"Nek..."
"Sekali lagi kau dirasuk ragu dan bimbangi Sekali lagi kau berucap dan menolak berbuat! Maka Cukup sampai di sini aku melihatmu! Kalau aku masih sempat melihatmu maka aku hanya akan melihat rohmu gentayangan antara langit dan bumi!"
Dinginlah tengkuk Patandai. Dia tahu si nenek tidak bicara kosong. Dia sadar perempuan tua bermuka burung gagak itu memiliki kemampuan untuk menghabisinya semudah dia membalikkan telapak tangan! Maka tanpa menunggu lebih lama Patandai melompat, ceburkan diri ke dalam cairan lahar yang mendidih panas di puncak Gunung Patimerapi itu!
Sosok Patandai lenyap tenggelam di bawah permukaan lahar. Di sebelah atas lahar mencuat memercikkan lidah api. Sepasang mata Jin Santet Laknat memperhatikan dengan tajam. Mulutnya komat-kamit seperti merapal sesuatu. Lalu dia berteriak. "Kau boleh keluar sekarang Patandai!"
Aneh! Walau berada di bawah permukaan lahar panas dan tebal namun si nenek mampu mengiangkan perintahnya ke telinga Pa
"Sudah aku katakan tak ada pertanyaan" Bentakan si nenek menggetarkan Seantero kawah Gunung Patimerapi. "Maafkan aku Nek." ujar Patandai yang jadi kecut melihat tampang si nenek dan mendengar bentakannya yang dahsyat. "Aku mempunyai alasan mengapa menyuruhmu membunuh Ruhsantini. Karena dia seorang istri tidak berbudi dan tidak setia! Ruhsantini pernah berhubungan badan dengan seorang pemuda bernama Pasingar, kerabatmu di Kota Jin. Selain itu dia juga bermain cinta dengan Jin Muka Seribu! Apa perlunya kau mempunyai seorang istri seperti itu!" Patandai merasakan tubuhnya bergetar dan mukanya mendadak jadi panas sampai ke telinga. Dia hendak bertanya dari mana atau bagaimana Nenek Jin Santet Laknat mengetahui hal itu tapi tidak berani membuka mulut. Apa yang ada dalam pikiran Patandai sudah terbaca oleh si nenek. Maka dia pun berkata. "Waktu kau meninggalkan istrimu di kala dia hamil muda kau sebenarnya telah mengambil satu keputusan tepat! Berbulan-bula
Belalang raksasa hijau itu terbang menembus kabut pagi disaat udara masih dingin menusuk sampai ke tulang sumsum. Di satu tempat ketinggian binatang ini melayang turun lalu hinggap di atas sebuah batu besar. Dua matanya memandang liar kian kemari seolah meneliti keadaan. Sepasang misainya bergerak-gerak tiada henti."Hai! Paehijau, apakah sanggup kau membawa kami ke puncak Patimerapi? Seharian sudah kau melompat dan melayang menerbangkan kami. Aku khawatir kau keletihan di tengah jalan dan jatuh!" Satu suara memecah kesunyian di tempat itu. Yang bicara adalah seorang perempuan muda mengenakan pakaian kulit kayu halus. Kepala dan wajahnya tertutup selendang terbuat dari rumput hijau dikeringkan. Perempuan ini duduk di punggung belalang hijau, menjadikan binatang raksasa itu sebagai tunggangannya.Belalang raksasa tundukkan kepala ke bawah lalu menggeleng pertanda dia mengerti dan menjawab ucapan tuan penunggangnya."Kau sahabatku yang setia Paehijau. Mudah-mudaha
Di atas batu Patandai merasakan tubuhnya bergetar. Lehernya menjadi kaku dan telinganya mengiang. Bagaimanapun dia mencoba, getaran pada matanya tak dapat dikuasainya. Dia sadar bahwa samadinya tak mungkin diteruskan. Didahului teriakan menggeledek sosok Patandai melesat ke atas. Di lain kejap dia telah berdiri dua tombak di hadapan Paehijau si belalang raksasa di atas mana duduk perempuan yang membawa bayi.Belalang raksasa tersurut mundur. Misainya bergerak-gerak sementara perempuan yang mendukung bayi berubah pucat wajahnya dan ketakutan setengah mati. Tadi sewaktu Patandai masih berada di dalam kawah dia memang sudah melihat ada kelainan atas diri suaminya itu. Namun setelah dekat dia tidak mengira kelainan itu adalah satu kengerian yang dahsyat! Sepasang mata yang memiliki empat bola mata laksana kobaran api memandang padanya."Ruhsantini! Perempuan celaka! Beraninya kau datang kemari! Berani kau mengganggu samadiku!"Perempuan yang disebut dengan nama Ruhs
"Tidak perduli siapapun kau punya nama! Tidak kusangka sejahat ini hati dan pekertimu! Dengar manusia keji! Pembalasan dan karma akan jatuh atas dirimu!" Ruhsantini angkat bayi dalam bedungan tinggi-tinggi. Lalu berserulah perempuan malang ini."Hai! para Dewa dan para Dewi! Hai! semua roh yang ada di antara langit dan bumi! Bayi ini bayi suci! Tiada dosa atas dirinya! Bayi ini keluar dari rahimku! Hasil hubunganku dengan seorang suami bernama Patandai! Namun hari ini Patandai tidak mengakui kalau Ramatahati adalah anak darah dagingnya! Para Dewa dan para Dewi serta semua roh! Jatuhkan hukuman atas diri Patandai! Sengsarakan dia sebelum bayi ini sendiri menderita karena perbuatannya! Biarkan tubuhnya seperti itu sepanjang usia! Biarkan dia menderita seumur-umur dalam keangkuhan dan kesesatannya! Hai! anakku Ramatahati. Malang nasibmu! Kau tak akan berayah seumur hidupmu! Aku tak akan diakui adat sebagai ibumu! Aku memohon kepala ke atas kaki ke bawah. Kaki ke atas kepala ke b
JIN Bara Patimerapi ingat. Tadi ada selarik sinar Jingga berkelebat menamengi dan menyelamatkan Ruhsantini dari pukulan Bianglala Hitam yang dilepaskannya. Serta meria dia memutar tubuh ke arah selatan. Empat buah bola mata merah menyala lelaki itu membesar berkilat-kilat ketika dia melihat satu pemandangan yang membuat darahnya menjadi panas dan tubuh menggeletar oleh rangsangan.Sejarak lima tombak di hadapannya, di tepi kawah Gunung Patimerapi tegak seorang gadis berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus oleh pakaian terbuat dari kulit kayu yang diberi jelaga berwarna ungu. Belum pernah Patandai melihat gadis mengenakan pakaian sebagus dan sangat mempesona seperti yang satu ini. Bagian punggung, ketiak, dada dan pinggul tersibak lebar hingga empat bola mata Patandai menjadi silau.Di tempat itu tidak ada orang lain. Jangan-jangan gadis berpakaian Jingga inilah yang telah melepaskan pukulan sakti menangkis pukulan ‘Bianglala Hitam&rsquo
"Aku berjanji!" jawab Jin Bara Neraka dengan suara keras. Hasratnya tambah menggila dan dia benar- benar senang luar biasa karena tidak menduga akan bertemu dengan seorang gadis jelita yang saat itu mau saja diajaknya masuk ke dalam goa. Sambil memegang lengan si gadis Patandai mengajaknya berlari sepanjang tepi kawah. Lelaki ini berlari kencang sekali dan bukan merupakan lari biasa. Dia sama sekali tidak menyadari walau dia lari secepat itu tetapi si gadis di sebelahnya mampu mengikuti! "Hai!! Goa ini benar sejuk dan indah bersih seperti yang kau katakan!" ujar si gadis begitu mereka masuk ke dalam goa. Langsung saja dia dudukkan diri di lantai goa dekat sebuah telaga kecil berair jernih kebiruan. "Kalau kita bisa sering-sering berada di tempat ini, hemmm... Senang sekali hatiku” Patandai tertawa lebar lalu ikutan duduk di lantai. Dia sengaja merapatkan tubuhnya ke pinggul si gadis. "Sekarang apa yang akan kita lakukan?!" bertanya gadis itu seolah-ol
GEMURUHNYA arus sungai terasa menyeramkan di telinga Bintang. Bayu dan Arya yang berada di atas telapak tangan kanan Maithatarun. Maithatarun sendiri saat itu duduk di atas sebuah batu besar sambil merendam sepasang kakinya yang terbungkus dua batu besar berbentuk bola yang di seantero Negeri Kota Jin kini telah dikenal dengan sebutan Bola Bola Neraka. Bahkan banyak pula yang menjuluki Maithatarun sebagai Jin Kaki Batu.Sejak dia membunuh Zalanbur, pemuda jahat yang hendak mencelakai dirinya, penyebab kematian istrinya Ruhrinjani serta perampas kedudukannya sebagai Kepala Negeri Kota Jin. Hampir seluruh penduduk menginginkannya kembali menjadi Kepala Negeri. Namun Maithatarun telah kepalang kecewa. Walau kini dia telah meninggalkan Kota Jin. Dia belum tahu kemana dia hendak pergi. Sementara itu rasa suka dan persahabatannya terhadap Bintang dan dua kawannya semakin terasa erat.Maithatarun memetik selembar daun di tepi sungai. Ketiga orang itu diletakkannya di atas dau
Sosok yang tegak di atas batu besar ditengah sungai bukan lain adalah Patandai alias Jin Bara Neraka. Sepasang matanya masing-masing memiliki dua bola mata berwarna merah seperti bara menyala menatap angker ke arah Maithatarun. Saat itu Maithatarun masih duduk di atas punggung kuda tunggangannya yang berkaki enam. Sementara Bintang, Bayu dan Arya masih berada dalam genggaman tangannya, belum sempat dimasukkan ke dalam kocek jerami."Makhluk apa ini gerangan?" kata Bayu."Kepalanya seperti pendupaan! Ada bara menyala!" menjawab Bintang. Sementara Arya berdiam diri karena ngeri melihat sosok Jin Bara Neraka. Udara di sekitar sungai yang tadinya sejuk kini berubah menjadi panas oleh hawa yang keluar dari bara menyala di kepala dan tubuh Jin Bara Neraka."Lihat matanya!" Bayu kembali berucap.”Setiap mata ada dua bola mata!""Ya, aku juga sudah melihat!" kata Bintang"Aku punya firasat bahaya besar mengancam Maithatarun, berarti mengancam kita ber
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi