reksa lagi, tetapi Agam bersih keras dan keras kepala. Katanya biar Anya lebih terjaga."Sudah kewajiban saya untuk menjaga Anya, Bu."Anjali tersenyum mendengarnya. Lalu mereka masuk ke dalam mobil yang sudah Agam sewa sebelumnya. Begitu Anjali akan membukakan pintu belakang mobil, Agam berteriak. "Di sini saya bukan supir!""Yasudah kamu duduk di depan Sa biar saya dan Anya di belakang." Anjali mengambil alih Anya dari tangan Reksa. Sementara pria itu mengangguk patuh. "Gapapa bu, Anya
SEPULUH : TIDAK UNTUK KEMBALIHOWAAA!! TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA CERITA INITERIMAKASIH JUGA YG UDH MAU NGOREKSI DISCLAIMER : UNTUK PENULISAN RIANTI DIGANTI YA MENJADI RYANTI JADI HURUF I-NYA DIMUSNAHKAN SAJA!TERIMAKASIH.***PUK!Bunyi segepok uang yang di taro ke atas meja memenuhi ruangan Agam. Anjali yang beberapa menit lalu di panggil oleh Agam, mengernyit bingung. Entah apa maksud Agam memberikan amplop coklat tebal itu."Ini apa, Pak?" Agam tersenyum tipis, "Uang."Anjali menaikkan alisnya membuat Agam melanjutkan perkataannya, "Uang nafkah untuk Anya."Terbilang sudah hampir 5 bulan mereka berpisah. Baru kali ini Agam menunaikan kewajibannya sebagai ayah. "Setelah lima bulan berlalu?" Anjali tertawa sumbang.Agam menaikkan satu alisnya melihat tingkah Anjali, di luar ekspetasinya. Dia kira Anjali akan sangat berterima kasih."Sudah saya lebihkan untuk menutupi bulan-bulan sebelumnya. Katakan kalau itu tidak cukup biar saya tambahkan nanti."Anjali menyipitkan matanya ku
SEBELAS : PERUBAHAN AGAM.HALO, ABSEN DULU KALIAN DARI KOTA MANA AJA NIH?MAAFKAN KALO BANYAK TYPO!SELAMAT MEMBACA!***Pengakuan Anjali tempo hari telah menampar hati Agam. Belakangan ini Agam termenung memikirkan sifat buruk dalam dirinya. Dirinya egois dan arogan.Setiap kali Agam hendak meminta maaf pada Anjali lidah terasa keluh. Tiap kali Agam akan mengucapkan kata maaf, bibir nya terasa kaku dan sulit digerakkan."Agam, apa ada sesuatu mengganggu pikiran kamu?" Ryanti meraih tangan Agam. Dilihat nya calon tunangannya itu masih belum sadar."Agam?"Kali ini Ryanti memberikan sebuah kecupan di bibir Agam. Ryanti tersenyum lebar melihat reaksi terkejut Agam. Perlahan senyuman di bibir Ryanti lenyap begitu mendapat pandangan tidak suka dari Agam. Bola mata Agam menyorot tajam seolah memberi peringatan."Kenapa? Marah?" Melihat reaksi Agam tidak biasanya membuat Ryanti takut. Takut kehilangan Agam. Apalagi sikap Agam akhir-akhir ini berubah. Tidak menutup kemungkinan Agam sudah s
DUABELAS : REKSA ASTATINE ALATHAS.KALO BOLEH TAU KALIAN BISA NEMU CERITA INI GIMANA?Warning : Typo berserakan.***Hari ini Irma jatuh sakit jadilah Anjali yang harus mengantar jemput anaknya. Selepas mengantar Anya, taksi yang ditumpangi Anjali melesat menuju kantor. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba mesin mobil mati membuat Anjali kelimpungan. Anjali sungguh tidak punya banyak waktu."Maaf ya bu, padahal kemarin sudah saya servis. Tapi masih aja mati ini mobil. Saya benar-benar minta maaf tolong jangan kasih bintang 3 ya, Bu."Bibir Anjali tertarik sebelah dengan dahi mengerut. Keadaan sedang spaneng gini pak supir masih sempatnya mikirin bintang. "Iya, Pak. Tapi tolong saya dulu untuk carikan mobil ataupun ojek. Saya sudah tidak ada waktu lagi ini," "Baik, Bu."Anjali menarik napas dalam-dalam menenangkan pikirannya. Sambil menunggu pak supir, Anjali segera memesan taksi online. Namun tidak ada satupun yang nyangkut. Bisa-bisanya kedua aplikasi kebanggaannya tidak berguna
TIGA BELAS : SINDIRAN UNTUK AGAM.TERIMAKASIH SUDAH NGIKUTIN SAMPE SINI!!DAN TERIMAKASIH UNTUK YANG MAU RIBET NGASIH TAU KLO ADA TYPO.SELAMAT MEMBACA!***Alarm berbunyi. Membuyarkan mimpi buruk Anjali. Memimpikan Agam adalah hal terburuk. Apalagi kalau sampai berani mengancamnya akan mengambil Anya. Apapun yang terjadi Anjali akan mempertahankan Anya untuk tetap di sampingnya. Anjali tidak akan membiarkan seorangpun mengambil Anya, sekalipun itu Agam, ayah kandungnya.Anjali menatap kosong tembok di kamarnya, memikirkan jadwal terulangnya setiap hari. Memastikan Anya pergi sekolah lalu bekerja dengan baik di perusahaan mantan suaminya.Tuhan, kenapa aku harus takut untuk memulai hari? Bukan kah kau sudah menentukan kebahagiaan untuk setiap hambamu? Anjali menahan napasnya sejenak. Memantapkan niatnya untuk bergerak membersihkan diri dan membantu Irma menyiapkan sarapan."Bu, di depan ada dua orang tamu." Irma segera menghampiri Anjali begitu turun dari tangga.Dahi Anjali membentu
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHaii wargaaaGimana kabar kalian sekarang?Semoga bae bae terus ya biar bsa baca cerita aku yang lainnya, wkwkwk.Sorry banget semalem chapter ini ke up gaess 😭 Terimakasih klian sudah nunggu sampe akhir. ❤️HOWAAA GAK KERASA BESOK SUDAH BERGANTI TAHUN LAGIISELAMAT TAUN BARU GAEESSSSEMOGA TAHUN SELANJUTNYA AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA.SEMOGA SEMUA HARAPAN DAN CITA-CITA KALIAN SATU PER SATU TERKABUL YA!!BAHAGIA SELALU UNTUK KALIAN ❤️Chapter 35 aku up di jam-jam terakhir 2023. Gimana perasaan kalian nemenin aku sampe chapter 35? TIGAPULUH LIMA : ENDOkey enjoy reading!!***"Itulah masa laluku, Mas,"Perempuan yang tengah mengusap perut besarnya tersenyum sembari menerawang kenangan masa lalu yang enggan hilang itu. Sudah 10 tahun berlalu baru kali ini dia menceritakan kisah pilu itu kepada orang lain."Jadi itu sebabnya kamu mau ngasih nama anak kita Agamza Viran Alathas, hm?" Perempuan itu mengangguk semangat. Kemudian menoleh sembari melempar
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANG Aku mau mengucapkan maaf sebesar-besarnya kalau ada ketikan aku yang kurang sreug dan menyinggung perasaan kalian. Aku tidak bermaksud begitu. Iya aku penulis kecil yang tidak tau etika. Mohon maaf sama kalian. Kalau ada kesalahan jangan sungkan untuk tegur aku. Tetapi teguran yang beretika juga. Oh iya, sebentar lagi ini end, mau ada cerita baru lagi gak buat ngegantiin MR? Sebenarnya udah ada di draft tinggal publish nih. Gimana, spill sinopsisnya? Jamin gak kalah seru dari MR 🌝😘Okey lah enjoy reading wargaa 😘 jangan lupa vote dulu ya.TIGAPULUH EMPAT : KECELAKAAN MAUT.***"Ben, tolong bantu saya untuk mencari Anya. Kamu cukup kasih tau saya ke keberadaan putri saya sisanya biar saya yang urus,""Baik, Pak," Agam mengakhiri panggilannya. Kini dia tengah berkemas untuk pulang ke rumah di bantu Anjali dan mamanya. Agam sudah boleh pulang sekarang, walaupun tidak memungkinkan untuk berkeliaran dan melakukan hal berat. Itu sebabnya dia meminta bantuan
TIGAPULUH TIGA : SEBATAS TANGGUNGJAWAB.***"Ma, Bang Agam koma," Di sebrang telepon terdengar suara teriakan tertahan dari mama Agam. Anjali yakin pasti mama mertuanya itu shock berat mengetahui keadaan putranya. Semalam Anjali tidak langsung mengabari mama Agam. Anjali lebih memilih menjaga Agam semalaman ketimbang harus merepotkan mama Agam. Di benaknya, Anjali menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan Agam sekarang.Kalau saja Agam tidak mencarinya pasti keadaan pria itu stabil tidak akan collapse seperti sekarang. Anjali menghembuskan napas pelan. Dokter bilang jahitan di kepala Agam yang belum mengering itu terbuka. Sepertinya kepalanya juga mengalami benturan yang mengakibatkan cedera berat pada kepala.Anjali tidak tahu kalau keadaan Agam bisa seburuk ini. Anjali juga tidak tahu, apa Agam sempat terjatuh sehingga kepalanya terbentur? Atau ada seseorang yang sengaja ingin melukai Agam saat mencarinya?Anjali mengusap wajahnya kasar. Ketika dia menoleh matanya menangkap dari kej
TIGAPULUH DUA : HARAPAN AGAM***"Reksa ... apa yang kamu lalukan?" Genangan darah yang semakin meluas tidak mampu menggerakkan kaki Anjali untuk mendekat dan menutup sumber darah tersebut. Kedua kaki perempuan itu seolah dilem rapat dengan lantai. Seharusnya Anjali segera bergerak sebelum tubuh Agam mati karena kekeringan. Entah karena pengaruh alkohol atau memang Reksa sudah tidak waras. Pria itu malah tertawa terbahak lalu lesehan di lantai. Matanya menatap Anjali, "Aku gak berniat membunuhnya aku tidak sengaja." Anjali menggelengkan kepalanya. Kalau dia tidak bergerak Agam sungguhan akan meninggal. Sekarang Reksa sudah tidak bisa diandalkan. Anjali mengumpulkan keberaniannya dan mengenyahkan semua pikiran buruk. Perlahan kakinya bergerak sedikit demi sedikit ke arah tubuh Agam yang sudah tidak sadarkan diri. "Bang Agam..." Anjali berhasil duduk di depan wajah Agam. Tangannya bergetar hebat mengangkat kepala Agam ke pangkuannya. Ketakutan Anjali memuncak ketika darah mengucur
TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAI GAIS SELAMAT MALAMSEPERTINYA KITA BUTUH VISUAL AGAM SAMA REKSA YA? ADA YANG MAU NYUMBANG AKTOR GANTENG BUAT MEREKA? SEBELUM KE INTI AKU MAU TAU DONG KESAN DAN PESAN KALIAN TENTANG CERITA INI. BOLEH YA ❤️KOLOMNYA ADA DISINI ✍️OKEDEH CHECK IT OUT!!***Masih sangat pagi ketika Agam membuka matanya. Pria itu menahan rasa pegal di kakinya yang menekuk sejak malam. Wajah teduh Anjali ketika tertidur menjadi fokus Agam saat ini. Wajah perempuan yang entah sejak kapan menempati pikirannya. Agam paham, dia bodoh untuk menyadari rasa cinta untuk perempuan yang ada di dekapannya. Sewaktu kehadiran Ryanti hatinya menjadi gamang. Dia tidak mampu berpikir jernih untuk memutuskan masa depannya dengan bijak. Berkali-kali dia menyakiti Anjali dengan sikapnya. Bahkan Agam tidak pernah menganggap Anjali ada. Setiap kali Anjali berbuat baik dan menaruh perhatian padanya, Agam akan merasa jijik dan tak segan mengeluarkan kata tajam dan
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGMOHON MAAF TELATT UPDATE-NYASUMPAH AKU KESEL BANGET UDAH NULIS BANYAK TAPI GAK KE SAVE! NAH DARI SITU MOOD NULISKU TURUNNN BANGAATT SAMPE-SAMPE BUKA WP TUH PEN NANGIS POKOKNYAATAPI...GAK NYANGKA SYEKALI UDA PART 30 TERIMAKASIH READERS YANG SETIA SAMPE SINI!!!! YANG SABAR NUNGGU INI UPDATE YG BAHKAN RELA BACA ULANG KARENA LUPA ALURNYA. TERIMAKASIH YA❤️OH IYA KALIAN ADA BAYANGAN GAK SIH BUAT AGAM DI DUNIA NYATA SIAPA?ATAU KITA CARI AJA CAST BUAT TOKOH MR YAAHH??*BOLEH JUGA*GAK USAH KAMI SUDAH PUNYA BAYANGAN SENDIRI*TERSERAH AUTHOR AJA LA_-YODAH CUSSS!!!ENJOY READING!***"Kamu?" Terlalu fokus pada Anya sampai Anjali tidak menyadari kehadiran perempuan yang sudah merusak kebahagiaannya. April dengan wajah tanpa tau malunya hanya tersenyum sembari melambaikan tangannya, seolah tengah mengejek Anjali."Hai," sapaan yang terdengar menjengkelkan di telinga Anjali."Oh iya, tadi tante April yang ngajak Anya makan es krim, Ma," sahut Anya yang berada di dek
DUAPULUH SEMBILAN : PERINGATAN PERTAMA.ENJOY READING!***Tepat jam 10.00 Anjali berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan yang di balut blazer putih tulang itu meregangkan dan meluruskan punggungnya. Kepalanya mendongak menatap langit-langit. Cukup pegal juga menghabiskan waku dua jam menyiapkan materi untuk presentasi Agam besok pagi."Ayo."Anjali terperanjat. Dia menormalkan duduknya. Entah sejak kapan Agam sudah berdiri di daun pintu. Anjali juga tidak sadar ketika pintu terbuka oleh Agam."Kemana?" Agam terlihat mengembuskan napas pelan dan matanya menyipit ke arah Anjali, "Menjemput Anya," Anjali membulatkan matanya, dia sudah melupakan janji Agam kemarin tentang penjemputan Anya. Dia juga masih belum menyiapkan alibi agar tidak ikut menjemput Anya. "Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa karena masih banyak pekerjaan." Agam menyilangkan tangannya, "Lalu kenapa tadi kamu malah melamun sampai tidak sadar kehadiran saya di sini?" Sebelum Anjali kembali mengelak, Agam seg
ENJOY READING!***"Kamu tidak bisa limpahin semua kesalahan kamu ke orang lain, Reksa. Jadi berhenti nyari kesalahan-kesalahan aku hanya untuk menutupi semua keburukan kamu!" Kalimat terakhir yang Anjali ucapakan mampu membuat Reksa diam membisu. Pria itu mematung, memperhatikan Anjali yang berjalan menjauh. Setelah melihat kilatan benci dari mata Anjali, Reksa tidak berani menahan perempuan itu lagi."ARRRGHHH!!"Reksa memukul pohon tabebuya di sampingnya. Tidak peduli dengan tangannya yang mengeluarkan darah, pria itu berjalan mendekati mobilnya yang terparkir di sisi jalan.Usahanya kali ini untuk membujuk Anjali gagal. Sudah dua bulan Anjali tidak mau berbicara padanya. Reksa juga sudah berusaha menghubungi Anjali namun setiap dia menelfon selalu di tolak. Pesan pun tidak dibalas. Reksa hampir gila sekarang. Perempuan itu seolah membangun benteng kokoh di antara mereka. Mobil Reksa melaju menuju rumah Ryanti. Sepertinya dia akan membutuhkan campur tangan kakaknya untuk membantu