Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 14 – Kejadian di Arena Douzheng

Share

14 – Kejadian di Arena Douzheng

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-11 08:37:44

Suara para penonton pecah ketika Zhou Fu meneriakkan janji kemenangannya. Kecongkakan Zhou Fu membuat taruhan yang dilakukan penonton menjadi semakin ramai. Jika yang bertanding adalah Wang Ling, penonton biasanya enggan melakukan taruhan sebab Wang Ling nyatanya sudah menuai kemenangan entah berapa ratus atau berapa ribu kali dalam sepuluh tahun terakhir. Momen menebak siapa pendekar yang akan menjadi pemenang dalam arena biasanya hanya dilakukan penonton pada pertandingan-pertandingan biasa.

Tapi tidak dengan hari itu. Kepercayaan diri Zhou Fu yang totalitas membuat beberapa gelintir orang menaruh rasa optimis juga padanya. Meski penonton mulai membuka taruhan, tetap saja suara terbanyak masih ada di pihak Wang Ling.

“Paman Wang Ling, di mana dirimu? Apa itu artinya kau sedang ketakutan?” Zhou Fu berteriak ke arah jalan masuk milik lawan. Wajar saja Zhou Fu meneriaki musuhnya yang tak kunjung muncul, sebab nyatanya ia sudah menunggu sekitar sepuluh menit dengan sia-sia.

Suara gelak tawa yang berat terdengar lantang dan disambut dengan riuh penonton yang mengelilingi arena pertandingan.

“Kakak Wan! Kakak Wan! Habisi penantang! Habisi penantang!” Para penonton bersorak menyambut suara tawa yang sepertinya milik Wan Ling.

Benar saja, seorang pria tinggi besar dengan kumis dan janggut tebal memasuki arena pertandingan. Garis wajah pria itu tegas dengan ditambah bentuk alis yang lurus meninggi ke samping semakin memberi kesan jika pria tersebut, garang. Dilihat dari wajahnya, orang-orang menebak jika Wang Ling adalah pendekar yang baru menginjak usia 50an tahun. Terkait berapa usia Wang Ling yang sebenarnya, tak ada stu orang pun yang mengetahui secara pasti.

Menurut pengamatan Zhou Fu, kualitas Wang Ling memang jauh berbeda dengan Tang Quwo. Setidaknya Zhou Fu yakin bisa menang telak dari Tang Quwo dengan hanya mengandalkan satu jari tangan atau sentilan kerikil kecil. Sementara untuk mengalahkan Wang Ling, Zhou Fu memperkirakan jika dia hanya butuh satu tangan saja. Tak lebih.

“Ha ha ha… Bagaimana ini, musuhku ternyata bocah ingusan! Apa kau belum bangun dari tidur, Nak?” Wang Ling melangkah mendekati Zhou Fu sembari memilin jenggot tebalnya.

“Tidak, Paman. Tidurku nyenyak semalam dan aku sudah siap bertanding saat ini,” Zhou Fu membungkuk memberi hormat sebagai formalitas seorang junior kepada senior.

“Anak kecil, bagaimana kalau kau kuberi pilihan, memohon maaflah pada anggotaku dan kuampuni sikap aroganmu ini!”

“Maaf paman, apa bisa kita mulai saja pertandingannya?” Zhou Fu melemaskan tangannya, ia ingin memberi satu pukulan tunggal dan menang setelahnya.

“Oh, menarik juga omonganmu. Ngomong-ngomong, kudengar kau tak memiliki uang sepeser pun? Itu artinya, bayaran untuk kemenanganku adalah dirimu sendiri, kau sudah mengerti aturan itu?” Wang Ling, sebagai seorang senior yang baik mencoba mengingatkan musuh kecilnya.

“Tentu. Untuk bayaran kemenanganku, rekanku tadi memberitahu berapa jumlahnya. Kurasa itu adalah jumlah yang terlalu banyak, aku bisa berbagi sedikit denganmu nantinya.”

“Ha ha ha!!!” para penonton dan Wang Ling tertawa terbahak-bahak. Wang Ling pun meminta wasit pertandingan untuk membacakan aturan permainan.

Pertandingan pun dimulai. Wang Ling mengaraghkan tangan kanannya ke depan, memberi izin pada Zhou Fu untuk unjuk diri terlebih dahulu. Tanpa membuang tempo, Zhou Fu pun tersenyum penuh kemenangan.

“Pukulan Bayangan!!!”

Zhou Fu melesat dengan menggunakan 20% kekuatannya. 20% dari kekuatan pukulan bayangan milik Zhou Fu pernah mengguncang sebuah gunung di pulau Youhi hingga membuat gunung itu meletus premature.

Whussss!!!

Sebuah angin berhembus seperti menghantam wajah Zhou Fu, bersamaan dengan itu Zhou merasakan tenaga di dalam kepalannya menyusut dari 20% menjadi 0%. Tak bertenaga sama sekali.

Pukkk!!!

“Kau kira ini permainan anak kecil, heh?” Tangan Wang Ling yang berukuran satu setengah kali lebih besar dari Zhou Fu, dengan mudah mampu menangkap kepalan tangan Zhou Fu yang ringan dan tak berenergi.

Tidak mungkin!

Zhou Fu tergeragap kebingungan sebab ia belum pernah mengalami kejadian kehabisan tenaga ketika bertanding. Para penonton yang melihat kebingungan Zhou Fu, kian meledak tawanya dan sekaligus memperjelas olokan-olokan mereka.

Zhou Fu mengulangi jurusnya, tetapi sama saja, semua jurusnya dapat ditangkis atau diterima Wang Ling dengan sangat mudah. Seperti seorang ayah yang sedang meladeni anak kecil yang bermain lempar-lemparan. Wang Ling menikmati kebingungan di wajah musuhnya. Para penonton pun bertepuk tangan untuk Wang Ling yang bahkan dua kakinya tak bergeser sejengkal pun.

Zhou Fu memundurkan langkah. Ia yakin ada yang tidak beres. Tapi terlalu dini jika ia menuduh musuhnya begitu saja. Zhou Fu pun mengatur strategi untuk membuktikan kecurigaannya, baik kepada penonton sekaligus kepada dirinya sendiri.

Zhou Fu melesat maju lagi, kali ini ia tak memberi serangan atau pukulan tetapi tangannya menarik jubah Wang Ling sekuat tenaga sehingga jubah tersebut terbang melayang-layang di udara.

Kini nampaklah dada Wang Ling yang bidang dan berotot. Melihat tubuh bagian atas Wang Ling yang sudah tak terbalut kain sehelai pun, Zhou Fu menggeleng-gelengkan kepala bingung. Kecurigaannya tak terbukti. Zhou Fu mengamati seluruh tubuh musuhnya, tetap saja ia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Kakek Li Xian pernah bercerita pada Zhou Fu jika suatu ketika Zhou Fu bertarung dengan seseorang dan hal aneh terjadi, maka ada kemungkinan musuh Zhou Fu menggunakan bantuan pusaka. Sejak kecil Zhou Fu belum pernah mengenal pusaka, tetapi kakek Li Xian telah menjelaskan banyak hal tentang pusaka.

“Apa yang ingin kau temukan, Bocah kecil? Ha ha ha!”

Bukannya menjawab, Zhou Fu justru tersenyum lebar mendengar jawaban dari Wang Ling. Bukan. Ternyata senyuman Zhou Fu adalah untuk hal lain.

Melihat ekspresi Zhou Fu yang penuh kemenangan padahal tak satu pun dari serangan Zhou Fu yang mengenai Wang Ling, Wang Ling tiba-tiba merasa sedikit khawatir. Wang Ling mundur dua langkah, ia ingin bermain serius. Jika beberapa waktu sebelumnya Wang Ling tidak memberi serangan, kini ia ingin mengakhiri permainan dengan segera. Ia pun menunggu Zhou Fu menyerang.

Zhou Fu mulai menyadari sesuatu. Wang Ling memang selalu menunggunya untuk menyerang terlebih dahulu, dan hal tersebut semakin membuatnya curiga.

“Baiklah, biar kau senang, Paman! Rasakan ini!”

Zhou Fu maju lagi menggunakan jurus yang pertama, tetapi kali ini ia hanya menggunakan 10% saja dari kekuatannya. Dan, seperti sebelum-sebelumnya, angin berhembus berbarengan dengan hilangnya kekuatan miliknya. Tetapi, sebelum pukulannya mendarat di tubuh Wang Ling, Zhou Fu melakukan manufer sehingga gerakannya membuat bingung semua orang. Sebab, Zhou Fu tampak seperti memukul angina lewat.

“AAAAAAAAAAAAAAHHHH….. AAAAAAAAAAAAHHHHH…..”

Suara jeritan yang cukup keras membuat seluruh penonton menyisir segala sisi untuk menemukan sumber suara. Semua orang gaduh karena jeritan itu terus terdengar berulang kali dan disambut dengan suasana di sekitar arena pertandingan menjadi tidak kondusif. Zhou Fu memanfaatkan hal tersebut untuk menghabisi Wang Ling.

“Sekarang, mari bermain serius, Paman Wang Ling!” Zhou Fu tersenyum licik. Wang Ling menyadari siasat Zhou Fu dan ia pun mulai merasa jika keselamatannya sedang terancam. Wang Ling membuat gerakan cepat untuk kabur dari arena pertandingan tetapi Zhou Fu dengan sigap menangkapnya.

Zhou Fu mencengkeram bahu kiri Wang Ling yang berotot. Tubuh Wang Ling bergetar. Konsentrasi penonton pecah, sebagian penonton lebih tertarik untuk menemukan fakta dibalik suara jeritan yang berulang-ulang. Sementara sebagian yang lain memilih untuk menonton pertandingan antara Zhou Fu dengan Wang Ling.

“Rasakan ini!” Zhou Fu memundurkan sikunya untuk membuat persiapan memukul, tangannya mengepal kuat dan sebuah pukulan ia daratkan tepat di pipi kanan Wang Ling. Wang Ling jatuh ke tanah dengan satu pukulan.

“Huh, padahal itu hanya berisi setengah persen dari tenagaku! Ha ha ha! Aku menang!!!”

Zhou Fu berteriak lantang hingga membuat kegaduhan penonton berhenti. Suara jeritan yang tadinya terdengar juga mendadak berhenti. Jauh di sudut kanan, seorang perempuan cantik tengah melambai-lambaikan tangan pada Zhou Fu dan Zhou Fu pun mengangguk tersenyum sebagai ucapan terima kasih pada perempuan itu.

Ya, suara jeritan itu tak lain tak bukan adalah suara Shen Shen. Shen Shen berteriak di tengah ramainya penonton pria bahwa bajunya kemasukan kelabang. Tentu saja para penonton kebingungan dan sekaligus menikmati pemandangan seorang perempuan yang menggeliat kebingungan karena ada binatang menyusup di dalam bajunya.

Shen Shen melakukan hal tersebut demi mengacaukan konsentrasi salah satu komplotan Taoqi yang bertingkah mencurigakan. Shen Shen memang seorang perempuan yang tanggap dan teliti, selama melihat pertandingan, ia juga merasakan bahwa ada yang tidak beres di dalam arena pertandingan. Shen Shen pun mengerti, tindakan Zhou Fu merobek paksa jubah Wang Ling adalah untuk menemukan keberadaan pusaka rahasia yang barang kali menempel di tubuhnya.

Akan tetapi ternyata tubuh Wang Ling steril dari benda pusaka apapun. Hal tersebut membuat Shen Shen berinisiatif untuk menemukan orang yang mungkin turut campur pada pertandingan. Dan saat itulah Shen Shen memberi sinyal kepada Zhou Fu dan Zhou Fu memahami sinyal yang diberikan Shen Shen.

Para penonton yang melihat kekalahan Wang Ling, tidak ada yang berani bersorak. Bagaimanapun Wang Ling adalah pria terkuat di desa Dozhu. Mereka tak boleh sembarangan mengejeknya.

“Paman, jika kau ingin selamat, segera serahkan uang hadiahku dan ditambah dengan pusaka yang dibawa oleh anak buahmu!”

Wang Ling tak berkutik. Kemenangannya selama sepuluh tahun terakhir memang dibantu oleh sebuah pusaka penyedot kekuatan yang berbentuk kendi kecil. Meski Wang Ling juga memiliki ilmu bela diri yang lumayan, tetapi ia lebih senang menggunakan cara cepat untuk mengalahkan musuh.

“Anak muda, tolong jangan minta pusakaku. Itu adalah kehormatan bagiku…

“Tidak! Itu adalah kenistaan bagimu, Paman. Kalau kau ingin menang dalam pertandingan, setidaknya kau harus berlatih lebih serius!” Zhou Fu mengulurkan tangan pada Wang Ling, sebuah sikap ksatria yang baru pertama kali dijumpai oleh Wang Ling. Wang Ling pun menerima uluran tangan Zhou Fu dan bangkit berdiri, karena memang taka da pilihan lain.

***

Zhou Fu dan Shen Shen keluar dari Arena Douzheng dengan wajah sumringah. Mereka mendapat banyak uang dan satu pusaka yang sangat bermanfaat bagi Shen Shen yang tak memiliki ilmu bela diri.

“Kau tak ingin tahu bagaimana aku bisa memasuki Arena Douzheng tanpa harus membeli tiket?” Shen Shen bertanya pada Zhou Fu ketika mereka berjalan menuju penginapan.

“Tidak. Aku sudah tahu. Kau pasti merengek dan memelas di depan para penjaga!” Zhou Fu menjawab singkat, ia tak begitu tertarik dengan pertanyaan Shen Shen.

Shen Shen sedikit kecewa karena Zhou Fu tidak terkejut dengan pertanyaannya.

=====================

Follow author di IG: @Banin.sn

Y0utube Channel: iPus Channel

Di kanal Y0utube author juga sering bikin konten tentang rekomendasi novel-novel bagus lho... Salam, terima kasih...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mukhsin Aceh
Banyak kali koin yg di butuhkan untuk baca , jadi gk minat lagi deh sama novel kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   15 – Kabar Terbaru

    Satu jam sebelumnya…Para penonton diam membisu dengan tubuh gemetaran tepat ketika Wang Ling terkulai lemas tak berdaya akibat satu pukulan yang diberikan oleh Zhou Fu. Mereka khawatir jika Zhou Fu akan membalas dendam pada mereka karena beberapa saat lalu mereka meremehkan kekuatan Zhou Fu. Jika waktu bisa diputar kembali, mereka ingin berbalik mendukung Zhou Fu sehingga di saat Zhou Fu menang dari Wang Ling, mereka hanya perlu bersorak gembira tanpa merasakan kegentingan yang mencekam.“Tuan muda, mohon jangan beritahukan kepada semua orang jika selama ini aku berbuat curang. Percayalah, akibat kecuranganku tersebut, desa ini tak pernah diganggu oleh rombongan perampok dari luar,” Wang Ling masih mencoba merengek memohon pada Zhou Fu ketika Zhou Fu memberikan uluran tangan kepadanya.Zhou Fu nampak mengamati Wang Ling selama beberapa saat, ia sedang membuat penilaian apakah ucapan yang baru saja dikatakan Wang Ling adalah kej

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • Penguasa Benua Timur   16 – Menunggu Jawaban

    Shen Shen sibuk menutupi wajahnya dengan helaian-helaian rambutnya yang panjang. Sebisa mungkin ia tak ingin wajahnya tertangkap oleh lima orang yang beberapa saat lalu membahas tentang dirinya dan Yang Zi. Ketika Zhou Fu mengatakan padanya bahwa Zhou Fu akan menghabisi mereka semua, Shen Shen menginjak kaki Zhou Fu sembari menggeleng-gelengkan kepala. “Percaya padaku, kita lebih baik diam saja dan tidak memberi reaksi!” Shen Shen berbicara nyaris tanpa suara. “Sialan, harusnya aku tak perlu izin padamu tadi!” Zhou Fu mencengkeram tangannya kuat-kuat. Geram karena ia gagal berkelahi. Padahal akan sangat menyenangkan jika ia bisa berkelahi. Apa daya, Shen Shen melarangnya dan ia harus menuruti apa kata perempuan tersebut. Sejatinya, Zhou Fu sudah memegang janji pada kakeknya untuk menurut pada Shen Shen jika ia dicegah untuk berkelahi. ‘Janji, bagaimanapun sulitnya ditepati tetap harus ditepati. Dengan demikian, kau akan disebut pria sejati’ begitulah kata-kat

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   17 – Desa Shuiyang

    Pria yang mencengkeram pakaian Zhou Fu itu menarik tangannya dan membuat wajahnya hanya berjarak satu kepalan tangan dari wajah Zhou Fu. Pria itu kian menyeringai lebar ketika mendapati tubuh Zhou Fu tak mengeluarkan aura apapun yang menandakan bahwa Zhou Fu adalah remaja biasa tanpa ilmu bela diri sedikit pun.Braaaakkk……Tubuh Zhou Fu dihantamkan ke meja makan hingga membuat punggungnya berbenturan dengan aneka hidangan yang tadinya ia makan bersama Shen Shen. Seluruh hidangan di meja itu pun kini telah berantakan tak berbentuk. Meja makan pun pecah terbelah menjadi dua bagian. Zhou Fu terjatuh ke lantai dengan posisi telentang sedang Shen Shen seperti orang kebingungan dan ketakutan. Tangan Zhou Fu mengepal semakin kuat, tapi sebagian tubuhnya masih menyimpan kesabaran.“Hei perempuan, apakah kau juga ingin mendapat giliran seperti kekasihmu yang lemah ini?” Pria itu maju selangkah mendekati Shen Shen, tangan pria itu menjul

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   18 – Pelabuhan

    Desa Shuiyang adalah desa yang lebih maju daripada desa Dozhu sebab sepertinya Shuiyang menjadi pusat perekonomian di pulau Jidong. Berbeda dengan Dozhu yang dipadati rumah penduduk, bangunan-bangunan di Shuiyang lebih didominasi oleh penginapan, rumah makan, toko oleh-oleh dan tempat-tempat hiburan.Zhou Fu memilih untuk tidak terburu-buru agar ia bisa sedikit lebih menikmati perjalanan pertamanya di luar pulau terpencil. Segala hal yang ia lihat merupakan sesuatu yang baru dan ia merasa perlu untuk mengenalkan dirinya dengan hal-hal baru yang ditemuinya tersebut. Lagipula, kapal baru akan berangkat malam nanti, sementara hari itu masih baru beranjak senja. Tentu Zhou Fu masih memiliki beberapa jam sebelum kapal berangkat berlayar.Di lain sisi, Shen Shen sedang dimasukkan ke dalam sebuah tempat hiburan oleh tiga pria yang menculiknya. Satu pria membawa Shen Shen masuk sementara dua lainnya seperti berjaga-jaga di luar bangunan. Si pemilik tempat hiburan tampak begitu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   19 – Tamu di Dalam Kapal

    “Jika kapal tersebut sudah melaju sekitar satu jam sebelumnya, berapa jauh jarak antara kapal ini dan kapal tersebut?” Zhou Fu bertanya untuk memastikan satu hal.Petugas kapal nampak berpikir beberapa saat lalu menjelaskan beberapa kemungkinan jarak kapal yang dimaksud Zhou Fu. Ia tak bisa memberi satu jawaban pasti karena laju kapal bisa dipengaruhi oleh beberapa hal.“Hem… Dengan jarak seperti itu, kukira aku masih bisa memanfaatkan kekuatanku,” Zhou Fu menjawab penjelasan petugas kapal dengan anggukan kepala pelan sembari dua tangan menyilang di dada. Ia sedang menghitung berapa kecepatan yang ia butuhkan untuk bisa menyusul kapal Shen Shen dengan cara berlari di atas air.Kemampuan berlari di atas air biasanya baru dikuasai oleh pendekar-pendekar yang sudah berusia di atas tiga puluh tahun karena hal tersebut berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menaikkan tingkatan tenaga dalamnya. Zhou Fu termasuk remaja yang beruntun

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   20 – Hawa Dingin

    “A… Apakah itu artinya ada tamu lain di kapal ini?” salah seorang penculik Shen Shen bergumam khawatir, tangannya yang sudah membuka selongsong pedang nampak terlihat gemetaran antara takut dan kedinginan.Lima orang pendekar yang menculik Shen Shen memang memiliki kemampuan bela diri yang tak terlalu tinggi. Hal tersebut terbukti ketika tubuh mereka tidak bisa menahan sergapan aura dingin yang masih menggelayut entah dari mana datangnya.“Bbbbocah, bagaimana kau bisa masuk ke kapal ini? Apakah kau membawa orang lain bersamamu?” si pemimpin kelompok bertanya pada Zhou Fu yang berdiri dengan tatapan siaga.“Aku baru saja hendak bertanya pada kalian, siapa yang melepaskan aura dingin ini. Jelas ini bukan milik kalian berlima,” jawab Zhou Fu tak kalah penasaran dengan lima pendekar penculik Shen Shen.“Dia tampak sama sekali tak terpengaruh dengan hawa dingin ini, apakah dia memang kuat atau dia adalah kawan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   21 – Rao Guohoa

    Rao Guohoa adalah salah satu pendekar berpengaruh di organisasi Kelelawar Merah, sebuah organisasi hitam yang memiliki markas di wilayah bebas hukum di daratan Caihong. Negeri Caihong merupakan sebuah negeri yang memiliki daratan paling luas di antara yang lain, di dalamnya ada sebuah wilayah khusus yang disebut sebagai wilayah bebas hukum Caihong. Wilayah bebas hukum Caihong adalah sebuah daratan luas yang dipisah oleh sungai Juda. Sungai seluas tiga kilo meter itu berhasil membuat daratan yang dibelahnya menjadi sebuah wilayah terisolir. Wilayah tersebut kemudian menjadi lokasi bersarangnya beberapa sekte dan organisasi hitam.Daratan Caihong sendiri memiliki jarak setara dengan berjalan kaki selama enam bulan dengan pulau Jidong. Keberadaan Rao Guohoa di sekitar pulau Jidong menandakan jika organisasi Kelelawar Merah sudah berhasil melakukan perluasan wilayah dan kemungkinan besar Rao Guohoa diangkat menjadi pemimpin di wilayah baru.Tak diketahui dengan jelas

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   22 – Mampir di Dengguang

    Sesaat ketika Rao Guohoa melepaskan serangan terakhirnya, Zhou Fu sempat melihat jika Rao Guohoa terkulai tak sadarkan diri. Karena tubuhnya berada di udara, Rao Guohoa pun jatuh dari ketinggian dengan laju kecepatan yang tinggi. Pedang Rao Guohoa terjun bebas mendahului pemiliknya, dan Zhou Fu menangkap pedang tersebut dengan sempurna.Anehnya, Zhou Fu tak mendengar suara tubuh tercebur air. Mata Zhou Fu pun menyisir ke segala arah, tetapi hanya remah-remah kapal yang nampak. Jika tubuh Rao Guohoa jatuh ke air, tentu telinganya mendengar meski jika pada saat yang bersamaan kebetulan matanya tak sedang melihat. Baik mata maupun telinga Zhou Fu, tak menangkap kejadian Rao Guohoa jatuh ke air.“Perempuan itu masih hidup,” Zhou Fu berbisik pada Shen Shen begitu menyadari ada aura dingin yang sekelebat melewati tubunya. Bulu kuduk Zhou Fu berdiri, bukan karena takut tetapi karena aura dingin yang lewat itu nyatanya lebih pekat dari beberapa saat sebelumnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status