Share

Surat Papa

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-01 17:46:44

Berbeda dengan Naya, Reza justru tidak bisa fokus sama sekali dengan kerjaannya di kantor. Bawaannya terus melamun memikirkan bagaimana cara supaya bisa kembali bertemu dengan Naya.

'Apa aku ke kosan Naya aja ya?' gumamnya dalam hati, ada rasa rindu yang membuncah di hatinya. Tok! Tok! Tok!

Ceklek Tiba-tiba pintu terbuka membuat Reza langsung menoleh ke arah pintu. "Mama," gumamnya, Neni yang melihat Reza langsung tersenyum lalu mendekati anaknya tersebut.

"Lagi kerja ya, Nak?" tanya Neni. "Iya Ma," jawab Reza singkat. "Ini Mama bawain makan siang buat kamu, pulang ke rumah ya, Mama kangen kalo gak ada kamu," bujuk Neni membuat Reza langsung memijit pelipisnya.

"Untuk pulang gak dulu deh Ma, aku butuh ketenangan," jawab Reza membuat Neni langsung menahan kesal. "Tapi adik kamu butuh biaya sekolah," lanjut Neni.

"Bukannya aku udah transfer uang ke rekening Mama ya seminggu yang lalu?" tanya Reza bingung. "Em … iya, kamu udah transfer tapi Sarah katanya ada praktikum segala macam, Mama juga pusing dengernya minta uang katanya," jawab Neni berbohong, padahal ia memberikan Nova uang biaya perawatan.

"Ya sudah nanti aku kirim," lanjut Reza, ia malas berdebat dengan Neni. Sedangkan Neni langsung tersenyum. "Makasih ya, ya sudah kalo gitu Mama langsung balik aja ya ke rumah, takut kamu keganggu," pamit Neni yang dibalas anggukan oleh Reza.

Setelah Neni keluar Reza lagi-lagi teringat dengan Naya, ia bahkan tidak pernah memberi gadis itu uang sebagaimana ia memberi Neni dan adiknya uang. 'Naya tidak pernah ngeluh tentang uang, padahal nyatanya ia gak punya uang, ya tuhan,' Reza melipat kedua tangannya di meja lalu menelungkup wajahnya.

Alex yang baru saja sampai di depan kantor Reza langsung masuk. Sambil berjalan ia melihat-lihat kinerja karyawan Reza.

Sampai di depan ruangan Reza, Neni langsung mengotak-atik ponselnya sambil berjalan, tanpa ia sadari ia sedang berpapasan dengan Alex yang hendak menuju ruangan Reza.

'Itukan Mamanya Reza, ngapain dia kesini? Apa bujuk Reza pulang? Atau yang lain?' batin Alex bertanya-tanya, ia langsung buru-buru masuk ke ruangan Reza membuat Reza langsung kaget.

"Bisa ketok pintu dulu gak sih," ucap Reza saat melihat yang masuk adalah Alex. "Gak usah basa-basi, Mama kamu ngapain kesini?" tanya Alex to the point membuat Reza langsung menautkan alisnya.

"Kamu ketemu Mama?" tanya Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Biasa, minta duit padahal seminggu yang lalu baru saya kirim," jawab Reza membuat Alex mangut-mangut.

"Nova juga datang ke kantorku," ucap Alex singkat tapi mampu membuat Reza kaget. "Ngapain?" "Lamar kerja," jawab Alex. "Trus kamu terima?" tanya Reza. "Kalo jadi karyawan sih gak, jadi OB baru keterima,"

"What?!" Reza kaget mendengar jawaban Alex barusan. "Apanya yang what? Emang salah?" ujar Alex. "Ya gak salah sih, cuma 'kan jauh banget turunnya haha," Reza tidak bisa menahan tawanya membayangkan Nova yang setiap harinya berbalut dengan pakaian seksi, tiba-tiba jadi OB.

"Ya wajar, karena gini saya tuh mau lihat dua tuh ada maunya atau gak, kalo semisalnya dia gak ada maunya atau niat terselubung pasti dia gak akan mau jadi OB secara dia punya skill bagus, tapi kalo ia menerima jadi OB fix dia ada niat sesuatu masuk ke kantor saya," terang Alex membuat Reza langsung mangut-mangut.

"Bener sih, tapi dia berani juga ya lamar di kantor kamu padahal dia udah buat masalah di pabrik," ujar Reza.

"Nah itu dia, dia juga sempat ngedipin mata mata ke saya waktu di pabrik, makanya dari situ saya udah curiga sama wanita," lanjut Alex membuat Reza mengangguk.

"Sama Mama kamu juga sih saya paling curiga," ucap Alex membuat Reza mengernyitkan dahinya. "Maksud kamu?"

"Makin kesini kedok Mama kamu makin keliatan Za, kamu jangan tertipu sama sikap baik dia, buka mata kamu lebar-lebar siapa yang suka habisin duit kamu Naya kah? Atau Mama kamu?" terang Alex membuat Reza seketika diam sejanak.

"Naya gak salah jadi istri yang salah Mama kamu terlalu jahat sebagai mertua dan hanya mementingkan kepentingannya sendiri, buktinya dia tega misahin kamu sama Naya padahal tanpa Naya kamu gak ada ubahnya seperti orang gila," lanjut Alex membuat Reza semakin diam.

"Pengen ketemu Naya sih," ucap Reza membuat Alex terkekeh. "Gak usah aneh-aneh dulu, baru sehari Naya tenang, nanti kamu ketemu dia trus Mama kamu ngikutin Naya lagi yang jadi korban," sanggah Alex membuat Reza mengangguk.

"Tapi jujur saya rindu Lex," lanjut Reza membuat Alex mengangguk. "Iya saya tahu, saya paham 'kan saya udah bilang besok saya akan ke pabrik demi kamu," ujar Alex.

"O iya masalah warisan keluarga kamu itu gimana? Apa yang megang Mama kamu?" tanya Alex membuat Reza langsung menoleh.

"O iya ya, kok saya gak pernah mikir kesitu ya, sebenernya semua warisan itu atas nama saya, adapun yang atas nama Mama paling cuma rumah itupun awalnya nama saya semua, itu di ganti saat Papa sakit dulu," ucap Reza, ia baru sadar akan hal tersebut. Alex langsung tersenyum mangut-mangut.

"Bagus, kamu memberi umpan pada macan Za, udah tau begitu harusnya kamu simpan semua akta dan semua yang berhubungan dengan warisan, takutnya Mama kamu ganti semua dengan nama dia bahaya itu, jangan sampai perusahaan ini di ganti juga sama dia, bisa jadi gembel kamu," tegas Alex membuat Reza langsung panik.

"Saya kayaknya harus balik ke rumah dulu deh, saya mau ngambil semua akta dan berkas lainnya, walaupun sebenarnya saya rindu banget sama Naya,"

"Udah masalah Naya itu bisa nanti, ini masalah paling urgent, kalo gak segera kamu urus bahaya, soal Naya saya akan pantau sekarang kamu urus masalah warisan, kalo bisa cari surat wasiat Papa kamu, semoga ada," suruh Alex yang dibalas anggukan oleh Reza.

"Mau kemana?" tanya Alex bingung. "Balik," ujar Alex. "Sekarang?" "Iya, mau mastiin semuanya banyak yang saya gak tahu tentang Papa saya," ujar Reza sambil memakai jasnya.

"Bagus, cari sampai ketemu jangan terlalu lama tertipu dengan permainan kotor ini," lanjut Alex lalu ia ikut berdiri hendak keluar juga.

***

Selama perjalanan pulang, Reza benar-benar tidak tenang bagaimana bisa ia melupakan tentang warisan Papanya.

'Kalo sampe Mama mengambil surat-surat itu, gak tau lagi harus gimana, keterlaluan,' ucap Reza dalam hati.

Hampir satu jam menempuhnya perjalanan karena macet, akhirnya ia sampai di halaman rumah. Namun anehnya ia melihat rumah sepi dan kosong.

Tanpa membuang waktu Reza langsung mengeluarkan kunci cadangannya, ia memang sengaja menduplikat kunci untuknya pribadi tanpa sepengetahuan Neni.

Reza masuk ke dalam rumah lalu ia kembali mengunci pintu dari dalam. 'Mama kemana ya? Bukannya tadi katanya pulang ke rumah, kok gak ada orang di sini?' batin Reza bertanya-tanya. Tanpa membuang waktu ia langsung masuk ke kamar Papanya.

"Kemaren aku dapat surat dimana ya?" gumam Reza sambil berfikir, detik kemudian ia teringat dengan kasur.

Tanpa membuang waktu Reza langsung mengangkat kasur tersebut dan benar saja di bawahnya ada surat, namun ada yang aneh surat tersebut pisah dengan amplopnya dan kertasnya sudah terbuka, tidak di lipat.

"Kok misah? Apa udah dibaca ya? Atau Papa memang sengaja?" gumam Reza, tanpa membuang waktu ia langsung membaca surat tersebut.

[Dear Reza

Reza anak kandung Papa satu-satunya, pewaris semua harta Papa–

"Anak kandung satu-satunya? Maksud Papa apa? Jangan-jangan Sarah bukan anak kandung Papa," gumam Reza semakin banyak tanda tanya di kepalanya.Ia kembali melanjutkan bacaannya.

Papa berharap kamu bisa menggunakan warisan Papa dengan sebaik-baiknya, semua warisan sudah atas nama kamu, Papa hanya percaya sama kamu, Nak.

Kalo ada masalah atau sekiranya nama di akta berbeda bukan nama kamu lagi, Papa pengen kamu pergi ke kampung halaman orang tua Papa, Kakek dan Nenek kamu atau bisa juga ke paman kamu, semoga mereka masih sehat wal afiat walaupun anaknya ini sudah tiada.

Mengadulah kepada keduanya jika warisan tidak jatuh kepadamu Nak, maka mereka akan mengatasinya. Papa paham kamu tidak akan mengerti apa-apa, cukup ikuti apa yang Papa katakan insyaallah semuanya aman.

Semua akta dan berkas Papa simpan di kotak di atas lemari baju Papa. Awal kamu buka isinya memang sampah, tapi di bawah itu semuanya berkas, ambil dan simpanlah karena itu pemberian Papa untuk kamu.

Jangan lupa untuk selalu menyayangi Naya, kalo dia masih bersama kamu ya. Love, Papa]

Entah kenapa Reza selalu saja merasa sesak saat membaca surat-surat dari Papanya, tiba-tiba menangis bahkan menyesal itulah yang selalu ia alami saat menemukan satu per satu surat Papanya.

Reza melihat lemari di depannya, tanpa membuang waktu ia langsung menaiki meja untuk mengambil kotak di atas tersebut.

"Kayaknya ini deh kontak yang Papa maksud, lumayan besar," gumamnya lalu menurunkan kotak tersebut yang tidak terlalu besar.

Reza membawa kotak tersebut ke ranjang lalu ia mulai membukanya, begitu terbuka benar saja isinya sampah buku dan plastik. Reza mengeluarkan semua sampah dan hasilnya ... Deg!

Bab terkait

  • Penyesalan Mertua Jahat    Licik

    Deg! Reza mematung sejenak melihat kotak kosong itu. Reza kembali memasukkan semua sampah ke dalam kotak lalu ia menaruh kembali kotak itu di atas lemari seperti sedia kala. 'Kemana semua akta sama berkas-berkas peninggalan Papa? Apa mungkin di kamar Mama ya?" gumam Reza bertanya-tanya, tanpa membuang waktu ia langsung keluar dari kamar Papanya berniat masuk ke dalam kamar Mamanya. Baru beberapa langkah ia dari kamar, tiba-tiba Reza mendengar suara orang ngobrol dari arah teras. "Oh no, mereka pulang," gumamnya pelan, detik kemudian Reza teringat kunci masih menempel di pintu. Dengan cepat Reza berlari ke pintu untuk mengambil kuncinya lalu Reza mencari tempat sembunyi. "Huh … akhirnya pulang juga Ma, panas banget," keluh Sarah meletakkan semua belanjaan di meja lalu menghempaskan tubuhnya di sofa. "Panas … panas kamu yang lama milih-milih barang di mall, liat nih struknya sampe panjang gini," bantah Neni, Reza yang bersembunyi di kamarnya langsung menghembuskan nafas kasar mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Penyesalan Mertua Jahat    pindah

    Sore hari, Silvi pulang ke kosannya,saat berjalan menuju kosannya tiba-tiba ia di panggil oleh Ibu-ibu yang sedang nongkrong di warung. "Eh neng Silvi, mau nanya dong? Itu suaminya si Naya kemana sih? Kok dia numpang mulu sama Neng Silvi?" tanya Ibu-ibu tersebut membuat Silvi langsung memutar mata malas. "Pentingnya apa sih Bu, ngurusin hidupnya orang? Lagian Naya gak bikin kalian bangkrut kan kalo dia gak berkabar," tanya Silvi dengan nada tidak suka. *Bukan ngurusin Neng, cari tahu aja soalnya itu si Naya di kosan kamu mul.u, kan takut bikin aib," timpal Ibu-ibu yang di sebekah Bu Ida. "Haduh … ya udah deh Bu, saya mau ke kosan dulu buka puasa, lagi puasa soalnya gak boleh gibah tar gak ada yang sah," bohong Silvi lalu ia kembali berjalan menuju kosannya. "Sombong amat, puasa gitu aja di bilang-bilang," ujar para Ibu-ibu yang tidak di hiraukan oleh Silvi. Tok! Tok! Tok! "Nay," panggil Silvi membuat Naya yang sedang menyetrika langsung beranjak dari duduknya untuk membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngekos

    "Udah ikhlasin, ayo masuk," ajak Silvi yang dibalas anggukan oleh Naya lalu mereka berangkat menuju kontrakan yang tidak begitu jauh dari tempat mereka sekarang.Sekitar 5 menit, akhirnya mereka sampai di kontrakan yang sudah mereka booking tadi malam. "Wah … ini kontrakannya, Vi?" tanya Naya yang dibalas anggukan oleh Silvi. "Bagus," puji Naya membuat Silvi terkekeh. "Bayarannya juga lumayan sih hehe," jawab Silvi cengengesan membuat Naya terkekeh. "Ya udah yuk susun barang, aku mau kerja hari ini hari pertama," ucap Naya lalu ia mulai menurunkan barang-barangnya. "Gak usah kerja dulu sih, aku juga gak kerja nih," ajak Silvi membuat Naya langsung melotot. "Gila kali kamu ya, baru kemaren diterima udah ngelunjak, gak … gak, aku tetap kerja," tegas Naya lalu ia mulai memasukkan barang-barang mereka ke dalam kontrakan sedangkan Silvi masih ngobrol dengan Mika di depan. Hari menunjukkan pukul 7.30 Naya dan Silvi sudah selesai beres-beres, Naya langsung mengganti pakaiannya lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Penyesalan Mertua Jahat    Ketahuan Pindah

    Alex menyusuri jalan hingga ia sampai di kontrakan yang di katakan Wawan. "Ini kali ya?" gumam Alex di dalam mobil lalu ia turun dari mobil. Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum," ucap Alex, namun tidak ada sahutan sedikitpun, beberapa kali Alex memanggil hasilnya tetap nihil. "Nyari siapa?" tanya seseorang membuat Alex langsung berbalik. "Oh Bu, mau nanya dong orangnya dimana ya?" tanya Alex. "Udah gak ngontrak lagi, subuh tadi udah keluar soalnya tadi malam ngabarin saya katanya mau pindah," jawab Ibu tersebut yang ternyata pemilik kontrakan. 'Pindah? Demi apa nyari kemana lagi ini?' batin Alex, ia langsung mengangguk. "Terima kasih Bu," ucap Alex yang dibalas anggukan oleh Ibu tersebut lalu ia kembali masuk ke dalam mobil. "Udahlah, capek banget nyari-nyari gini, pulang aja," gumam Alex lalu ia mulai melajukan mobilnya. Belum jauh mobil melaju, Alex langsung memperjelas penglihatannya ke spion samping. "Itu Silvi bukan?" gumam Alex lalu ia langsung memundurkan kembali mobilnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Penyesalan Mertua Jahat    Hujan Rintik-rintik

    Hari menunjukkan pukul 1 siang, Naya duduk sebentar karena merasa capek berjam-jam melayani pembeli. "Mbak Naya," panggil Riri membuat Naya langsung menoleh kalau tersenyum. "Ayo kita makan duluan, nanti biar gantian sama yang lain," ajak Riri membuat Naya langsung mengangguk karena jujur perutnya sudah keroncongan, ia sudah ngiler melihat orang-orang yang lahap makan karena memang rumah makan Deni sederhana, tapi pengunjungnya tidak habis-habis karena masakannya yang enak. "Em … Deni gak kesini lagi?" tanya Naya di sela-sela makan mereka, Riri langsung menggeleng. "Biasanya nggak Mbak, palingan juga datang pas mau tutup sekalian setoran sama laporan pemasukan hari ini," jawab Riri membuat Naya mangut-mangut. "Sumpah sih ini enak banget," lanjut Naya membuat Riri langsung mengangguk. "Iya tau Mbak, apalagi nih sambelnya heh bikin ngiler, aku tuh dari awal kerja di sini gak pernah bosan karena emang enak banget," sambung Riri membuat Naya mangut-mangut. "Udah lama kerja?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Penyesalan Mertua Jahat    Di bujuk lagi

    "Kak Reza," ucap Naya pelan, tapi Reza sama sekali tidak bergeming ia tetap pada posisinya. Naya melihat hujan kembali turun. "Kak jangan disitu, sini," ajak Naya, tapi lagi-lagi Reza tidak bergerak dari tempatnya tatapan pasrah dan menyesal itu membuat Naya langsung tidak tega. Ia berlari mendekati Reza lalu ia manarik tangan Reza menuju teras kontrakannya. "Kakak ngapain kesini?" tanya Naya sambil melihat kasana-kemari takut di lihat warga. Reza membuka kancing kemejanya membahas Naya kaget. "K–kak mau ngapain?" tanya Naya panik, detik kemudian Reza mengeluarkan kertas yang dilapisi plastik. Kemudian ia memberikannya pada Naya, sedangkan Naya malah bingung melihat itu. Tanpa membuang waktu ia langsung membuka plastik tersebut, detik kemudian mata Naya membola melihat kartu keluarga yang berisikan nama Reza dan dirinya. "Kak-" "Aku mohon Naya, kasihani aku," pinta Reza membuat Naya tidak bisa membendung air matanya ia langsung buru-buru menunduk menyembunyikan air matanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Penyesalan Mertua Jahat    Candu

    "Ta–tante mau bunuh Re–reza?" tanya Nova tidak percaya. "Tante udah muak banget baik-baik sama dia, ternyata dia malah kayak gini Tante tau dia lakuin ini pasti karena Naya dan sekarang Tante mau benar-benar nunjukin gimana Tante sebenarnya," lanjut Neni membuat Nova langsung mengurungkan niatnya untuk curhat. Disisi lain, Alex benar-benar membawa Silvi ke rumah orang tuanya. Sekarang mobilnya sudah terparkir di halaman rumah. "Kak ini ngapain?" "Mampir dulu, ini rumah orang tua saya," jawab Alex membuat Silvi melotot. "Ini beneran rumah Kakak? 'Kan tadi aku bilang pu-" "Laper gak, ini saya laper banget kangen masakan Ibu saya. Lagian dari pagi saya udah nyari-nyari kamu dan Naya ke mulai dari pabrik, kontrakan lama kalian sama ya ini lagi," terang Alex memotong ucapan Silvi. "Siapa suruh nyari-nyari sampe segitunya!" bantah Silvi pelan tapi terdengar jelas oleh Alex. Alex langsung menoleh ke samping lalu mendekatkan tubuhnya ke Silvi membuat Silvi langsung kaget. "Bisa g

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Penyesalan Mertua Jahat    Berkorban

    'Mama,' ucap Reza dalam hati kemudian ia menatap wajah istrinya tersebut sudah merah dan bahkan ada cairan merah di sudut bibir gadis itu. Neni yang heran melihat Naya lalu berbalik, detik kemudian ia tertawa melihat Reza sudah sadar. "Oh, sudah sadar rupanya, bagaimana Pak Reza masih kuat menerima balas dendam dari saya," ucap Neni dengan angkuhnya membuat Naya langsung menggeleng kuat. "Jangan Ma," pinta Naya. Chats! "Akh …," tiba-tiba Naya mencambuk Reza membuat Naya semakin panik dan gemetaran. "Berani kami berbicara maka kamu akan lihat suami kamu ini disiksa habis-habisan!"ancam Neni membuat Naya langsung menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. "Buka talinya," ucap Neni kepada preman-preman suruhannya tersebut membuat Naya langsung ingin berlari ke dekat Reza, tapi Neni malah menatap tajam ke arahnya. "Kalian hajar dia!" suruh Neni membuat Naya langsung kaget. Bugh! Bugh! Bugh! "Gak! Jangan! Jangan sakiti Kak Reza!" teriak Naya tidak sanggup melihat suaminya ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13

Bab terbaru

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ending

    "Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Bunuh Diri

    Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante

  • Penyesalan Mertua Jahat    Ngidam

    Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y

  • Penyesalan Mertua Jahat    Tidak Bisa Kabur Lagi

    [Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova

    "Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran

  • Penyesalan Mertua Jahat    Nova Hamil

    Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse

  • Penyesalan Mertua Jahat    Sadar

    Setelah Dokter pulang Reza belum kunjung sadar membuat rasa takut dan panik masih menghantui Naya dan yang lainnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar suara mobil terparkir di halaman. "Siapa yang datang Rey?" tanya Naya, Rey langsung melihat ke arah jendela. "Bang Alex, Kak." jawab Rey membuat Naya mangut-mangut. "Assalamualaikum, waduh rame banget ini, ada apa?" ucap Alex yang sudah berdiri diambang pintu kamar membuat yang lain menoleh. "Walaikumsalam." "Eh … kenapa ini? Reza kenapa?" tanya Alex bingung. "Pingsan Kak." "Hah? Kok bisa?" tanya Alex lagi. "Gak tau tadi lagi berdua doang disini sama Zahra, tiba-tiba aku datang Kak Reza udah gak sadarkan diri di tambah Zahra duduk di dadanya." terang Naya membuat Alex kaget sekaligus lucu mendengarnya. "Zahra mana?" "Tuh." tunjuk Naya, Zahra yang sedang asik dengan bonekanya tidak menyadari Alex sudah di dekatnya. "Zahra …" "Ha …" sahut Zahra sambil mendongak membuat Alex gemas lalu mencubit pipi gembul itu.

  • Penyesalan Mertua Jahat    Terbentur

    Keesokan harinya Naya bangun terlebih dahulu, ia melihat Reza masih tidur pulas. Tanpa membuang waktu ia langsung mengerjakan tugasnya sebagaimana ia seorang istri. Pukul 5.30 Naya mendekati Reza pelan-pelan ia mulai membangunkan suaminya itu. "Kak ..." panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan tangan Reza membuat sang empu mulai terusik kemudian membuka matanya. "Hem." dehem Reza lalu ia bangkit dari ranjang menunaikan ibadah sholat subuh. Sedangkan Naya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu ia memilih keluar dari kamar. 15 menit kemudian Reza sudah selesai melakukan sholat, ia bangkit lalu melihat ke arah ranjang Zahra. Dan benar saja anak kecil itu sudah duduk disana membuat bibir Reza tersenyum lalu ia menggendong Zahra. "Anak kecil udah bangun?" ucap Reza membuat Naya mengusap-usap wajahnya. "Ayo kita cuci muka dulu biar gak ngantuk lagi." lanjut Reza lalu ia membawa Zahra ke kamar mandi mengusap air ke wajah Zahra. Hal itu membuat Zahra sedikit kaget kar

  • Penyesalan Mertua Jahat    Bertemu

    Tiba-tiba saja air mata Naya semakin deras memastikan yang didepannya itu adalah RezaBegitu Reza sangat dekat Naya bahu Naya kembali bergetar hebat seolah-olah memberitahu jika dirinya tidak sedang baik-baik saja."Hiks ... Kakak ..." pinta Naya selirih mungkin membuat laki-laki itu membuka kacamatanya lalu menatap Naya bingung."Kakak baik-baik aja kah?""Kamu siapa ya?"Jleb!Naya langsung luruh ke lantai ia tidak bisa lah menopang tubuhnya."Eh ... Kenapa kamu malah duduk? Apa kamu mengenal saya?" tanya Reza membuat Naya tidak bisa menjawab apa-apa lagi."Eh Bu ... Kenapa ini?" tiba-tiba security menghampiri Naya yang duduk di lantai."Mbak kenapa ayo saya bantu berdiri saya antarkan pulang ya Mbak." ucap satpam tersebut karena ia sudah benar-benar kasihan sama Naya.Naya hanya diam dibantu security tersebut untuk berdiri matanya terus menatap Reza tapi lidahnya sudah kaku dan kelu."Ayo Mbak jangan begini terus setiap hari kasian keluarga Mbak." nasehat security tersebut."Saya b

DMCA.com Protection Status