"Sudah lapor polisi?""Apakah penculiknya menghubungimu? Mereka minta uang?"....Kericuhan yang terjadi di meja Keluarga Pranoto mengundang perhatian para tamu. Carlo yang berada di atas panggung merasa diabaikan, dia mengetuk mikrofon sambil berdeham untuk meminta perhatian.Liam mengepalkan tangan sambil menunduk. Setelah beberapa saat, dia menjawab, "Iya.""Sudah berapa lama Shelbi hilang? Masih belum diselamatkan?" Kenta meninggikan suaranya karena cemas.Para tamu terkejut mendengar teriakan Kenta, semua mata kembali memandangnya. Kenta sengaja berteriak agar semua orang mendengarnya."Shelbi adalah anak kandungmu! Liam, bagaimana kamu bisa bersikap sekejam ini? Kamu nggak kekurangan uang, kamu tega melihat putrimu mati di tangan penculik?" bentak Kentak.Orang-orang di dalam aula tersentak membelalak saat mendengar ucapan Kenta."Liam, kamu nggak menebus putrimu?""Jangan-jangan Shelbi sudah ....""Polisi nggak bisa menemukan keberadaan anakmu?"....Liam mengerutkan bibir, bulu
Evano baru menelepon saat Liam tiba di lobi hotel."Aku sudah keluar." Liam melambaikan tangan untuk mengusir manajer hotel yang menghampirinya."Cepat banget?" Evano agak kaget. "Mereka cari masalah lagi?"Liam tidak menyukai keluarga pamannya, tetapi dia tidak pernah memulai pertengkaran. Setiap kali, selalu keluarga pamannya yang memulai perselisihan.Liam beranjak masuk ke dalam mobil. Dia tidak ingin membahas masalah pesta dan langsung mengganti topik pembicaraan. "Bagaimana di sana?"Evano melirik ke arah ruang rawat yang tertutup rapat sambil berbisik, "Em, ada masalah."Tanpa banyak bicara, Liam menginjak pedal gas dan mobil pun memelesat dengan kecepatan tinggi.....Jika menggunakan kecepatan normal, Liam membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk tiba di rumah sakit. Namun Liam menggunakan kecepatan maksimal dan tiba di rumah sakit dalam waktu 20 menit.Kemudian Liam buru-buru keluar dari mobil dan berlari ke ruangan Sofia. Sesampainya di depan ruangan Liam mengerutkan alis sa
"Kumala dirawat di ruangan sebelah. Oh iya, Grase juga mengeluh, katanya sudah nggak tahan bekerja di Kaluva Entertain," jawab Evano.Liam tidak begitu terkejut. "Mereka berdua kenapa?""Hari ini Kumala membuat keributan di kantor Kaluva Entertain. Grase menampar Kumala, lalu Oscar juga memukuli Kumala sampai masuk rumah sakit. Kondisi Kumala sangat parah." Begitu mengetahui Kumala masuk rumah sakit, Evano langsung mengutus orang untuk menyelidikinya.Mata-mata yang diutus Evano untuk bekerja di Kaluva Entertain telah mengundurkan diri sehingga tidak banyak informasi yang didapatkan."Sampai sekarang Kumala masih belum sadarkan diri. Tadi sore polisi datang sebentar."Kumala belum sadarkan diri, dia tidak akan membahayakan nyawa Sofia."Aku akan mengutus pengawal untuk mengawasi Kumala." Liam berusaha menenangkan Sofia, Darius, dan Martin. "Kalian tidak perlu cemas.""Apa gunanya mengutus orang?" Darius mencemoohnya, "Kemarin kamu juga mengutus orang untuk mengawasi Sofia, tapi apa has
Bandara Kota Yalan.Entah sudah berapa kali Sofia datang dan pergi melalui tempat ini.Setiap kali mendatangi bandara ini, hati Sofia selalu terasa berat. Sofia merasa seakan kembali ke 6 tahun yang lalu, hari di mana dia meninggalkan kota ini."Saatnya pulang" Martin mendorong kursi roda Sofia masuk ke dalam pesawat."Em." Seiring kursi roda yang bergulir, berbagai macam pikiran terbesit di kepala Sofia. Sofia menggenggam erat ponsel yang diberikan Liam tadi malam.Darius berjalan di samping Sofia. Ketika melihat ponsel yang dipegang Sofia, Darius mencibir dengan kesal, "Hem, bukannya datang mengantar."Sofia tahu siapa yang sedang dimarahi Darius. Sofia membuka ponselnya, tetapi tidak ada pesan yang masuk.Sofia mengerutkan bibir, hatinya terasa hampa dan gugup. Demi keamanan Sofia, Darius memesan semua kursi yang ada di kelas bisnis.Darius, Sofia, dan Martin duduk terpisah agar memiliki ruang tersendiri dan tidak saling mengganggu.Begitu duduk, Martin langsung membuka laptopnya da
"Kamu sudah berapa lama bekerja untukku? Kenapa mengurus hal semudah ini pun tidak becus?" Oscar melirik Drako dengan sinis sambil mengisap cerutunya."Biar aku yang urus." Oscar memiliki rencana sendiri. "Kamu hanya perlu tutup mulut, jangan memberi tahu siapa pun."Drako merasa lebih tenang setelah Oscar berjanji untuk membereskan masalah ini."Oh iya .... Pak, Grase tetap menolak tawaran Anda." Drako tampak ketakutan.Raut wajah Oscar langsung berubah dan memukul meja. "Dikasih hati, minta jantung!"Drako ketakutan melihat amarah Oscar, dia pun bergegas menjelaskan. "Grase kesal karena Bu Kumala memakinya. Harganya dirinya terluka, dia tidak menerima sikap Bu Kumala.""Wanita jalang itu ...." Oscar menggertakkan gigi. "Seharusnya aku menghabisi dia!"Drako tidak berani bergeming, dia takut salah bicara dan malah makin membuat Oscar murka."Temui Grase, usahakan penuhi semua persyaratan yang diminta," Oscar memerintahkan.Oscar mengeluarkan uang yang banyak untuk merebut Grase dari G
Akhir-akhir ini Oscar sangat sibuk, ada banyak pertemuan dan makan malam yang harus dihadirinya.Para CEO rumah produksi, agensi artis, produser, investor, semuanya berusaha menyanjung Oscar agar mendapatkan kesempatan bekerja sama.Malam ini Oscar ditemani seorang artis yang baru memulai debut. Setelah makan dan minum, mereka membuka kamar di hotel.Di saat sedang berguling-guling mesra di atas tempat tidur, mereka dikejutkan oleh suara ketukan pintu. "Bang, bang!""Buka pintu! Polisi!"Oscar terkejut, seluruh hasrat dan mabuknya langsung hilang. Artis tersebut refleks mendorong tubuh Oscar, lalu memungut pakaiannya yang berserakan di lantai.Oscar juga bergegas mengenakan pakaian, lalu berjalan ke depan dan membuka lubang intip untuk memeriksa situasi di depan kamar. Terlihat beberapa petugas kepolisian berbadan kekar yang berdiri di depan kamar.Oscar panik, kenapa tiba-tiba polisi datang menemuinya?"Bang, bang, bang!" Suara ketukan pintu tidak berhenti. Polisi yang berdiri di luar
Polisi yang mengemudikan mobil menginjak pedal gas, sedangkan polisi yang duduk di kursi penumpang menoleh ke belakang. "Bawa ponsel?"Oscar berbalik tanya, "Untuk apa?""Untuk menghubungi atasanku." Polisi tersebut tersenyum. "Kalau kamu tidak bawa ponsel, aku bersedia meminjamkan ponselku."Polisi tersebut menawarkan ponselnya kepada Oscar."Tidak perlu! Ponselku ada di saku sebelah kanan, ambilkan!" Oscar terbiasa memerintah orang, dia bahkan tidak sungkan memerintah seorang polisi.Tangan Oscar masih diborgol, polisi tersebut membantu Oscar dengan senang hati."Maaf, nomor yang Anda tuju tidak bisa dihubungi, silakan coba beberapa saat lagi ...."Oscar menghubungi hingga belasan kali, tetapi hasilnya tetap sama."Sepertinya Anda tidak tahu." Polisi tersenyum mengambil ponsel Oscar dan menyitanya. "Atasanku sudah diganti. Polisi yang kamu maksud telah dijebloskan ke penjara."Oscar baru menyadari, ternyata polisi ini sedang mempermalukannya. Oscar menggertakkan gigi sambil menatap t
Sejak dirawat di rumah sakit, Kumala mendapatkan banyak perhatian dari media. Wartawan berusaha keras untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi kepada Kumala.Masyarakat kembali digemparkan saat Oscar dinyatakan sebagai pelaku atas penganiayaan yang dialami Kumala.Beberapa akun gosip menyatakan kalau mereka mendapatkan informasi dari karyawan yang bekerja di Kaluva Entertain. Mereka menulis informasi bohong yang menyudutkan Oscar. Bahkan ada yang mengatakan hidung Kumala dan hampir meninggal.Dunia hiburan sontak digemparkan setelah semua perbuatan Oscar terkuak ke publik.Sebagai tersangka pemukulan dan penculikan, Oscar tidak bisa lolos dari hukuman. Meskipun telah mengakui perbuatannya, Drako tetap akan menerima hukuman setidaknya 2 sampai 3 tahun penjara.Tanpa adanya pemimpin, situasi Kaluva Entertain sangat kacau. Semua karyawan Kaluva Entertain telah mencari pekerjaan lain, mereka tidak ingin berlama-lama terperangkap di tengah kekacauan ini.Masyarakat tengah ramai membica
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa