Home / Rumah Tangga / Penjara Dendam Suami Konglomerat / Kamu Yang Membuatku Merasa Goyah

Share

Kamu Yang Membuatku Merasa Goyah

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-03-15 18:00:00

Beberapa detik telah berlalu, dan Aleeta masih tetap berdiri diam di tempatnya. Wanita itu tak berhentinya menatap salep yang baru saja di lemparkan oleh Nicholas, lalu kemudian ia beralih menatap Nicholas.

‘Apa yang sedang Nicholas rencanakan?’ pikir Aleeta.

Tiba-tiba Nicholas menatapnya. “Kamu masih ingin berdiri di sana?”

Aleeta mengerjap kaget. “Ha?”

Nicholas masih terus menatap Aleeta tanpa ekspresi. “Duduklah di sini. Aku akan mengobati lukamu.”

“U-untuk apa kamu melakukan ini?”

“Apa aku harus memiliki alasan untuk melakukan ini?”

“Ya. Katakan saja apa alasanmu?” Desak Aleeta.

“Aku hanya ingin mengobati lukamu,” jawab Nicholas datar.

“Kamu pikir aku percaya?”

“Jadi kamu nggak ingin aku mengobati lukamu.” Nicholas berujar seraya menatap lekat Aleeta.

Aleeta terpaku pada sorot mata tajam yang kini sedang menatapnya lekat itu. Tapi sedetik kemudian ia kembali t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Meski Hati Yang Menjadi Taruhannya

    “Bukalah supaya aku bisa mengobati luka di dadamu juga.”Tangan Nicholas mulai maju, hendak membuka bathrobe di bagian dada Aleeta. Namun, ketika tangan itu baru menyentuhnya sedikit, Aleeta dengan cepat menangkisnya. Menyadari penolakan yang di lakukan Aleeta membuat Nicholas seketika langsung menarik tangannya kembali, kemudian mengepalkannya.Sedangkan Aleeta langsung berdehem dan membuang muka guna menutupi kegugupan yang kini sedang ia rasakan. Melihat tangan Nicholas hendak menyentuh bathrobe-nya tadi benar-benar berhasil membuat Aleeta merasa gugup. Tidak. Entah gugup atau takut Aleeta tidak bisa membedakannya sekarang. Lagi-lagi Aleeta merasakan dadanya berdebar berkat jantungnya yang berdegup kencang. Aleeta menggigit bibir dalamnya kuat-kuat. ‘Kendalikan perasaanmu, Aleeta. Kalau nggak maka hanya sia-sia saja semua yang sudah kamu katakan ke Nicholas tadi,' ujar Aleeta dalam hati.“Aku hanya ingin melihat luka di bag

    Last Updated : 2025-03-15
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Jangan Mengharapkan Yang Lebih

    Hari ini Aleeta sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Ia segera masuk ke kamar mandi, mencuci muka lalu keluar menuju dapur.“Selamat pagi, Mary,” sapanya ceria.“Selamat pagi, Nona—“ mata Mary melotot kaget. “Apa yang terjadi dengan tangan Anda?!”Aleeta meringis. “Bukan apa-apa, kok,” ujarnya seraya menyembunyikan kedua tangannya ke balik punggung.Meskipun Nicholas sudah mengobatinya kemarin, tapi kenyataannya memar itu masih belum sepenuhnya hilang. Sebenarnya sudah tidak separah kemarin. Tapi karena kulit Aleeta yang putih, jadi membuat bekas memar yang kemerahan itu terlihat kentara sekali di kedua pergelangan tangannya. “Anda pasti bercanda? Mana mungkin tidak apa-apa padahal jelas tangan, Anda—““Mary, percayalah. Aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu panik seperti itu. Anggap saja kamu nggak melihatnya.”“Nona ...,” Mary menatap Aleeta lekat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Aleeta. Ia sadar, ia tidak punya hak untuk mencampuri urusan majikannya. Mary

    Last Updated : 2025-03-17
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berjuang Itu Tidak Mudah

    “Aku pikir Kak Aleeta nggak akan bisa bekerja di butikku lagi.” Kata Emily ketika melihat Aleeta membuka pintu mobilnya.Emily datang ke rumah Nicholas tepat setelah sepuluh menit pria itu berangkat bekerja. Aleeta tersenyum. “Kamu pasti juga akan tetap memaksa kalau misalnya aku bilang nggak bisa bekerja lagi,” sahutnya seraya memasang seatbelt.Sebelum Emily datang tadi, Aleeta sudah memikirkan untuk memakai lengan panjang yang bisa menutup hingga ke pergelangan tangannya. Supaya adik iparnya itu tidak bisa melihat apa yang ada di balik lengan panjangnya itu. Dan Aleeta rasa cara yang ia gunakan memang berhasil.Emily terkekeh. “Kamu ini tahu saja, Kak. Selain itu, aku pikir Kak Nicholas juga akan melarangmu tadi.” Mengingat nama Nicholas membuat Aleeta kembali teringat dengan pembicaraannya di ruang makan tadi. Setelah menuduhnya gila tadi Nicholas langsung diam, dan menikmati sarapannya tanpa sepatah kata apapun. Bahkan pr

    Last Updated : 2025-03-17
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ibu Nicholas Ingin Berkunjung

    Aleeta tengah merapikan meja yang baru saja ia dan Emily gunakan untuk makan siang. Sementara adik iparnya sudah lebih dulu pergi ke toilet. Akhir-akhir ini Aleeta dan Emily memang lebih sering makan siang di butik daripada mencari makan di luar. Tidak ada alasan khusus, memang mereka saja yang malas keluar. Apalagi jalanan yang sering sekali macet setiap masuk jam makan siang.Aleeta baru saja hendak mengambil minum ketika Emily menyodorkan ponsel ke arahnya. “Kamu ini membuatku kaget saja,” gerutu Aleeta seraya membuka lemari pendingin.Emily hanya terkekeh. “Ini telepon untukmu, kak.”“Dari siapa?” Tanya Aleeta.“Mama.”“Apa? Mama?!”Emily hanya mengangguk, lalu menyerahkan ponselnya ke tangan Aleeta.“Halo, Ma?”“Halo, Aleeta.” Suara Karina—ibu mertuanya terdengar dari seberang sana. “Bagaimana kabarmu?”“Baik, Ma. Mama sama Papa bagaimana? Sehat?” Balas Aleeta.Sejak dari acara pertunangan Ander seminggu yang lalu hingga detik ini, Aleeta memang belum pernah bertemu dengan kedua

    Last Updated : 2025-03-18
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menemukan Foto Sesilia

    Nicholas baru saja selesai mandi pagi ketika mendengar ponselnya berbunyi. Ia mengernyit seraya mendekati ponsel yang tergeletak di atas nakas tersebut. Siapa yang menghubunginya di Minggu pagi? Apa jangan-jangan Mamanya? Mengingat semalam Aleeta mengatakan kalau ibunya itu akan datang ke rumahnya hari ini.Namun, ketika Nicholas melihat layar ponselnya. Ternyata bukan nama Mamanya yang ada di sana.“Halo.” “Nich? Sudah bangun?”Nicholas langsung mendengus. “Ada perlu apa sampai kamu menghubungiku sepagi ini? Kamu nggak lupa kan kalau sekarang adalah hari Minggu, Julian,” ucap Nicholas.Julian terdengar tertawa di seberang telepon. “Apa siang nanti kamu punya acara?”“Kenapa memangnya?”“Rencananya aku ingin mengajakmu pergi keluar. Bagaimana?” Nicholas berdecak. “Aku terlalu malas pergi denganmu,” ujarnya datar.Lagi-lagi Julian tertawa. “Ayolah, Nich. Bukan hanya kamu dan aku saja.

    Last Updated : 2025-03-18
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tidak Sengaja Memecahkannya

    “Baik, Tuan. Kami akan melakukannya sesuai dengan yang Tuan perintahkan.” Kata Mark dan Steven.Nicholas mengangguk. “Dan jangan lupa untuk langsung memberitahuku jika kalian melihat sesuatu yang mencurigakan.”“Apa itu juga termasuk jika kami melihat wanita tua yang Tuan sebutkan ciri-cirinya tadi?” Mark bertanya.Wanita tua yang Mark maksud itu adalah Sonya. Beberapa saat yang lalu Nicholas memang baru saja memberitahu kepada kedua anak buahnya untuk mengawasi Aleeta. Bukan bermaksud apa-apa. Selama ini Nicholas tahu, kalau Aleeta tidak pernah keluar dari rumahnya. Dan bisa saja saat ia mengizinkan Aleeta untuk keluar, wanita itu justru akan memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri lagi. Meski kemungkinannya hanya sedikit. Karena Aleeta keluar untuk bekerja di bersama adiknya—Emily. Dan tentunya itu bukanlah hal mudah yang bisa di lakukan oleh Aleeta.Lalu, Nicholas juga tidak melupakan dengan keberadaan Sonya. Bebera

    Last Updated : 2025-03-19
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Kenapa Kamu Ingin Membunuh Istrimu?

    Mobil yang di tumpangi Karina berhenti tepat di depan rumah Nicholas. Ia menoleh ketika sopir yang mengemudikan mobilnya tadi sudah membukakan pintu yang ada di sebelahnya.Sebenarnya tadi Karina ingin pergi bersama Emily, tapi tiba-tiba saja Emily mendapat telepon dari klien yang ingin memesan baju di butiknya. Jadinya Karina memutuskan berangkat ke rumah Nicholas dengan di antar oleh sopir. “Terima kasih ya, Pak,” ujar Karina begitu ia turun dari mobil. Sopir pribadi Karina itu mengangguk, lalu meminta izin untuk menunggu di pos jaga bersama Mark dan Steven. Sedangkan Karina segera melangkah masuk ke dalam rumah Nicholas.Karina sengaja tidak ingin menekan bell, agar yang ada di rumah ini terkejut dengan kehadirannya. Namun, saat ia hendak melangkah tiba-tiba saja suara Mary terdengar dari arah dapur.“Nyonya, kapan Anda datang?” Karina seketika tersenyum. “Baru saja, Mary,” jawabnya lembut.“Maaf, Nyo

    Last Updated : 2025-03-19
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Seperti Melihat Masa Lalu

    Selepas keluar dari ruang kerjanya, Nicholas memilih untuk menyingkir ke halaman belakang. Setidaknya ia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Nicholas duduk sendirian seraya menatap kolam yang ada di hadapannya. Sementara tangannya yang terluka ia biarkan begitu saja. Nicholas tidak peduli dengan luka tersebut. Luka itu tidak berasa apa-apa bagi tangannya. Ada hal lain yang justru lebih menyakitinya dari pada luka tersebut, yaitu mengingat kematian Sesilia. Sungguh tidak ada rasa sakit yang tidak tertahankan selain rasa sakit ketika melihat kematian orang yang kita cintai.Nicholas harus melakukan apa supaya ia bisa melupakan hal tersebut?Pria itu mengacak rambut, lalu menengadah. Menatap langit biru yang ada di atas sana, sebelum kemudian memejamkan mata.‘Apa yang harus aku lakukan?’ lirihnya dalam hati.Sementara itu, Karina yang masih berada di ruang kerja bersama Aleeta seketika langsung menghubungi Mary yang ada di lantai

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Pada Akhirnya Nicholas Tahu

    “Sentuh aku.” Pinta Nicholas dengan suara parau. Sementara Aleeta tersenyum. Menatap Nicholas yang menatapnya penuh permohonan.“Sudah nggak sabar, heuh?” Goda Aleeta seraya menggenggam milik Nicholas yang besar.Nicholas menghempaskan kepalanya ke bantal seraya tertawa serak.“Aku lihat, kamu semakin pandai menggodaku.”Aleeta mengerucutkan bibirnya. Kemudian tangannya menggerakkan turun naik untuk menyentuh Nicholas seluruhnya. Nicholas mengumpat tertahan dan membuat gerakan tangan Aleeta terhenti.“Maafkan aku,” ujar Nicholas terengah, “Lanjutkan saja.”Aleeta tersenyum, kali ini menggerakkan tangannya tanpa ragu dan tanpa malu-malu. Nicholas memandangi Aleeta yang tengah menjilat bibirnya yang kering, hal itu membuat Nicholas semakin terasa membengkak dan berdenyut.“Aleeta ...,” Tangan Nicholas terangkat membelai rambut Aleeta yang membungkuk di dekat pahanya itu. Membelai kepalanya lembut

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ingin Menyentuhnya

    Aleeta masih menatap Nicholas. Kedua mata mereka saling berpandangan dan menatap lekat.“Apa keinginanmu masih sama seperti yang tadi, Nicho?” Aleeta bertanya pelan.Nicholas tersenyum. “Keinginan yang mana?”“Soal suatu hal yang membuatmu senang.”Nicholas mengangguk. “Ya ...,” Ujarnya serak.Lalu senyum kecil tercetak di wajah Aleeta. “Kalau begitu kamu akan mendapatkannya,” bisik Aleeta.Nicholas hanya menaikkan sebelah alisnya, saat melihat Aleeta yang sudah lebih dulu bergerak. Aleeta menyentuh tengkuk Nicholas, melingkarkan lengannya di sana, kemudian bergerak maju untuk mengecup bibir Nicholas.Hanya itu yang Nicholas butuhkan sebagai dorongan, ia memeluk pinggang Aleeta, membawa tubuh istrinya ke pangkuannya, mengangkanginya. Ia kembali mendekatkan bibir mereka, bibirnya kali ini bergerak sedikit agresif, membuat Aleeta kewalahan tapi tidak membuat Aleeta menjauhkan bibirnya. Wanita itu

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Imbalan Untuk Nicholas

    “Apa kamu sudah paham?” Tanya Nicholas.Sudah hampir satu jam lamanya, Nicholas mengajari Aleeta tentang bagaimana cara menggunakan smartphone-nya. Pria itu mengajari dengan sangat sabar dan detail, tidak ada yang terlewat satupun. Hanya saja mungkin karena Aleeta baru pertama kali menggunakan smartphone jadinya wanita itu masih terlihat sedikit bingung.Sementara itu, Aleeta yang duduk di sebelah Nicholas hanya diam, tidak menggubris sedikitpun ucapan pria itu. Aleeta hanya terus mengamati layar ponsel yang di pegang Nicholas itu dengan serius. Lalu tiba-tiba Aleeta menunduk, menjatuhkan kepalanya ke bahu Nicholas.“Aleeta ...,” Nicholas menoleh. “Kamu tidur?” Aleeta menggeleng pelan. “Aku nggak tidur. Tenang saja.”“Aku kira kamu ketiduran,” sahut Nicholas.Aleeta lalu mengangkat kepalanya. Memutar posisi kemudian duduk bersila menghadap Nicholas. Dan karena malam ini ia hanya mengenakan gaun tidur pendek, jadi ia harus menarik selimut agar bisa menutupi bagian kaki dan pahanya yan

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Take and Give

    “Akhirnya kamu pulang juga. Aku sudah menunggumu sejak tadi.” Nicholas yang melihat keberadaan Aleeta langsung cepat-cepat menyembunyikan tangannya di balik punggung. Aleeta tadi belum sempat melihat tangannya, kan? Kalau pun sudah terlanjur melihat semoga saja Aleeta tidak menyadari apa yang saat ini sedang ia bawa. “Nicho, kenapa diam? Bukanya tadi kamu mencariku. Tapi kenapa sekarang hanya diam?” Gerutu Aleeta dengan bibir mengerucut. Nicholas tersenyum. “Kemarilah. Aku punya sesuatu untukmu,” perintahnya pada Aleeta. “Apa?” “Mendekatlah kalau ingin tahu,” ujar Nicholas yang mau tidak mau langsung membuat Aleeta mendekatinya. Nicholas segera merengkuh pinggang Aleeta ketika istrinya itu berdiri di hadapannya. “Nicho, apa yang kamu lakukan? Katanya kamu punya sesuatu untukku. Kenapa jadi memelukku seperti ini?” “Ini ...,” kata Nicholas seraya mengangkat paper bag ponsel yang di bawanya ke hadapan Aleeta. “Aku membelikanmu ponsel.” “P-ponsel?” Aleeta menatap Nichola

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mencari Keberadaan Pil Kontrasepsi

    “Nona Aleeta, sedang apa Anda di sini?” Aleeta terkejut dan seketika menoleh saat mendengar suara Mary. Ia hanya menggaruk tengkuk, kemudian meringis. Menatap Mary yang berdiri di depan pintu.“Sejak tadi saya mencari-cari, Anda. Ternyata Anda berada di sini,” imbuh Mary.Aleeta langsung berdehem. “Memangnya ada perlu apa kamu mencariku, Mary? Apa Nicho sudah kembali?” Tanyanya.“Tuan belum kembali, Nona. Saya mencari Anda hanya untuk mengatakan kalau sepertinya semur dagingnya sudah matang. Apa saya harus memindahkannya ke wadah, atau di biarkan dulu di atas kompor?”“Ah, itu ... Biarkan di atas kompor saja, Mary. Supaya bumbunya bisa meresap sampai ke dalam dagingnya,” jawab Aleeta. Setelah itu ia kembali sibuk mencari sesuatu di dalam kamar lamanya.Saat Aleeta tengah memasak tadi entah kenapa tiba-tiba ia teringat dengan pil kontrasepsinya. Aleeta baru ingat kalau sejak kembali dari Paris kemarin, ia belum meminu

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ponsel Untuk Aleeta

    Begitu sampai di rumah, Nicholas segera menyerahkan kunci mobilnya kepada Steven agar pria itu memindahkan mobilnya ke carport. Sementara Nicholas memasuki rumah bersama Aleeta. “Selamat datang, Tuan dan ... Nona.” Mary yang kebetulan sedang membersihkan ruang tamu terlihat kaget. Hari ini untuk pertama kalinya ia melihat Nicholas dan Aleeta pulang secara bersamaan. Meski Mary ingin sekali bertanya kenapa mereka bisa pulang bersama? Atau mungkin, apakah Nicholas tadi yang menjemput Aleeta? Tapi kemudian Mary sadar. Ia tidak punya hak atas pertanyaan itu. Lagipula, Mary sudah sangat senang bisa melihat Tuan dan Nonanya akur seperti itu. Tanpa harus ia ikut campur ke dalam urusan mereka. “Oh iya, Mary. Apa kamu sudah menyiapkan makan malam untuk kami?” Tanya Nicholas. “Belum, Tuan. Saya tidak tahu kalau Anda dan Nona Aleeta pulang lebih awal hari ini. Kalau begitu saya akan segera menyiapkan makan malam terlebih dahulu.”

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Jangan Hiraukan Ancamannya

    “Baiklah kalau begitu,” ujar Nicholas lalu mengeluarkan ponsel.Sonya yang melihat Nicholas mengeluarkan ponselnya pun langsung tersenyum senang. Ia berpikir kalau Nicholas pasti akan mengiriminya uang sekarang. Maka dari itu, Sonya pun juga langsung mengeluarkan ponselnya.“Nomor rekeningku masih sama dengan yang dulu, menantu,” ucap Sonya tanpa malu. Padahal Aleeta yang mendengarnya pun langsung merasa malu. Kenapa ibunya itu selalu mendewakan yang namanya uang? Sejak dulu sampai sekarang yang ibunya pikirkan hanya uang, uang dan uang. Apa tidak ada yang lain?Nicholas menaikkan kedua alisnya. “Apa kamu bilang? Nomor rekening?”Sonya mengangguk. “Ya. Nomor rekeningku masih sama dengan yang dulu.”Nicholas langsung tertawa. “Memangnya siapa yang butuh nomor rekeningmu?”“Bukankah kamu akan mengirimiku uang.” Sonya menatap Nicholas yang masih terus tertawa.“Uang? Ck! Untuk apa aku mengirimu uan

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Datang Di Waktu Yang Tepat

    Sonya mengerjap. Merasa kaget dengan kemunculan seseorang yang tiba-tiba saja berdiri di hadapannya, menahan tangannya dan juga ... Melindungi Aleeta dari jangkauannya.Sonya kemudian memicing, menatap sosok pria yang sudah sangat ia kenal tersebut.“Jangan pernah berani kamu sentuh istriku dengan tangan kotormu.” Pria itu mendesis seraya menyentak tangan Sonya dengan kasar.Sonya langsung mengumpat atas perlakuan kasar tersebut. “Sialan! Beraninya kamu!” Teriaknya kesal.Aleeta menatap ibunya yang tampak marah, lalu beralih menatap seseorang yang berdiri di hadapannya. “Nicho.”Nicholas segera menoleh saat Aleeta menyentuh lengannya. “Kamu nggak apa-apa?” Tanyanya lembut.“Aku nggak apa-apa,” jawab Aleeta seraya menggeleng.Nicholas langsung menangkup wajah Aleeta dengan kedua tangannya. Mengamati setiap inci wajah istrinya dengan lekat. Seolah takut jika ada bagian wajah Aleeta yang telah tersentuh oleh t

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Pertemuan Sonya Dan Aleeta

    Sonya terus mengumpat sepanjang perjalanan. Merasakan perutnya yang begitu begah karena ia sudah langsung harus berjalan setelah makan. Sonya menghentikan langkah saat ia melewati minimarket. “Sepertinya akan lebih baik jika aku duduk di sana terlebih dahulu,” ujar Sonya seraya menatap kursi kosong yang ada di depan minimarket.Namun, saat ia hendak melangkahkan kakinya, tanpa sengaja ekor matanya menangkap sekelebatan bayangan sosok Aleeta di depan sana. Sonya bahkan sampai terdiam. Antara percaya dan tidak percaya dengan bayangan tersebut. Apakah itu benar-benar hanya bayangan atau ... Memang Aleeta yang ia lihat?Sonya lalu meluruskan pandangannya ke arah depan. “Apa itu benar-benar Aleeta?” Gumam Sonya dengan mata menyipit. Namun, beberapa detik kemudian mata yang menyipit itu berubah menjadi memelotot. “Benar. Sepertinya itu memang Aleeta,” ujar Sonya seraya terus menatap Aleeta yang tengah memasukkan minumannya ke dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status