Done lima bab, haduh, tapi kurang dikit lagi partnya Huang Shengyi, harap sabar yak karena meski flash back, ini nyambung ke konflik utama nantinya^^
Sebelum berada di Dancing Fairy Castle dan menonton secara langsung kisah tentang Ratu Huang Shengyi, Zhou Fu dan yang lainnya telah mendengar dari ayah Lan Mei bahwa pada suatu masa Fire Tiger Sect mengumpulkan aliansi putih netral guna menyerang Divine Rune Clan. Menurut pengakuan ayah Lan Mei, hal tersebut dilatarbelakangi terjadinya pembunuhan anggota Fire Tiger Sect oleh Ancient Great Wolf yang keluar dari Pocket Dimension. Awalnya, Zhou Fu dan dua sahabatnya hanya mengira bahwa pembunuhan yang memakan korban anggota Fire Tiger Sect merupakan pembunuhan yang biasa saja. Setelah menyaksikan sendiri penuturan Yin Xiaolan lewat The Living Book, Zhou Fu, Wangji, dan Sha Zie tak pernah menduga bahwa kejadian yang sesungguhnya jauh lebih rumit dari yang mereka pikirkan. Mula mula, The Living Book menampilkan adegan sepasang suami istri yang setiap hari menangis di depan patung Dewa. Si pria adalah Chiang Liao yang merupakan patriark dari Fire Tiger Sect, sementara si perempuan adalah
Waktu itu, aku beranggapan, andai ayah dan ibuku tahu putranya masih hidup, kesedihan mereka akan sedikit berkurang. Dugaanku salah total. Begitu aku dan Yiyi tiba di Fire Tiger Sect dan aku membuat pengakuan, ibuku mengambil pedang dari pinggangnya lalu menghabisi nyawanya sendiri di depan mataku, di depan Yiyi, di hadapan ayahku. “Dewa, maaf saja aku tak bisa kau permainkan seperti ini!” Jerit ibuku sesaat sebelum menghabisi nyawanya sendiri. “Bibi Wu…” “Ibu…” “Istriku…!” Kami semua ambruk ke tanah, Yiyi bersujud di kaki ayahku yang berlutut memandangi jasad ibuku. Dan, aku sendiri, aku ingin mendatangkan Dewa lalu menghabisinya saat itu juga. “Paman, kumohon bunuhlah aku. Aku tak bisa menanggung dosa seberat ini…” Suara Yiyi bergetar-getar kala ia memohon untuk diadili. “Jika Paman tak segera membunuhku saat ini, bisa jadi sebentar lagi aku akan mencapai Apotheosis. Paman akan menyesal karena tak mungkin berkesempatan membunuhku saat itu. Kumohon, lakukan sekarang…” Pemandang
Bu Xiangzhi telah berada dalam perjalanan menuju ke Dancing Fairy Castle ketika Bing Wei mengubunginya dan meminta maaf sebab telah salah memberi laporan. Karena memang tak begitu pandai membuat kebohongan, Bu Xiangzhi bisa mengendus aroma kepura-puraan dari nada bicara Bing Wei. Hal tersebut kian membuat Bu Xiangzhi tertarik untuk mengorek informasi tentang Zhou Fu. “Ah, sayang sekali jika demikian. Padahal rombonganku sudah cukup dekat dengan wilayah Dancing Fairy Castle, Senior Bing. Rasanya tak mungkin aku pulang hanya membawa tangan kosong. Setidaknya, biarkan orang-orangku meliput kecantikan peri-peri yang ada di Dancing Fairy Castle.” Bing Wei menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ah… Kau bisa bermain ke sini di lain waktu… Bukannya menolak, tapi kami khawatir tak bisa memberi jamuan yang layak untuk rombongan Hidden Pearl Tower…” Sesaat setelah mengatakannya, Bing Wei merasa ia telah membuat kesalahan fatal. Benar saja, Bu Xiangzhi segera menyahut. “Ah… Jika hanya menyoal jam
Di Kastil Dalam, Chun si gadis tembus pandang tengah keluar dari ruangannya. Sesuai dugaan Chun, tiga kultivator muda yang menyaksikan perjalanan hidup Yin Xiaolan dan Huang Shengyi, ke semuanya menunjukkan tanda tanda yang sama, yaitu sama sama bermata sembab dengan hidung memerah. Chun melayang pelan menghampiri ketiganya. “Mari kuajak mengunjungi makam Matriark Yin dan Ratu Huang Shengyi. Kalian bertiga telah melihat sendiri perjalanan hidup keduanya, mungkin kalian memiliki sesuatu untuk diucapkan kepada mereka.” Zhou Fu dan yang lainnya mengangguk setuju. Ketiganya mengikuti ke mana Chun terbang melayang layang. Tak ada ucapan apapun yang keluar ketika semuanya menuju ke pemakaman, mereka terlalu sibuk pada pikiran mereka masing masing. Sekitar beberapa menit berselang, tibalah mereka di depan sebuah taman bunga. Makam Yin Xiaolan dan Huang Shengyi terletak di sisi kanan Kastil Dalam, tepat di tengah tengah hamparan bunga krisan. Pada masing masing makam, terdapat arca menyerup
Bing Wei baru saja tiba di Kastil Dalam, bersamaan dengan Zhou Fu dan yang lain telah usai memberi penghormatan di makam Huang Shengyi dan Yian Xiaolan. Bing Wei tergopoh gopoh menghampiri Zhou Fu dan meminta waktu untuk mendiskusikan sesuatu. “Mengapa Senior Bing terlihat khawatir?” Zhou Fu bertanya penasaran. “Karena itulah kita harus berbicara.” Chun melihat ke arah dua belah pihak, lalu melayang mengitari tubuh Bing Wei. “Jika kalian butuh tempat diskusi, akan kuantar kalian ke tempat yang nyaman.” Chun bergumam lantas melayang-layang di udara menuju ke suatu ruangan semi terbuka dan menghadap padang rumput hijau. Ketika seseorang membutuhkan waktu untuk berdiskusi, itu artinya, ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan dan berujung pada pengambilan keputusan. Itulah mengapa, Chun beranggapan suasana yang nyaman dan pemandangan yang menyejukkan mata akan sangat membantu dalam situasi diskusi. “Eh, ayo cepat…” Chun menoleh ke arah Bing Wei dan tiga kultivator muda, lalu meminta
Tangan Sha Zie meraih satu-satunya gulungan yang tersisa di atas meja. Dengan sedikit gusar, gadis itu membukanya perlahan-lahan. Alis Sha Zie bertaut seketika saat ia membaca judul yang baru terlihat separuh di surat kabar ke empat. Jika surat kabar pertama hingga ke tiga memberitakaan beberapa kekacauan yang terjadi akibat menghilangnya Zhou Fu, nyatanya gulungan ke empat membicarakan hal yang cukup berbeda. “Apa isinya?” Wangji memiringkan kepala, bertanya pada Sha Zie dengan tatapan kaku. Melihat perubahan ekspresi yang ditampakkan Sha Zie, Wangji khawatir jangan-jangan surat kabar ke empat melibatkan namanya dan juga nama Sha Zie. Mengingat berita kekacauan yang dihasilkan dari menghilangnya Zhou Fu cukup heboh, Wangji khawatir namanya tercatut sebagai pihak yang akan dimintai pertanggungjawaban. Sha Zie menelan ludah lalu mengulurkan gulungan ke empat pada Wangji. “Coba baca, apa pendapatmu soal ini?” Prasangka Wangji kian membesar, ia meraih uluran surat kabar dari Sha Zie, m
Seekor Spirit Beast berwujud singa berkepala elang dengan sayap dan kaki berbentuk cakar di bagian depan telah memelankan laju terbangnya ketika melihat sebentuk bangunan kastil yang dikelilingi oleh danau air payau. Itulah Gigantic Gryphon, Spirit Beast gagah peliharaan Hidden Pearl Tower. Wujud Gigantic Gryphon yang ditunggangi rombongan Bu Xiangzhi berhasil membuat ratusan Colored Hawk milik Dancing Fairy Castle beterbangan dengan liar karena merasa terancam atas keberadaan Gigantic Gryphon di wilayah mereka. Peak Lord Ou Mengjue adalah yang pertama kali menyadari gelagat ketakutan para Colored Hawk. Laki-laki cantik berrambut pirang dengan pakaian berwarna kuning keemasan itu pun terbang cepat keluar dari kastil demi menghampiri rombongan Bu Xiangzhi. Sebelum saat itu, Bing Wei telah berjanji pada Ou Mingjue, andai Ou Mingjue berhasil mengusir rombongan Bu Xiangzhi, Bing Wei bersedia menyerahkan imbalan dalam jumlah besar. Ou Mingjue menyeringai lebar. ‘Tak ada salahnya mencoba k
“Shhhhssh!” Bing Wei mengangkat tangan, menginterupsi Bu Xiangzhi yang hendak mengucapkan sesuatu. “Aku sudah mendapat laporan dari muridku. Kalian berkata sekadar ingin mampir ke sini untuk minum teh tetapi berujung menginterogasi dan mempertanyakan kebenaran laporanku. Bagaimana kalian menjelaskan ini padaku?!” Menanggapi kesinisan Bing Wei, Bu Xiangzhi menampakkan senyum ramah. Ia membungkukkan badannya sedikit lalu memberi isyarat pada empat anak buahnya. “Hormat kami kepada Senior Bing yang selalu cantik dari waktu ke waktu.” Bu Xiangzhi menunduk hormat sementara empat anak buahnya segera mengeluarkan berbagai macam bingkisan menarik yang semuanya diarahkan kepada Bing Wei. Bu Xiangzhi mendongakkan kepala lagi, lantas mengenalkan satu demi satu isi dari bingkisan yang ia bawa. “Hanya ini yang bisa kami usahakan, kami harap Senior Bing berkenan menerima hadiah kecil dari kami.” Mata Bing Wei terkesiap, jika beberapa waktu lalu nadanya meninggi, kali itu ekspresinya melunak. Emp
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.