Share

197. Bagian 16

Author: KSATRIA PENGEMBARA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Tua bangka gatal! Mengapa kau cuma menamparku satu kali?! Ayo tampar lagi! Lakukan sepuasmu!" Tiba-tiba Ruhsantini berteriak. Si nenek pelototkan matanya. Dia hendak bergerak maju dan benar-benar hendak menampar Ruhsantini. Tapi tiba-tiba dia hentikan gerakannya dan menyeringai. Setelah kentut dua kali dia berkata.

"Jangan kira aku tidak tahu akal busukmu! Kau minta aku menampar agar bisa memutus tali-tali jaring!"

"Buutt!" Si nenek kentut.

"Perlu apa menolongmu. Lebih baik aku mencari kibul ayam jantan. Tinggal enam belas ekor lagi! Aku akan segera sembuh! Hik... hik!" Si nenek songgengkan pantatnya ke arah Ruhsantini lalu kentut lagi dua kali berturut-turut. Setelah itu sekali berkelebat perempuan tua itupun lenyap. Ruhsantini memaki habis-habisan.

"Nenek otak miring! Mencari kibul ayam jantan katanya! Apa artinya kibul? Tua bangka tidak berbudi!" Ruhsantini kemudian periksa bagian jaring yang putus. Dia coba menarik-narik dan memasukkan kepalanya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penguasa Negeri Jin   197. Bagian 17

    KSATRIA PENGEMBARA berlari cepat melewati deretan pepohonan dan semak belukar tinggi. Ruhcinta berada di sebelah depannya. Walau saat itu cahaya sang surya yang hendak tenggelam mulai redup namun karena Ruhcinta tak berapa jauh di depannya dengan mudah Bintang bisa mengikuti lari si gadis.Sebentar saja kedua orang itu telah masuk jauh ke dalam rimba belantara. Di satu tempat sosok Ruhcinta lenyap. Bintang hentikan larinya, memandang berkeliling."Ruhcinta! Dimana kau?!" Bintang memanggil. Suaranya bergema dalam rimba belantara yang mulai gelap itu. Tak ada jawaban. Bintang menunggu. Sesekali terdengar suara desir dedaunan yang saling gesek oleh tiupan angin."Ruhcinta?!" Bintang memanggil kembali. Setelah ditunggu tetap tak ada jawaban Bintang bersiap untuk mengerahkan Ilmu Mata Dewa yang didapatnya dari Dewa Kera. Ilmu yang sebelumnya hanya bisa digunakan untuk melihat segala sesuatunya dengan lebih jelas dan mampu melihat kelemahan jurus lawan, kini Bintang t

  • Penguasa Negeri Jin   197. Bagian 18

    Dalam gelapnya malam, di atas pohon di pinggir kawasan rimba Alas Diam Salawasan, Jin Santet Laknat mendekam tak bergerak. Sepasang matanya yang tanpa alis terpejam. Paruh burungnya bergerak-gerak. Saat itu pikirannya sedang kacau. Hatinya terus menerus membatin."Betul apa yang diucapkan Junjungan. Ternyata pemuda itu memiliki wajah cakap serta perawakan gagah sempurna. Hai... Bersyukur aku masih bisa menahan diri hingga pukulanku tadi tidak sampai merenggut nyawanya. Hai, apakah hatiku telah tergoda? Junjungan, apakah aku benar harus mengikuti ucapanmu? Mengawini pemuda itu, menjadikannya sebagai suamiku? tapi bagaimana mungkin? Keadaan rupaku yang seperti ini tidak memberi jalan baginya untuk menyukai diriku. Apalagi dia sudah mengetahui kejahatan yang aku lakukan terhadapnya. Aku memang memiliki ilmu kesaktian bernama llmu Bersalin Wajah. Dengan ilmu itu aku bisa merubah diri setiap saat aku suka. Merubah wajah dengan wajah siapa saja yang aku suka. Tetapi hal itu tak bis

  • Penguasa Negeri Jin   197. Bagian 19

    Dua kepala ular menyambar ubun-ubun Ksatria Pengembara. Bintang hantamkan dua tangannya ke atas. Satu memukul, satu lagi berusaha mencekal leher binatang itu. Celakanya, dua gerakan tangan Bintang itu tidak satupun menemui sasaran!"Tamat riwayatku!"Bintang masih berusaha menggerakkan kepalanya ke samping untuk menghindarkan patukan ular. Namun sia-sia saja! Sesaat lagi ubun-ubun di batok kepala Ksatria Pengembara akan jebol dihantam patukan dua kepala ular, tiba-tiba dari kegelapan melesat selarik sinar hitam. Laksana pedang sinar itu membabat pangkal leher ular kepala dua.”Crassss”Leher itu putus. Darah muncrat menyembur kepala dan pakaian Bintang. Tidak tunggu lebih lama Bintang segera betot tubuh ular yang melingkar menggulung dirinya lalu dibantingkannya ke sebuah batu di tepi telaga. Lalu dia memandang berkeliling. Dia tak melihat siapa-siapa."Orang pandai yang barusan menolongku!" Bintang berseru. "Harap sudi perlihatkan diri

  • Penguasa Negeri Jin   197. Bagian 20

    AKU menaruh firasat hutan ini celaka! Kita bakal menghadapi bahaya tak terduga! Sudah satu malaman kita di dalam hutan! Kita seperti berputar-putar tak karuan. Bintang tak kunjung ditemukan!" Jawab Arya."Bayu, baiknya kita kembali saja ke lembah batu""Tidak bisa! Kita harus mencari Bintang sampai dapat. Aku juga punya firasat kalau dia itu sedang dihadang marabahaya!""Malam gelap, dingin. Di dalam rimba seram begini rupa! Aku....""Sebentar lagi bakal siang. Apa tidak kau lihat langit di sebelah timur sudah mulai terang?!""Arya! Lebih baik kau berteriak-teriak memanggil Bintang. Mungkin bisa menolong menemukannya lebih cepat!""Di dalam rimba belantara angker begini rupa aku tak berani berteriak. Salah-salah leherku bisa dicekik dedemit penghuni hutan!" Saking kesalnya Bayu menjawab."Kalau di sini memang ada dedemit bukan lehermu sebelah atas yang dicekiknya. Tapi lehermu sebelah bawah itu!""Dasar samba!! Jangan Kau

  • Penguasa Negeri Jin   197. Bagian 21

    "Jangan-jangan anak itu sudah dicium setan congek hingga telinganya jadi tuli!" kata Bayu"Aku khawatir dia bukan cuma tuli, tapi matanya juga ikut-ikutan tidak beres. Masakan kita berada sedekat ini dia tidak bisa melihat!" ujar Arya pula."Kita cari jalan berputar. Mungkin bisa tembus! Jalan ke ujung sana baru membelok ke arah pedataran rumput!" kata Bayu. Arya setuju.Dua orang itu lari ke ujung timur. Setelah cukup jauh mereka membelok ke kiri. Tapi "buukk.. bukkk!" Kembali sosok mereka menghantam dinding yang tidak kelihatan. Selagi terhuyung-huyung tiba-tiba Bayu berseru."Dia lenyap! Bintang lenyap!"Saat itu Ksatria Pengembara yang tadi berada di dekat lapangan sebelah sana kini memang lenyap tak kelihatan lagi."Kemana kita harus mencari? Apa yang terjadi dengannya?!" Arya tampak bingung sekali."Aku tidak percaya pada segala macam setan, jin atau dedemit!" berkata Bayu."Jangan-jangan ada orang jahat berkepandaian tin

  • Penguasa Negeri Jin   198. Rimba Alas Diam Salawasan

    RIMBA ALAS DIAM SALAWASAN adalah sebuah hutan rimba yang dibuat dengan susunan dan mantra Ilmu Hitam tertentu dengan maksud untuk mengacaukan atau membuat bingung orang yang memasukinya. Selain itu juga ditanami tumbuhan beracun, jebakan-jebakan mematikan dan hewan-hewan buas dan beracun seperti ular, kalajengking, buaya dan macan. Orang asing yang tidak mengenal keadaan hutan ini, dapat masuk namun kemungkinan untuk keluar tidak ada sama sekali. Hal ini selain banyaknya jebakan-jebakan yang mematikan, juga penanaman pohon diatur sedemikian rupa, sehingga selain dapat membingungkan juga menghalangi pandangan di sekitarnya. Rimba Alas Diam Salawasan (Hutan Tinggal Abadi). Disebut demikian karena orang-orang yang mencoba masuk ke kawasan hutan ini tidak dapat keluar lagi sehingga “menetap” di sana sampai akhir hayatnya.“Rimba Alas Diam Salawasan!" ujar Bintang kaget. Dia ingat, Maithatarun pernah menuturkan keangkeran hutan ini. Lalu dia ajukan pertanya

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 2

    Ksatria Pengembara pandangi wajah dan sosok Ruhtinti. Jika tidak dalam keadaan seperti itu dia akan menyadari betapa gadis berkulit hitam manis ini bukan saja memiliki wajah cantik jelita tapi juga tubuh yang sangat bagus dan tersingkap di sana-sini penuh menggairahkan. Sebaliknya Ruhtinti yang berada dalam keadaan lebih tenang setiap dia menatap paras sang pendekar dadanya terasa berdebar. Dia harus mengakui, tidak ada pemuda di Negeri Jin yang memiliki wajah segagah pemuda asing ini.Bintang kepalkan dua tangannya. Lalu dia ingat akan "llmu Mata Dewa" yang di dapatnya dari Dewa Kera. Pada Ruhtinti dia berkata."Kita pasti bisa keluar dari sini! Aku akan berusaha!" Lalu Bintang salurkan tenaga dalamnya ke kepala. Matanya dikedipkan dua kali berturut-turut. Dia memandang berkeliling. Seperti diketahui dengan ilmu itu Bintang bisa melihat apa saja dikejauhan sekalipun terhalang sesuatu.Namun saat itu sampai dia cucurkan keringat dingin dan sepasang matanya menja

  • Penguasa Negeri Jin   198. Bagian 3

    Bintang pegang lengan Ruhtinti. Sambil memandang berkeliling dia berkata. "Keadaan di tempat ini aneh sekali. Barusan saja aku masih melihat matahari di langit dan cuaca terang benderang. Mengapa tahu-tahu di sini keadaan redup, matahari mendadak lenyap, udara berubah gelap seolah-olah siang telah berganti dengan malam. Atau saat ini hari sebenarnya memang telah malam? Aku menangkap suara jengkerik tiada henti di sekitar sini. Lalu ada suara kodok "Disentuh lengannya begitu rupa membuat Ruhtinti jadi berdebar. Si gadis balas letakkan jari jari tangannya yang halus di atas tangan Bintang."lnilah kawasan yang kukatakan sedikit aman bagi kita Di luar sana sebenarnya hari masih siang. Tapi di sini siang malam sama saja. Suara jengkerik dan kodok tak pernah putus""Katamu ada sebuah goa Aku tidak melihat apa-apa," kata Bintang pula. Ruhtinti menunjuk pada tiga pohon besar yang tumbuh berdampingan."Di balik pohon besar sebelah kanan ada satu gundukan tanah t

Latest chapter

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status