Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 15 – Kabar Terbaru

Share

15 – Kabar Terbaru

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satu jam sebelumnya…

Para penonton diam membisu dengan tubuh gemetaran tepat ketika Wang Ling terkulai lemas tak berdaya akibat satu pukulan yang diberikan oleh Zhou Fu. Mereka khawatir jika Zhou Fu akan membalas dendam pada mereka karena beberapa saat lalu mereka meremehkan kekuatan Zhou Fu. Jika waktu bisa diputar kembali, mereka ingin berbalik mendukung Zhou Fu sehingga di saat Zhou Fu menang dari Wang Ling, mereka hanya perlu bersorak gembira tanpa merasakan kegentingan yang mencekam.

 “Tuan muda, mohon jangan beritahukan kepada semua orang jika selama ini aku berbuat curang. Percayalah, akibat kecuranganku tersebut, desa ini tak pernah diganggu oleh rombongan perampok dari luar,” Wang Ling masih mencoba merengek memohon pada Zhou Fu ketika Zhou Fu memberikan uluran tangan kepadanya.

Zhou Fu nampak mengamati Wang Ling selama beberapa saat, ia sedang membuat penilaian apakah ucapan yang baru saja dikatakan Wang Ling adalah kejujuran atau kebohongan.

“Hem, alasanmu boleh juga, Paman. Tapi kurasa kecuranganmu juga harus dibayar! Akan kurahasiakan kecuranganmu dari semua orang, tapi naikkan hadiahku dua kali lipat!” respon Zhou Fu pada rengekan Wang Ling. Menurutnya, tak ada ruginya merahasiakan kecurangan yang dilakukan Wang Ling, sebaliknya jika ia merahasiakan hal tersebut, ia bisa untung lebih banyak.

“Dengan senang hati, Tuan Muda Zhou! Jika sewaktu-waktu tuan muda sedang berkunjung ke Dozhu lagi, kami akan menyambut tuan muda sebagai tamu kehormatan!” Wang Ling membungkuk dan berterima kasih berulang kali pada Zhou Fu karena telah berbaik hati merahasiakan kecurangannya. Wang Ling pun berbisik pada Zhou Fu untuk memberitahukan seseorang yang bernama Zhang Ye, anggota kelompok Taoqi yang memegang pusaka penyedot energi.

Zhang Ye duduk di barisan penonton, tepat di sekitar Shen Shen berbuat ulah. Begitu Wang Ling memberi tahu lokasi duduk Zhang Ye, Zhou Fu turun dari arena pertandingan dan berjalan mendekat ke arah Zhang Ye.

Para penonton mundur beberapa langkah ketika Zhou Fu mendatangi Zhang Ye. Zhang Ye tak berkutik, tangannya pun gemetaran menyerahkan sebuah pusaka kepada Zhou Fu. Para penonton tak mengerti pusaka apa yang sedang dirampas oleh Zhou Fu.

***

Peran Shen Shen dalam kemenangan Zhou Fu pada turnamen Douzheng amatlah besar. Sebab tanpa bantuan dari Shen Shen, Zhou Fu akan kesulitan mencari sosok anggota Taoqi yang sedang menggunakan pusaka untuk menyedot kekuatan Zhou Fu. Karena itulah, Shen Shen meminta imbalan separuh dari hadiah yang diperoleh Zhou Fu, yaitu sebanyak 10 koin emas dari total hadiah yang didapat Zhou Fu sebanyak 20 koin emas. Itu merupakan hadiah yang cukup besar sebab 1 koin emas saja nilainya sama dengan upah pekerja kasar selama 100 hari bekerja. Jadi, sepuluh koin emas setara dengan upah seorang pekerja yang bekerja penuh selama 3 tahun lebih.

Zhou Fu menerima usulan Shen Shen tanpa banyak protes sebab ia masih belum begitu mengerti perhitungan uang koin. Bahkan jika Shen Shen meminta bagian lebih, Zhou Fu sepertinya juga tidak keberatan.

“Oh ya, apakah tiga keping emas sudah cukup untuk membayar biaya penginapanku kemarin?” Zhou Fu bertanya pada Shen Shen ketika mereka berdua masih berjalan menuju ke penginapan si kakek.

Shen Shen melotot lalu memukul pundak Zhou Fu, “tiga keping katamu? 1 keping saja sudah kebanyakan! Satu koin emas itu setara dengan biaya menginap selama dua bulan penuh di penginapan yang berkelas kau tahu? Kau ini memang terlalu baik atau kelewat bod*h?” Shen Shen bertanya kesal.

“Waaaah, apakah itu artinya saat ini aku adalah orang kaya?” Zhou Fu membuka kembali buntelan kain yang berisi koin emasnya, ia memandangi koin-koin itu dengan mata berbinar-binar.

“Jika tak percaya ucapanku, ayo kita temukan rumah makan yang paling bagus dan mari makan makanan yang mahal!” Shen Shen menarik tangan Zhou Fu untuk mengajaknya mencari rumah makan termewah di Dozhu.

***

Zhou Fu dan Shen Shen sedang duduk menunggui pesanan mereka dibuat. Rumah makan yang mereka datangi tak begitu ramai pengunjung, mungkin karena itu adalah rumah makan mahal yang mana hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasukinya. Tak heran, suasana dalam rumah makan tersebut terbilang cukup sunyi. Tak ada jamuan musik dan tari-tarian sebab sepertinya ada satu rombongan yang sedang membicarakan sesuatu yang penting.

Baik Shen Shen maupun Zhou Fu awalnya tak begitu menghiraukan obrolan dari salah satu rombongan itu, hingga di satu titik, mereka menyebut nama Yang Zi. Shen Shen menginjak kaki Zhou Fu dan memberi isyarat agar Zhou Fu juga turut mendengarkan obrolan mereka.

“Harga kepala nona Yang Zi sangatlah besar, bahkan lebih besar dari pada harga yang pernah diberikan kepada nona Shen Yang,” ucap salah seorang dari rombongan tersebut.

“Wajar jika Yang Zi dibandrol lebih mahal, sebab bagaimanapun Yang Zi adalah sedikit dari jajaran puteri bangsawan yang memiliki ilmu bela diri!” ujar temannya menimpali.

“Bukan! Bukan karena dia bisa ilmu bela diri. Harga kepala nona Yang Zi menjadi mahal karena ia tak sengaja mendengar rencana rahasia itu. Tepat sebelum nona Yang Zi dieksekusi, ia sempat mendengar operasi rahasia yang seharusnya tidak ia dengar. Itulah mengapa beberapa orang yang terlibat merasa harus menghabisi nona Yang Zi bagaimanapun caranya,” salah seorang yang lain mengklarifikasi.

“Apa? Memangnya rahasia apa yang ia dengar?”

“Aku juga kurang begitu mengerti, yang jelas kudengar itu ada hubungannya dengan kehidupan di balik tembok raksasa.”

“Tuan-tuan, selamat menikmati hidangan khusus dari kami…” seorang pelayan datang ke meja rombongan tersebut sembari memberi isyarat ke beberapa pelayan lain untuk segera meletakkan aneka menu hidangan ke meja makan.

Zhou Fu mengepalkan tangannya sebab pelayan tersebut berhasil memotong pembicaraan penting yang sedang ia dengar. Di lain sisi, Shen Shen terdiam membisu.

“Jangan khawatir, keluargamu sepertinya sangat terkenal. Kita bisa mendapatkan banyak informasi di tempat-tempat lain,” Zhou Fu berbisik pada Shen Shen yang terlihat kehilangan nafsu makan.

“Ngomong-ngomong, mengapa ketua menugaskan kita menyisir pulau-pulau kecil seperti ini, bukankah kabar kematian nona Shen Yang sudah diberitakan di seluruh negeri Caihong?” satu orang dari rombongan itu melanjutkan obrolan mereka, membuat Shen Shen dan Zhou Fu kembali memasang telinga untuk siaga.

“Dasar bodoh! Makanya jangan hanya melamun ketika diberi tugas!” salah satu anggota memukul kepala rekannya, lalu lanjut berbicara, “Nona Shen Yang memang sudah dikabarkan meninggal karena keberadaannya tak diketahui dalam waktu yang cukup lama. Tetapi, anehnya ada yang ditutup-tutupi oleh Sekte Sungai Utara. Tiga orang yang bertugas menghabisi nona Shen Yang tidak kembali sampai detik ini.”

“Ya, kurasa Patriark Sun Mingjin sengaja menutupi hal tersebut demi menjaga reputasi sektenya. Bukankah memalukan jika tersebar kabar tiga anggotanya gagal mengeksekusi gadis biasa yang bahkan sedang tersesat jauh dari rumahnya sekaligus tidak menguasai ilmu bela diri!”

“Jadi, kedatangan kita menyisir pulau-pulau kecil di sekitar sini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan tiga pendekar dari sekte Sungai Utara. Bahkan, jika ternyata kita bisa menemukan keberadaan nona Shen Yang, baik hidup maupun mati, bayaran yang akan kita dapat akan sangat mahal!”

Semua orang dalam rombongan tersebut manggut-manggut mengiyakan. Mereka pun melanjutkan makan siang mereka yang sudah tersaji dengan lengkap di meja.

“Sebelum mereka menemukanmu, aku akan membuat mereka kehilangan nyawa!” Zhou Fu berbisik sangat pelan di telinga Shen Shen.

=====================

Follow author di IG: @Banin.sn

Y0utube Channel: iPus Channel

Di kanal Y0utube author juga sering bikin konten tentang rekomendasi novel-novel bagus lho... Salam, terima kasih...

Related chapters

  • Penguasa Benua Timur   16 – Menunggu Jawaban

    Shen Shen sibuk menutupi wajahnya dengan helaian-helaian rambutnya yang panjang. Sebisa mungkin ia tak ingin wajahnya tertangkap oleh lima orang yang beberapa saat lalu membahas tentang dirinya dan Yang Zi. Ketika Zhou Fu mengatakan padanya bahwa Zhou Fu akan menghabisi mereka semua, Shen Shen menginjak kaki Zhou Fu sembari menggeleng-gelengkan kepala. “Percaya padaku, kita lebih baik diam saja dan tidak memberi reaksi!” Shen Shen berbicara nyaris tanpa suara. “Sialan, harusnya aku tak perlu izin padamu tadi!” Zhou Fu mencengkeram tangannya kuat-kuat. Geram karena ia gagal berkelahi. Padahal akan sangat menyenangkan jika ia bisa berkelahi. Apa daya, Shen Shen melarangnya dan ia harus menuruti apa kata perempuan tersebut. Sejatinya, Zhou Fu sudah memegang janji pada kakeknya untuk menurut pada Shen Shen jika ia dicegah untuk berkelahi. ‘Janji, bagaimanapun sulitnya ditepati tetap harus ditepati. Dengan demikian, kau akan disebut pria sejati’ begitulah kata-kat

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   17 – Desa Shuiyang

    Pria yang mencengkeram pakaian Zhou Fu itu menarik tangannya dan membuat wajahnya hanya berjarak satu kepalan tangan dari wajah Zhou Fu. Pria itu kian menyeringai lebar ketika mendapati tubuh Zhou Fu tak mengeluarkan aura apapun yang menandakan bahwa Zhou Fu adalah remaja biasa tanpa ilmu bela diri sedikit pun.Braaaakkk……Tubuh Zhou Fu dihantamkan ke meja makan hingga membuat punggungnya berbenturan dengan aneka hidangan yang tadinya ia makan bersama Shen Shen. Seluruh hidangan di meja itu pun kini telah berantakan tak berbentuk. Meja makan pun pecah terbelah menjadi dua bagian. Zhou Fu terjatuh ke lantai dengan posisi telentang sedang Shen Shen seperti orang kebingungan dan ketakutan. Tangan Zhou Fu mengepal semakin kuat, tapi sebagian tubuhnya masih menyimpan kesabaran.“Hei perempuan, apakah kau juga ingin mendapat giliran seperti kekasihmu yang lemah ini?” Pria itu maju selangkah mendekati Shen Shen, tangan pria itu menjul

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   18 – Pelabuhan

    Desa Shuiyang adalah desa yang lebih maju daripada desa Dozhu sebab sepertinya Shuiyang menjadi pusat perekonomian di pulau Jidong. Berbeda dengan Dozhu yang dipadati rumah penduduk, bangunan-bangunan di Shuiyang lebih didominasi oleh penginapan, rumah makan, toko oleh-oleh dan tempat-tempat hiburan.Zhou Fu memilih untuk tidak terburu-buru agar ia bisa sedikit lebih menikmati perjalanan pertamanya di luar pulau terpencil. Segala hal yang ia lihat merupakan sesuatu yang baru dan ia merasa perlu untuk mengenalkan dirinya dengan hal-hal baru yang ditemuinya tersebut. Lagipula, kapal baru akan berangkat malam nanti, sementara hari itu masih baru beranjak senja. Tentu Zhou Fu masih memiliki beberapa jam sebelum kapal berangkat berlayar.Di lain sisi, Shen Shen sedang dimasukkan ke dalam sebuah tempat hiburan oleh tiga pria yang menculiknya. Satu pria membawa Shen Shen masuk sementara dua lainnya seperti berjaga-jaga di luar bangunan. Si pemilik tempat hiburan tampak begitu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   19 – Tamu di Dalam Kapal

    “Jika kapal tersebut sudah melaju sekitar satu jam sebelumnya, berapa jauh jarak antara kapal ini dan kapal tersebut?” Zhou Fu bertanya untuk memastikan satu hal.Petugas kapal nampak berpikir beberapa saat lalu menjelaskan beberapa kemungkinan jarak kapal yang dimaksud Zhou Fu. Ia tak bisa memberi satu jawaban pasti karena laju kapal bisa dipengaruhi oleh beberapa hal.“Hem… Dengan jarak seperti itu, kukira aku masih bisa memanfaatkan kekuatanku,” Zhou Fu menjawab penjelasan petugas kapal dengan anggukan kepala pelan sembari dua tangan menyilang di dada. Ia sedang menghitung berapa kecepatan yang ia butuhkan untuk bisa menyusul kapal Shen Shen dengan cara berlari di atas air.Kemampuan berlari di atas air biasanya baru dikuasai oleh pendekar-pendekar yang sudah berusia di atas tiga puluh tahun karena hal tersebut berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menaikkan tingkatan tenaga dalamnya. Zhou Fu termasuk remaja yang beruntun

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   20 – Hawa Dingin

    “A… Apakah itu artinya ada tamu lain di kapal ini?” salah seorang penculik Shen Shen bergumam khawatir, tangannya yang sudah membuka selongsong pedang nampak terlihat gemetaran antara takut dan kedinginan.Lima orang pendekar yang menculik Shen Shen memang memiliki kemampuan bela diri yang tak terlalu tinggi. Hal tersebut terbukti ketika tubuh mereka tidak bisa menahan sergapan aura dingin yang masih menggelayut entah dari mana datangnya.“Bbbbocah, bagaimana kau bisa masuk ke kapal ini? Apakah kau membawa orang lain bersamamu?” si pemimpin kelompok bertanya pada Zhou Fu yang berdiri dengan tatapan siaga.“Aku baru saja hendak bertanya pada kalian, siapa yang melepaskan aura dingin ini. Jelas ini bukan milik kalian berlima,” jawab Zhou Fu tak kalah penasaran dengan lima pendekar penculik Shen Shen.“Dia tampak sama sekali tak terpengaruh dengan hawa dingin ini, apakah dia memang kuat atau dia adalah kawan d

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   21 – Rao Guohoa

    Rao Guohoa adalah salah satu pendekar berpengaruh di organisasi Kelelawar Merah, sebuah organisasi hitam yang memiliki markas di wilayah bebas hukum di daratan Caihong. Negeri Caihong merupakan sebuah negeri yang memiliki daratan paling luas di antara yang lain, di dalamnya ada sebuah wilayah khusus yang disebut sebagai wilayah bebas hukum Caihong. Wilayah bebas hukum Caihong adalah sebuah daratan luas yang dipisah oleh sungai Juda. Sungai seluas tiga kilo meter itu berhasil membuat daratan yang dibelahnya menjadi sebuah wilayah terisolir. Wilayah tersebut kemudian menjadi lokasi bersarangnya beberapa sekte dan organisasi hitam.Daratan Caihong sendiri memiliki jarak setara dengan berjalan kaki selama enam bulan dengan pulau Jidong. Keberadaan Rao Guohoa di sekitar pulau Jidong menandakan jika organisasi Kelelawar Merah sudah berhasil melakukan perluasan wilayah dan kemungkinan besar Rao Guohoa diangkat menjadi pemimpin di wilayah baru.Tak diketahui dengan jelas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   22 – Mampir di Dengguang

    Sesaat ketika Rao Guohoa melepaskan serangan terakhirnya, Zhou Fu sempat melihat jika Rao Guohoa terkulai tak sadarkan diri. Karena tubuhnya berada di udara, Rao Guohoa pun jatuh dari ketinggian dengan laju kecepatan yang tinggi. Pedang Rao Guohoa terjun bebas mendahului pemiliknya, dan Zhou Fu menangkap pedang tersebut dengan sempurna.Anehnya, Zhou Fu tak mendengar suara tubuh tercebur air. Mata Zhou Fu pun menyisir ke segala arah, tetapi hanya remah-remah kapal yang nampak. Jika tubuh Rao Guohoa jatuh ke air, tentu telinganya mendengar meski jika pada saat yang bersamaan kebetulan matanya tak sedang melihat. Baik mata maupun telinga Zhou Fu, tak menangkap kejadian Rao Guohoa jatuh ke air.“Perempuan itu masih hidup,” Zhou Fu berbisik pada Shen Shen begitu menyadari ada aura dingin yang sekelebat melewati tubunya. Bulu kuduk Zhou Fu berdiri, bukan karena takut tetapi karena aura dingin yang lewat itu nyatanya lebih pekat dari beberapa saat sebelumnya.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Penguasa Benua Timur   23 – Tembok Kuno

    Jika dilihat dari atas awan, Dengguang akan nampak seperti sebuah titik yang berada di tengah-tengah beberapa pulau. Karena lokasinya yang strategis, Dengguang dikelola oleh seorang saudagar kaya untuk dijadikan sebagai sebuah persinggahan sementara untuk kapal-kapal yang mengalami keadaan darurat. Tak hanya bermanfaat ketika ada kapal yang mengalami keadaan darurat, Dengguang juga biasa digunakan sebagai tempat beristirahat sementara untuk kapal-kapal yang melakukan pelayaran jarak jauh.Di Dengguang, seorang penumpang kapal bisa turun dari suatu kapal dan berganti menaiki kapal lain jika memang ada yang ingin melakukan perubahan arah perjalanan. Semua orang bebas berlayar ke mana saja asal mereka memiliki uang yang cukup untuk membayar biaya perjalanan.“Tuan muda, kita sudah hampir sampai ke Dengguang,” salah seorang petugas kapal membangunkan Zhou Fu dengan sangat sopan. Jika saja Zhou Fu tidak sedang tidur dalam kondisi siaga, ia tak akan terbangun han

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status