Pertarungan Zhou Fu dan Maolin berjalan dengan cukup sengit. Meski beberapa kali Zhou Fu berusaha menahan serangan, kontrolnya akan kacau dan ia justru memberi serangan dengan kekuatan penuh pada Maolin. Anehnya lagi, Maolin bisa mengimbanginya dengan cukup baik. Meski Maolin sama sekali tak memiliki kesempatan untuk menyerang, bertahan tanpa mengalami luka serius merupakan sebuah pencapaian yang menakjubkan. Dari tempatnya tersungkur tak berdaya, Xu Xiaofei bisa melihat bakat terpendam Zhou Fu yang tak pernah ia ketahui selama ini. “Itu bukanlah sekadar bakat!” lirih Xu Xiaofei berusaha menajamkan matanya untuk menyaksikan pertarungan menarik antara Zhou Fu dan Maolin. “Itu… Itu adalah berkah Dewa. Atau… Apakah dia keturunan Dewa?” Xu Xiaofei menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bulu kuduk meremang. Sejenak, ia merasa cukup beruntung sebab remaja sehebat Zhou Fu pada akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi pendekar dari aliran putih. Jika berkah Dewa yang dimiliki Zhou Fu dipupuk di
Zhou Fu tak membuat antisipasi sebab ia mengira kehadiran Liu Bian akan turut memberi serangan pada Maolin. Hal mengejutkan yang tak ia duga adalah, Liu Bian menerjangnya dengan teramat tiba-tiba, membenturkan kepala Zhou Fu ke bagian dadanya yang kenyal. Meski terasa empuk, Zhou Fu segera mundur beberapa langkah sebab sebuah sengatan listrik tiba-tiba menyergapnya, membuat seluruh aliran darahnya seolah berhenti beberapa detik. “Sial! Kekuatan macam apa itu?” geram Zhou Fu seraya memegangi jidatnya yang nyeri. Sensasi empuk yang ia rasakan beberapa saat lalu terjadi cukup singkat, lalu disusul dengan sengatan listrik tajam dan berakhir membuat beberapa bagian di tubuhnya mengalami nyeri tak tertahankan. “Rasanya akan lebih mengerikan lagi jika aku menyerangmu dengan tanpa busana! Cih! Sayang Maolin melarangku!” ungkap Liu Bian dengan ekspresi centil dan sinis menjadi satu. Maolin tertawa puas melihat keberhasilan rencananya. “Ayah! Ayo kita gabungkan kekuatan kita!” seru Maolin kep
Feng Yaoshan segera menyadari jika situasi sedang semakin memburuk. Alih-alih menuruti perintah Zhou Fu untuk melumpuhkan bibi berambut kusut tanpa harus melukai, Feng Yaoshan memilih untuk mengejar pujaan hatinya, Shen Shen. Pemuda itu berlari menghadang Shen Shen lantas menyambar tubuh gadis itu dan menerbangkannya ke suatu tempat yang agak jauh dari medan pertempuran. “Nona Shen, tahan dirimu dan usahakan jangan melawanku! Dan kau, Kalung Mutiara Setan, jika kau bisa melihat kedalaman jiwaku, kau akan menemukan aku sama sekali tak memiliki niat buruk pada tuanmu. Aku melakukan ini untuk melindungi nyawanya, jadi, kuharap kau tak akan menghadiahiku kesialan. Mengerti?” Feng Yaoshan bergumam kepada Shen Shen sekaligus pada kalung yang melingkar di leher gadis itu. Sesaat setelahnya, Shen Shen terlihat mengucapkan beberapa kata dengan raut wajah yang sulit dipahami. Feng Yaoshan tak bisa menebak isi kalimat Shen Shen tetapi dari gerak bibir gadis itu, Feng Yaoshan yakin Shen Shen se
Pada sebuah pertempuran besar di atas perairan Luzon enam belas tahun sebelumnya, beberapa tokoh penting dalam dunia persilatan gugur akibat mencoba menyelamatkan bayi kecil yang berada dalam lindungan Xiao Ling. Xiao Ling sendiri merupakan keturunan terakhir dari penguasa Suku Luzon yang hidup secara nomaden akibat diburu oleh baik pendekar aliran hitam maupun aliran putih. Sebelum menjadi perburuan banyak pihak, suku Luzon hidup dengan damai di daratan mereka yang subur dan tak pernah memulai peperangan kepada kelompok mana pun. Kedamaian di daratan Luzon berakhir beberapa ratus tahun sebelum saat ini ketika sebuah penemuan besar mengguncang Benua Timur. Seorang petinggi istana menemukan sebuah manuskrip kuno berukiran tulisan Shufashen yang menyebutkan jika Penguasa Luzon tengah membuat rencana besar untuk menjajah seluruh daratan di bumi. Penguasa Luzon juga berniat untuk menjadikan budak semua manusia yang berasal dari luar suku Luzon. Petinggi istana itu kemudian melaporkan tem
Sejarah mengatakan jika keberadaan sisa-sisa suku Luzon telah terendus oleh Sang Kaisar. Hal tersebut membuat perubahan besar di dunia persilatan. Pembantaian besar kembali terjadi sebab Zhu Qiu, dengan kekuasaannya, memerintahkan seluruh bawahannya untuk menyisir Benua Timur dan menghabisi siapa saja yang merupakan atau dicurigai sebagai suku Luzon. Penyisiran tersebut setidaknya telah membuat sisa-sisa suku Luzon berkurang drastis dan sekaligus membuat nyawa-nyawa tak berdosa turut menjadi korban salah sasaran. Beratus tahun setelahnya, ketika Zhu Qiu percaya bahwa seluruh penduduk Luzon telah sirna, sindikat Xiaoxi membawa kabar mengejutkan ke istana. Rubah Perak, yang merupakan nama samaran dari Li Xian, tandang ke istana dengan menawarkan kabar hebat yang ingin ia tukar dengan beragam harta dan sumber daya berharga. Rubah Perak mengabarkan jika sindikat Xiaoxi menemukan persembunyian seorang perempuan suku Luzon yang tengah hamil tua. Kabar tersebut diperkuat dengan dugaan Rubah
Tak ada yang menduga jika langit di atas daratan Shamo tiba-tiba menumpahkan air bah yang cukup besar. Dilihat dari banyaknya air yang tumpah ruah, orang-orang akan bersepakat jika fenomena tersebut bukanlah kejadian alam yang bernama hujan. Melainkan, sesuatu yang lain yang bahkan mereka juga belum bisa memahami. Dari bagian-bagian wilayah di seluruh daratan Shamo, Markas Yianju mengalami penumpahan air dalam jumlah yang paling banyak. Membuat wilayah tersebut seolah tersapu oleh tsunami besar, tak heran, dalam waktu yang relative singkat, wilayah markas Yianju beralih menjadi lautan air tawar. “Apakah ini adalah ulah dari pusaka milik Shen Shen?!” Zhou Fu berenang melawan arus air bah yang tak kunjung mereda. Ia mulai menduga jika banjir bandang tersebut adalah ulah dari pusaka kuno milik Shen Shen ketika melihat bola api yang dikirim oleh Fang Bai menjadi tak begitu berguna setelah ditimpa oleh hantaman air dari langit. Sebelumnya, Fang Bai mengatakan jika bola api miliknya mampu
Air bah perlahan menyusut dan sinar matahari sedikit demi sedikit berhasil menerobos gelapnya mendung tebal yang mengelilingi daratan Shamo. Itu adalah hari ke tujuh yang artinya banjir bandang telah terjadi selama sepekan penuh. Dan, selama satu pekan itu, semua orang tengah kehilangan ilmu bela dirinya untuk sementara waktu. “Pusaka seperti ini memiliki masa berlaku dan jumlah penggunaan tertentu.” Xu Xiaofei memulai pembicaraan di hari ke tujuh sebab hari-hari sebelumnya ia tak memiliki tenaga untuk membuka suara. Zhou Fu, Chen Long, dan Feng Yaoshan merapatkan barisan guna mendengarkan penjelasan Xu Xiaofei lebih lanjut. “Ketika Chen Long membawaku berenang mengikuti Feng Yaoshan, kalung Nona Shen Yang tercecer dan aku berhasil menangkapnya.” Chen Long mengangguk untuk membenarkan perkataan Xu Xiaofei. Ia teringat tujuh hari sebelumnya, tangan Xu Xiaofei menangkap kalung Liontin Shen Shen yang berkedip mengeluarkan cahaya biru. “Kalung itu memiliki puluhan permata kecil yang m
“Bajingan Tengik! Kau akan mati jika terus seperti ini!” Sebuah suara hardikan muncul secara berkala di kepala Maolin. Itu adalah hari ke tiga ketika Daratan Shamo mengalami banjir bandang. Pada hari itu, Liu Bian telah memilih rute yang salah sebab jalan yang ia pilih telah membuat usahanya menyelamatkan diri menjadi kian mustahil. Liu Bian berenang ke arah gudang penyimpanan senjata di markas Yianju. Begitu air bah meluap, beragam pedang dan benda tajam lainnya tengah melesat cepat terseret oleh arus air deras. Beberapa kali, bagian tubuh Liu Bian tersayat benda tajam demi menghalau senjata-senjata tajam mengenai tubuh putrinya, Maolin. Kala itu, Liu Bian mendekap tubuh Maolin lebih erat dan wajahnya mulai memucat, menunjukkan bahwa ia mulai sia-sia atas segala perjuangan yang ia lakukan. “Jika kita mati di sini, setidaknya kau telah melihat bahwa seburuk apa pun Liu Bian di matamu, aku adalah orang tua yang menyayangi darah dagingku sendiri,” batin Liu Bian di tengah-tengah rasa
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.