Share

Part 19. Sebuah Pesan

Kemudian Pak Harjoko duduk berseberangan dengan ku yang dibatasi oleh sebuah meja tamu berbentuk persegi panjang, sedangkan lelaki itu terlihat seperti mengekor, dan dia pun duduk di sebelah bosku. Kenapa dia duduk disitu? Apakah mereka saling kenal? Ah rasanya tak mungkin.

"Rin, maaf nunggu lama. Tadi saya sakit perut, lupa ngabarin kamu kalau agak telat" ujar Pak Harjoko sembari memegang gawainya.

"Iya, Pak. Nggak apa-apa, lagian saya juga belum lama nunggunya. Yaudah Pak, yuk berangkat! Kita ketemu kliennya dimana Pak? Di restoran atau dimana?" ajakku yang perlahan bangkit dari tempat duduk.

"Duduk dulu Rin, nggak usah terburu-buru, kliennya udah di sini kok?" jawabnya santai.

"Di sini gimana maksudnya Pak?" Mulai heran dengan tingkahnya ku lihat dari ujung mata tampak lelaki itu senyum-senyum sendiri, dasar aneh.

"Iya, ini kenalin Pak Benny klien kita yang baru." aku ternganga dibuatnya, duh Pak Bos masa iya dia klien ku sekarang, pantas saja sikap lelaki itu mencurigakan dari tad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status