Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / 49. Tak Tau Di Untung

Share

49. Tak Tau Di Untung

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Gebrakan Maithatarun tidak sampai di situ saja. Sambil melayang turun kaki kirinya ditendangkan ke arah kepala salah seekor kadal raksasa yang tengah menyerang kudanya.

“Praaaakkk!”

Kepala kadal raksasa hancur. Darah dan isi kepalanya bermuncratan. Tapi sosok tubuhnya masih tegak berdiri. Malah buntutnya tiba-tiba menggelepar ke atas. Maithatarun berseru kaget tak menyangka. Ujung ekor kadal yang tertutup sirip-sirip tebal setajam pisau menyambar lambungnya, “Craaasss!”

Darah mengucur dari perut sebelah kanan Maithatarun. Masih untung dia berlaku cepat, melompat ketika ekor kadal raksasa menghantam hingga lukanya tak cukup dalam dan tidak berbahaya, Di dalam kocek jerami, Bintang dan dua kawannya terhenyak dengan muka putih. Kalau sambaran ekor tadi sempat menghantam kocek di mana mereka berada, tak bisa dibayangkan apa yang terjadi.

“Kerabat Patole, aku masih menganggapmu sebagai sahabat. Bawa tiga temanmu. Tinggalkan segera

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   50. Siap Menuntut Balas

    KETIKA suara menggemuruh memasuki kota Jin, penduduk di kawasan itu segera tahu siapa yang muncul. Mereka berhamburan keluar dari rumah masing-masing dan lari menuju sebuah tanah lapang yang terletak di tengah-tengah kawasan pemukiman. Banyak di antara mereka termasuk anak-anak lari sambil berteriak-teriak.“Maithatarun datang! Maithatarun datang!”Di ujung timur tanah lapang besar, debu mengepul ke udara menutupi pemandangan. Begitu debu lenyap tertiup angin tampaklah Maithatarun di atas punggung kuda raksasanya. Sesaat lelaki ini pegangi perutnya yang terluka akibat hantaman ekor kadal. Darah pada luka itu sudah berhenti mengucur namun masih tertinggal rasa perih. Maithatarun melompat turun dari tunggangannya. Sepasang matanya memandang tak berkesip ke-ujung lapangan di .sebelah sana. Di sekeliling lapangan ratusan penduduk tegak berkerumun, menyaksikan apa yang sebentar lagi akan terjadi.Penutup kocek terangkat ke atas. Tiga kepala muncul keluar.

  • Penguasa Negeri Jin   51. Duelcarok

    “Duelcarok! Duelcarok!”Di kalangan penduduk Kota Jin ada semacam aturan yang disebut Duelcarok. Artinya dua orang lelaki berkelahi secara jantan satu lawan satu untuk menyelesaikan urusan mereka. Sudah dapat dipastikan salah seorang dari mereka akan tewas, Malah tidak jarang kedua-duanya akan menemui ajal! Inilah yang akan terjadi antara Maithatarun dan Zalanbur.Zalanbur memang telah menunggu kedatangan Maithatarun. Dia sengaja duduk di kursi batu di ujung tanah lapang. Di kiri kanannya empat pemuda bertindak sebagai pengawal, tegak menghunus tombak rotan berkepala batu lancip.“Dukkk... dukkk... dukk... dukkkkk!”Tanah lapang bergetar hebat ketika dua kaki batu Maithatarun menjejak dan melangkah. Suara orang yang berteriak-teriak langsung berhenti. Banyak yang heran tapi lebih banyak yang unjukkan wajah ngeri. Termasuk Zalanbur dan empat pengawalnya.Maithatarun berhenti di tengah lapangan. Dia menatap tajam ke arah Zalan

  • Penguasa Negeri Jin   52. Jin Kepompong - 1

    Maithatarun tepuk dadanya dengan tangan kanan hingga mengeluarkan suara keras dan membuat Bintang serta dua orang yang ada dalam kocek berjatuhan.“Zalanbur!” Maithatarun tiba-tiba berteriak. “Lihat baik-baik keadaan dua kakiku! Dua batu bulat membungkus kakiku! Aku menyebutnya Bola-Bola Neraka! Kaulah yang punya pekerjaan sampai aku jadi begini! Kau menyantet diriku! Tapi hari ini kau akan menyesal sampai ke alam roh! Karena dua kakiku ini yang akan mengirimmu ke alam sesat neraka jahanam! Aku Maithatarun siap melakukan Duelcarok dengan manusia laknat Kepala Negeri palsu!” Masih menggema teriakan Maithatarun itu tahu-tahu tubuhnya tampak melayang di udara. Kaki kanannya menyambar menimbulkan suara laksana sambaran angin puting beliung. Orang banyak di tepi lapang berseru kaget dan cepat-cepat menjauh.Zalanbur berteriak keras sambil melompat dari atas kursi batu. Tangan kanannya menghantam. Tapi luput. Masih untung dia selamatkan diri dari tend

  • Penguasa Negeri Jin   53. Jin Kepompong - 2

    “Celaka!” keluh Maithatarun. Dia coba mencekal leher ulat raksasa namun gigi-gigi Jin Kepompong sudah menempel di lehernya. Dalam usahanya menyelamatkan diri Maithatarun jatuh punggung dan terbanting di tanah. Dua kakinya ditendangkan berusaha menghantam tubuh ulat raksasa sementara dua tangan mencekal leher dan kepala Ulat, menahan gerakan gigitan yang siap memutus lehernya!Pada saat Maithatarun terjatuh ke tanah penutup kocek jerami terpental. Bintang, Bayu dan Arya terlempar ke luar. Arya menggigil ketakutan karena dia hampir tertindih sosok Jin Kepompong yang meliuk-liuk. Walau juga merasa ngeri setengah mati namun Bintang masih bisa berlaku tenang. Tubuh Maithatarun yang terlentang di tanah di bawah tindihan sosok ulat raksasa laksana bentangan bukit besar di mata Bintang. Sesaat dia bingung tidak tahu mau melakukan apa. Kemudian pandangannya membentur sosok sarang kepompong di ujung tanah lapang. Saat itu keadaan Maithatarun benar-benar dalam bahaya besar.

  • Penguasa Negeri Jin   54. Nenek Jin Santet Laknat

    SANG surya masih belum memperlihatkan diri. Udara di penghujung malam itu masih diremangi kegelapan. Angin dingin masih mencucuk menembus kulit sampai ke tulang. Hampir tak dapat dipercaya, dalam kegelapan seperti itu, di kawah Gunung Patimerapi berkelebat satu bayangan. Gerakannya cepat, sulit ditangkap mata biasa.Bayangan ini melompat dari satu gundukan batu ke gundukan batu lainnya. Lalu sesekali kakinya menendang dan ; "Byaaarr!" Gundukan batu hancur berarrtakan!Batu-batu yang ada dalam kawah Gunung Patimerapi itu bukan batu biasa. Tapi adalah batu-batu yang sejak ratusan tahun telah berubah menjadi bara merah menyala dan tentunya panasnya bukan alang kepalang. Jangankan untuk dipijak, berada cukup dekat saja panasnya seolah mampu membakar seseorang. Apalagi di dalam kawah terdapat cairan lahar merah mengepulkan asap panas dan sesekali mencuatkan lidah api sampai setinggi satu tombak! Namun sosok yang ber- kelebat dari satu batu ke batu lainnya itu sama sekali ti

  • Penguasa Negeri Jin   55. Kesaktian 'Bara Neraka’

    "Nek...""Sekali lagi kau dirasuk ragu dan bimbangi Sekali lagi kau berucap dan menolak berbuat! Maka Cukup sampai di sini aku melihatmu! Kalau aku masih sempat melihatmu maka aku hanya akan melihat rohmu gentayangan antara langit dan bumi!"Dinginlah tengkuk Patandai. Dia tahu si nenek tidak bicara kosong. Dia sadar perempuan tua bermuka burung gagak itu memiliki kemampuan untuk menghabisinya semudah dia membalikkan telapak tangan! Maka tanpa menunggu lebih lama Patandai melompat, ceburkan diri ke dalam cairan lahar yang mendidih panas di puncak Gunung Patimerapi itu!Sosok Patandai lenyap tenggelam di bawah permukaan lahar. Di sebelah atas lahar mencuat memercikkan lidah api. Sepasang mata Jin Santet Laknat memperhatikan dengan tajam. Mulutnya komat-kamit seperti merapal sesuatu. Lalu dia berteriak. "Kau boleh keluar sekarang Patandai!"Aneh! Walau berada di bawah permukaan lahar panas dan tebal namun si nenek mampu mengiangkan perintahnya ke telinga Pa

  • Penguasa Negeri Jin   56. Penghianatan

    "Sudah aku katakan tak ada pertanyaan" Bentakan si nenek menggetarkan Seantero kawah Gunung Patimerapi. "Maafkan aku Nek." ujar Patandai yang jadi kecut melihat tampang si nenek dan mendengar bentakannya yang dahsyat. "Aku mempunyai alasan mengapa menyuruhmu membunuh Ruhsantini. Karena dia seorang istri tidak berbudi dan tidak setia! Ruhsantini pernah berhubungan badan dengan seorang pemuda bernama Pasingar, kerabatmu di Kota Jin. Selain itu dia juga bermain cinta dengan Jin Muka Seribu! Apa perlunya kau mempunyai seorang istri seperti itu!" Patandai merasakan tubuhnya bergetar dan mukanya mendadak jadi panas sampai ke telinga. Dia hendak bertanya dari mana atau bagaimana Nenek Jin Santet Laknat mengetahui hal itu tapi tidak berani membuka mulut. Apa yang ada dalam pikiran Patandai sudah terbaca oleh si nenek. Maka dia pun berkata. "Waktu kau meninggalkan istrimu di kala dia hamil muda kau sebenarnya telah mengambil satu keputusan tepat! Berbulan-bula

  • Penguasa Negeri Jin   57. Rasa Sakit

    Belalang raksasa hijau itu terbang menembus kabut pagi disaat udara masih dingin menusuk sampai ke tulang sumsum. Di satu tempat ketinggian binatang ini melayang turun lalu hinggap di atas sebuah batu besar. Dua matanya memandang liar kian kemari seolah meneliti keadaan. Sepasang misainya bergerak-gerak tiada henti."Hai! Paehijau, apakah sanggup kau membawa kami ke puncak Patimerapi? Seharian sudah kau melompat dan melayang menerbangkan kami. Aku khawatir kau keletihan di tengah jalan dan jatuh!" Satu suara memecah kesunyian di tempat itu. Yang bicara adalah seorang perempuan muda mengenakan pakaian kulit kayu halus. Kepala dan wajahnya tertutup selendang terbuat dari rumput hijau dikeringkan. Perempuan ini duduk di punggung belalang hijau, menjadikan binatang raksasa itu sebagai tunggangannya.Belalang raksasa tundukkan kepala ke bawah lalu menggeleng pertanda dia mengerti dan menjawab ucapan tuan penunggangnya."Kau sahabatku yang setia Paehijau. Mudah-mudaha

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status