Share

Balasan Setimpal

Author: DELEPU
last update Huling Na-update: 2022-10-01 13:46:34

Carlos membuka pintu kamar. Nampak, Alea berdiri di depan jendela sambil bersenandung. Tatapan Carlos tertuju pada bantal yang Alea dekap. Carlos menarik napas. Dadanya sesak. Sedih melihat istrinya yang belum bisa menerima kematian bayinya. 

"Alea ..." 

Carlos mendekati Alea, lalu mengecup pipinya dengan sayang. Carlos melingkarkan tangan memeluk pinggang istrinya, namun Alea segera menjauh. 

'Ssst! Bayiku sedang tidur," ucap Alea. Dia berjalan menuju tempat tidur, lalu duduk di ujung ranjang.

Carlos menatap sendu istrinya. Alea sama sekali tidak menghiraukan dirinya. Carlos menghampiri Alea, lalu duduk di sampingnya. Ditatapnya wajah cantik Alea yang tersenyum sambil bersenandung. 

Carlos tersenyum getir. Tatapannya meredup. Sudah lama Carlos tidak melihat senyum istrinya. Namun sekarang, senyum itu hanya bisa dilihat saat istrinya sedang bermain bantal. 

"Sayang, apa kamu tidak merindukanku?" 

Carlos merapatkan diri pada Alea. Dia merangkul pinggang istrinya dengan sedikit paksaan. Carlos mengecupi bahu Alea yang terbuka. 

"Pergi! Jangan menyentuhku!" 

Alea menolak perlakuan Carlos. Dia bangkit hendak menjauh. Namun, Carlos lebih dulu menarik tangannya. 

"Sayang! Tenanglah! Aku hanya ingin  memelukmu saja." 

Carlos memeluk Alea dengan lembut, namun Alea memberontak. Dia menangis dan menjerit histeris. Bahkan, Alea mulai memukuli suaminya.

"Ada apa ini?" 

Fiona datang. Kaget melihat Alea yang mengamuk. Seingatnya, Alea sudah meminum obat yang dia berikan. Seharusnya, saat ini Alea sedang terkapar dan siap menerima Carlos. 

"Aku yang seharusnya bertanya, kenapa Alea masih seperti ini?" bentak Carlos seraya mendelik. 

"Aku ... Aku–." 

"Dasar bodoh! Cepat bantu aku menenangkannya!" 

Fiona menghampiri Alea yang mengamuk. Dia berusaha memegang tangan Alea, sedang Carlos memegang kaki Alea yang terus menendang tanpa arah. 

"Cepat! Ambilkan obat untuknya!" titah Carlos. 

Fiona melepas tangan Alea. Sontak, Alea memukul dan mencakar wajah Carlos. Membuat pria itu geram. Carlos mengambil paksa bantal di tangan kanan Alea, kemudian melemparnya ke sembarang arah.

"BAYIKU!" jerit Alea. Dia berusaha mengambil bayinya, namun Carlos lebih dulu menindih tubuhnya. 

Alea semakin berontak dengan menendang dan memukul suaminya, namun Carlos malah bernafsu merasakan Alea yang terus menggeliat di bawahnya. 

"SHIT!" umpat Carlos saat rontaan Alea tanpa sengaja melorotkan bagian atas gaun tidur yang dipakainya hingga memperlihatkan bagian atas dadanya. 

"Fiona, mana obatnya?" teriak Carlos. Dia membungkuk. Membungkam mulut Alea dengan bibirnya. Carlos melumat kasar bibir istrinya. 

Fiona datang sambil membawa sebutir obat. "Ini obatnya." 

Carlos melepas pagutannya. Dia menyambar obat yang Fiona pegang, kemudian memasukan obat itu ke dalam mulutnya. Carlos kembali melumat bibir Alea. Memindahkan obat yang tertempel di lidahnya. 

Argh!

Carlos mengerang saat Alea menggigit lidahnya. Sontak, dia melepas pagutannya.

"SIALAN!" bentak Carlos. 

Bug! 

Alea mendorong tubuh Carlos, lalu menendangnya. Dia  meludahkan obat yang hampir tertelan. Kemudian berlari menuju bantal yang teronggok di atas lantai. 

"Bayiku!" 

Alea menimang bayinya seraya mendekapnya dengan erat. Dia berjalan menuju pojok ruangan, lalu duduk seraya bersenandung untuk bayinya. 

"Brengsek! Semua gara-gara kamu, kenapa kamu memberikan bantal itu pada Alea! Lihatlah, sekarang dia lebih menyayangi bantal itu dari pada aku." Carlos menyalahkan Fiona yang menurutnya tidak becus mengurus Alea. "Dasar tidak berguna!" 

Carlos beranjak dari tempat tidur. Dia berjalan menuju kamar mandi. Carlos hendak berkumur untuk menghilangkan darah di mulutnya. Alea mengigit lidahnya hingga berdarah. 

Fiona menggeram. Dia menatap Alea dengan nyalang. Seharusnya, malam ini menjadi malam yang indah untuknya dan Carlos. Tapi, Alea malah menghancurkan rencananya. 

Begitu pintu kamar mandi tertutup, Fiona berjalan mendekati Alea. Dia menjambak rambut Alea, lalu melayangkan pukulan ke pipinya. 

"Dasar wanita gila! Beraninya kamu merusak malamku dengan Carlos." 

Alea berontak berusaha melepaskan diri. Namun, Cengkraman tangan Fiona di rambutnya begitu kuat. 

"Lepas! Sakit!" berontak Alea. 

"Sakit? Ini baru sakit." 

Dengan sekuat tenaga, Fiona melempar Alea hingga tersungkur di lantai. Nampak, bantal yang di pegangnya terlepas dari tangan. 

"Kamu menganggap benda ini sebagai anakmu bukan?" Fiona mendekati bantal yang sebelumnya Alea pegang. Dia tersenyum miring. "Lihatlah! Aku akan membunuh anakmu di depan matamu sendiri." 

"Tidaaak!" Alea menjerit saat Fiona menginjak-injak bantalnya. Dengan penuh amarah, Alea berlari menerjang tubuh Fiona. "Dasar penyihir!" 

Alea memukul Fiona dengan membabi buta. Tidak peduli Fiona meringis kesakitan.

"Hentikan! Dasar wanita gila!" 

Fiona yang belum siap menerima serangan hanya bisa menghindar sambil berusaha menangkis pukulan Alea. Fiona terus berjalan  mundur. Tanpa disadari, dia menginjak kemeja lusuh yang tadi menyelimuti bantal milik Alea. 

BRUK!

ARGH!

Fiona jatuh tersungkur ke atas lantai. Matanya terbelalak melihat darah segar yang keluar dari selangkangannya. 

"CARLOS! Bayi kita!" 

Mendengar jeritan Fiona, Carlos bergegas keluar dari kamar mandi. Dia kaget melihat Fiona yang terlentang di lantai dengan bagian bawahnya bersimbah darah. 

"Apa yang terjadi?" Carlos berlari menghampiri Fiona. 

"Dia mendorongku!" tuduh Fiona seraya menunjuk Alea yang berdiri mematung sambil menatapnya. 

"Alea kamu–."

HAHAHA!

Carlos tercengang melihat Alea tertawa seraya menatap Fiona dengan tatapan puas. 

Tatapan Alea beralih pada Carlos, mata mereka bertemu. Carlos terkesiap melihat kebencian dan amarah dalam sorot mata istrinya. Tatapan Alea nampak menakutkan. Tidak ada sedikitpun penyesalan karena sudah membuat Fiona terluka. Hanya terlihat amarah dan kebencian. 

"Bayimu yang akan mati, bukan bayiku," ujar Alea di sela tawanya. 

Alea membungkuk mengambil kemeja lusuh yang Fiona injak, lalu berjalan menuju bantal miliknya. Alea memasangkan kemeja itu pada bantal tersebut. 

"Orang jahat harus mendapatkan balasan setimpal. Benarkan, sayang?" tanya Alea pada bayinya. 

Fiona geram di sela kesakitannya. Tidak terima Alea baik-bain saja sedang dirinya terluka. Fiona mengeluarkan botol kecil dari sakunya. "Carlos! Suntikan ini pada Alea. Dia akan hilang kendali tanpa ini." 

"Obat apa ini?" Carlos memperhatikan botol kecil yang dipegangnya.

Fiona terdiam sejenak. Obat yang Fiona berikan adalah halusinogen. Jenis psikotropika yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat mengubah perasaan, pikiran dan sering kali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Dia memberikan obat itu pada Alea agar Alea tersiksa dengan halusinasinya sendiri.

"Obat penenang dari dokter. Cepat berikan Carlos! Sebelum Alea melukai dirinya sendiri," jawab Fiona seraya meringis kesakitan. 

Mendengar itu, tanpa ragu Carlos mengambil cairan dalam botol dengan suntikan. Kemudian menghampiri Alea yang berdiri di dekat jendela. Carlos meraih tangan istrinya. 

Alea pun histeris melihat jarum suntik yang di pegang suaminya. 

"Tidak! Jangan! Aku tidak mau disuntik!" Alea mendorong Carlos. Dia ketakutan. 

"Tenang sayang, obat ini akan membuatmu lebih nyaman." 

Carlos memeluk Alea dengan satu tangan. Namun, Alea terus memberontak. Saking seringnya disuntik, Alea ketakutan jika melihat suntikan. Dia terus berontak walau Carlos berusaha menenangkannya. 

"Carlos, suntik saja dimana pun! Kita harus segera ke rumah sakit, sepertinya aku akan melahirkan!" teriak Fiona tidak sabar. Merasakan rasa sakit di perutnya. 

"Tidak! Lepas!" Alea memberontak. 

Carlos melirik Fiona yang terus mengeluarkan darah. Tanpa ragu, dia menancapkan jarum suntik ke lengan atas istrinya.

Kaugnay na kabanata

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Bayangan Menyakitkan

    Rontaan Alea terhenti. Dia merasakan cairan dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Membekukan jantung dan otaknya. Alea merasa tubuhnya melayang, jiwanya seolah keluar dari raga. Dia merasa terbang. Perasaan Alea terasa ringan. Namun sedetik kemudian, bayangan buruk yang selalu menghantuinya datang. Mata Alea terbeliak, menyaksikan setiap kejadian buruk yang dialami dalam hidupnya. Kejadian saat Carlos dan Fiona bercinta, ayahnya yang terbujur kaku di atas lantai dan bayinya yang pergi dalam ledakan. Alea ingin menjerit. Namun rahangnya kaku tidak bisa digerakkan. Dia pun pasrah saat Carlos membawanya ke tempat tidur. Alea memejamkan mata, berusaha menghilangkan bayangan-bayangan yang bermunculan di pelupuk matanya. Namun sia-sia. Alea hanya bisa menyaksikan setiap adegan buruk yang menyayat hati terus berulang dalam benaknya. "To-long!" Alea mengucapkan kata itu dengan sudah payah. Namun sayang, carlos tidak mendengarnya. Alea harap semua bayangan di kepalanya sirna. Tapi yang ada

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Pelarian yang Sia-sia

    Hujan turun dengan sangat lebat. Terdengar suara gemuruh petir dan cahaya kilat menghiasai langit malam yang gelap karena hujan. Di dalam rumah keluarga Rahardja, nampak Laras yang sedang memakaikan mantel pada Alea. Setelah mendengar persetujuan Alea untuk melarikan diri, Laras segera membalut tubuh majikannya dengan mantel dan jas hujan. "Pakai ini! Di luar dingin, sarung tangan ini akan membuat tubuh Anda tetap hangat," ujar Laras. Dengan patuh, Alea mengulurkan tangan. Membiarkan Laras membalut tangannya dengan sarung tangan kulit yang kini sudah terpasang sempurna di kedua tangannya. "Anda sudah siap?" tanya Laras seraya memperhatikan tubuh Alea yang sudah terbungkus mantel dan jas hujan. Alea mengangguk. Nampak, tangan kirinya mendekap bantal dengan erat. Laras tersenyum. "Ayo pergi!" Alea mengangguk berkali-kali seolah tidak sabar ingin segera pergi dari rumahnya sendiri. Laras menggenggam telapak tangan Alea dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya membawa tas yan

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Hukuman Berat

    BUG! Carlos menendang tubuh Laras tanpa belas kasihan sedikitpun. Nampak, wanita itu meringis kesakitan. Entah sudah berapa pukulan dan tendangan yang Carlos berikan, hingga Laras terlihat begitu mengenaskan dengan luka lebam yang membekas di sekujur tubuhnya. "Dasar wanita sialan! Beraninya kamu mencuri di rumahku dan membawa kabur istriku!" Carlos melayangkan kembali tendangannya hingga mengenai perut Laras. Terlihat darah merah keluar dari mulutnya, namun Carlos tidak peduli. Dia terus melampiaskan amarah dan emosinya pada wanita paruh baya yang sudah terkapar tidak berdaya. "LARAS!" Alea berlari keluar dari rumah. Menghampiri wanita yang selama ini menjaganya. Setelah mengingat kenangan bersama pria tidak dikenalnya, kesadaran Alea kembali. Alea memang sempat pingsan saat Carlos berhasil menangkapnya dan Laras. Namun ketika bangun, Alea mulai mengenali dirinya dan orang-orang di sekitarnya."Hentikan! Kenapa kamu memukuli Laras seperti ini?" Alea memeluk tubuh Laras yang te

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Pertukaran Kebebasan

    Alea membuka mata. Nampak, langit-langit kamar menyapa penglihatannya. Alea sadar, saat ini sedang berada di kamar tidur yang sudah 26 tahun ditempatinya. "Sayang, kamu sudah sadar?" Carlos menyapa Alea yang baru bangun dari pingsan. Dia lega melihat istrinya membuka mata. "Apa ada yang sakit? Atau kamu butuh sesuatu?" tanya pria itu penuh perhatian. Waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi, sudah lebih dari tiga jam Alea pingsan. Karena itu Carlos sangat mengkhawatirkan istrinya. Alea diam tidak menimpali. Pandangannya menatap lurus langit-langit kamar yang seolah memperlihatkan bayangan Carlos saat menyiksa Laras. Hati Alea pilu mengingatnya. Tanpa sadar, air mata Alea luruh. "Sayang, kenapa menangis?" Carlos duduk di samping Alea yang masih berbaring. Dia mengusap wajah istrinya dengan sayang. "Jangan bersedih, aku disini bersamamu." Alea mengeratkan kepalan tangannya. Carlos bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Alea mulai ingat, ternyata dari dulu Carlos memang pandai berpura-p

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Terjebak dalam Kegilaan

    Perlahan, Alea mengangguk. Dia sadar, tidak ada yang bisa dilakukannya untuk menghidupkan kembali ayah dan bayinya. Tapi setidaknya, Alea masih bisa berbuat sesuatu untuk Laras. Alea tidak mau Laras kehilangan nyawa. Cukup ayah dan bayinya saja yang meninggal karenanya. "Baiklah! Aku setuju." Tanpa ragu, Alea menjawab pertanyaan Fiona. Alea memandang langit-langit kamar. Dia memejamkan mata. Tangannya terkepal meremas sprei dibawahnya. Alea tidak tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, tapi Alea berharap Fiona dan Carlos bermurah hati membiarkannya mati. Alea tidak punya lagi semangat hidup setelah kehilangan semua orang yang disayanginya. "Aku ingin bertemu Laras untuk terakhir kali." Alea membuka mata, lalu melirik Fiona.Fiona diam sejenak. Ragu memenuhi permintaan anak tirinya. Namun, keputusasaan yang tersirat dalam mata Alea membuatnya yakin kalau Alea tidak akan berani berbuat macam-macam yang akan mengancam nyawa perawatnya. "Oke! Bersiaplah turun. Kamu boleh menemuinya,"

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Patung Manekin

    "Cukup! Hentikan Oma! Kita bisa terlambat. Tidak ada gunanya mengurusi wanita gila itu." Barra menarik pakaian Fiona untuk menghentikan perbuatannya memukuli Alea.Fiona melirik putranya. Wajahnya muram. Tidak suka melihat Barra membela Alea. Selama ini, Barra mengetahui kalau ibunya adalah Alea, sedang Fiona adalah neneknya. Semua karena harta warisan yang belum Fiona dan Carlos dapatkan sepenuhnya. Walau Carlos berhasil menguasai kekayaan Alea dengan surat kuasa yang diperolehnya sebagai suami. Tapi, tidak mudah mengalihkan semua harta Alea atas namanya. Apalagi, perhatian para direksi dan wartawan selalu tertuju pada Alea yang merupakan ahli waris tunggal keluarga Rahardja. Karena itu, dengan liciknya Carlos menjadikan Barra sebagian anak kandung Alea. Dia ingin anak itu menjadi ahli waris keluarga Rahardja selanjutnya. Fiona sempat menentang rencana Carlos. Tidak rela putranya diakui sebagai anak orang lain. Tapi Carlos berhasil meyakinkannya, bahkan Barra langsung di jadikan

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Kehadiran Orang Berpengaruh

    Pesta berjalan dengan sangat meriah. Banyak anak kecil yang berkeliaran di lantai pertama rumah Alea. Mereka ada yang seumuran Barra, bahkan ada yang lebih kecil dan lebih dewasa darinya. Carlos memang mengundang semua kerabat dan rekan bisnisnya yang memiliki anak kecil. Tidak hanya itu, Carlos juga mengundang beberapa orang penting yang tidak memiliki anak. Karena sebenarnya, tujuan utama pesta itu digelar hanya untuk memamerkan Alea. Carlos tidak mau ada lagi orang yang meragukan kebersamaannya dengan Alea. Dia ingin memperlihatkan kalau Alea, dirinya dan Barra hidup bahagia dan baik-baik saja. "Sudah waktunya potong kue. Ayo semua, kita nyanyikan lagu ulang tahun untuk Barra!" himbau Fiona. Dia semangat sekali memeriahkan acara ulang tahun putranya. Berbeda dengan Alea yang hanya diam di samping Barra dan suaminya. Lagu ulang tahun menggema. Barra meniup lilin pada kue ulang tahunnya, kemudian memotong kue. Fiona berharap, potongan kue pertama Barra berikan untuknya, namun it

    Huling Na-update : 2022-10-01
  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Pria Kecil Bermanik Hitam

    Alea menoleh. Nampak, seorang anak laki-laki tengah memperhatikan dirinya. Kesadaran Alea tenggelam dalam manik hitam pekat anak laki-laki tersebut. Kulit putih anak itu membuat Alea kagum. Terpesona pada wajah tampan dihadapannya. Alea sampai tidak sadar saat tangan kecil anak itu mengambil gunting yang dipegangnya. "Siapa kamu?" tanya Alea. Begitu sadar dari keterkejutannya. Anak laki-laki itu tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada luka di pergelangan tangan kiri Alea. Kepalanya yang kecil menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu, kemudian dia menghela. Alea terperanjat saat anak kecil itu meraih ujung belakang gaun yang menjuntai ke tanah, lalu memotongnya dengan gunting yang dipegangnya. Anak itu memegang tangan kiri Alea, meniup lukanya kemudian membalutkannya dengan hati-hati. Semua pekerjaan anak itu lakukan dalam diam. Mulut kecilnya tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya kadang, bibir mungilnya terbuka saat menarik atau menghembuskan napas. Wajah tampanny

    Huling Na-update : 2022-10-08

Pinakabagong kabanata

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Saling Mengancam

    "Nyonya Alea?" Kening Alea mengernyit. Mendengar seseorang memanggil namanya. Dia perlahan membuka mata, kemudian memutar sedikit kepala untuk melihat orang yang memanggilnya. Alea terkesiap melihat sosok pria yang semalam ditemuinya. Bibir Alea seketika tersenyum, lalu mengedarkan pandangan. Mencari keberadaan anak laki-laki yang semalam sudah berhasil mencuri hatinya. 'Akhirnya, kamu datang juga,' batin Alea. Tanpa mengindahkan keberadaan Liam.Liam mengeratkan rahang begitu melihat senyum di bibir Alea. Reaksi Alea yang tiba-tiba terlihat senang memberitahu Liam tentang Alea yang ingin kembali bertemu Ansel. Liam pun mendengus. Merutuki perbuatan licik yang Alea lakukan. Liam yakin, Alea memang sudah mengambil gantungan kalung milik putranya. "Anda tidak akan mendapatkan apa yang anda inginkan dengan mudah, nyonya," tutur Liam dengan nada dingin. Senyum di wajah Alea memudar. Tatapannya tertuju pada liam yang menatap datar dirinya. Alea sadar, anak laki-laki yang dari semalam

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Perasaan Iri

    "Siapkan pesawat! Kita pergi menyusul mereka." "Apa?!" Darvin tercengang mendengar perintah atasannya. Tidak menyangka Liam akan repot-repot menyusul Alea dan keluarganya. Padahal, pekerjaan pria itu sangat banyak. Dan tidak biasanya Liam pergi meninggalkan pekerjaannya."Maaf tuan, apa maksud anda kita akan pergi menyusul Nyonya Alea?" tanya Darvin dengan hati-hati. Memastikan perintah yang baru saja didengarnya. Liam melayangkan tatapan dinginnya. "Apa perintahku kurang jelas? Aku tidak suka mengulang perintah." "Ma-maaf Tuan! Saya akan segera menyiapkan pesawat," sahut Darvin seraya menegakkan badan. Gugup mendapatkan tatapan dingin dari Liam. Meski atasannya tersebut tidak terlihat marah, tapi Darvin tahu Liam bukan pria yang banyak berkata. Dia tidak suka menunggu atau mengulang perintah. Pria itu lebih baik kehilangan bawahan dari pada harus mengulang perkataannya. Tidak mau kehilangan pekerjaan yang sudah lima tahun ini dijabatnya, Darvin pun segera undur diri dari hadapa

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Jalan untuk Bertemu

    "Tangisanmu tidak akan berpengaruh pada papah, Ansel. Jangan harap Papah akan memaafkanmu begitu saja." Liam menolak permohonan putranya dengan tegas. Ansel merapatkan bibir. Menahan isakannya agar tidak keluar. Takut Liam akan semakin marah. Aliana menatap kakak dan keponakannya bergantian. Merasa iba pada Ansel. Dia ingin membela keponakannya, namun takut Liam akan berbalik marah padanya. Aliana pun hanya diam tanpa mampu berbuat apa-apa. "Sekarang katakan! Kenapa semalam kamu membuat masalah?" Liam mempertanyakan alasan Ansel kabur dari pesta. Dengan tangan bergetar, Ansel mengambil buku tulisnya dari tangan Liam, lalu mengambil pulpen dari Aliana. Ansel menuliskan sesuatu pada kertas yang terbuka dihadapannya. 'Maaf!' Ansel menunduk seraya memperlihatkan tulisan tersebut. Liam menatap putranya dalam-dalam, jika kata maaf sudah keluar, artinya Ansel tidak akan memberikan penjelasan apapun. "Papah khawatir!" Ansel mendongak mendengar dua kata yang ayahnya ucapkan. Matanya be

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Bibi Berbaju Merah

    Keesokan harinya, terjadi kerusuhan di rumah keluarga Abraham. Ansel, cucu tunggal keluarga Abraham, mogok makan dan tidak mau membuka mulut sedikit pun. Aliana yang sudah Liam percaya untuk menjaga Ansel pun bingung. Dia tidak mau Liam menjauhkan Ansel darinya. "Ansel, tolong jangan membuatku susah. Ayahmu sudah marah padaku karena kejadian semalam, buka mulutmu dan makanlah!" pinta Aliana setengah memelas. Takut kondisi Ansel kembali drop hingga Liam menyalahkannya. Selama ini, Liam sangat protektif pada putranya. Dia tidak membiarkan siapapun berdekatan dengan Ansel, termasuk orangtua dan adiknya. Liam tidak mempercayakan pengawasan Ansel pada orang lain. Namun dua tahun lalu, setelah Aliana membujuk Liam dengan menjanjikan akan membuat Ansel sembuh dari speech delaynya dan tidak akan membiarkan Ansel kekurangan kasih sayang seorang ibu, Liam pun akhirnya mempercayakan pengawasan Ansel pada adiknya, mengingat dirinya yang memang tidak bisa berceloteh banyak seperti yang Aliana l

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Saling Menginginkan

    Beberapa jam berlalu. Begitu Calros dan Fiona pergi ke kamar mandi, Alea membuka mata. Tadi, dia hanya berpura-pura tidur untuk menghindari Carlos. Alea tidak sudi melayani suaminya. Selama empat tahun ini, Alea harus bertahan dengan Calros dan Fiona yang tidak punya malu berhubung badan dihadapannya. Alea muak. Dia ingin menghentikan mereka, namun tidak ada yang bisa Alea lakukan selain menghindar. Biasanya, Alea pura-pura tidur atau mengamuk histeris untuk menghindari sentuhan Carlos. Namun, hal itu kadang tidak berguna jika Carlos ataupun Fiona menggunakan obat perangsang untuk membuatnya terlibat dalam percintaan. Air mata Alea menetes. Menangis tanpa suara. Tidak mudah bertahan hidup dalam kebobrokan moral yang dilakukan oleh suaminya. Carlos sebagai suami tidak memikirkan perasaan Alea yang harus melihat percintaannya dengan wanita lain. Alea sadar, dirinya mulai gila. Bahkan mungkin sudah gila seperti yang sering Fiona katakan. Tapi sayang, sejak empat tahun lalu, kesadara

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Kegemparan Saat Pesta

    Alea berjalan menuju rumah dengan langkah anggun. Senyum manis terukir di wajahnya. Tidak dipedulikannya sepatu dan ujung gaunnya yang kotor terkena lumpur, bahkan pakaiannya pun basah karena air hujan."Alea dari mana saja kamu?"Carlos menghampiri Alea dengan wajah cemas. Dia menilik penampilan istrinya. Carlos terkesiap melihat luka di pergelangan tangan Alea."Alea kamu melukai diri sendiri lagi?" Alea menarik tangannya dari genggaman Carlos. Dia menatapnya dengan tatapan dingin. "Jangan sentuh!" Alea menyembunyikan luka di tangannya.Plak! Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di wajah Alea. Nampak, Fiona berdiri dihadapannya dengan wajah geram."Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu pergi di tengah pesta. Kamu hampir menghancurkan pesta ulang tahun putraku," teriak Fiona. Dia hendak melayangkan kembali pukulannya, namun Carlos lebih dulu menahan laju tangannya. "Cukup!" cegah Carlos dengan tegas. "Jangan berlebihan!" Fiona mendelik. "Berlebihan? Dia–." "Oma, aku mengangtuk."

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Pria Kecil Bermanik Hitam

    Alea menoleh. Nampak, seorang anak laki-laki tengah memperhatikan dirinya. Kesadaran Alea tenggelam dalam manik hitam pekat anak laki-laki tersebut. Kulit putih anak itu membuat Alea kagum. Terpesona pada wajah tampan dihadapannya. Alea sampai tidak sadar saat tangan kecil anak itu mengambil gunting yang dipegangnya. "Siapa kamu?" tanya Alea. Begitu sadar dari keterkejutannya. Anak laki-laki itu tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada luka di pergelangan tangan kiri Alea. Kepalanya yang kecil menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu, kemudian dia menghela. Alea terperanjat saat anak kecil itu meraih ujung belakang gaun yang menjuntai ke tanah, lalu memotongnya dengan gunting yang dipegangnya. Anak itu memegang tangan kiri Alea, meniup lukanya kemudian membalutkannya dengan hati-hati. Semua pekerjaan anak itu lakukan dalam diam. Mulut kecilnya tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya kadang, bibir mungilnya terbuka saat menarik atau menghembuskan napas. Wajah tampanny

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Kehadiran Orang Berpengaruh

    Pesta berjalan dengan sangat meriah. Banyak anak kecil yang berkeliaran di lantai pertama rumah Alea. Mereka ada yang seumuran Barra, bahkan ada yang lebih kecil dan lebih dewasa darinya. Carlos memang mengundang semua kerabat dan rekan bisnisnya yang memiliki anak kecil. Tidak hanya itu, Carlos juga mengundang beberapa orang penting yang tidak memiliki anak. Karena sebenarnya, tujuan utama pesta itu digelar hanya untuk memamerkan Alea. Carlos tidak mau ada lagi orang yang meragukan kebersamaannya dengan Alea. Dia ingin memperlihatkan kalau Alea, dirinya dan Barra hidup bahagia dan baik-baik saja. "Sudah waktunya potong kue. Ayo semua, kita nyanyikan lagu ulang tahun untuk Barra!" himbau Fiona. Dia semangat sekali memeriahkan acara ulang tahun putranya. Berbeda dengan Alea yang hanya diam di samping Barra dan suaminya. Lagu ulang tahun menggema. Barra meniup lilin pada kue ulang tahunnya, kemudian memotong kue. Fiona berharap, potongan kue pertama Barra berikan untuknya, namun it

  • Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri   Patung Manekin

    "Cukup! Hentikan Oma! Kita bisa terlambat. Tidak ada gunanya mengurusi wanita gila itu." Barra menarik pakaian Fiona untuk menghentikan perbuatannya memukuli Alea.Fiona melirik putranya. Wajahnya muram. Tidak suka melihat Barra membela Alea. Selama ini, Barra mengetahui kalau ibunya adalah Alea, sedang Fiona adalah neneknya. Semua karena harta warisan yang belum Fiona dan Carlos dapatkan sepenuhnya. Walau Carlos berhasil menguasai kekayaan Alea dengan surat kuasa yang diperolehnya sebagai suami. Tapi, tidak mudah mengalihkan semua harta Alea atas namanya. Apalagi, perhatian para direksi dan wartawan selalu tertuju pada Alea yang merupakan ahli waris tunggal keluarga Rahardja. Karena itu, dengan liciknya Carlos menjadikan Barra sebagian anak kandung Alea. Dia ingin anak itu menjadi ahli waris keluarga Rahardja selanjutnya. Fiona sempat menentang rencana Carlos. Tidak rela putranya diakui sebagai anak orang lain. Tapi Carlos berhasil meyakinkannya, bahkan Barra langsung di jadikan

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status