Deven memejamkan matanya, lalu menyentuh rambut Kyra yang panjang dan wangi. Hati Deven terasa tenang dan dia mencium rambut Kyra untuk waktu yang lama.Deven membuka mata dan mengamati kulit Kyra yang mulus. Dia mulai bergairah. Deven mencium leher Kyra dengan lembut.Tubuh Kyra menegang. Dia teringat dengan pesan dokter yang melarangnya berhubungan intim. Tubuh Kyra sangat lemah. Apalagi dia juga sedang hamil.Apa Deven ingin Kyra mati lebih cepat? Sebelumnya hati Kyra tidak akan bergejolak. Dia akan menerima takdir dengan tenang.Namun, sekarang Nelson sudah sadar. Kyra tidak ingin terlalu cepat mati. Dia ingin menemani Nelson dan Mia melewati tahun baru.Kyra ingin menyaksikan kembang api yang indah dan memastikan orang tuanya bisa hidup tenang. Deven hendak mencium wajah Kyra, tetapi Kyra langsung menghindar. Alhasil, ciuman Deven mendarat di pipi Kyra.Deven menjepit dagu Kyra dan memaksa Kyra menoleh agar bisa bertatapan dengannya. Deven mengernyit dan bertanya dengan ketus, "Ky
"Kyra, kamu nggak percaya aku?" tanya Deven sembari menyipitkan matanya. Dia tiba-tiba tertawa.Kyra menyahut, "Apa daya, kita harus belajar dari pengalaman. Kamu gampang berubah pikiran. Aku punya banyak waktu. Setelah kamu menelepon, kita bisa segera mulai."Mereka bisa mulai setelah Deven menelepon? Sudah jelas Kyra menggunakan tubuhnya untuk bernegosiasi dengan Deven.Deven teringat Kyra juga pernah memanfaatkan anak untuk bernegosiasi dengannya. Bukannya melahirkan anak adalah tugas dan tanggung jawab Kyra?Namun, Kyra mengajukan banyak persyaratan. Bahkan, dia meminta Deven untuk menandatangani kontrak dan bersumpah. Setelah itu, Kyra baru bersedia melahirkan anak.Alhasil, Kyra malah keguguran sesudah mendapatkan keuntungan. Deven sudah berusaha menghindari semua kejadian di masa lalu. Deven tidak ingin mengingatnya.Akan tetapi, Kyra sengaja mengungkitnya. Ekspresi Deven berubah drastis. Dia berujar, "Beraninya kamu bicara begitu denganku?"Deven menjepit dagu Kyra dengan kuat,
Ekspresi Deven menjadi muram setelah mendengar ucapan Kyra. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Kyra tidak ingin berutang budi padanya?Mereka adalah pasangan suami istri, tetapi Kyra malah berbicara seperti itu. Apa utang Kyra kepada Deven tidak cukup banyak? Apa Kyra bisa melunasinya?Deven sering diam-diam membantu Kyra. Sewaktu Kyra dikepung oleh reporter di lantai bawah Grup Scott, Deven yang menyuruh Alex melapor polisi agar polisi bisa menyelesaikannya.Saat Deven tahu Kyra pergi ke Desa Triron untuk menyelidiki kematian orang tuanya, dia memang mengatakan dirinya berharap Kyra cepat mati. Namun, Deven tetap mengutus Alex untuk mengikuti Kyra.Deven juga menghentikan pekerjaannya ketika Kyra insomnia dan membawanya ke Kota Nanrio untuk berlibur. Namun, Kyra malah tidak menghargai kebaikan Deven.Kyra menggugurkan bayinya, tetapi dia tetap mengambil keuntungan dari Deven dan memaksa Deven bersumpah. Kyra bernegosiasi dengan Deven, lalu tiba-tiba kabur di Kota Nanrio. Kyra ting
Deven juga tidak tertarik kepada Kyra meskipun dia telanjang. Ternyata Deven sangat membenci Kyra. Namun, mereka sudah membuat kesepakatan.Kyra tidak emosi. Dia berujar dengan tenang, "Ini persyaratan yang kita bicarakan tadi. Kalau kamu nggak mau sentuh aku, kamu bisa ajukan persyaratan lain."Dulu, Kyra punya harga diri yang tinggi. Namun, sekarang harga dirinya sudah diinjak-injak oleh Deven. Kyra berpikir dirinya tidak bisa hidup lama lagi. Dia bisa bebas sesudah melewati kesulitan ini. Setelah merenungkan hal ini, Kyra tidak merasa tertekan lagi.Deven menghardik, "Kyra, aku ulangi sekali lagi, cepat keluar! Kalau kamu berani membantah lagi, aku akan buat ayahmu terkurung di rumah sakit selamanya!"Kyra menatap Deven lekat-lekat, lalu mengerjap. Sepertinya, Deven benar-benar membenci Kyra. Kalau tidak, Deven tidak akan berbicara seperti itu.Hanya saja, ini bukan pertama kalinya Kyra mendengar ucapan ini. Jadi, dia masih bisa menerimanya. Kyra tersenyum dan tidak berani bicara l
Okto tahu Alex mengurus prosedur untuk Nelson keluar dari rumah sakit. Jadi, dia segera menelepon Deven untuk memastikan, "Pak Deven, apa kamu tahu Alex mau jemput Pak Nelson keluar dari rumah sakit?"Ini bukan pertanda yang bagus. Jika Nelson keluar dari rumah sakit, Irish tidak punya kesempatan untuk bertindak lagi.Untung saja, Okto bisa mengendalikan nada bicaranya sehingga Deven tidak merasa aneh. Deven bertanya dengan sinis, "Kamu keberatan aku suruh Alex jemput Nelson?"Okto menjelaskan, "Aku nggak berani. Hanya saja, kondisi Pak Nelson sangat lemah. Takutnya kesehatannya akan bermasalah kalau tiba-tiba keluar dari rumah sakit. Aku merasa lebih baik dia baru keluar setelah pulihkan kesehatan di rumah sakit."Deven menimpali, "Nelson cuma pulang untuk merayakan tahun baru. Setelah melewati tahun baru, kita baru lihat kondisinya apakah perlu dirawat di rumah sakit lagi atau nggak."Okto membalas, "Oke, Pak Deven. Aku akan mengikuti arahanmu."Okto tahu sifat Deven. Tidak ada gunan
Bagi Alex, Deven menyayangi Kyra. Deven sering diam-diam membantu Kyra dan Alex yang melaksanakannya.Deven hanya memiliki sifat tertutup. Dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan isi hatinya. Deven memang sering berbicara kasar, tetapi sebenarnya dia berhati lembut.Begitu Alex melontarkan ucapannya, suasana di kamar menjadi hening. Ekspresi Mia berubah drastis, sepertinya dia tidak ingin mengungkit Deven.Sementara itu, Kyra hanya terdiam. Nelson terus memandangi Kyra. Dia merasa kasihan pada putrinya.Suasana menjadi tegang. Alex yang salah bicara menjadi canggung. Dia tersenyum dan bertanya, "Aku salah ngomong, ya?"Kyra memandang Alex seraya menyahut dengan ekspresi lembut, "Nggak. Aku yang salah ngomong. Seharusnya keluarga kami memang ada 4 orang."Kyra belum bercerai, jadi keluarganya masih terdiri dari 4 orang. Kyra berpesan, "Alex, kamu siapkan mobilnya dan tunggu kami di bawah. Kami akan segera turun."Alex melihat Nelson sekilas, lalu bertanya, "Bu, apa kamu bisa meng
Kyra sangat gugup. Dia menggenggam ujung jaketnya dengan erat. Kenapa Deven tiba-tiba menelepon Alex? Apa Deven tidak mengizinkan Nelson pulang untuk merayakan tahun baru?Jantung Kyra berdegup kencang. Jika Deven tidak setuju, bagaimana Kyra menjelaskan kepada ayahnya? Nelson pasti sangat kecewa.Nelson yang duduk di samping menyadari kegelisahan Kyra. Dia menggenggam tangan Kyra dan menepuknya dengan lembut.Kyra yang sadar mendongak. Dia melihat Nelson mengangguk kepadanya. Mungkin karena terlalu banyak makan obat, jadi wajah Nelson membengkak.Nelson tersenyum. Kyra merasa lebih tenang setelah melihat perhatian Nelson yang sederhana ini.Alex masih menelepon, tetapi Kyra tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Deven. Alex tidak mengaktifkan pengeras suara.Kyra hanya bisa melihat ekspresi Alex yang berubah-ubah. Terkadang dia tampak tegang, terkadang dia tampak rileks. Kemudian, Alex berucap, "Pak Deven, tenang saja. Aku pasti akan mengantar Pak Nelson, Bu Mia, dan Bu Kyra pulang d
Kyra merasa pusing. Dia merasa tertekan karena dadanya sesak. Kyra ingin membuka jendela agar bisa menghirup udara segar.Kyra melihat sebuah mobil rakitan warna-warni dan sopirnya terlihat mabuk. Mobil itu melaju serampangan dan sopirnya sama sekali tidak memahami aturan lalu lintas.Yang terpenting adalah mobil rakitan itu hendak menabrak mobil mereka. Kyra yang menemukan keanehan langsung teringat kecelakaan Alba. Dia juga mengendarai mobil bekas.Kyra bergidik. Dia menepuk sandaran kursi Alex dan memperingatkan, "Alex, cepat hindari mobil di samping itu! Sepertinya sopir mobil itu mabuk!"Alex baru menyadari ada yang tidak beres. Dia mendongak dan melihat mobil rakitan itu menerobos jalan. Sopirnya mengendarai mobil dengan serampangan. Mungkin dia adalah orang gila atau pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa."Cepat menghindar!" teriak Mia.Alex hendak menambah kecepatan mobil, tetapi mobilnya tiba-tiba bermasalah. Memang sudah saatnya mobil ini diperbaiki. Hanya saja, Alex lupa k
"Pak, istirahat saja dulu. Kamu sudah beberapa hari nggak tidur. Kantong matamu sampai hitam sekali," nasihat Alex yang mencemaskan kesehatan Deven.Deven tidak berbicara. Dia langsung masuk ke lift. Setibanya di hotel, Deven menelepon Alvin. Dia belum menyerah.Setelah mengetahui tujuan Deven menelepon, Alvin berujar dengan nada menyesal, "Pak, bukannya aku nggak ingin membantumu. Kakekku memang keras kepala. Kami sudah membujuknya, tapi dia nggak mau dengar.""Benaran nggak ada yang bisa membujuknya lagi?" tanya Deven yang menggenggam ponsel dengan makin erat."Sebenarnya ada.""Siapa?""Justin, anak Pak Farhan. Anak ini punya hubungan dekat dengan kakek kami. Kakek kami anggap dia cucu. Dia pasti bisa membujuknya."Justin .... Deven tersenyum sinis. Dia juga tahu Justin bisa membantu. Akan tetapi, Deven tidak bisa menerima permintaan Justin yang menginginkan Kyra. Mana mungkin dia menyetujui hal seperti ini!"Pasien yang diterima Pak Chokri diperkenalkan Justin?" tanya Deven."Benar
Dulu, Kyra pasti akan menjelaskan saat Deven salah paham padanya. Deven boleh salah paham terhadap hal lain, tetapi tidak untuk perasaannya kepada Deven.Namun, sekarang tidak masalah lagi. Mereka memang tidak bisa kembali seperti dulu lagi, jadi tidak ada gunanya dijelaskan. Itu hanya buang-buang tenaga."Bagus kalau kamu tahu. Jadi, kita sudah bisa cerai belum?" tanya Kyra. Setelah makan obat pereda nyeri, tubuhnya tidak sakit lagi. Dia bahkan menyunggingkan senyuman indah.Meskipun wajahnya pucat pasi, Kyra tetap terlihat cantik dan elegan. Meskipun kehilangan banyak berat badan, itu sama sekali tidak memengaruhi kecantikan Kyra.Deven memang ingin melihat senyuman Kyra. Namun, setelah melihatnya, dia malah tidak merasa senang. Deven merasa Kyra sangat senang jika melihatnya marah. Wanita ini sampai menunjukkan senyuman yang sudah jarang terlihat.Kyra bisa melihat amarah pada tatapan Deven makin memuncak. Deven berkata, "Kamu sendiri yang keras kepala. Terserah kamu kalau ingin mat
Perkataan ini sontak memadamkan hasrat dalam hati Kyra. Benar, orang tuanya telah meninggal. Bagaimana bisa dia berpelukan dan berciuman dengan Deven di sini?'Kyra, kamu terlalu lemah. Deven cuma merendahkan harga dirinya untuk membujukmu, tapi kamu langsung terjebak? Memalukan!' batin Kyra.Sorot mata Kyra seketika menjadi dingin dan penuh ejekan. Namun, Deven masih belum menyadari apa pun. Dengan mata terpejam, dia masih ingin mencium Kyra. Ciuman tadi membuatnya sungguh tak terlupakan.Deven ingin melanjutkan, tetapi Kyra sontak mendorongnya. Sebelum Deven bereaksi, Kyra sudah melayangkan tamparan ke wajahnya. Pipinya terasa perih, membuat Deven termangu.Ketika menatap Kyra kembali, dia melihat tatapan penuh ejekan itu. Kyra mencelanya, "Deven, kalau kamu butuh wanita, cari saja Irish.""Dia bukan istriku. Ngapain aku cari dia?" balas Deven."Waktu kalian melakukan pemotretan pernikahan, kenapa kamu nggak berpikir begitu?" sindir Kyra."Waktu itu, aku ...." Deven ingin mengatakan
"Kalau kita cerai, aku langsung terima pengobatan!" pekik Kyra.Saking kesalnya, Deven sampai tertawa mendengar ucapan Kyra. Di ingatan Deven, Kyra paling takut merasa sakit.Namun, sekarang Kyra begitu tersiksa karena rasa sakitnya. Keringat bercucuran di dahi, wajahnya pucat pasi.Kyra masih terus melakukan perlawanan. Wanita yang dulunya mengatakan akan menemaninya, kini malah ingin meninggalkannya.Hati Deven diliputi kepedihan. Dia benar-benar tersiksa. Pada akhirnya, dengan ekspresi suram, dia memasukkan semua obat itu ke mulut Kyra.Saat berikutnya, Deven meraih pinggang Kyra dan merangkulnya dengan erat. Tubuh Kyra menempel dengan dada kekar Deven. Tidak ada sedikit pun celah di antara keduanya.Kyra ingin mendorong, tetapi tidak punya tenaga sebesar itu. Tenaganya sudah habis, apalagi dia mogok makan belakangan ini. Bagaimana mungkin dia sanggup mendorong Deven?Bibir Deven yang panas sontak mencium bibir Kyra yang kering dan pucat. Kyra ingin meninju Deven, tetapi Deven langs
Ini sudah pasti persekongkolan. Justin dan Kyra saling mencintai, jadi Kyra ingin bercerai. Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.Kyra tidak memahami maksud ucapan Deven. Persekongkolan apa yang dimaksudnya? Dia sampai mengira Deven ingin memfitnah Justin, tetapi ini hal yang wajar."Benar, kami memang sekongkol!" Kyra sama sekali tidak berniat untuk menjelaskan.Amarah pada tatapan Deven menjadi makin kuat. "Kamu nggak bisa hidup lama lagi. Apa perceraian begitu penting bagimu? Kamu nggak bisa berhenti berdebat dan fokus pada kesembuhanmu dulu?""Daripada berobat atau hidup, aku lebih ingin terbebas darimu. Masa aku harus mati dengan status masih menjadi istrimu? Aku nggak mungkin bisa tenang di alam sana! Sebelum mati, aku harus memastikan kita nggak punya hubungan apa-apa lagi!" pekik Kyra dengan mata berkaca-kaca sambil terisak-isak."Ternyata menjadi istriku lebih tersiksa daripada mati?""Benar! Yang kamu katakan benar!""Kyra, kamu rasa aku nggak bisa menemukan wanita l
Ucapan ini membuat Kyra termangu sesaat. Nada bicara Deven persis saat dirinya dipaksa makan obat penguat janin. Apakah ini yang dinamakan trauma?Sama seperti sebelumnya, Deven memaksanya makan obat dengan tegas. Pria ini tidak pernah menanyakan pendapatnya dan selalu memaksakan kehendaknya.Kenapa Deven selalu bersikap angkuh dan merasa diri sendiri benar? Deven memang tidak pernah berubah. Egois dan sombong.Kyra mengernyit, mencengkeram perut atasnya. Dia mulai mencium bau amis darah di mulutnya. Sementara itu, Deven menjulurkan tangannya ke hadapan Kyra. "Makan."Kyra bersikeras menelan darahnya. Dia menepis tangan Deven dengan kesal. Obat pereda nyeri pun berserakan. Ada yang jatuh ke dekat kaki Deven, ada yang masuk ke tong sampah.Kyra tidak ingin seperti ini. Bahkan ketika dirinya sudah mau mati, dia masih tidak berkesempatan untuk membuat keputusan. Bukankah hidupnya sangat menyedihkan? Kyra ingin menjadi dirinya sendiri.Pada akhirnya, Deven kehilangan kesabarannya. Dia suda
Kyra benar-benar bahagia. Tidak ada sedikit pun kesedihan dalam hatinya.Tiba-tiba, pintu bangsal terbuka. Angin dingin berembus masuk, membuat Kyra yang berbaring di lantai merasa makin dingin hingga tubuhnya gemetaran.Saat berikutnya, Kyra mendengar suara pintu ditutup dan suara langkah kaki yang terburu-buru. Dia menunduk, lalu melihat sepasang sepatu kulit yang dibelinya sebelum perang dingin dengan Deven.Dulu, Kyra sangat senang melihat Deven memakai sepatu kulit ini. Namun, sekarang dia buru-buru mengalihkan pandangan karena tidak ingin melihatnya.Organ dalamnya terasa makin sakit, seperti ada kapak yang membelah seluruh organ dalamnya. Rasa sakit ini sungguh menusuk.Kyra tidak bisa menahan kesakitan ini. Dia menggigit bibirnya sambil menangis sesenggukan. Deven awalnya marah, tetapi ketika melihat Kyra begitu kasihan, amarahnya langsung sirna dan digantikan dengan rasa iba.Deven berjongkok untuk menggendong Kyra ke ranjang. Kesehatan Kyra sangat buruk. Kyra tidak seharusnya
Sudah gila?Kyra menggigit bibirnya yang kering dan pecah-pecah hingga meneteskan darah. Setelah mengalami semua ini, apa tidak sepantasnya Kyra kehilangan kewarasannya? Dia meringkukkan tubuhnya dan memeluk kedua kakinya dengan erat. Sekujur tubuhnya gemetaran hebat.Perawat itu terkejut melihat situasi ini. Setelah menjadi perawat selama bertahun-tahun, baru kali ini dia melihat pasien yang begitu keras kepala. Karena takut akan terjadi kecelakaan medis, perawat itu buru-buru berlari ke luar ruangan untuk mencari Deven.Pada saat ini, Deven sedang bersandar di koridor. Alex sedang melaporkan sesuatu padanya, "Pak Deven, tubuh Bu Kyra sudah sangat parah sekarang. Kalau masih terus mogok makan, kondisinya akan semakin gawat."Deven mengerutkan alisnya dalam-dalam. Awalnya, dia mengira Kyra hanya bercanda karena ingin membuatnya kesal. Tak disangka, Kyra benar-benar serius. Saat Deven baru hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara perawat."Pak Deven, gawat!" teriak perawat i
Kyra mengulurkan tangannya karena kesakitan. Ternyata rasa sakit yang ditimbulkan karena penyakit kanker begitu menyiksa. Mana mungkin semudah itu tidak mau minum obat? Baru permulaan saja Kyra sudah tidak sanggup bertahan!Kyra ingin minum obat untuk meredakan rasa sakit di tubuhnya. Perawat itu menyerahkan obat pereda nyeri ke telapak tangan Kyra yang dingin. "Ayo cepat diminum."Dalam benak Kyra tiba-tiba teringat dengan ucapan Deven tadi. "Kyra, apa lagi ulahmu? Apa ini saat yang tepat untuk mengambek?""Kamu punya dua pilihan. Pertama, jalani pengobatanmu dan tetap menjadi istriku. Kedua, biarkan dirimu hancur begitu saja, mati sebagai istriku dan terpisah selamanya dari pria murahan yang ada di hatimu."Di depan mata Kyra, kembali terbayang saat Nelson terjatuh dari balkon. Dia terhempas ke tanah dan meninggal dengan mata terbuka. Dengan darah yang dimuntahkannya, Nelson menuliskan kode brankas ruang kerja di tanah. Ternyata kodenya adalah tanggal lahir Kyra.Tak lama kemudian, K