Share

Bab 12

Author: Yellow
Sofia tidak perlu melakukan apa-apa karena semuanya dibereskan oleh Evano. Cuti tinggal 2 hari lagi, Sofia juga merasa sangat senggang. Jadi dia menghubungi agen properti dan berencana untuk menyewa sebuah apartemen di dekat Hotel Royal.

Hotel Royal terletak di salah satu daerah yang paling kaya di Kota Haita. Hotel Royal dikelilingi perumahan mewah seharga miliaran. Kalaupun ada rumah kosong, perumahan itu tidak disewakan kepada sembarang orang.

Sofia tidak memiliki pilihan lain, rencananya dia akan mencari tempat tinggal yang bisa ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan transportasi umum. Kalau terlalu jauh, Sofia agak mengkhawatirkan jam-jam sibuk, seperti jam pergi dan pulang kantor.

Agen properti membawa Sofia untuk mengunjungi beberapa apartemen, tetapi tidak ada satu pun yang cocok di hati. Kalau bukan karena lingkungannya ribut, apartemennya terlalu tua dan tidak mempunyai lift.

Intinya tidak ada yang Sofia suka ....

Sofia kembali ke hotel dengan kondisi kelelahan. Sesaat baru berbaring, tiba-tiba ponsel Sofia berdering.

Sofia mengeluarkan ponselnya, lalu menatap nama Yaga Hutomo yang tertera di layar. Yaga Hutomo adalah adiknya Glen.

Tanpa menyapa, Yaga langsung berkata, "Minggu depan aku dan Ella mau pulang ke Kota Haita. Pesankan tiket pesawat dan hotel untuk kami."

Yaga berkuliah di salah satu universitas yang berada di Kota Yalan, sedangkan Ella adalah pacar yang telah dikencani selama 2 tahun terakhir.

Sebenarnya Sofia dan Yaga tidak akrab. Semenjak Sofia dan Glen menikah, Sofia dan Yaga hanya pernah mengobrol beberapa kali. Apalagi Ella, Sofia lebih tidak akrab. Sofia hanya beberapa kali pernah mendengar Keluarga Hutomo yang membahas Ella. Katanya Ella adalah putri tunggal dari salah satu pebisnis di Kota Yalan.

Oleh sebab itu, Sofia agak tercengang mendengar permintaan Yaga yang lebih terdengar seperti "perintah". Untuk masalah ini, rasanya Yaga tidak perlu mencari Sofia.

"Suruh kakakmu saja," jawab Sofia.

Tampaknya Keluarga Hutomo belum memberi tahu Yaga mengenai perceraian Sofia dan Glen. Untuk menghindari masalah, Sofia pun tidak mau membahas perceraiannya.

Sofia ingin segera mengakhiri panggilan ini, tapi siapa sangka, Yaga malah marah-marah.

"Kak Glen sibuk banget, nggak ada waktu buat mengurus hal begini." Nada bicara Yaga terdengar sangat kasar. "Sebagai Kakak Ipar, apa salahnya sih bantu sebentar? Lagian kamu bekerja di Hotel Royal, 'kan? Tinggal kasih tahu ke resepsionis saja apa susahnya?"

Setiap kumpul keluarga, Yaga sibuk memainkan game yang ada di ponselnya, dia tidak terlalu banyak bicara. Selama ini Sofia mengira kalau Yaga memiliki kepribadian yang tertutup dan pendiam, tapi ternyata sama anehnya dengan Bapak dan Ibu Hutomo.

Sofia terkejut, tetapi tidak heran. Orang tua dan anak memang sama saja.

"Aku cuma bisa bantu memesan hotel. Tiket pesawat kamu pesan sendiri, atau cari kakakmu," jawab Sofia.

Kalau Yaga ingin menginap di Hotel Royal, Sofia juga tidak mungkin menolaknya demi ego pribadi.

"Sudah, nggak usah berlagak baik. Kalau nggak mau bantu, ya sudah! Aku nggak perlu bantuanmu, aku bisa sendiri," teriak Yaga, lalu menutup panggilannya.

Sofia mengerutkan bibir sambil menyimpan ponselnya. Dia kira semua sudah berakhir, nyatanya tidak seindah yang dipikirkan. Keesokan hari, Yaga kembali meneleponnya saat Sofia sedang mencari tempat tinggal.

"Aku pesan tiket sendiri, kamu pesankan hotel. Aku mau kamar yang mewah, check-in hari jumat, untuk 2 malam. Nanti aku kirimkan nomor kartu identitasku, nomor ponsel pakai nomor ini," kata Yaga.

Agen properti sedang menunggu, Sofia tidak punya banyak waktu untuk bertengkar dengan Yaga. Akhirnya Sofia pun mengiakan permintaan Yaga.

Dua menit kemudian Yaga mengirimkan sebuah pesan yang berisi nomor identitasnya. Dia bahkan sama sekali tidak mengucapkan terima kasih.

Pada sore, Sofia kembali ke hotel dengan tangan kosong. Ketika melewati resepsionis, Sofia sekalian memanggil Mita untuk mereservasi kamar Yaga.

"Aku mau memesan kamar yang mewah, check-in hari jumat untuk 2 malam."

"Untuk teman, ya?" tanya Mita.

"Hmm." Sofia memberikan data diri Yaga kepada Mita.

Mita mengoperasikan komputernya sambil bertanya, "Mau dikasih diskon, tidak?"

"Tidak," jawab Sofia. Enak saja, sudah dibantu reservasi, masih mau minta diskon? Jangan mimpi!

"Bu Sofia?" Terdengar suara Evano yang memanggilnya.

Ketika menoleh ke belakang, Sofia melihat Evano dan Liam yang berjalan sambil menyeret koper masing-masing.

"Pak Evano, Pak Liam." Sofia menyapa mereka berdua, lalu bertanya, "Mau check-out, ya?"

"Iya." Evano mengangguk sambil menunjuk ke arah resepsionis. "Kamu sudah selesai?"

Sofia langsung memberikan jalan, lalu bergegas memerintahkan Mita, "Sudah, sudah. Mita, tolong layani Pak Evano dan Pak Liam."

"Oh, baik." Mita mengambil kartu yang diberikan oleh Evano dan bergegas mengurus prosedur pengembalian kamar.

Ada sesuatu yang mengganjal di hati Sofia. Setelah berpikir sejenak, dia pun bertanya kepada Evano, "Kalian mau meninggalkan Kota Haita? Urusanku ...."

"Oh, tidak, kami tidak meninggalkan Kota Haita." Evano menjawab sambil tersenyum, "Sebaliknya, kami memutuskan untuk tinggal di sini."

"Hmm?" Sofia tampak kebingungan.

"Sebenarnya kedatangan kami kali ini untuk mengurus pendirian Grup Charula yang mau membuka cabang di Kota Haita. Setelah mengurus semua, kami mau langsung pulang ke Kota Yalan, tapi ternyata prosedurnya jauh lebih rumit daripada yang kami bayangkan. Prosedurnya tidak mungkin selesai dalam beberapa hari, mungkin perlu beberapa tahun," Evano menjelaskan.

"Grup Charula?" Sofia terkejut. "Grup Charula yang ...."

Yang hanya memerlukan 10 tahun untuk merajai bisnis IT dan memiliki presdir yang misterius itu?

"Benar. Grup Charula yang itu." Evano mengangguk.

"Tapi ... apa hubungannya Grup Charula dengan kalian?" Sofia memandang mereka dengan kebingungan.

Liam adalah tamu penting yang misterius, sedangkan Evano adalah pengacara yang banyak menangani kasus perceraian. Apa hubungan mereka dengan Grup Charula?

Tiba-tiba Evano menegakkan tubuh, lalu melonggarkan dasinya dan berdeham. "Aku perkenalkan ...."

Evano menunjuk ke arah Liam dan berkata dengan serius, "Beliau adalah pendiri sekaligus merupakan Presiden Direktur Grup Charula, sedangkan aku adalah rekan kerjanya sekaligus pemegang saham terbesar kedua di dalam perusahaan."

Sofia membelalak, dia tidak harus merespons apa ....

Melihat Sofia yang mematung di tempat, Evano langsung mengubah topik pembicaraan. "Oh iya, 2 hari ini kamu ke mana? Aku dengar kamu sering pergi pagi dan pulang malam."

Sofia terbangun dari lamunannya. Bagaimanapun Evano telah banyak membantu, Sofia tidak menganggapnya sebagai orang luar dan tak ada yang perlu dirahasiakan.

"Aku pergi mencari tempat tinggal. Aku tidak bisa pulang ke rumahku. Tinggal di hotel memang enak, tapi kamarnya agak kecil dan tidak leluasa," Sofia menceritakan keresahannya.

"Kamu mau beli rumah?" tanya Evano.

Sofia tersenyum kecut. "Uang dari mana? Aku berencana sewa apartemen. Setelah masalah perceraian beres dan kalau uangnya cukup, aku baru cicil rumah lagi."

Sebagai salah satu kota termaju di negara ini, harga properti di Kota Haita melonjak selama 10 tahun terakhir. Bahkan rumah di pinggiran kota saja mencapai harga miliaran.

Dengan tabungan yang dimiliki Sofia saat ini, jangankan membeli seisi rumah, untuk membeli toiletnya saja tidak cukup.

"Terus kamu sudah menemukan rumah yang cocok?" tanya Evano.

"Belum." Sofia menggelengkan kepala. "Aku sudah melihat 10 apartemen, tapi tidak ada satu pun yang cocok."

Related chapters

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 13

    Evano merupakan salah satu tokoh terpandang di negara ini. Beberapa tahun terakhir, Evano banyak mengurus kasus perceraian orang-orang kaya. Setiap kasus, dia dibayar dengan nilai yang fantastis.Ditambah dengan statusnya sebagai salah satu pemegang saham Grup Charula, membeli rumah di Kota Haita semudah membalikkan telapak tangan."Kebetulan aku ada rumah kosong di Apartemen Pasadena," kata Evano.Apartemen Pasadena adalah hunian mewah yang terletak di dekat Hotel Royal dan memiliki fasilitas lengkap."Boleh disewakan untukku?" Sofia sulit memercayainya."Tentu saja." Evano mengangguk dengan serius, dia tidak sedang bercanda. "Kalau kamu tertarik, kita bisa ke sana sekarang.""Boleh." Sofia langsung menyetujuinya.Sebuah mobil telah menunggu di depan pintu hotel. Begitu Evano dan Liam keluar, sopir bergegas turun dari mobil dan memindahkan koper mereka ke bagasi di belakang.Selagi sopir merapikan koper mereka, Evano menyalip Sofia dan berkata, "Aku mau duduk di depan, aku lebih suka

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 14

    Sofia dan Liam kembali ke Hotel Royal bersama-sama. Kata Liam ada barangnya yang ketinggalan, dia mau kembali untuk mengambilnya.Liam memiliki postur yang tinggi, satu langkah Liam setara dengan 2 langkah Sofia. Untuk mengimbangi langkah Liam, Sofia sampai harus berlari.Meskipun mengenakan sepatu datar, tumit Sofia agak sakit setelah berjalan seharian untuk mencari tempat tinggal."Aw ...." Tiba-tiba betis Sofia kram. Dia membungkukkan badan untuk mengurut kakinya.Liam berhenti saat menyadari tidak ada suara langkah kaki yang mengikutinya. Ketika menoleh ke belakang, Liam melihat Sofia yang tertinggal jauh sambil berpose aneh.Liam menghampiri Sofia dan bertanya, "Ada apa?"Dengan malu-malu, Sofia menundukkan kepala dan menjawab dengan suara yang sangat kecil, "A-aku .... Kakiku kram."Setelah mendengar jawaban Sofia, Liam langsung berjongkok dan mengusap betis Sofia. "Kaki yang ini?"Suara Liam terdengar normal, dia juga serius membantu Sofia. Liam tidak terlihat seperti orang yang

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 15

    Jawaban Liam sontak membungkam Glen, tetapi Glen tidak mau terlihat kalah dan akhirnya bergumam, "Tidak tahu malu."Liam tidak memedulikan ucapan Glen. Selama 34 tahun hidup, Liam pernah mendengarkan ucapan yang lebih menyakiti hati. Kata "tidak tahu malu" sama sekali tidak ada apa-apanya bagi Liam."Memangnya tahu malu ada guna?" Liam bertanya balik kepada Glen. "Tidak tahu malu baru bisa hidup enak. Kurasa kalian yang lebih memahaminya."Mana mungkin Glen tidak memahami makna yang tersirat di balik sindiran Liam?"Kamu!" Glen melepaskan tangan Vera, lalu maju dan menyerang Liam.Begitu Glen melayangkan tinjuan ke wajah Liam, Liam mengangkat tangan dan menangkisnya."Tidak sadar diri." Liam memelintir pergelangan tangan Glen, lalu menendang lututnya."Krak!" Glen langsung terjatuh ke aspal.Vera menutup mulutnya dengan menggunakan tangan. Karena takut Glen dihajar, Vera pun menjerit sekeras mungkin, "Tolong! Ada preman, tolong ...."Teriakan Vera bergema di tengah malam yang sunyi. Li

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 16

    Sofia tahu, Glen pasti tidak akan tinggal diam, tetapi anehnya Glen maupun keluarganya tidak muncul di hadapan Sofia.Dari semenjak Glen menelepon sampai Sofia pindah ke apartemen baru, semua berjalan normal. Tak ada seorang pun yang datang mencari masalah.Meski begitu, Sofia tetap berhati-hati. Walaupun jarak rumah dan kantor dekat, Sofia tidak berani berangkat sendirian.Dua hari kemudian, Sofia dipanggil ke ruangan Reno. Selaku manajer umum, raut wajah Reno terlihat sangat masam. Seingat Sofia, dia tidak melakukan kesalahan apa pun, untuk apa Reno memanggilnya?"Kamu kenal Pak Ethan? Ethan Galda, dari Grup Upeska," Reno bertanya kepada Sofia."Grup Upeska?" Sofia terkejut, sekujur tubuhnya terasa tegang dan kaku.Bagi masyarakat, Grup Upeska bukanlah nama asing. Grup Upeska didirikan sejak tahun 1970, bisnis real estat mereka berkembang pesat di negara ini. Sekarang Grup Upeska tidak hanya bergelut di bidang properti, mereka juga mulai merambah ke industri lain. Bisa dibilang, Grup

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 17

    Beban di hati Sofia langsung terasa sirna. Akhirnya, malam ini dia bisa tidur dengan nyenyak.....Pagi ini diawali dengan rapat departemen. Setelah selesai rapat, Reno kembali memanggil Sofia ke ruangannya.Sofia kira Reno mau memberi tahu pemecatannya, tetapi tak disangka, Reno terlihat begitu senang dan bersemangat. "Kamu tidak perlu mengundurkan diri.""Kenapa?" Sofia sama sekali tidak merasa senang, dia malah merasa aneh dan curiga.Glen dan Vera tidak mungkin berbaik hati melepaskan Sofia. Ditambah, orang yang bernama Ethan juga memiliki posisi yang lebih tinggi daripada Reno. Reno tidak mungkin mengabaikan perintah Ethan, 'kan?"Aku sudah memberi tahu Pak Liam, Beliau menyuruhmu untuk bekerja seperti biasa," jawab Reno."Pak Liam? Liam Pranoto?" Sofia agak kaget mendengarnya."Kamu jangan pernah memanggil nama Pak Liam seperti itu di depan umum! Kalau sampai Pak Liam tahu, aku tidak bisa membantumu." Reno memperingati Sofia yang keceplosan memanggil Liam dengan sebutan nama.Sof

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 18

    Nyaringnya suara Yaga sampai menarik perhatian para tamu yang lain."Aku jauh-jauh membawa pacarku ke sini, apa susahnya bayarin hotel 2 malam? Paling berapa sih harga hotelnya? Dibanding sama gajimu, harga hotel ini nggak seberapa," Yaga tak sungkan memarahi Sofia.Untuk kamar yang tergolong mewah, satu malam minimal 10 juta, dua malam berarti 20 juta. Bagi Sofia, 20 juta bukan nominal yang kecil, tetapi bukan berarti Sofia tidak sanggup membayarnya.Seandainya Yaga bersikap lebih sopan, Sofia mungkin bisa berbaik hati untuk membayarkannya. Namun setelah melihat sikap Yaga, yang ada Sofia malah muak melihatnya.Sekarang Sofia agak menyesal. Harusnya Sofia memberi tahu Yaga mengenai perceraiannya dengan Glen. Jika Sofia memberi tahu Yaga sejak awal, semuanya tidak akan seperti ini.Sekarang Sofia hanya memiliki 2 pilihan. Yang pertama adalah mengungkap masalah pribadinya di depan umum, sedangkan yang kedua adalah membiarkan orang-orang di hotel mengira kalau Sofia adalah kakak ipar ya

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 19

    "Bu, ada masalah, Anda harus segera datang." Suara asistennya terdengar cemas.Sofia tak punya pilihan lain selain bangun, lalu berganti pakaian dan kembali ke hotel. Sesampainya Sofia di parkiran, asistennya sudah menunggu di sana."Ada apa ini?" Sofia panik melihat sikap asistennya."Satu jam yang lalu, tamu di kamar 2510 menelepon resepsionis, katanya kalung emas mereka hilang. Mereka menuduh petugas kebersihan yang mencurinya. Aku sudah tanya ke kedua petugas yang membersihkan kamar mereka, petugas kebersihan tidak melihat kalung apa pun. Tamu itu sudah lapor polisi, sekarang polisi sedang memeriksa lokasi," asisten ini menjelaskan sambil mengikuti Sofia masuk ke hotel."Kamar 2510?" Sofia mengangkat alisnya, itu adalah kamar yang ditempati Yaga dan Ella.Sesampainya di atas, Sofia melihat Yaga dan Ella yang duduk di dalam kamar. Selain mereka berdua, ada 3 orang polisi serta 2 orang petugas kebersihan yang sedang diperiksa."Tok, tok." Begitu mendengar suara ketukan pintu, semua o

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 20

    Sofia tidak terkejut, dia sudah menduga Yaga akan bereaksi seperti ini."Kami sudah melakukan semua yang kalian minta. Faktanya bukan karyawanku yang mencuri kalung kalian. Pertama-tama, kalian yang menuduh dan memfitnah karyawanku. Tindakan kalian memberikan dampak yang buruk bagi reputasi dan nama baik hotel kami. Kami akan menuntut kalian atas tuduhan pencemaran nama baik."Seketika raut wajah Yaga dan Ella pun berubah.Begitu melihat respons mereka, Sofia pun tersenyum lembut sambil memberikan pengertian. "Sebenarnya tindakan kalian tidak separah itu, tidak akan sampai dipenjara. Paling hanya perlu membayar uang ganti rugi."Saking emosinya, Yaga sampai menggertakkan gigi dan wajahnya memerah. Tiba-tiba Yaga mengambil asbak yang ada di atas meja dan melemparkannya ke arah Sofia.Sofia tidak sempat mengelak, asbak yang berat itu pun mengenai bahunya."Ah ...." Sofia merintih kesakitan."Bu Sofia!" teriak asisten dan kedua petugas kebersihan yang berdiri di dekatnya. "Anda tidak apa-

Latest chapter

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 643

    Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 642

    Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 641

    Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 640

    "Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 639

    Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 638

    "Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 637

    Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 636

    Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang

  • Penguasa Hati sang Presdir   Bab 635

    Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status