"Bintang, jangan percaya ucapannya!” kata Dewi Awan Putih setengah berteriak.” Walau hatiku memang sakit menerima perlakuannya namun tidak ada niat untuk membunuhnya, apa lagi secara membokong! Aku hanya ingin memberi peringatan pada gadis ini agar dia tidak bicara, bertingkah dan berbuat sembarangan! Ternyata sampai saat ini dia masih saja pandai bermanis mulut padahal diam-diam dia menebar bisa kejahatan di mana-mana!"
Ruhjelita tertawa. ”Mudah-mudahan pemuda sahabatku ini mau percaya akan apa yang kau ucapkan. Hai, mengapa tidak kau katakan sekalian padanya bahwa kau tengah mencari-cari dirinya? Padahal seperti yang aku katakan padamu, dia bukan suami bukan pula kekasihmu!"
Bintang jadi heran mendengar kata-kata Ruhjelita itu. Dilihatnya wajah Dewi Awan Putih menjadi merah. Sebenarnya dia punya banyak pertanyaan pada dua orang gadis itu tapi karena mereka saling berperang mulut pendekar kita hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Dia memang bukan
Bintang memandang pada Ruhjelita. Dia hendak menarik tangannya tapi pegangan Ruhjelita justru tambah kuat sementara senyum dan kerling matanya tambah memikat "Bintang. ”Kata Ruhjelita setengah berbisik.” Tidak ada gunanya bicara dengan Dewi jahat ini. Ayo kita pergi saja dari sini ""Hai! Kau yang membuka pangkal cerita berbisa. Ketika bisa itu hendak berbalik menerkam dirimu kau buru-buru hendak tinggalkan tempat ini. Kau merasa takut kini Ruhjelita?""Dewi busuk! Siapa takutkan dirimu!” bentak Ruhjelita dengan mata membelalang.Dewi Awan Putih tersenyum. ”Kau memang gadis pemberani. Terutama pada lelaki. Kau memang tidak takut padaku. Tapi kau takut kalau kedokmu terbuka sendiri!""Bagaimana ini!” ujar Bintang. Dia memandang pada dua gadis itu berganti-ganti."Jangan bingung sendiri Hai pemuda asing,” ujar Dewi Awan Putih pula. ”Jawab saja pertanyaanku tadi. Nanti kau akan tahu apa yang sebenarnya terjadi
Ruhjelita kelihatan sangat kecewa."Tak apa. Aku tahu kau mencurigai diriku. Kau telah termakan ucapan Dewi jahat itu. Kuharap satu waktu kau akan sadar. Di balik wajahnya yang cantik itu ada maksud busuk yang akan mencelakai dirimu. Di balik sinar matanya yang biru bagus itu ada kobaran api yang akan membakarmu. ”Dengan wajah sedih Ruhjelita memutar tubuhnya. Ketika dia hendak melangkah pergi tiba-tiba ada dua sosok bayangan berkelebat. Ruhjelita tampak kaget. Dewi Awan Putih tak kalah kejutnya tapi masih mampu berlaku tenang.Sebaliknya Bintang tegak terheran-heran.”Ruhjelita, kau memang harus segera meninggalkan tempat ini!” Tiba-tiba salah seorang yang barusan berkelebat muncul berkata. ”Jin Muka Seribu sudah sejak lama mencarimu!"Ruhjelita pandangi orang yang bicara padanya itu sesaat lalu berkata. ”Kemana aku mau pergi adalah urusanku sendiri.”"Hai! Aku khawatir Jin Muka Seribu tak sedap makan tak nyenya
"Ha... ha... ha!” Kakek mata picak tertawa. Lalu membentak. ”Sekarang agar kawanku Si Pahidungbesar memberi sedikit pengampunan dan mencabut nyawamu secara enak, lekas kau beri tahu di mana dua kawanmu berada!""Makhluk-makhluk geblek!” maki Bintang. ”Aku sudah bersumpah untuk membunuh Jin Muka Seribu! Karena kalian kaki tangannya ada baiknya kalian kutumpas lebih dulu!""Hai sombongnya!” kata kakek mata picak."Hai! Kau majulah! Biar kuremas hidung cendawanmu sampai hancur!” Mengejek Bintang. Membuat Pahidungbesar keluarkan suara menggeram marah.Dewi Awan Putih mendekati Bintang dan cepat berbisik. ”Jangan kau anggap enteng mereka. Yang barusan kau tantang memiliki kepandaian hampir setingkat kakekku Jin Tangan Seribu""Apa?” ujar Bintang terkesiap kaget."Si botak itu sangat tinggi ilmunya. Kakek yang picak itu bernama Papicakkanan. Ilmunya sulit dijajagi. Tapi yang sangat berbahaya adalah k
"Sialan, sebentar lagi kubanting kau sampai remuk!” kata Bintang dalam hati. Dia kerahkan tenaga habis-habisan. Sosok Pahidungbesar terangkat tapi cuma setengah jengkal. Dan saat itu dari tubuh sebelah bawah Bintang tiba-tiba saja keluar angin yang bersuara nyaring."Bruuuttt!""Brengsek! Mengapa aku sampai kentut!” Bintang memaki diri sendiri.Papicakkanan tertawa mengekeh."Bangsat kurang ajar!” Pahidungbesar meludah dan memaki karena angin yang keluar dari bagian bawah si pemuda menyambar hidungnya dan baunya membuat dia mau muntah. Tiba-tiba kakek ini membuat gerakan aneh. Tahu-tahu kini Bintanglah yang dicekalnya, ditarik ke atas bahu lalu "braakk!” Bintang dibantingnya ke tanah!-o0o-Untuk sesaat lamanya pemandangan Bintang jadi berkunang-kunang. Tulang punggung serasa hancur. Selagi dia tidak berdaya seperti itu tiba-tiba Papicakkanan melompat dan hunjamkan kaki kanannya ke dada Bintang!"
"Pergi saja cepat! Pemuda otak miring ini biar aku dan Pasulingmaut yang membereskan!” menjawab Papicakkanan.Pahidungbesar cepat berkelebat namun gerakannya tertahan karena di hadapannya telah menghadang Bintang."Tua bangka jahanam berhidung besar! Kau mem-buat aku nekad!” Habis membentak Bintang langsung saja hantamkan tangan kanannya.Sinar putih menyilaukan berkiblat. Hawa dingin menerpa Seantero tempat. Beberapa mulut keluarkan teriakan kaget. Orang di atas pohon tersentak!"Pemuda gila! Walaupun dia berhasil membunuh kakek itu, apa dia tidak sadar pukulannya juga akan menghabisi Dewi Awan Putih?!” Orang di atas pohon serta merta melompat turun sambil tangan kanannya dipukulkan ke bawah. Namun lagi-lagi gerakannya tertahan karena tiba-tiba kakek yang ada di atas dukungan Papicakkanan dan sejak tadi asyik terus meniup suling tengkoraknya, mendadak cabut suling tengkoraknya lalu disapukan ke bawah! Asap hitam menggebubu keluar dari s
Sreg! Sreg! Sreg! Sreg! Sreg!Saat Bintang memutar menyilang pedang belati itu didepan tubuhnya, tiba-tiba saja bilah pedang itu memanjang hingga membentuk ukuran pedang pada umumnya. Kini wujud seseorang yang tengah memegang pedang itu semakin kontras terlihat seiring dengan memanjangnya pedang tersebut. Begitu tenaga dalam disalurkan ke Pedang Pilar Bumi, Bintang langsung membabat."Pemuda tolol! Mempergunakan senjata sakti itu sudah betul! Tapi dia masih saja mengerahkan tenaga dalam!” Orang bermuka tanah liat hitam memaki sendiri melihat apa yang dilakukan Bintang. Ucapan itu terdengar di balik serumpunan semak belukar.Seperti ada petir menghantam bumi, rimba belantara itu sesaat terang benderang. Tanah terbongkar. Nyala api disertai gulungan asap hitam menggebu.Pedang Pilar Bumi terlepas dari tangan Bintang. Di atas bahu kawannya kakek berambut putih kembali meniup."Wussss!"Semburan asap hitam menyambar ke arah Bintang y
DIATAS sebuah pembaringan batu yang dialasi permadani dan bantal-bantal empuk terbuat dari rumput kering, Jin Muka Seribu berbaring dengan mata terpejam, ditemani setengah lusin gadis cantik berpakaian serba minim. Diantara mereka ada yang memijat-mijat tangan atau kaki, ada pula yang memijit-mijit kepalanya. Seorang gadis bermuka bulat berbadan sintal sesekali menyuapkan sejenis buah menyerupai anggur ke dalam mulut Jin Muka Seribu yang saat itu terbaring dengan penampilan wajah seorang lelaki separuh baya. Sudah beberapa kali gadis ini berusaha memasukkan buah itu ke dalam mulut Jin Muka Seribu, namun Jin Muka Seribu entah apa sebabnya sejak tadi selalu mengatupkan mulut.Di sisi kanan bersimpuh gadis ke enam, gadis paling cantik dari semua gadis yang ada di ruangan itu. Gadis ini memegang sehelai kipas daun yang dikipas-kipaskannya ke arah Jin Muka Seribu dan menebar bau harum. Beberapa waktu berlalu tanpa ada yang berani bicara dan Jin Muka Seribu masih saja berbaring den
Jin Muka Seribu sesaat masih menetap Ruhkiniki. Kemudian dia memandang ke pintu. ”Sudah belasan hari mereka pergi. Sampai saat ini apakah masih belum kembali?""Hai, gerangan siapa yang Junjungan pertanyakan? Sudilah menyebut nama agar kami bisa menjawab.” berkata Ruhkiniki."Yang kutanyakan adalah tiga sahabat tangan kananku di Istana Surga Dunia ini. Si Pahidungbesar, Papicakkanan dan Pasulingmaut!” jawab Jin Muka Seribu pula dengan suara agak berang.Baru saja Jin Muka Seribu selesai berucap tiba-tiba di luar ruangan ada orang berseru."Jin Muka Seribu Junjungan Penguasa Istana Surga Dunia! Kami bertiga yang kau tanyakan ada di luar sini! Mohon waktu untuk menghadap! Kami membawa kabar buruk!"Empat wajah Jin Muka Seribu sesaat berubah men-jadi wajah kakek-kakek pucat. Setelah hatinya tenang wajahnya depan belakang kiri dan kanan kembali pada wajah dua lelaki separuh baya."Pintu batu tidak dikunci. Dorong dan masuklah!&
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi