Beranda / Pendekar / Penguasa Tujuh Benua / Ch. 52 - Menuju Benua Api

Share

Ch. 52 - Menuju Benua Api

Penulis: Fii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-02 17:43:51

Oak meletakkan bunga liar di atas makam Lao Ning, membiarkan Lao Zhan duduk merenung di saat warna keemasan di langit mulai berubah menjadi malam yang kelam, bunyi jangkrik terdengar lamat-lamat mengisi kesunyian.

Hanya tersisa Lao Zhan, Lan Xiaoyan, Feng Guang dan Oak di hutan tersebut.

Saat sedang bersiap Lan Xiaoyan menyodorkan sebuah cincin kecil yang memiliki energi spiritual kepada Feng Guang.

Feng Guang menurunkan alisnya sejenak, dia pernah melihat benda itu di peti harta karun Lan Xiaoyan di Gunung Gui Shan. Tentu saja Lan Xiaoyan baru tahu manfaat cincin itu setelah Feng Guang menjelaskannya. Nampaknya Lan Xiaoyan sudah menyimpan sesuatu yang luar biasa sehingga raut wajahnya sangat cerah meskipun sekitarnya temaram.

"Aku mendapatkan harta karun mereka, Pak Tua Feng!"

Semua harta karun itu disimpannya di cincin ruang penyimpanan yang berfungsi menyimpan barang apa pun di ruang hampa yang hanya bisa dibuka dengan darah milik pemilik pusaka tersebut. Pusaka itu tidak terlalu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 53 - Keinginan Lao Zhan

    Pria itu menghentikan ucapannya dengan segera, mata merahnya memicing tajam ke satu titik. Dia dapat merasakan kehadiran seseorang. Lan Xiaoyan segera menyadari seseorang tengah mendengarkan pembicaraan mereka dan memasang sikap waspada. Oak berbunyi, namun dia tidak menunjukkan rasa terancam."Oak, oak."Dari dalam hutan yang gelap, seseorang berjalan ke arah Lan Xiaoyan dan Feng Guang dan membuat keduanya terdiam cukup lama.Feng Guang menatap sosok itu, dia terlihat sangat buruk dan hampir pingsan. Untuk saat ini pria itu tidak mengerti mengapa sosok itu berada di tempat ini. Lan Xiaoyan segera mengembangkan senyumnya."Ah-hahahah. Aih, kau pasti tersesat lagi? Kasihan sekali. Otak ikan koi sepertinya jauh lebih bagus daripada otakmu."Mata dingin itu mengamati Feng Guang lamat-lamat, dia cukup berantakan dan kelelahan. Luka di sekujur tubuhnya masih cukup parah sehingga terus mengeluarkan darah.Terdengar kalimat dari mulutnya. "Jadi dongeng itu benar-benar nyata?"Kedua bola ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 54 - Benua Api Bergejolak

    - Arc 2 - Benua Api Bergejolak -Sinar matahari mulai menyengat ketika berada di atas kepala, langit biru bersih terbentang, dan rumah-rumah sederhana berselang-seling di antara ladang hijau dan pepohonan. Siang itu anak-anak berkumpul, bermain dengan riang di pinggiran sawah. Suara tawa mereka terdengar samar karena angin siang yang bertiup kencang. Beberapa di antara mereka berkumpul di bawah pohon membuat mainan. Meskipun panas menyengat, keceriaan mereka tetap tak terbendung di tengah teriknya siang.Di ujung jalan berbatu, terdengar suara kereta gerobak yang datang perlahan. Kereta kuda mewah itu biasanya membawa penumpang bangsawan. Penumpang terlihat angkuh menatap anak-anak pedesaan. Tidak satu pun tersenyum ramah saat anak-anak kecil desa menyapa mereka.Di kemudi kereta, seorang petugas dengan pakaian rapi dan masker menutupi mulutnya menoleh jijik ketika anak-anak kecil mendekatinya, dia memberi isyarat mengusir namun tidak berkata apa-apa dan hanya memalingkan mukanya. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 55 - Matriark Pulau Bunga Persik

    "Ada apa ini?" tanya Feng Guang.Kedua pendekar muda tampak saling menatap dan mengangguk."Maafkan kelancangan kami, Tuan," ujar pendekar muda. "Kami mencurigai adanya penyusup di tempat ini, sebelum itu kami ingin memastikan sesuatu."Lan Xiaoyan dan Lao Zhan saling bertatapan.Feng Guang mengulangi kalimatnya. "Penyusup?""Benar. Akhir-akhir ini terjadi pemberontakan yang berakibat terbunuhnya Walikota Daoluo, dia memiliki ciri-ciri yang sama seperti Anda, yaitu memakai topeng rubah."Terjadi hening sejenak, Feng Guang sadar kini seluruh mata tertuju padanya. Lan Xiaoyan sudah bersiap dengan tinju terkepal di bawah meja, Lao Zhan menyentuh gagang pedangnya perlahan-lahan mewaspadai semua kemungkinan buruk yang akan terjadi. Setelah mengamati situasi Feng Guang berkata. "Bagaimana kalian bisa mengambil kesimpulan begitu cepat? Apakah kalian mempunyai bukti?"Kali ini para pendekar itu saling berbagi pandangan. Tidak banyak barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, mereka han

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 56 - Berujung Tersesat

    Lan Xiaoyan, Feng Guang, dan Lao Zhan turun dari kapal saat matahari mulai bersinar di balik celah-celah awan mendung. Kaki mereka menyentuh tanah Benua Api yang tandus dan langsung disambut udara kering dan suhu yang tinggi dari tempat pada umumnya. Bahkan dari jarak dekat bisa dilihat gunung berapi menjulang memancarkan asap tebal yang bisa memuntahkan isi perutnya kapan saja.Hiruk pikuk, cahaya matahari yang terik, dan dehidrasi yang mulai melanda mulai membuat mereka terganggu. Namun para penduduk asli tampak tidak terganggu dengan semua itu, mereka beraktifitas seperti orang-orang biasa.Lan Xiaoyan tidak bisa berhenti berdecak kagum saat dia melihat sendiri Benua Api yang unik. Dia pernah membaca tentang sebuah daratan yang panas dengan gunung berjejeran, namun bayangannya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dilihatnya sekarang.Lan Xiaoyan merasa beruntung, ini adalah petualangan yang dinantinya selama ini."Yosshhh! Kita tiba di Benua Api!! Lihat, gunung i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 57 - Mencari Dokter

    Feng Guang segera menghampiri Lan Xiaoyan dan memperhatikan laki-laki yang saat ini tengah tidak sadarkan diri, dia kelihatannya masih bernapas namun luka di tubuhnya amatlah parah dan membutuhkan pertolongan secepatnya jika tidak dia akan kehilangan darah.Sebagai langkah pertama Feng Guang meminta Lan untuk melentangkan tubuh laki-laki itu. Seluruh tubuhnya memiliki sisik keunguan, gigi bertaring dan sirip di area punggung tangan. Feng Guang menekan dada laki-laki itu berulang kali sehingga denyut jantung laki-laki itu perlahan demi perlahan menguat. Namun itu saja tidak cukup. Mereka tidak memiliki banyak peralatan untuk menyelamatkan laki-laki tersebut, satu-satunya yang bisa menyelamatkannya hanyalah dokter.Akan tetapi Lao Zhan sanksi. "Kita sudah melihat sendiri bagaimana sepinya tempat ini. Akan sulit mencarikan bantuan.""Kita harus mencobanya!" desak Lan Xiaoyan mengangkat laki-laki itu di punggungnya. "Tidak ada waktu lagi. Suara jantungnya mulai melemah..." timpal Feng G

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 58 - Dokter Ouyang

    "Aku adalah seorang dokter."Lao Zhan, Lan Xiaoyan, Oak dan Feng Guang mengernyit seolah-olah tidak percaya, dikarenakan penampilannya yang seperti gelandangan. Lelaki yang menyebut dirinya dokter itu mengusap tangannya kedinginan, lalu pandangannya jatuh pada lelaki yang telentang di sebelah Lan Xiaoyan."Aku akan menjelaskannya nanti. Masuklah ke dalam, pasienku membutuhkan pertolongan secepatnya."Mereka mengangguk, bergegas memasuki rumah kecil yang berada di tengah-tengah rongsokan besi dan kayu. Tidak pernah disangka seseorang membangun rumah di ruangan bawah tanah dengan peralatan medis yang cukup lengkap dan memukau. Setelah Lan Xiaoyan membaringkan tubuh lelaki yang sekarat, Dokter menyuruh mereka menunggu. Karena tidak mempunyai pilihan lain dengan dokter membedah tubuh pasien dengan peralatan seadanya. Dia mengatakan bahwa anak panah yang ditancapkan di punggungnya memiliki racun berbahaya yang sudah memasuki darah pasien, jika operasi berjalan lancar maka dia akan selama

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 59 - Penjara Tak Berjeruji

    "Lalu wabah terjadi, saat itu aku segera mengunci keluargaku di rumah dan memastikan putri kami aman."Sepintas ingatannya berputar kembali, masih terasa jelas di depan matanya. "Penyakit itu lebih cepat menyerang anak kecil yang memiliki imun lemah. Banyak orang tua kehilangan anak mereka. Di saat anak kami selamat, orang tua lain merasa tidak adil. Lalu suatu hari seseorang mendobrak pintu ketika aku tidak di rumah. Anakku... Putri kesayanganku..." Perlahan air mata jatuh dari matanya."Tubuhnya berubah setengah siluman, dia demam tinggi dan tidak bisa bertahan lama. Aku sudah berusaha siang dan malam membuat obat untuknya. Tetapi aku masih jauh dari kata mampu. Aku tidak bisa menyelamatkannya. Ini adalah penyesalan terbesarku."Lan Xiaoyan merasa bersalah, dia mengusap punggung Dokter Ouyang. Feng Guang pernah berkata bahwa cara itu bisa membantu seseorang menghadapi sesuatu yang sulit."Istriku sangat terpukul dan hampir gila. Dia terus menangisi putri kecil kami dan mengutuk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 60 - Salah Kapal

    Tiga hari kemudian, Fu Hao terbangun dengan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang seluruh tubuhnya. Erangan kecil keluar dari mulutnya membuat empat orang lainnya tersadar dia telah siuman."Syukurlah, akhirnya kau bangun."Dokter Ouyang berdiri di sisinya memberikan senyuman bersahabat. Setelahnya pria itu juga melihat seorang lelaki dan dua pemuda bersamanya, dia semakin dibuat bingung oleh tempat kini dirinya berada."Di mana ini?"Kepalanya terasa sakit, tetapi dia mencoba mengingat apa yang terjadi. Tiba-tiba saja laki-laki bergegas ingin pergi, Dokter Ouyang spontan menahannya dan menenangkannya. Fu Hao mengais-ngais udara dengan rasa takut."Murid-muridku, apakah mereka selamat? Sial, aku harus memastikan keselamatan mereka—""Tidak perlu," cela Dokter Ouyang. "kami telah memastikannya, dari kabar yang beredar ada beberapa orang dari sekte Pedang Angin Suci yang selamat. Mungkin mereka sedang bersembunyi." Feng Guang menjelaskannya."Benarkah?" Matanya tampak senang. "Syukurlah..

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13

Bab terbaru

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 113 - Sesudah Perang

    "Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 112 - Sebuah Awal Baru untuk Rouhan

    Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 111 - Menyatukan Kekuatan

    Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 110 - Menang atau Mati

    Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 109 - Kita akan Bertemu Lagi

    "Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 108 - Kekuatan yang Asing

    Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 107 - Menebus Dosa

    Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 106 - Aku Berjanji akan Memperbaikinya

    Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan

  • Penguasa Tujuh Benua    Ch. 105 - Terima Kasih telah Menerimaku sebagai Manusia

    Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status