Share

Bab 21. Kalung

Penulis: Miarosa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-05 10:47:04

Suasana rumah sangat sepi. Pelangi tidak kunjung pulang dari luar kota. Cuma Diana dan Hadyan saja yang tinggal di rumah sekarang. Tiba-tiba Diana memikirkan sesuatu. Sekelebat pikiran yang membuat Diana ingin mencobanya. Siapa tahu salah satu anggota keluarganya ada yang menyimpan barang berharga yang bisa Diana jual?

Mampung Hadyan sedang sekolah juga. Diana lebih leluasa mengacak-acak isi kamar Kakak dan ayahnya. Jika bocah itu sampai tahu, Hadyan pasti akan mengadu kepada Pelangi saat pulang nanti.

Diana beranjak dari kursi di ruang tamu. Ia menjejalkan ponselnya ke dalam saku celana, lantas berjalan ke kamarnya Pelangi. Iya, kamar Pelangi tujuan utama Diana saat ini.

Mengingat kakaknya selalu bekerja keras tidak kenal lelah pasti Pelangi mempunyai uang tabungan di kamarnya. Pintu kamar Pelangi tidak pernah dikunci memang. Maka dari itu Diana bisa leluasa mencari sesuatu di kamarnya.

Diana membuka satu per satu pintu lemari kakaknya. Membongkar setiap susunan baju di dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 22. Tidak ada pilihan

    "Jangan diam saja, dong! Jawab!" bentak Anne di telepon. Lamunan Prita buyar seketika. "Iya, Jeng! Pasti akan saya benar segera, kok!" Prita mendudukkan dirinya ke tepi ranjang. Seketika badannya lemas akibat ditagih oleh Anne. Prita menggigit ujung kukunya berusaha memutar otak agar ia bisa mendapatkan uang untuk membayar cicilan berlian yang telah menunggak selama empat bulan. Dapat dari mana Prita uang sebanyak itu? Ditambah lagi Akarsana baru saja melakukan operasi! Prita tidak mungkin meminta uang pada Akarsana. "Apa aku pinjam saja pada Kayla, ya?" gumam Prita pada dirinya sendiri. "Tapi apa dia mau meminjamiku uang? Dia saja sangat pelit padaku selama ini!" Prita menggelengkan kepalanya. Benar mustahil Kayla akan meminjami dirinya uang yang ada Kayla akan menggerutu, mengomel, tidak lupa menceramahinya kalau sampai tahu uang itu akan ia gunakan untuk apa. "Tapi aku tidak punya pilihan lain!" Prita menggaruk kulit kepalanya. "Aku pergi ke kamarnya dulu saja," katanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 23. Panik

    Dengan cepat Prita menuruni anak tangga untuk melihat kondisi Kayla yang kini tidak sadarkan diri. Prita menepuk pipi Kayla berulang kali berharap Kayla bangun dan membuka matanya. Ia memanggil Kayla lebih keras seiring tepukan di pipi wanita itu. "Bangun, Kayla! Kayla!" seru Prita menjadi sangat panik. Prita menggerakkan tubuh Kayla yang terbaring di dekat kaki tangga. Prita terus memanggil saudara kembarnya. Prita menangis sejadi-jadinya, karena takut disalahkan atas kecelakaan yang menimpa Kayla. Tidak, Prita tidak merasa ia adalah dalang Kayla jatuh dari tangga! Ia tidak sengaja! Kayla berusaha merampas uang di tangannya. Prita hanya berusaha menyelamatkan uang itu dari Kayla, tapi Kayla tetap tidak mau mengalah sama sekali. Maka dari itu Prita yang geram tidak sengaja mendorongnya. Mana tahu kejadiannya akan seperti ini. "Kayla, kamu mendengar suaraku? Kayla?" panggil Prita. Ia membungkuk dan memeriksa detak jantung Kayla. Kayla masih bernapas walau sangat lemah. Pr

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 24. Berita duka

    Masuk ke dalam rumah, Renjana langsung mencari keberadaan sang Mama. Tadi Prita menelepon dengan suara gemetar dan seperti tengah menangis membuat Renjana buru-buru pergi dari Kafe. Sepanjang perjalanan tadi, Renjana khawatir dengan mamanya, karena tidak biasa sekali mamanya menelepon sampai menangis seperti tadi. Sekarang sampai di rumah, kondisi rumah begitu sepi sekali. Tidak terlihat asisten rumah tangganya ataupun Kayla, tantenya yang biasa ada di sekitar ruangan tengah atau dapur. Renjana segera menaiki undakan tangga menuju kamar Prita, berpikir kalau mamanya ada di dalam kamar sekarang. Tangannya membuka pintu kamar Prita dan melihat sang Mama sedang duduk di tepi ranjang dengan penuh kegelisahan. Prita yang menyadari seseorang baru saja masuk ke kamar yang ternyata adalah Renjana langsung saja berdiri dan menghampiri anaknya. Sejak tadi Prita sudah sangat ketakutan, karena melihat Kayla yang tergeletak tak sadarkan diri apalagi Sofia sampai marah kepadanya tadi dan bertany

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 25. Pemakaman

    Prita merasa lega, karena sudah menceritakan semuanya pada Renjana. Mereka akan merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi dan sama-sama berharap sesuatu yang buruk terjadi pada Kayla. Sekarang keduanya masih berada di dalam kamar Prita agar tidak ada seorang pun yang mendengarkan percakapan mereka. “Apa Sofia sudah kasih kabar sama Mama?” tanya Renjana. Prita menggeleng. “Belum ada kabar mungkin masih mendapatkan penanganan dari dokternya,” balas Prita. “Kalau begitu kita tunggu saja.” Renjana tidak menghubungi Sofia dan memilih untuk pura-pura tidak tahu saja dengan apa yang terjadi kepada Kayla. Lagipula yang Renjana pikirkan sejak tadi adalah berharap bibinya mengalami hal buruk dan dia bisa memiliki harta yang ditinggalkan oleh Kayla nantinya, Renjana ingin bebas melakukan apapun yang dia inginkan dengan apa yang dia miliki, jujur saja selama masih ada Kayla, hidupnya tidak nyaman sekali. “Bagaimana kalau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan?” tanya Prita kepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 26. Dalang

    "Tidak ada yang tahu tentang kebenaran ini, Om, tapi saya yakin yang salah saya lihat tidak salah. Perempuan penjual bunga itu sangat mirip Josefina dan saya rasa mereka bukan hanya sekadar mirip saja," ujar Ginny. "Pasti ada yang menukar bayi Josefina tanpa Om sadari." Ardiyanto menghela napas. Di kamar, ia sedang duduk sendiri sembari mengingat obrolannya bersama Ginny. Jujur saja Ardiyanto tidak berani berharap lebih. Ia menanamkan di pikirannya kalau perempuan yang Ginny lihat mirip dengan Josefina hanya sekadar mirip saja. Ada satu kalimat yang terngiang di telinga Ardiyanto tentang asumsi Ginny. Lelaki tua itu kembali menghembuskan napas. Ardiyanto sulit menerima asumsi itu. Kalau pun bayi Josefina ditukar oleh orang, lalu siapa pelakunya? Apa motifnya? "Pa," panggil Marien mengetuk pintu. "Papa kenapa tidak keluar untuk makan? Mama sudah selesai menata hidangan. Ayo makan dulu, Pa! Nanti Papa bisa sakit," bujuk Marien. "Mama duluan saja. Nanti Papa akan menyusul ke meja

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 27. Surat untuk Akarsana

    Hari demi hari berlalu. Semakin lama kondisi kesehatan Akarsana dan juga Pelangi semakin membaik, bahkan Pelangi sudah diperbolehkan untuk pulang hari ini. Sementara Akarsana masih harus menunggu kabar dari dokternya. Sekarang Akarsana kedatangan mama dan adik lelakinya, Renjana ketika hari sudah sore. Mereka berdua menjenguk Akarsana di rumah sakit datang secara bersama-sama ke ruangan lelaki itu. Akarsana tentu saja senang melihat keluarganya datang ke sini karena dia merasa bosan hanya sendirian saja sejak tadi. “Bagaimana sekarang? Apa yang kamu rasakan?” tanya Prita kepada Akarsana. Saat berencana menjenguk Akarsana di rumah sakit, Prita sudah mengatakan kepada Renjana agar tidak membahas apapun dulu kecuali tentang kondisi Akarsana, ia juga mengancam anak perempuannya agar tidak mengadu kepada Akarsana tentang kebenaran perihal meninggalnya Kayla. “Sudah membaik, Ma. Aku hanya menunggu kabar dari dokter untuk mengetahui kapan aku diperbolehkan untuk pulang,” balas Akarsa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 28. Siapa pencurinya?

    Ardian baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan dia ingat dengan surat yang dititipkan oleh Pelangi kepadanya, surat yang Pelangi tulis untuk Akarsana. Pria itu keluar dari ruangan khusus perawat, berjalan menuju ruangan rawat Akarsana sembari menenteng tas miliknya dan surat yang Pelangi siapkan di tangannya. Di depan ruangan rawat Akarsana, Ardian membuka pintu ruangan tersebut dan membuat seseorang di dalam sana menoleh melihat kedatangan Ardian. “Selamat sore!” sapa Ardian ramah pada Akarsana. “Sore.” Akarsana membalas melihat penampilan seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, Akarsana menebak bahwa lelaki itu merupakan seorang perawat. “Bagaimana kondisi Anda hari ini? Sudah merasa membaik?” tanya Ardian selayaknya perawat lain yang selalu bertanya kondisi dari pasien yang mereka rawat. “Sudah membaik.” Akarsana tersenyum. Ardian kemudian langsung memberikan surat yang sejak tadi ada di tangannya membuat Akarsana mengernyit kebingungan. “Saya mendapatk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 29. Nama di liontin

    “Apa kamu kenal gadis itu?” Anita sedang menunjukkan rekaman cctv pada Ginny. Wanita itu akhirnya memerhatikan seorang perempuan yang masuk ke dalam toko perhiasan, lalu berinteraksi dengan Anita sampai akhirnya mengeluarkan kalung dan menunjukkan kepada Anita. “Aku tidak mengenali dia tapi aku mengenali kalungnya, itu sebabnya aku penasaran sekali, Nit. Dia mengatakan apa aja sama kamu?” Ginny bertanya pada Anita. Ginny benar-benar tidak kenal dengan gadis itu, ia penasaran sekali dari mana gadis itu mendapatkan kalung berliontin ukiran nama Pelangi, karena seingat Ginny, kalung itu jelas ia masukkan ke dalam selimut bayi yang dikenakan Pelangi sewaktu masih bayi. "Dia cuma bilang mau jual kalung itu karena lagi butuh biaya. Aku kasihan sama dia soalnya kaya butuh banget, apalagi waktu bilang orang tuanya sakit, aku keinget orang tuaku sendiri,” jelas Anita mengingat apa yang gadis tersebut katakan. “Aku akan membeli kalung itu, Nit. Tolong kamu siapkan sama gelang yang buat ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10

Bab terbaru

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 62. Kesedihan Diana

    Sofia ikut berduka atas kehilangan yang Diana alami. Sebagai saudara Renjana, Sofia ikut merasakan rasa bersalah. Mungkin, ia akan membawa perasaan ini sampai selamanya. Di dalam kepalanya secara otomatis akan terus mengingat kejadian pagi ini di rumah. Akarsana semula menundukan kepalanya, lantas mendongak seiring mendengar suara tangis dan jeritan Diana di dalam ruang perawatannya. Akarsana meraup wajahnya dengan kasar. Tidak dia sangka kalau Renjana akan melakukan hal sefatal ini. Akarsana tidak tahu menahu awalnya. Andai saja Diana tidak datang ke rumah, mungkin Akarsana dan Sofia tetap tidak akan mengetahuinya. Lelaki itu merasakan kursi di sebelahnya bergerak, ternyata Sofia beranjak dari kursi hendak mendekat ke pintu ruangan Diana. Akarsana menahan lengan Sofia, kemudian menggelengkan kepalanya. "Biarkan Pelangi saja yang menenangkan Diana," tutur Akarsana lembut. "Jika Diana melihat kamu, maka secara otomatis Diana akan bertambah sedih." Gadis itu duduk kembali ke kursin

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 61. Terjatuh

    Ketika Pelangi tiba di rumah Akarsana, perempuan itu tidak menemukan siapa-siapa di pos satpam. Biasanya akan ada Pak Udin yang menyapa, dan menyambut kedatangannya dengan ramah, tapi Pelangi tidak menemukan lelaki setengah baya itu di dalam posnya. Pelangi mendengar suara ribut-ribut dari luar. Dia mengenali suara itu sebagai suara Diana—sang adik. Pelangi tidak buang-buang waktu. Dengan cepat Pelangi berlari menuju ke dalam, berusaha menghentikan kekacauan yang dibuat oleh Diana hari ini. Sementara di dalam rumah Maheswara, Diana berusaha menyerang Renjana, tapi dihalangi oleh Prita yang berdiri di tengah-tengah Diana dan Renjana. Diana mencak-mencak, karena Renjana tidak berusaha menjelaskan kepada keluarganya. Sama halnya dengan Renjana, Prita pun bungkam saat ditanya kebenaran dari kata-kata Diana. Prita hanya menjelaskan kalau Diana adalah adiknya Pelangi. Cuma itu saja. "Tante jangan diam saja! Cepat jelaskan kepada mereka di sini kalau Renjana bersalah! Dan yang aku kataka

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 60. Telepon dari Akarsana

    Sungguh, Akarsana tidak dapat mengatakan apa-apa. Tentu saja Akarsana terkejut, begitu pun dengan Sofia yang sedari tadi hanya mendengarkan saja. Napas Diana memburu. Kedatangannya kemari tentu ingin menuntut pertanggungjawaban dari Renjana. Padahal dia sudah datang kemari bersama Pelangi, tapi Renjana terus menghindar dan menghindar. Diana tidak meminta apa-apa dari Renjana—selain untuk menikahinya, tapi Diana seolah mengemis belas kasih lelaki itu. Bayi di dalam perutnya bukan bayi siapa-siapa kecuali milik Renjana. Diana tidak pernah melakukan hubungan semacam itu dengan lelaki selain Renjana! Jadi Diana dengan lantang mengatakan kalau bayi itu adalah anak Renjana! "Ma ... ini benar? Renjana, cepat jawab!" bentak Akarsana pada adik lelakinya. Renjana hanya diam mematung seperti orang bodoh. Walau dibentak Akarsana, dimaki dan ditekan oleh Diana, Renjana tidak berniat memberikan jawaban yang Akarsana mau. "Aku tidak mau tahu. Kamu harus tanggung jawab, atau kalau tidak, aku aka

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 59. Kemarahan Diana

    Pelangi terpaku, matanya membulat, jantungnya berdebar tak karuan. Kata-kata Akarsana barusan menggantung di udara, menggema di telinganya seperti melodi yang tak pernah ia bayangkan akan didengarnya. "A-apa?" Pelangi terbata, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menggelengkan kepala perlahan, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah dengar. "A-apa kau bilang tadi?" Akarsana tersenyum lembut, tatapannya terkunci pada mata Pelangi yang berkaca-kaca. "Aku bilang, aku mencintaimu, Pelangi." Pelangi merasakan aliran hangat menjalar di seluruh tubuhnya dan merasakan kebahagian yang meluap-luap di hatinya. Ini seperti mimpi. Akarsana, pria yang selama ini ia kagumi diam-diam, pria yang selalu membuatnya tersipu malu setiap kali bertemu, kini berdiri di hadapannya, menyatakan cinta yang selama ini hanya ia pendam dalam hati. "Aku... aku tidak salah dengar, kan?" Pelangi masih berusaha meyakinkan dirinya. Akarsana terkekeh pelan, "Tidak, Pelangi. Kau tidak salah dengar. Aku sungguh-su

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 58. Aku mencintaimu

    Kedatangan Akarsana secara tiba-tiba di depan rumah susunnya, telah merampas kesadaran Pelangi untuk beberapa saat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan lidahnya terasa kelu saat. Akarsana tersenyum hangat kepadanya, wajahnya sangat ramah, membuat jantung Pelangi berdebaran dengan kencang. Pelangi sedang tidak bermimpi, kan? Pelangi hampir saja menampar pipinya sendiri guna menyadarkan dirinya. "Ah! Tidak apa-apa. Kamu tidak menggangguku, kok. Aku juga tidak sedang sibuk, tapi, dari mana kamu tahu alamat rumahku, Akarsana?" tanya Pelangi penasaran. "Oh, ya. Terima kasih untuk bunganya." Sebuket bunga yang dibawa Akarsana kini telah berpindah ke dalam pelukan Pelangi. Perempuan itu tidak bisa menyembunyikan betapa bahagia dirinya. "Apa aku boleh masuk?" Akarsana tidak menjawab pertanyaan Pelangi, lelaki itu malah meminta diajak masuk ke dalam rumah Pelangi. "Oh, tentu." Pelangi berjalan ke pinggir. "Masuklah, Akarsana!" ajak Pelangi menunjuk ke sofa yang ada di ruang tamu. "Teri

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 57. Tamu di malam hari

    Renjana, anak itu benar-benar menambah beban pikiran bagi Prita. Belum selesai masalah warisan yang direbut oleh Pelangi, kini muncul masalah baru lagi atas ulah salah satu anak lelakinya. Berbeda dengan Akarsana yang lemah lembut, tidak banyak tingkah, Renjana justru tidak bosan membuat Prita pusing kepala! Sepeninggal Pelangi dan Diana keluar dari rumahnya, Prita berteriak sembari melangkah menuju ke lantai atas. Prita dibuat marah oleh Renjana, karena Renjana Prita harus pura-pura berada di kubu Pelangi. Andai saja Prita tidak berniat merebut kembali warisan Kayla yang kini telah berpindah tangan kepada Pelangi, Prita tidak akan sudi memperlakukan Pelangi dengan baik! Prita tidak menyukai perempuan miskin itu. "Renjana!" Prita mempercepat langkah menuju kamar lelaki itu. Sesampainya di depan pintu, wanita setengah baya tersebut menggebrak-gebrak pintu dengan mengerahkan seluruh tenaganya. "Mama tahu kamu di dalam, Renjana! Sekarang, buka pintunya! Mama butuh penjelasan kamu,

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 56. Ketakutan Marien

    Perempuan mana yang mau bertahan dengan suami yang sudah selingkuh di belakang istri selama ini? Tidak ada. Begitu pun dengan Naomi. Sampai mati pun, Naomi tidak akan mau bertahan dengan lelaki itu. Lebih baik Naomi pergi, dan kembali ke Indonesia saja. Naomi menyiapkan koper besar, diletakkannya benda itu ke atas ranjang. Satu per satu baju dari lemarinya ia masukan ke dalam kopernya. Perempuan itu berniat kabur dari suaminya setelah lelaki itu ketahuan selingkuh darinya. Naomi tidak tahan lagi, ia sudah cukup frustrasi atas keadaan yang ia alami sekarang. Sambil menangis, perempuan itu menata baju dan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Sekarang ini tujuan utama Naomi adalah kembali ke tempat ia lahir dan dibesarkan. Di sini Naomi tidak sebahagia yang orang kira. "Aku sudah tidak sanggup lagi hidup dengan lelaki berengsek itu!" Naomi membanting tutup kopernya dengan keras. Dengan gerakkan kasar, perempuan itu menarik resleting kopernya, kemudian duduk sembari menghela napas pan

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 55. Kemarahan Pelangi

    "Kak Pelangi, tunggu." Diana menahan lengan sang Kakak. Kini, kedua perempuan itu telah berada di rumah Maheswara. Diana menatap rumah di depannya dengan seksama. "Kakak yakin ini rumahnya Renjana?" tanya Diana menatap Pelangi tak percaya, karena ia sering ke rumah ini untuk menjemput dan mengantarkan pakaian kotor.Pelangi mengangguk. Ia menurunkan tangan Diana yang memegangi lengannya. "Sudah, Diana. Jangan banyak membuang waktu!" Tidak biasanya Pelangi menjadi sangat marah. Biasanya perempuan itu hanya akan diam dan tidak banyak melakukan apa-apa, tapi kali ini ia tidak memilih diam. Adik perempuan satu-satunya dihamili seorang lelaki dan faktanya, lelaki itu adalah Renjana, salah satu anggota keluarga Maheswara yang beberapa kali ia temui di rumah itu. Langkah Diana ragu. Dalam kepala Diana, ia takut—mereka akan diusir oleh satpam di rumah itu, karena menerobos masuk ke dalam begitu saja. "Non Pelangi," sapa Pak Udin dari dalam pos satpam yang berada di dekat gerbang rumah.

  • Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO   Bab 54. Buket bunga untuk Pelangi

    "Kak, Kenapa? Kak Pelangi kenal dengan Renjana?" tanya Diana heran. Pelangi tidak percaya. Namun yang ia lihat memang kenyataan. Sesuai dengan dugaan Pelangi, Renjana pacar Diana adalah adiknya Akarsana. Anak kedua dari Prita. Tidak pernah Pelangi sangka akan terjadi hal seperti ini. "Kak," tegur Diana semakin bingung. Pelangi bisa merasakan dorongan pada bahunya oleh Diana. Sesaat, Pelangi kehilangan kesadarannya. Pelangi berusaha mengatur napas dan memberitahu pada Diana, siapa Renjana sebenarnya. "Kak, jawab aku!" seru Diana mulai tidak sabaran. "Aku kenal dengan Renjana, bahkan aku tahu di mana rumah lelaki itu," gumam Pelangi. "Apa?" desis Diana tidak percaya. Bagaimana Pelangi bisa tahu tentang Renjana? Bahkan tahu alamat rumah Renjana. Apa yang membuat Pelangi begitu yakin kenal dengan lelaki itu? "Tidak mungkin," gumam Diana menolak untuk percaya. Hati kecil Diana seolah tidak terima sang Kakak mengenali Renjana. Diana lebih mengenali Renjana selama ini, tap

DMCA.com Protection Status