“Kurcaci bernama Bayu, ini obat untukmu. Jangan minum sebelum kuberi tahu saatnya!”
“Terima kasih Kek. Eh Bapak.” kata Bayu.
“Aku bukan kakek apalagi bapakmu!” kata Jin Obat Seribu tapi sambil tersenyum dan kedipkan mata. Dari dalam jubahnya Jin Obat Seribu keluarkan gelas tanah kedua. Seperti tadi diiringi rupakan mantera dia terangkan cairan dalam belanga ke gelas tanah, lalu gelas tanah diletakkannya di depan Arya.
“Ini obatmu! Jangan minum sebelum kuberi tahu saatnya!”
“Jin Obat Seribu, aku Arya mengucapkan ribuan terima kasih,” kata Arya seraya menjura.
Jin Obat Seribu tertawa lebar. Lalu dia keluarkan gelas tanah ketiga. Sebelum menerangkan cairan godokan rempah-rempah yang harum ke dalam gelas tanah itu dia perhatikan dulu wajah Bintang. Lalu orang ini tersenyum. “Anak muda, aku melihat seribu akal seribu rencana dalam benakmu. Tapi aku gembira akal dan rencana itu semua menuj
“Kakiku mulai membesar!” berseru Bayu seraya pegang kaki kanannya yang saat itu memang berubah menjadi besar, tambah besar dan akhirnya mencapai ukuran kaki orang di Negeri Kota Jin. Namun bocah ini kembali berteriak. “Ya Tuhan! Mengapa cuma kaki kananku saja yang membesar. Bagian lain tubuhku tetap tidak berubah!” Bayu jadi kelabakan dan pegangi kepala, tubuh serta kaki kirinya. Memandang ke samping dia tambah terkejut menyaksikan Arya. Arya ini tak kalah kaget dan bingungnya. Ternyata dari keseluruhan auratnya hanya kaki kirinya saja yang besar!“Kau kaki kanan! Aku kaki kiri!” teriak Arya. “Aduh! Bagaimana ini. Kaki kiriku membesar! Celaka! Kalau begini jadinya menyesal aku minum obat itu!”Tiba-tiba terdengar suara tawa bergelak. Sesaat kemudian muncullah Jin Obat Seribu ditempat itu. Maithatarun dan Jin Patilandak telah terbangun. Mereka kaget melihat apa yang terjadi atas diri Bayu dan Arya. Ruhcinta merasa bersalah
DI BALIK curahan air terjun Air Pajatuh tampak dua sosok mendekam tak bergerak. Mereka telah berada di tempat itu sebelum sang surya muncul menerangi Negeri Jin. Dari sikap keduanya dapat diduga kalau mereka tengah menunggu sesuatu. Di langit awan pagi berarak biru. Dari arah timur serombongan burung melayang ke jurusan barat.Sosok di sebelah kanan mengusap wajahnya. Orang ini bertubuh besar kekar. Di pertengahan keningnya menempel sebuah benda menyerupai kaca sebesar kuku ibu jari kaki.“Pagandrung, sejak dini hari kita berada di sini. Saat ini matahari sudah mulai tinggi. Orang yang kita tunggu belum juga muncul. Apa kau yakin dia akan datang ke sini?”“Hai adikku Pagandring! Jangan kau ragukan apa yang kuketahui dan kukerjakan. Sejak puluhan tahun, setiap pertengahan bulan ganjil Jin Tangan Seribu selalu datang ke tempat ini untuk membersihkan diri, berlangir bersiram air bunga. Sabarkan hatimu, kita tunggu saja. Dia pasti datang.” me
“Apa kataku!” ujar Pagandrung. “Yang datang memang bukan orang yang kita tunggu. Orang itu bukan Jin Tangan Seribu!”“Mungkin dia sengaja muncul dengan merubah wajah?” ujar Pagandring.“Aku tahu wajah asli Jin Tangan Seribu. Menurut penguasa Istana Surga Dunia, Jin Tangan Seribu memang bisa merubah wajah, tapi jelas bukan wajah seperti orang yang berdiri di atas batu itu. Orang itu bertubuh kekar. Masih muda. Kau lihat sikapnya yang aneh. Sambil bersiul dia cengar-cengir...”“Cuma seorang pemuda tolol. Mengapa ambil peduli!” kata Pagandring.“Kehadiran pemuda itu bisa merusak urusan kita! Adikku Pagandring lekas kau usir pemuda itu dari tempat ini!”Walau agak malas-malasan tapi Pagandring lakukan juga perintah kakaknya itu. Sekali lompat saja dia menembus air terjun. Demikian cepat gerakannya hingga dia tidak sampai basah kuyup oleh jatuhan air. Sesaat kemudian dia sudah berad
Angin sedahsyat topan prahara melabrak. Pemuda gagah berseru keras. Dia berjumpalitan di udara. Lalu turun dan berusaha jejakkan dua kaki di atas batu di tepian telaga. Dia tidak menduga batu yang satu itu demikian licinnya karena terselimut lumut. Walau dia berusaha imbangi diri namun tak urung tubuhnya limbung dan mencebur masuk ke dalam air telaga. Untungnya telaga itu hanya sedalam dada. Dengan cepat pemuda gagah bergerak menuju tepian. Pagandring tidak memberi kesempatan. Kepalanya digoyangkan. Selarik sinar merah menyembur keluar dari kaca merah yang melekat di keningnya.Melihat datangnya sambaran sinar merah yang pasti sangat berbahaya pemuda gagah hantamkan kaki kanannya ke dasar telaga. Tubuhnya melesat miring, jatuh tiga tombak dari tempatnya semula. Walau dia bisa menyelamatkan diri, namun saat itu terjadilah satu hal yang luar biasa. Sinar merah yang gagal menghantam pemuda gagah, mendarat di permukaan telaga. Air telaga serta merta berubah menjadi merah dan berg
TIBA-TIBA Pagandring berdiri. Matanya menyala laksana api. Tangan kanannya bergerak mencabut kaca merah yang ada di keningnya. Mulutnya berkomat-kamit seperti membaca mantera. Kaca merah yang ada dalam genggamannya mengepulkan asap. Di saat yang sama tubuhnya berubah menjadi besar dan tinggi.“Astaga! Dia berubah menjadi dua kali lebih besar!” Ksatria Pengembara tercekat. Kalau tadi dia masih mengerahkan setengah saja dari tenaga dalamnya, kini dia alirkan seluruh cakra petir yang ada dalam tubuhnya ke tangan kanan. “Akan kuhantam selangkangannya! Masakan tidak amblas!” kata Bintang dalam hati. Tangan kanannya segera diangkat ke atas. Ditarik ke belakang. Pada saat dia siap menghantam tiba-tiba dari balik air terjun berkelebat sesosok tubuh. Menyusul suara orang berseru.“Pagandring! Tinggalkan pemuda itu! Orang yang kita tunggu sudah datang!”Pagandring menyeringai buruk. “Kau masih untung anak muda! Kalau tidak ada uru
Di tempatnya berdiri Jin Tangan Seribu kelihatan terus saja mengusap-usap janggutnya dengan tangan kanan. Tapi perlahan-lahan tangan kiri diangkat lalu ditempelkan menyilang di atas dada. Bunga-bunga di atas telaga yang tadinya diam menggantung di udara perlahan-lahan bergerak turun ke bawah. Dari sini sudah bisa dinilai bagaimana tingkat tenaga dalam Pagandrung yang digabung dengan Pagandring masih kalah dengan yang dimiliki si kakek berjuluk Jin Tangan Seribu itu.“Pagandring! Lipat gandakan tenaga dalammu! Rentang dua kaki! Lawan mengajak adu kekuatan. Kita berdua dia sendiri masakan kalah!”Mendengar ucapan kakaknya itu Pagandring segera salurkan seluruh tenaga dalamnya ke tangan kiri kanan. Dua kaki bergeser merenggang. Saking hebatnya pengerahan tenaga dalam dua saudara kembar itu, sepasang kaki mereka sampai amblas setengah jengkal dan tanah yang mereka pijak kelihatan kepulkan asap!Di atas batu di tepi telaga kakek berjuluk Jin Tangan Seribu
“Hai Jin Tangan Seribu,” Pagandrung angkat bicara. “Kedatangan kami tidak membawa berita menyenangkan. Kami muncul tidak pula dengan niat gembira berbincang-bincang...”“Hai! Kalian masih seperti dulu saja. Serba kesusu, selalu sibuk hingga tidak bisa berbagi waktu dengan para teman.”Pagandrung gelengkan kepala. “Ketahuilah Hai Jin Tangan Seribu, kami datang membawa berita sedih. Jangan terkejut. Kami di Perintahkan untuk mengambil kepalamu!”Bintang tersentak kaget. Sebaliknya Jin Tangan Seribu tidak tampak terkejut. Malah dia tertawa bergelak. “Pagandrung! Sejak kapan kau pandai melawak!”“Kami tidak melawak!” membentak Pagandring. Sang adik memang punya sifat lekas naik darah.Tawa Jin Tangan Seribu langsung terputus. Wajahnya kini berubah. Tapi hatinya masih tidak percaya. Maka dia bertanya. “Kalau kalian tidak sedang membanyol, lalu siapakah yang memerintahkan kalia
Pagandring goyangkan kepalanya. Dari kaca merah yang menempel di keningnya berserabutan keluar sinar merah angker. Inilah ilmu kesaktian yang disebut Sinar Darah Merah.Seperti tadi Ksatria Pengembara hendak hadapi serangan lawan dengan ilmu Cakra Petirnya. Namun di saat terakhir dia putuskan menghantam dengan pukulan ‘Matahari Terik’-nya.Pagandring tersentak dan berseru kaget ketika melihat bagaimana satu gelombang angin panas dahsyat membuat sinar merah yang keluar dari kaca sakti di keningnya mencelat ke atas. Dia kerahkan tenaga coba bertahan. Akibatnya tubuhnya ikut terangkat ke atas. Sambil membentak garang Pagandring kembali goyangkan kepalanya. Sinar merah dari dalam kaca di kening menyapu keluarkan suara seperti seratus ular mendesis.Bintang tak tinggal diam. Sambil tekuk dua lututnya, dua telapak tangan didorong ke atas. Tapak Guntur dikerahkan oleh Bintang. Laksana disambar halilintar Sinar Darah Merah musnah bertaburan dengan m
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi