Share

Bab 66. Bukan Maksud Menolak

Bab 66. Bukan Maksud Menolak

Kupandangi gadis berkulit putih itu, lalu membuangnya sembarangan arah. Sadar, kalau dia bukanlah muhrim. Walau Rani mendekatkan kami, namun aku yakin hatinya terluka. Memang bibirnya berkata tidak, tetapi dalam hati siapa tahu.

Bukan aku tak berani memandang wajahnya berlama-lama. Akan tetapi, aku takut jatuh cinta. Aisyah gadis baik-baik juga dari keluarga terkenal. Pria mana yang mampu menolak pesonanya. Dia cantik, berpendidikan tinggi. Juga sopan dalam bertutur kata.

"Mas Danu, tolong temani Mbak Ais ngobrol, ya. Aku mau membuatkan minuman dulu di dapur," ucap Rani melangkah pergi.

Siang itu, Aisyah datang ke rumah menjenguk Rani. Setelah pulang dari rumah sakit. Kebetulan jadwal dia sibuk bekerja mengajar di pondok. Jadi, Aisyah baru menjenguk, ketika Rani pulang dari rumah sakit.

"Tidak usah repot-repot, Dek Rani. Air putih saja," ujar Aisyah mengulas senyum.

"Ndak apa-apa, Mbak Ais. Silahkan dilanjutkan obrolannya. Aku mau ke belakang sebentar."

"T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status