Okto tahu Alex mengurus prosedur untuk Nelson keluar dari rumah sakit. Jadi, dia segera menelepon Deven untuk memastikan, "Pak Deven, apa kamu tahu Alex mau jemput Pak Nelson keluar dari rumah sakit?"Ini bukan pertanda yang bagus. Jika Nelson keluar dari rumah sakit, Irish tidak punya kesempatan untuk bertindak lagi.Untung saja, Okto bisa mengendalikan nada bicaranya sehingga Deven tidak merasa aneh. Deven bertanya dengan sinis, "Kamu keberatan aku suruh Alex jemput Nelson?"Okto menjelaskan, "Aku nggak berani. Hanya saja, kondisi Pak Nelson sangat lemah. Takutnya kesehatannya akan bermasalah kalau tiba-tiba keluar dari rumah sakit. Aku merasa lebih baik dia baru keluar setelah pulihkan kesehatan di rumah sakit."Deven menimpali, "Nelson cuma pulang untuk merayakan tahun baru. Setelah melewati tahun baru, kita baru lihat kondisinya apakah perlu dirawat di rumah sakit lagi atau nggak."Okto membalas, "Oke, Pak Deven. Aku akan mengikuti arahanmu."Okto tahu sifat Deven. Tidak ada gunan
Bagi Alex, Deven menyayangi Kyra. Deven sering diam-diam membantu Kyra dan Alex yang melaksanakannya.Deven hanya memiliki sifat tertutup. Dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan isi hatinya. Deven memang sering berbicara kasar, tetapi sebenarnya dia berhati lembut.Begitu Alex melontarkan ucapannya, suasana di kamar menjadi hening. Ekspresi Mia berubah drastis, sepertinya dia tidak ingin mengungkit Deven.Sementara itu, Kyra hanya terdiam. Nelson terus memandangi Kyra. Dia merasa kasihan pada putrinya.Suasana menjadi tegang. Alex yang salah bicara menjadi canggung. Dia tersenyum dan bertanya, "Aku salah ngomong, ya?"Kyra memandang Alex seraya menyahut dengan ekspresi lembut, "Nggak. Aku yang salah ngomong. Seharusnya keluarga kami memang ada 4 orang."Kyra belum bercerai, jadi keluarganya masih terdiri dari 4 orang. Kyra berpesan, "Alex, kamu siapkan mobilnya dan tunggu kami di bawah. Kami akan segera turun."Alex melihat Nelson sekilas, lalu bertanya, "Bu, apa kamu bisa meng
Kyra sangat gugup. Dia menggenggam ujung jaketnya dengan erat. Kenapa Deven tiba-tiba menelepon Alex? Apa Deven tidak mengizinkan Nelson pulang untuk merayakan tahun baru?Jantung Kyra berdegup kencang. Jika Deven tidak setuju, bagaimana Kyra menjelaskan kepada ayahnya? Nelson pasti sangat kecewa.Nelson yang duduk di samping menyadari kegelisahan Kyra. Dia menggenggam tangan Kyra dan menepuknya dengan lembut.Kyra yang sadar mendongak. Dia melihat Nelson mengangguk kepadanya. Mungkin karena terlalu banyak makan obat, jadi wajah Nelson membengkak.Nelson tersenyum. Kyra merasa lebih tenang setelah melihat perhatian Nelson yang sederhana ini.Alex masih menelepon, tetapi Kyra tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Deven. Alex tidak mengaktifkan pengeras suara.Kyra hanya bisa melihat ekspresi Alex yang berubah-ubah. Terkadang dia tampak tegang, terkadang dia tampak rileks. Kemudian, Alex berucap, "Pak Deven, tenang saja. Aku pasti akan mengantar Pak Nelson, Bu Mia, dan Bu Kyra pulang d
Kyra merasa pusing. Dia merasa tertekan karena dadanya sesak. Kyra ingin membuka jendela agar bisa menghirup udara segar.Kyra melihat sebuah mobil rakitan warna-warni dan sopirnya terlihat mabuk. Mobil itu melaju serampangan dan sopirnya sama sekali tidak memahami aturan lalu lintas.Yang terpenting adalah mobil rakitan itu hendak menabrak mobil mereka. Kyra yang menemukan keanehan langsung teringat kecelakaan Alba. Dia juga mengendarai mobil bekas.Kyra bergidik. Dia menepuk sandaran kursi Alex dan memperingatkan, "Alex, cepat hindari mobil di samping itu! Sepertinya sopir mobil itu mabuk!"Alex baru menyadari ada yang tidak beres. Dia mendongak dan melihat mobil rakitan itu menerobos jalan. Sopirnya mengendarai mobil dengan serampangan. Mungkin dia adalah orang gila atau pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa."Cepat menghindar!" teriak Mia.Alex hendak menambah kecepatan mobil, tetapi mobilnya tiba-tiba bermasalah. Memang sudah saatnya mobil ini diperbaiki. Hanya saja, Alex lupa k
Kemudian, Alex membuka pintu dan turun dari mobil. Kyra juga mengikuti Alex. Asap tebal mengepul. Setengah dari mobil rakitan terbakar.Akhirnya, Kyra baru menyadari pemilik mobil Rolls-Royce Cullinan itu adalah Deven. Kyra tidak percaya dengan apa yang terjadi!Deven ingin Kyra mati. Namun, kenapa Deven malah mengadang mobil rakitan itu? Apa yang terjadi tadi hanya kecelakaan dan Deven tidak berniat mencelakai mereka?Kyra bergegas menghampiri mobil Rolls-Royce Cullinan itu. Dia melihat Deven yang memakai setelan jas terikat sabuk pengaman dan matanya terpejam. Kantong udara juga telah mengembang.Deven pingsan. Darah menetes dari wajah Deven ke jasnya. Kacamata yang dipakai Deven juga hancur karena benturan.Kyra masih tidak percaya orang yang mengemudi mobil ini adalah Deven! Kyra mengerjap, bukannya Deven ingin Kyra mati? Kenapa Deven tiba-tiba muncul?Kyra makin tidak memahami Deven. Jendela mobil tertutup rapat, Deven yang sekarat terjebak di dalam mobil.Kyra memukul kaca jendel
Irish juga diangkat ke ambulans karena luka bakar di wajahnya cukup parah. Seorang perawat bergegas masuk ke ambulans seraya berkomentar, "Pasangan suami istri ini begitu romantis. Kudengar, wajahnya terbakar karena menyelamatkan suaminya. Kelak, bagaimana dia hidup dengan wajah yang rusak?"Kyra memandang ambulans yang menjauh. Dia merasa dirinya hanya orang luar. Pantas saja, Deven sangat menyayangi Irish. Ternyata Irish rela mempertaruhkan nyawa demi Deven.Sementara itu, Kyra tidak rela mati demi seorang pria. Alex melihat Kyra memandangi ambulans sambil melamun.Alex mengira Kyra marah. Jadi, dia menghibur, "Bu Kyra, dalam hidup kita pendapat orang lain nggak penting. Yang paling penting itu pandangan Pak Deven tentangmu."Kyra merasa sedih setelah mendengar ucapan Alex. Dia berkata, "Alex, kita antar orang tuaku pulang dulu."Alex mengangguk, lalu mereka kembali ke mobil. Mia yang cemas bertanya sembari melihat Kyra, "Kyra, kamu nggak apa-apa, 'kan? Tadi kamu pasti ketakutan, ya?
Setelah Alex pergi, Kyra masih bimbang. Dia tidak tahu harus menjenguk Deven atau tidak. Apa Deven ingin melihat Kyra? Takutnya suasana hati Deven akan memburuk sesudah melihat Kyra.Namun, hari ini Deven memang menyelamatkan Kyra dan orang tuanya. Ponsel Kyra berdering. Ternyata, Alex mengirim pesan kepada Kyra.[ Bu Kyra, Pak Deven sudah sadar. Sebaiknya kamu jenguk dia. Sebagai pasangan suami istri, jangan terlalu perhitungan. Sebentar lagi tahun baru, jangan merusak hubungan kalian karena masalah sepele. ]Alex tahu Deven sedikit kecewa karena tidak melihat Kyra. Jadi, Alex berinisiatif mengabari Kyra. Kemudian, Kyra membalas pesan Deven.[ Oke. Aku akan memasak sup untuk Deven dan mengantarnya ke rumah sakit. ]Kyra tidak ingin berutang budi kepada Deven. Dia pergi ke supermarket untuk membeli bahan, lalu memasak sup untuk memulihkan kesehatan Deven. Kyra baru selesai masak saat malam.Kyra sudah lama tidak sesibuk ini. Dia ingat sejak Deven menyiksanya dan meminta bercerai, dia t
Kyra menaiki lift untuk mendatangi kamar Deven. Ini adalah rumah sakit swasta milik Deven. Dia dirawat di lantai tersendiri yang hanya terdapat 2 pasien. Mereka adalah pasien VVIP.Kyra tidak tahu nomor kamar Deven. Setelah bertanya kepada perawat, Kyra berjalan ke kamar itu. Dia mengetuk pintu kamar, tetapi tidak ada yang menyahut.Kyra langsung membuka pintu. Hanya saja, tempat tidurnya kosong. Deven tidak ada di dalam kamar. Deven pergi ke mana?Kyra kebingungan. Dia kembali ke koridor dengan membawa termos makanan. Di bawah cahaya lampu, wajah Kyra terlihat makin pucat.Kyra mengeluarkan ponsel, lalu mencari kontak Deven. Apa Deven akan menjawab panggilan telepon jika Kyra menghubunginya?Hari ini, Kyra dan Deven baru berselisih. Bahkan, Deven mengatakan dia tidak ingin menyentuh Kyra biarpun Kyra telanjang.Akhirnya, Kyra menghubungi Alex. Dia berjalan sambil menelepon Alex. Kyra berniat mengetahui keberadaan Deven dari Alex atau dia bisa pergi setelah meninggalkan sup di kamar De
"Pak, istirahat saja dulu. Kamu sudah beberapa hari nggak tidur. Kantong matamu sampai hitam sekali," nasihat Alex yang mencemaskan kesehatan Deven.Deven tidak berbicara. Dia langsung masuk ke lift. Setibanya di hotel, Deven menelepon Alvin. Dia belum menyerah.Setelah mengetahui tujuan Deven menelepon, Alvin berujar dengan nada menyesal, "Pak, bukannya aku nggak ingin membantumu. Kakekku memang keras kepala. Kami sudah membujuknya, tapi dia nggak mau dengar.""Benaran nggak ada yang bisa membujuknya lagi?" tanya Deven yang menggenggam ponsel dengan makin erat."Sebenarnya ada.""Siapa?""Justin, anak Pak Farhan. Anak ini punya hubungan dekat dengan kakek kami. Kakek kami anggap dia cucu. Dia pasti bisa membujuknya."Justin .... Deven tersenyum sinis. Dia juga tahu Justin bisa membantu. Akan tetapi, Deven tidak bisa menerima permintaan Justin yang menginginkan Kyra. Mana mungkin dia menyetujui hal seperti ini!"Pasien yang diterima Pak Chokri diperkenalkan Justin?" tanya Deven."Benar
Dulu, Kyra pasti akan menjelaskan saat Deven salah paham padanya. Deven boleh salah paham terhadap hal lain, tetapi tidak untuk perasaannya kepada Deven.Namun, sekarang tidak masalah lagi. Mereka memang tidak bisa kembali seperti dulu lagi, jadi tidak ada gunanya dijelaskan. Itu hanya buang-buang tenaga."Bagus kalau kamu tahu. Jadi, kita sudah bisa cerai belum?" tanya Kyra. Setelah makan obat pereda nyeri, tubuhnya tidak sakit lagi. Dia bahkan menyunggingkan senyuman indah.Meskipun wajahnya pucat pasi, Kyra tetap terlihat cantik dan elegan. Meskipun kehilangan banyak berat badan, itu sama sekali tidak memengaruhi kecantikan Kyra.Deven memang ingin melihat senyuman Kyra. Namun, setelah melihatnya, dia malah tidak merasa senang. Deven merasa Kyra sangat senang jika melihatnya marah. Wanita ini sampai menunjukkan senyuman yang sudah jarang terlihat.Kyra bisa melihat amarah pada tatapan Deven makin memuncak. Deven berkata, "Kamu sendiri yang keras kepala. Terserah kamu kalau ingin mat
Perkataan ini sontak memadamkan hasrat dalam hati Kyra. Benar, orang tuanya telah meninggal. Bagaimana bisa dia berpelukan dan berciuman dengan Deven di sini?'Kyra, kamu terlalu lemah. Deven cuma merendahkan harga dirinya untuk membujukmu, tapi kamu langsung terjebak? Memalukan!' batin Kyra.Sorot mata Kyra seketika menjadi dingin dan penuh ejekan. Namun, Deven masih belum menyadari apa pun. Dengan mata terpejam, dia masih ingin mencium Kyra. Ciuman tadi membuatnya sungguh tak terlupakan.Deven ingin melanjutkan, tetapi Kyra sontak mendorongnya. Sebelum Deven bereaksi, Kyra sudah melayangkan tamparan ke wajahnya. Pipinya terasa perih, membuat Deven termangu.Ketika menatap Kyra kembali, dia melihat tatapan penuh ejekan itu. Kyra mencelanya, "Deven, kalau kamu butuh wanita, cari saja Irish.""Dia bukan istriku. Ngapain aku cari dia?" balas Deven."Waktu kalian melakukan pemotretan pernikahan, kenapa kamu nggak berpikir begitu?" sindir Kyra."Waktu itu, aku ...." Deven ingin mengatakan
"Kalau kita cerai, aku langsung terima pengobatan!" pekik Kyra.Saking kesalnya, Deven sampai tertawa mendengar ucapan Kyra. Di ingatan Deven, Kyra paling takut merasa sakit.Namun, sekarang Kyra begitu tersiksa karena rasa sakitnya. Keringat bercucuran di dahi, wajahnya pucat pasi.Kyra masih terus melakukan perlawanan. Wanita yang dulunya mengatakan akan menemaninya, kini malah ingin meninggalkannya.Hati Deven diliputi kepedihan. Dia benar-benar tersiksa. Pada akhirnya, dengan ekspresi suram, dia memasukkan semua obat itu ke mulut Kyra.Saat berikutnya, Deven meraih pinggang Kyra dan merangkulnya dengan erat. Tubuh Kyra menempel dengan dada kekar Deven. Tidak ada sedikit pun celah di antara keduanya.Kyra ingin mendorong, tetapi tidak punya tenaga sebesar itu. Tenaganya sudah habis, apalagi dia mogok makan belakangan ini. Bagaimana mungkin dia sanggup mendorong Deven?Bibir Deven yang panas sontak mencium bibir Kyra yang kering dan pucat. Kyra ingin meninju Deven, tetapi Deven langs
Ini sudah pasti persekongkolan. Justin dan Kyra saling mencintai, jadi Kyra ingin bercerai. Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.Kyra tidak memahami maksud ucapan Deven. Persekongkolan apa yang dimaksudnya? Dia sampai mengira Deven ingin memfitnah Justin, tetapi ini hal yang wajar."Benar, kami memang sekongkol!" Kyra sama sekali tidak berniat untuk menjelaskan.Amarah pada tatapan Deven menjadi makin kuat. "Kamu nggak bisa hidup lama lagi. Apa perceraian begitu penting bagimu? Kamu nggak bisa berhenti berdebat dan fokus pada kesembuhanmu dulu?""Daripada berobat atau hidup, aku lebih ingin terbebas darimu. Masa aku harus mati dengan status masih menjadi istrimu? Aku nggak mungkin bisa tenang di alam sana! Sebelum mati, aku harus memastikan kita nggak punya hubungan apa-apa lagi!" pekik Kyra dengan mata berkaca-kaca sambil terisak-isak."Ternyata menjadi istriku lebih tersiksa daripada mati?""Benar! Yang kamu katakan benar!""Kyra, kamu rasa aku nggak bisa menemukan wanita l
Ucapan ini membuat Kyra termangu sesaat. Nada bicara Deven persis saat dirinya dipaksa makan obat penguat janin. Apakah ini yang dinamakan trauma?Sama seperti sebelumnya, Deven memaksanya makan obat dengan tegas. Pria ini tidak pernah menanyakan pendapatnya dan selalu memaksakan kehendaknya.Kenapa Deven selalu bersikap angkuh dan merasa diri sendiri benar? Deven memang tidak pernah berubah. Egois dan sombong.Kyra mengernyit, mencengkeram perut atasnya. Dia mulai mencium bau amis darah di mulutnya. Sementara itu, Deven menjulurkan tangannya ke hadapan Kyra. "Makan."Kyra bersikeras menelan darahnya. Dia menepis tangan Deven dengan kesal. Obat pereda nyeri pun berserakan. Ada yang jatuh ke dekat kaki Deven, ada yang masuk ke tong sampah.Kyra tidak ingin seperti ini. Bahkan ketika dirinya sudah mau mati, dia masih tidak berkesempatan untuk membuat keputusan. Bukankah hidupnya sangat menyedihkan? Kyra ingin menjadi dirinya sendiri.Pada akhirnya, Deven kehilangan kesabarannya. Dia suda
Kyra benar-benar bahagia. Tidak ada sedikit pun kesedihan dalam hatinya.Tiba-tiba, pintu bangsal terbuka. Angin dingin berembus masuk, membuat Kyra yang berbaring di lantai merasa makin dingin hingga tubuhnya gemetaran.Saat berikutnya, Kyra mendengar suara pintu ditutup dan suara langkah kaki yang terburu-buru. Dia menunduk, lalu melihat sepasang sepatu kulit yang dibelinya sebelum perang dingin dengan Deven.Dulu, Kyra sangat senang melihat Deven memakai sepatu kulit ini. Namun, sekarang dia buru-buru mengalihkan pandangan karena tidak ingin melihatnya.Organ dalamnya terasa makin sakit, seperti ada kapak yang membelah seluruh organ dalamnya. Rasa sakit ini sungguh menusuk.Kyra tidak bisa menahan kesakitan ini. Dia menggigit bibirnya sambil menangis sesenggukan. Deven awalnya marah, tetapi ketika melihat Kyra begitu kasihan, amarahnya langsung sirna dan digantikan dengan rasa iba.Deven berjongkok untuk menggendong Kyra ke ranjang. Kesehatan Kyra sangat buruk. Kyra tidak seharusnya
Sudah gila?Kyra menggigit bibirnya yang kering dan pecah-pecah hingga meneteskan darah. Setelah mengalami semua ini, apa tidak sepantasnya Kyra kehilangan kewarasannya? Dia meringkukkan tubuhnya dan memeluk kedua kakinya dengan erat. Sekujur tubuhnya gemetaran hebat.Perawat itu terkejut melihat situasi ini. Setelah menjadi perawat selama bertahun-tahun, baru kali ini dia melihat pasien yang begitu keras kepala. Karena takut akan terjadi kecelakaan medis, perawat itu buru-buru berlari ke luar ruangan untuk mencari Deven.Pada saat ini, Deven sedang bersandar di koridor. Alex sedang melaporkan sesuatu padanya, "Pak Deven, tubuh Bu Kyra sudah sangat parah sekarang. Kalau masih terus mogok makan, kondisinya akan semakin gawat."Deven mengerutkan alisnya dalam-dalam. Awalnya, dia mengira Kyra hanya bercanda karena ingin membuatnya kesal. Tak disangka, Kyra benar-benar serius. Saat Deven baru hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara perawat."Pak Deven, gawat!" teriak perawat i
Kyra mengulurkan tangannya karena kesakitan. Ternyata rasa sakit yang ditimbulkan karena penyakit kanker begitu menyiksa. Mana mungkin semudah itu tidak mau minum obat? Baru permulaan saja Kyra sudah tidak sanggup bertahan!Kyra ingin minum obat untuk meredakan rasa sakit di tubuhnya. Perawat itu menyerahkan obat pereda nyeri ke telapak tangan Kyra yang dingin. "Ayo cepat diminum."Dalam benak Kyra tiba-tiba teringat dengan ucapan Deven tadi. "Kyra, apa lagi ulahmu? Apa ini saat yang tepat untuk mengambek?""Kamu punya dua pilihan. Pertama, jalani pengobatanmu dan tetap menjadi istriku. Kedua, biarkan dirimu hancur begitu saja, mati sebagai istriku dan terpisah selamanya dari pria murahan yang ada di hatimu."Di depan mata Kyra, kembali terbayang saat Nelson terjatuh dari balkon. Dia terhempas ke tanah dan meninggal dengan mata terbuka. Dengan darah yang dimuntahkannya, Nelson menuliskan kode brankas ruang kerja di tanah. Ternyata kodenya adalah tanggal lahir Kyra.Tak lama kemudian, K