Beranda / CEO / Penjara Cinta Tuan Billionare / Marissa Mengingat Semua

Share

Marissa Mengingat Semua

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-21 11:30:51

Marissa terdiam. Hati Marissa tersentak, ada sedikit gelisah mengusik di hatinya, namun dia sendiri tak berani berspekulasi akan hal tersebut.

"Aku bilang ceraikan aku, terlepas aku ini Dominique ataupun Marissa, aku tetap ingin bercerai dengan-mu!" Marissa akhirnya tegas mengambil keputusan. Dia tidak ingin lagi di permainkan seperti bola yang di oper dari gawang satu ke gawang lainnya.

"Aku tidak akan menceraikan-mu terlepas kau ini Dominique ataupun Marissa!" jawab Haiden tidak kalah tegas.

Marissa memalingkan wajahnya dan berbalik melompat ke pelukan Willy yang di sampingnya.

"Aku tidak mau disini sayang, aku sudah bosan dan lelah bermain, aku ingin kita segera pulang," rajuk Marissa di pelukan Willy.

Willy menaikkan rahangnya dengan kasar kepada Haiden, menyeringai nya dengan tatapan penuh kemenangan.

"Diana!" teriak Willy, Diana tersentak kaget yang daritadi menyaksikan pertunjukan dari balik tembok segera berlari.

"Bawa Marissa ke kamar untuk istirahat!" perintah Willy, Diana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Marissa Bunarco

    Di apartemen Haiden.Haiden tampak frustasi dengan kejadian tadi siang, dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk membawa ingatan Marissa kembali menjadi Dominique. Sambil menatap buku nikah, cincin berlian yang pernah dia berikan juga ponsel Dominique yang dia tinggalkan dua tahun lalu. Hatinya masih sangat gelisah bagaimana bisa dia belum bisa membawa Dominique kembali.Dia menatap ponsel Dominique, dan melihat semua isi di dalamnya, Haiden baru menyadari bahwa sedikit pun selama dia bersama dengan Dominique dia tidak memiliki kenangan apapun. Bahkan foto mereka bersama pun Haiden tidak memilikinya. Dia bahkan begitu ceroboh tak memiliki kenangan apapun bersama Dominique.Haiden hanya bisa menatap nanar dengan penuh kepedihan saat melihat foto-foto Dominique yang sedang tersenyum dan tertawa. Baginya semua sangat menusuk dalam relung hati. 'Kau begitu ceria dan polos, Domi ... maafkan aku sayang terlalu mengekang sehingga kau menjauh pergi dariku.'Suara ketukan pintu terdengar, John

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kebenaran Yang Terkuak

    "Sayang, ada apa? Apa tamu tadi membuat masalah?" Seorang wanita sedang berbadan dua langsung menggandeng lengan orang tadi sambil melihat kearah jendela punggung tamu yang baru saja masuk ke dalam mobil."Bukan siapa-siapa, aku pikir dia temanku, ternyata bukan," ucapnya menghempaskan tangan wanita tadi, lalu berlalu meninggalkan nya masuk ke ruang memasaknya. 'Cih, sampai kapan kau akan terus dingin kepadaku seperti ini. Dua tahun lebih aku bersama-mu, kau masih saja belum melupakan wanita murahan itu. Harusnya dulu aku melenyapkannya sebelum aku kembali ke sini.' Setelah Marissa membagikan semua roti dan minuman, Marissa jadi pendiam, pikirannya seolah terbang ke suatu tempat. Separuh jiwanya seakan pergi pada dimensi lain."Ada apa sayang?" Willy menyadari perubahan Marissa, menatap curiga Marissa setelah membeli roti tadi. Marissa tetap tak bergeming.'Benar itu dia ... aku tidak mungkin salah lihat. Dia banyak berubah hampir saja aku tidak bisa mengenalinya.' Batin Marissa ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Marissa Oh Marissa

    "Dua tahun lalu tepatnya aku pun belum bisa memahami nya sampai sekarang mengapa dia menghilang dari hidupku, sampai kemarin aku masih merasa dia sangat mencintaiku, namun saat aku bertemu dengannya, aku baru tahu dia sedang melupakan diriku," lanjut Haiden bercerita.Rose dan Dhyson menyikmak dengan seksama setiap kata yang terucap dari mulut Haiden."Sepertinya dia sedang melupakan-ku," ucap Haiden kembali lagi sambil menatap mereka bergantian."Hmm, aku memang tak tahu apa yang sedang menimpamu dengannya, tapi aku sebagai seseorang yang juga sangat merindukannya, bolehkah aku melihat wajah cucu-ku, bagaimana dia, sosoknya ...," tutur Rose menatap penasaran sosok Dominique."Uhm, dia adalah sosok gadis yang sangat manis dan imut,"Haiden memberikan isyarat kepada John untuk mengambil bingkai foto satu-satunya yang selalu ada di meja kerja Haiden. John memberikan bingkai foto tadi kepada Rose. Rose menerima perlahan bingkai foto tadi, matanya membulat tak percaya dengan foto yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kejujuran

    Dhyson mengangguk lalu dia teringat seseorang, "Grandma bagaimana dengan Richard," ucap Dhyson terlihat gelisah."Kita juga pun tak tahu akan menjadi seperti ini. Aku akan pikirkan cara untuk berbicara dengannya," Grandama Rose tampak menerawang jauh."Kau mau minum sesuatu?" tanya Willy saat Marissa sudah benar-benar bisa mengatur suhu tubuhnya setelah adu gulat tadi."Uhm ... sepertinya sesuatu yang dingin mungkin menyegarkan," sahut Dominique."Baiklah, aku akan buatkan sesuatu yang segar untukmu!" Willy melangkahkan kaki ke dapur mereka, tampak beberapa koki siap mendampingi Willy saat membuatkan minuman untuk Marissa.PAK!!"Aw," pekik Marissa, Carlos dengan sengaja memukul lengan Marissa yang masih di balut perban."Oh, maaf! Aku pikir kau sudah sembuh karena tadi kulihat kau begitu bersemangat saat menyerang pria dingin itu," sunggut Carlos menjulingkan matanya kepada Willy yang langsung menoleh ketika mendengar suara teriakan Marissa."Tadi kan aku sedang bertaruh dengannya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Aku Mencintainya

    Dominique tersenyum. Rasa lega menyerukan keluar dari dalam dadanya. Beban yang dia pikir sangatlah sulit. Namun, begitu mudah dia lewati. "Aku mencintaimu, Dominique." Willy menarik tubuh Dominique agar lebih dekat dengannya. Kecupan hangat dan dalam langsung diberikan oleh Willy.Mereka berdua berpagut dalam lautan kasih yang begitu dalam dan hangat. Membuat mereka saling insten melakukan sentuhan. Willy segera mengangkat tubuh Dominique yang sama-sama sudah membara. Meletakan perlahan tubuhnya di ranjang mereka. Willy melepaskan pakaiannya terlebih dahulu. Kemudian setelah dia polos dan berada diatas tubuh Dominique,"Aku teruskan ya sayang," ucap Willy berbisik manja di telinga Dominique. Dia hanya mengangguk perlahan. Dan Willy langsung merobek lingerie hitam yang di pakai Dominique. Dia menarik perlahan leher Willy dan mengalungkannya,"Ingat tanganku masih terluka." Willy mengangguk dan segera melakukan serangan dengan genjar, menyentuh dan mengabsen setiap inci dari tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Makam Saudaraku

    Willy menyadari dan mengusap pipi Dominique. Dia melompat kepelukan Willy. "Antarkan aku ke makamnya." Suara Dominique lirih tertahan, menahan air matanya yang terus mengalir.Setelah berpikir keras Dominique menyakini bahwa tidak ada orang yang begitu mirip dengannya bahkan memiliki golongan darah yang sama jika dia bukan saudara kembarnya.Willy menarik tubuh Dominique. Menatap wajah wanita yang dicintainya dengan penuh luka. Air mata Dominique terus mengalir. Tergambar dengan jelas di wajahnya. Bahkan pedihnya sampai menyayat hati Willy."Apa kau sungguh ingin bertemu dengannya?" Tegas Willy sekali lagi. Dominique mengangguk pelan."Baiklah jika sungguh menginginkannya, kita pergi sekarang." Willy merengkuh kembali wanita yang dicintai kedalam pelukan dan memapahnya berjalan.Hati Willy tergores. Dirinya bahkan rela menggantikan semua penderitaan yang dirasakan Dominique asalkan dia berhenti menangis.Sepanjang perjalanan Dominique hanya memeluk Willy dengan erat. Hatinya kacau. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Dia Istriku

    Dominique terusik dibantu duduk oleh Diana yang semenjak dia pingsan terus berada di sampingnya. Dia melihat jelas sosok Haiden sedang memukuli Willy. Matanya membulat lebar. Dia membekap mulutnya tak percaya segera menghempaskan tangan Diana dan berlari kearah Willy yang sedang di hajar mati matian oleh Haiden."Kau gila!" Senggit Dominique menarik kasar tubuh Haiden dari atas tubuh Willy.Haiden terkejut melihat Dominique terlihat begitu marah terhadapnya. Tatapan matanya penuh dengan kebencian."Sa-sayang, ini aku Haiden. Kau sudah bisa mengingatnya kan? Aku ini suami-mu bukan dia." Tunjuk Haiden gelagapan menunjukkan kebenaran kepada Dominique. Menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dia masih sangat yakin Dominique masih memiliki perasaan terhadapnya.Willy mengatur nafasnya sambil mengusap darah yang terus mengalir. Dominique menghempaskan kasar kedua tangan Haiden yang menggenggamnya."Carlos, ambilkan obat!" teriak Dominique memerintahkan Carlos yang terkesima dengan kejadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kemarahan Haiden

    Ramon dan Carlos langsung bersiap akan mengejar. Namun, dihentikan oleh Willy."Kenap? Kau tidak lihat istrimu sedang di culik?" Senggit Carlos kesal melihat tingkah arogan Haiden."Sudahlah berikan mereka waktu. Aku sangat yakin dia tak mungkin menyakiti Dominique seujung rambut pun." Tukas Willy berusaha tenang. Namun, hatinya gelisah."Kau serius Willy, apa tak sebaiknya kau menyuruh pengawal hitammu yang mengikuti." Carlos memberikan saran."Jangan libatkan mereka. Aku takut akan semakin tercium cepat oleh papaku. Kau tahu aku tidak ingin didesak oleh masalahnya." Sahut Willy terlihat gelisah ketika Carlos menyinggung pengawal hitam.Di dalam mobil Haiden. Dominique menggigit bibirnya kesal sendiri tidak bisa mencegah Haiden yang memaksanya untuk ikut."Kau tahu aku hampir gila memikirkanmu. Dua tahun kau menghilang dan tinggal dengan lelaki brengsek tadi. Kau sungguh tak memikirkan perasaanku?" Haiden geram saat dia berkata, Dominique malah memalingkan wajahnya."Tatap aku!" Peri

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22

Bab terbaru

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Sebuah Pengampun

    Will menyadari kedatangan istri dan rivalnya. Dia hanya duduk menunggu di samping ruang operasi. Dominique menghampirinya. "Kau berbohong lagi!" cetusnya. Dia masih mode on merajuk. Will menarik tangan istrinya agar duduk disebelah dirinya. Tangan satunya melingkar di pinggang istrinya dan merengkuhnya ke dalam pelukan.Haiden duduk di sebelah istrinya. Hanya bisa menatap setiap perlakuan manis yang diberikan rivalnya. Dia kini sudah tidak pernah cemburu seperti dulu. Mereka berdua, sesama rival sudah sangat mengetahui kondisi masing-masing. Sesekali bertengkar. Namun, bukan pertengkaran yang besar selain berebut lebih dulu siapa yang mendapatkan jatah dari istrinya, selain itu. Mereka tidak pernah bertengkar. Sudah saling mengisi dan memahami. "Maafkan aku, sayang. Kau boleh menghukumku nanti. Aku akan menerima semua hukumannya!" dia mengecup kening istrinya. Mencoba menenangkan kemarahannya. "Iya, aku pastikan akan menghukummu secara berat. Kali ini aku tidak akan melepaskan beg

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Perang Di Siang Hari

    “Jangan sentuh? Kau yakin dengan ucapanmu itu?” goda Willy.“Iya, memangnya aku takut. Aku kan memiliki satu suami lagi, kau pikir, hah!” Dominique tak mau kalah melawan godaan suaminya.“Tidak ada apa-apa sayang, aku memang menginginkannya. Sudah lama sejak kau melahirkan dan mengurus anak-anak kita. Aku kangen!” Willy tetap menutupi hatinya. Mengusap kembali rambut istrinya sambil memandangi wajahnya dengan lembut."Sudah kalau tidak mau bicara, aku akan keluar!" ucap Dominique. Baru saja dia menarik selimutnya akan turun dari ranjang. Entah mereka memang tak mendengarnya atau terlalu fokus saat berbicara. Haiden sudah berdiri dihadapannya sambil melihat kedua tangannya. "Oh, jadi begini cara kalian? Melakukan hal yang enak tanpa mengajakku!" dengusnya kesal. Dominique menarik wajahnya sambil menghela nafas panjang. "Aku sudah selesai, jika kau memang menginginkan bilang saja sendiri!" Willy berjalan turun melenggang tanpa sehelai benang pun masuk ke kamar mandi. "Ah, tidak. Sud

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Bertemu Martha

    Martha masih belum sanggup menatap wajah Will, dia hanya terus tertunduk ketika suaminya berkata seolah ada satu pedang yang langung menancap di dadanya. Will dengan perasaan yang tak bisa dia gambarkan hanya bisa menghela nafasnya. Bingung.“Kau tidak sedang bergurau denganku kan, Pah?” Will masih setengah tak percaya. Tubuhnya bahkan terasa bergetar, masih belum mempercayai semua ucapan ayahnya“Kau bisa bertanya langsung dengannya, apa aku sekarang sedang berbohong padamu atau tidak?” tanpa banyak berkata apapun Baron membalikkan tubuhnya. Jantung Martha benar-benar akan copot di tatap putranya. Meminta penjelasan tentang kehadirannya.“Huh, baiklah, ayo kita masuk, Nyonya. Sepertinya akan banyak hal yang akan kita bicarakan!” kali ini Martha terkejut saat mendengar ucapannya. Datar dan dingin. Berbeda saat pertama kali mereka tak sengaja bertemu.Langkah kakinya mengekori Will masuk ke ruang bacanya. Dia sudah duduk di sofa sambil terus memperhatikan wanita yang bernama Martha

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Penjara Cinta

    “Bersiaplah hari ini kita akan menemuinya!” Baron berkata dengan sangat tegas. Menatap wanita yang duduk dihadapannya. Dia sedang menikmati sarapan paginya.Wanita yang beberapa hari ini telah resmi menjadi istrinya kembali. Dia yang dipaksa olehnya. Martha mau tidak mau menuruti semua kemauan Baron, daripada ada nyawa yang tidak bersalah berkorban untuk dirinya.Martha masih menatap wajah Baron. Bingung dengan ucapannya. Bertanya dalam hati apa yang akan ditemuinya nanti. “Aku hanya memintamu, menemaniku dan menemuinya. Apakah ada masalah? Mengapa kau menatapku seperti itu?” kembali Baron berbicara dengan suara sakrasnya. Membuat Martha tetap diam. Dia tak perduli dengan ucapannya. Dia tahu saat dia mencoba menjawab setiap perkataannya akan timbul hal yang tidak diinginkan.“Baiklah, aku akan bersiap-siap!” ucapnya setengah terpaksa.“Apa kau sebegitu tak sukanya pergi bersamaku?” Baron menaikkan rahangnya dengan kasar menatap Martha yang baru beberapa hari ini resmi menjadi istr

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Ramon Merayu Sophie

    "Jangan mendekat!" Sophie terus bergeser dari ranjangnya, saat Ramon mencoba mendekatinya. Sedangkan, John sibuk dengan dunianya sendiri. Dia seperti mendapatkan mainan baru. Saat pulang kerja dan setelah makan juga mandi hal yang dilakukan pertama kali adalah mengendong anaknya. Dia menjadi bapak siaga saat berada di rumah. "Inikan sudah empat puluh hari lebih, sayang. Masa aku nggak boleh dekat-dekat kamu sih!" Ramon merajuk. Namun, tak menghentikan aktifitasnya saat berusaha menggulingkan pertahanan istrinya. "Cih, kau bersungguh-sungguh? Sebaiknya, kau mencontohnya. Lihat tuh dia sangat akrab dengan, Josh!" cibirnya. Terus menghempaskan tangan Ramon yang berusaha menjamahnya."Cih, kau bersungguh-sungguh? Sebaiknya, kau mencontohnya! Lihat tuh dia sangat akrab dengan, Josh!" cibirnya. Terus menghempaskan tangan Ramon yang berusaha menjamahnya.John hanya meliriknya tanpa mengindahkan semua ucapan yang kelur dari mulut Ramon. Dia bahkan tak perduli dengan cibiran atau umpatan yan

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kepergian Terry

    "Sungguh, aku tidak apa-apa. Jangan bawa aku kesana!" Martha memohon dengan penuh penekanan. Dia tak ingin seorang pun tahu tentang penyakit yang sedang dideritanya. Baron tak mengindahkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Dia tahu wanita itu sedang membohonginya. Dia melemparkan tubuh yang tidak muda lagi itu dengan kasar ke kursi penumpang. Setelah penyeretan yang dramatis. Tanpa memperdulikan orang-orang yang menatap mereka. Seperti seorang istri yang sedang kepergok suaminya berselingkuh. "Jangan membantah lagi, jika kau terus terusan menolakku, jangan salahkan jika senjata ini akan langsung bersarang ke perutmu!" ancamnya. Kini Baron sedang tidak bermain-main. Dia menodongkan senjata tepat disamping perutnya. Martha sudah kehilangan akal menghadapi lelaki yang sudah berumur itu. Yang memiliki sikap dan temperamen seperti anak remaja. Merajuk kalau keinginannya tak dituruti. Dia tak bersuara. Pasrah. Hingga Baron memasukkan senjatanya kembali ke jasnya. Dia bertanya

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kau Tidak Berhak

    Baron masih saja mondar mandir di kamarnya. Menunggu wanita itu benar-benar bisa menenangkan hati, agar mereka bisa kembali pembicaraannya. Sebenarnya bukan berbicara, tapi Baron masih ingin meneruskan rasa penasarannya. Martha menghela nafasnya. Isak tangis terakhirnya sebelum dia benar-benar berhenti.“Apa kita sudah bisa berbicara sekarang?” dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Daripada dia menemani wanita yang sedang menangis. Dia lebih baik memukuli seluruh pengawalnya hingga babak belur.‘Huh, apa kata dunia, jika ada orang yang tahu aku mendengarkan seorang wanita menangis!’Baron meraup wajahnya dengan kasar. Sungguh dia pun tak menyangka bisa menemani wanita itu merajuk. Menangis terseduk selama satu jam.Martha menganggukkan kepalanya. Memberikan tanda, dia siap menerima introgasi dari laki-laki dihadapannya itu.“Jadi, penjelasan apa yang ingin kau berikan padaku?” Baron masih menatapnya tajam.‘Huh, dari dulu dia memang tak pernah mau mengalah. Padahal dia yang salah.

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Keluar Rumah Sakit

    ‘Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia bisa menjadi seperti ini? Apa sungguh aku telah salah mengira dirinya?’Pikiran Baron bergemuruh. Hatinya tiba-tiba saja menjadi tak menentu. Dia bahkan tak tega melihat wanita itu berbaring lemah tak berdaya. Bagaimanapun, dia pernah menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam hidupnya.Dia berjalan perlahan menghampiri ranjangnya. Duduk tanpa bersuara, menatap wanita itu yang terlihat tidur dengan nyaman oleh obat yang habis dia minum. Rasa lelah yang dia rasakan seakan menghilang. Padahal tadi dia berencana akan pulang ke hotelnya untuk beristirahat.‘Ah, hotel!’ Baron keluar dari kamar wanita itu. Mencari keberadaan Markus yang tengah memberikan perintah kepada anak buahnya untuk membersihkan kekacauan yang baru saja mereka buat.“Carikan selimut yang tebal untukku dan segera bawakan untukku!” setengah tak percaya Markus mendengar permintaan Tuannya. Dia sedikit menaikan kedua alisnya saat mendengar tuannya berkata seperti itu.“Cepat!

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Pertemuan Tak Terduga

    Baron memicingkan matanya di kursi penumpang. Matanya ke luar jendela mobilnya. Menatap mantap orang yang dia kenali. 'Aku yakin dia.' Baron tak melepaskan tatapannya sedikitpun. Dia melihat orang itu tengah memegangi dadanya saat berjalan. Sesekali kakinya berhenti dan tangannya menempel pada tembok jalanan. Beberapa detik kemudian dia melihat orang itu ditabrak seseorang hingga membuatnya tersungkur di jalanan. 'Cih, apa dia benar-benar orang itu? Aku rasa mataku salah lihat lagi.' hatinya berkata demikian. Namun, dia menyuruh Markus menghentikan mobilnya. Rasa penasaran dan dia sangat ingin membuktikan sesuatu membuat tekadnya bulat.Menghampiri orang itu yang tengah berusaha bangkit dari orang yang sudah menabraknya tadi. "Ck, ck, ck, apa sungguh kau masih seorang Nona dari keluarga Belvina?" Orang tadi melirik kearah suara. Melihat Baron sudah tepat dihadapannya menaikan rahangnya dengan kasar.Orang tadi berusaha menutupi getaran dalam tubuhnya. Menatap datar wajah orang yan

DMCA.com Protection Status