"Tidak apa-apa. Aku hanya lelah karena tidak istirahat dalam waktu yang lama. Setelah mendapat teknik kultivasi mental, aku selalu memikirkan untuk kultivasi. Saat melihat semua orang melanjutkan berlatih, aku merasa sulit untuk tenang takut tertinggal dari mereka.." balas Fen Hu yang menutup matanya lelah.
"Kamu tidak perlu memaksakan diri juga. Tidak ada yang bersaing denganmu dalam hal itu..." ucap Xue Feng, melihat si rubah itu mulai tertidur sambil memeluk lehernya."Kamu sepertinya benar-benar memaksakan diri. Tidak ada yang mampu bersaing dengan kamu dalam hal itu. Mereka semua tidak memiliki kemampuan ilusi dan teknik mental," kata Xue Feng. merasa Fen Hu tidak perlu terlalu keras semata untuk tidak tertinggal dari yang lainnya.Karena dia adalah pendukung yang sudah kuat, bukan seseorang yang seharusnya berada di bagian depan medan pertempuran dengan teknik ilusinya."Apakah kamu ingin pergi ke menara latihan juga?" tanya Xue Feng pada LaDia merasa seolah berada di ruang berbintang di langit, dengan banyak bintang kecil yang bersinar dengan cahaya putih di sekitarnya. Saat ia bingung, Xue Feng merasakan sesuatu, dan menatap ke arah satu cahaya merah yang sangat jauh, namun dia merasa akrab dengan cahaya merah tersebut.Xue Feng merasa seolah dia terbang cepat ke arah cahaya merah tersebut, yang membuatnya sempat bingung dan mulai menyadari bahwa dia sekarang dapat merasakan kemampuan insting Laila!"Apakah cahaya merah tersebut adalah aura yang dapat dirasakan oleh Laila melalui esensi darahku? Ini sangat ajaib.. Tetapi, arghh! Kepalaku sepertinya ingin terbelah dua," ucap Xue Feng menggertakkan giginya, sambil memegang kepalanya sehingga lehernya terlihat dipenuhi urat tebal."Cukup. Aku sudah dapat merasakannya," terdengar suara Ling Qi, yang membuat Xue Feng mulai merasa lega karena kemampuan cermin tersebut mulai perlahan menghilang, sementara Laila juga menghentikan fokusnya merasakan
Ketiganya saling memandang, seolah tidak tahu bagaimana cara menjelaskan pada Xue Feng. Saat itu, bibi Mei menatap Laila dengan penuh perhatian, melihat bahwa gadis kecil itu tidak seperti kebanyakan anak kecil yang pemalu, melainkan bersikap santai dan polos."Sebelum kami menjelaskan situasi kami, tidakkah kamu ingin memperkenalkan gadis kecil ini pada kami, Xiao Feng?" tanya bibi Mei, yang membuat Xue Bai dan ibu Xue Feng juga menatap Laila yang tersenyum polos."Yah, namanya Laila. Aku bertemu dengannya saat berpetualang di tempat yang sudah aku jelaskan pada ibu sebelumnya. Sekarang, aku bertanggung jawab untuk menjaganya," balas Xue Feng dengan tenang, sambil menghadapi ketiga orang yang masih penasaran mengapa Xue Feng ingin menjaga gadis kecil itu.Meskipun mereka sangat ingin menyentuh atau mengenal gadis kecil itu yang imut, mereka merasakan tekanan kuat dari kehadirannya, yang membuat mereka tidak berani mengatakan banyak."Jadi, apakah
Setelah mereka semua duduk di meja, Laila mulai menyeruput teh sambil menjilat bibirnya seolah-olah itu sesuatu yang enak. Ketiganya juga perlahan-lahan menikmati teh mereka, dan ekspresi nyaman terpancar di wajah mereka."Baiklah. Aku akan memberitahu kalian apa yang aku ketahui setelah memasuki gunung tersebut. Kalian harus bersiap untuk menghadapi hari yang benar-benar kacau di Benua, bahkan di dunia ini," ucap Xue Feng dengan tenang namun serius, membuat mereka bertiga yang ingin menikmati teh itu tiba-tiba serius."Kamu hanya menyebut tentang perubahan zaman yang tidak jelas dalam surat ibumu, membuat kami sangat ragu. Tetapi, dengan adanya gunung yang menyebabkan pembantaian, kami merasa ada sesuatu yang serius sedang terjadi," balas bibi Mei."Aku juga awalnya tidak begitu jelas. Setelah berpetualang di tempat itu beberapa bulan dan bertemu dengan keberadaan kuat di sana, aku mendapatkan informasi ini. Mungkin banyak orang di luar sana yang tidak me
Xue Bai mulai bangun perlahan, karena tubuhnya sudah mulai sembuh setelah meminum teh spiritual tadi. Diikuti oleh bibi Mei yang penasaran dengan apa yang sedang terjadi di luar, membuat mereka cemas.Xue Feng tidak bangun, yang membuat ibunya menatapnya dengan bingung. "Apakah kamu sudah mengetahui apa yang terjadi?" tanya Lin Xi dengan curiga."Yah, meskipun aku tidak begitu yakin. Itu mungkin apa yang dilakukan oleh Ling Qi di luar sana," balas Xue Feng, yang sudah melihat sesuatu yang terjadi di luar melalui kemampuan deteksinya."Baiklah. Kamu sudah seperti menjadi pemimpin untuk keluarga kami sekarang. Kakekmu sudah lelah, pamannya Bo kamu tidak tertarik untuk memimpin orang. Ayah dan paman Mo kamu juga tidak ada sekarang. Juga, apakah Fei-Fei baik-baik saja?" ucap Lin Xi yang merasa lega dengan satu-satunya anak lelakinya, yang sebelumnya diremehkan, sekarang sudah mampu membuat kakeknya mengikuti kata-katanya."Fei-Fei dan yang lainnya bai
"Kamu benar-benar ingin melakukannya?" tanya Ling Qi tiba-tiba pada Xue Feng, membuat yang lain yang sedang makan bingung.Mereka berada jauh dari kelompok lainnya; hanya kakeknya, bibi Mei, dan ibunya Xue Feng yang ada di meja dekat tenda kakeknya. Tang Wu kembali ke tendanya untuk makan bersama keluarganya."Kita bisa melakukannya, tapi kita harus mencari tambang batu spiritual untuk memberikan mereka hadiah itu. Masih ada beberapa bulan, dan orang-orang yang datang pasti akan datang terlambat karena berada di tempat yang jauh. Tetapi, mereka pasti orang-orang kuat. Sangat merugikan membiarkan mereka mati di sana tanpa melakukan sesuatu untuk kebaikan semua orang," balas Xue Feng, membuat mereka yang sedang makan berhenti karena penasaran."Aku akan mencari tambang batu spiritualnya sekarang. Aku sudah mengingat aura batu spiritual dari urat spiritual di bawah gunung itu," ucap Ling Qi mengangguk setuju dengan rencana Xue Feng.Saat itu, empat b
Melihat ibunya tiba-tiba emosi, Xue Feng menepuk punggungnya dengan lembut. "Bu, aku sudah mengatakan bahwa dia akan menyerupai apapun yang dia sukai. Kebetulan, dia selalu menyerupai Fei-Fei kecil. Apakah kamu merindukan Fei-Fei?" ucap Xue Feng sambil menatap ibunya yang menggelengkan kepalanya."Aku hanya teringat kenangan saat kalian masih kecil. Sekarang, melihat kamu membesar menjadi sosok yang hebat, ibu sangat senang. Tetapi, bagaimana dia tahu rupa Fei-Fei yang masih kecil?" ucap Lin Xi, sambil mempertanyakan keraguannya."Ling Qi dan aku saling terhubung erat. Dia dapat mengetahui apa yang aku pikirkan. Aku juga dapat memahami apa yang dia rasakan, meskipun tidak dapat mengetahui apa yang dia pikirkan," balas Xue Feng, membuat ibunya terlihat bingung dengan kata-katanya."Apakah ada sesuatu yang seperti itu? Sangat aneh," ucap ibunya dengan pelan."Kamu juga akan memiliki pendamping yang mengerti apa yang kamu pikirkan," balas Xue Feng sa
"Bu, kamu dapat mandi di kamar itu. Itu khusus untuk wanita. Laki-laki dapat mandi di sekitar danau tanpa perlu kamar mandi," ucap Xue Feng pada Ibunya. Semua yang mendengar berbinar matanya, dan banyak pemuda yang mulai berlari dengan gembira ke danau, setelah berhari-hari menahan tubuh mereka yang berbau dan lengket."Nah, ini juga untuk kalian berdua.. Kakek, kamu berikan pada paman Bo buah spiritual ini juga. Sesuai untuk dikonsumsi saat ingin mandi. Karena buah itu akan mencuci fisik kalian seperti pencucian sumsum.." sambung Xue Feng lagi, memberikan buah spiritual busa pada mereka.Keduanya mengambil buah spiritual tersebut dengan ekspresi aneh, karena belum pernah melihat buah spiritual yang mengeluarkan busa halus seperti itu. Tetapi, mendengar penjelasan Xue Feng, mereka mengerti bahwa buah spiritual tersebut sangat berharga."Ayo kita pergi, Xi Xi. Sepertinya semua orang ingin kita rasmikan kamar mandinya.." ucap bibi Mei yang mengajak Lin Xi pe
"Jadi, ayahmu dan Xue Mo tidak pergi ke gunung itu ya... Tetapi, kenapa kita tidak mendapat kabar dari mereka?" ucap Xue Bo dengan ekspresi bingung. Mereka saling bertatapan juga penasaran."Sebab itu aku mengajak kalian untuk pergi. Biar kita mengetahui apa yang sedang mereka lakukan," ucap Xue Feng, yang membuat mereka mengangguk setuju.Setelah itu, mereka semua mulai bangkit dan mendekati Xue Feng dan Ling Qi yang mulai membuka portal Pintu Ruang ke lokasi yang mereka ingin tuju. Mereka mengikuti Ling Qi memasuki portal ruang angkasa dengan penuh penasaran.Setelah beberapa saat, mereka keluar dan muncul di gua yang gelap yang dipenuhi dengan bau darah kering, membuat mereka mengerutkan kening saat menatap gua yang bercahaya redup itu dengan curiga."Kenapa ayahmu berada di tempat seperti ini... Ini sangat tidak nyaman," bisik Lin Xi pada Xue Feng, yang mengerutkan keningnya sambil menatap gua yang memiliki lorong sempit menuju ke bawah tanah.