Share

Penghianatanmu Ku Bayar Lunas
Penghianatanmu Ku Bayar Lunas
Penulis: Bintang hanad

Bab 1. Permulaan

Penulis: Bintang hanad
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-20 13:36:52

"Siapa dia, Mas? Kenapa kamu membawa perempuan hamil ini kerumah kita?" Tanya Kaila menilik penuh curiga pada sang suami.

"Kamu tenang dulu, ya! Aku akan jelaskan semuanya di dalam. Sekarang kita masuk dan duduk dulu, yuk!" Ajak Andika pada istrinya, lalu menggandeng tangan perempuan yang sudah membuka pintu untuknya itu.

Kaila menurut saja tanpa menyahut ucapan sang suami. Matanya terus tertuju pada perempuan sexy berambut panjang yang bergelayut manja merangkul tangan Andika yang berdiri di sampingnya. Ketiganya kemudian masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu. Andika duduk bersebelahan dengan perempuan yang ia bawa sementara Kaila memilih untuk duduk di sofa tunggal seorang diri, manik hitamnya menatap sang suami dan perempuan itu secara bergantian seolah meminta penjelasan. Ada rasa curiga terhadap perempuan hamil yang di bawa oleh sang suami. Namun dengan cepat ia menangkis perasaan curiga tersebut dan langsung bertanya untuk mendapat jawaban pasti dari kecurigaannya.

"Jadi siapa dia, Mas?" Tanya Kaila akhirnya memulai pembicaraan.

"Mmm,.. jadi begini, Beb! Anu,.." ucap Andika Gagap sembari mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Dia bingung bagaimana caranya menjelaskan pada Kaila.

"Siapa, Mas?" Desak Kaila. " Kenapa kamu seperti kebingungan begitu? Kenapa kamu membawa dia, kesini? Terus, itu kenapa dia berani banget ngerangkul tangan kamu? Kamu juga kok nggak merasa risih, sih?" Imbuhnya lagi sambil menatap rangkulan tangan yang melingkar di lengan suaminya.

Andika yang di tatap dan di curigai seperti itu semakin merasa gugup. Dia bingung mau memulai dari mana agar sang istrinya itu tidak terlalu salah paham.

"Udah, Mas! Biar aku yang jelasin." Ucap perempuan itu. "Kenalin Aku Luna istri Mas Dika," ujarnya sembari mengulurkan tangan pada Kaila dan tersenyum manis.

"Istri?" Tanya Kaila.

"Iya, Aku istrinya Mas Dika. kami baru saja menikah dua minggu yang lalu." Jawab perempuan itu.

"Apa yang di katakan oleh perempuan ini benar, Mas?" Tanya Kaila pada sang suami tanpa menyambut uluran tangan Luna.

Andika masih bungkam, sesekali dia menyugar rambutnya dengan kasar.

"Jawab, Mas!"

"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu, Kai! aku tidak bermaksud untuk menghianati kamu, aku khilaf." Ucap Andika sembari mengatup kedua tangannya sejajar wajah. "Benar, Luna adalah istri keduaku. Mas terpaksa harus membawanya kemari dan tinggal di sini karena Luna tidak mungkin tinggal sendirian, mengingat kondisinya yang tengah hamil. Mas takut dia kenapa-kenapa jika harus tinggal sendirian. Tolong kamu terima dia sebagai madu kamu dan izinkan Luna untuk tinggal bersama kita di sini." Jelas Andika dengan wajah tak bersalahnya. "Mas janji, Mas akan berlaku adil untuk kalian berdua."

DEG!

Persekian detik jantung Kaila terasa seperti berhenti berdegup, Bak di sambar petir di tengah malam. Kaila tak pernah menyangka bahwa laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama 2 tahun itu tega membawa perempuan lain kedalam rumah tangganya. Bahkan, dengan terangan-terangan sang suami memintanya untuk bisa menerima perempuan tersebut sebagai madunya.

"Ma-maksud kamu apa, Mas?" tanya Kaila memperjelas. Ia berharap apa yang baru saja dia dengar adalah tidak benar.

"Seperti yang Mas bilang, ini Luna. dia istri kedua, Mas! Dia madu kamu dan akan tinggal bersama kita di sini. Sekarang dia hamil, dia hamil anakku." Jelas Andika tanpa memikirkan perasaan istri pertamanya.

Kaila menggeleng dengan cepat.

"Kamu bercanda kan, Mas? Kamu nggak mungkin tega menghianatiku apalagi sampai menikahi perempuan lain. Iya kan, Mas?" Kaila menolak percaya.

"Mas nggak bercanda, Mas serius! Luna adalah istri keduaku." Jawab Andika serius. "Mas minta maaf karena sudah menghianati kamu. Jujur, Mas khilaf. Luna sudah terlanjur hamil dan perutnya sudah mulai membuncit Mau tak mau Mas harus bertanggung jawab dan menikahinya." Ucap Andika sambil menundukkan kepala tanpa berani menatap mata sang istri. Sedikit ada rasa bersalah menjalar di hatinya.

"Terlanjur hamil? Apa itu artinya kamu sudah lama berselingkuh dari aku, Mas?" Seru Kaila dengan nada yang mulai meninggi, rasa marah mulai mengambil alih emosinya.

"Pelankan suara kamu, Kai! Aku ini suamimu, tak sepantasnya kamu meninggikan suara seperti itu!" Bentak Andika. "Kamu mau semua orang dengar?"

Kaila tertawa sumbang mendengar penuturan Sang Suami.

"Kenapa kalau di dengar orang? Kamu malu, Mas? Masih punya urat malu kamu?" Balas Kaila.

"Mas minta maaf karena sudah melukai hati kamu," ucap Andika.

"Tega kamu, Mas! Ini balasan kesetianku selama ini!" Lirih Kaila dengan suara bergetar. Hatinya teramat sakit mendapati kenyataan sang suami membawa pulang perempuan lain bahkan perempuan tersebut tengah hamil dari hubungan yang mereka sembunyikan selama ini.

"Maafin Mas, Kai. Mas, khilaf! Mas, sudah melakukan kesalahan besar. Tapi, Mas harus bertanggung jawab apapun alasannya, karena Luna sedang hamil anak kandungku! Darah dagingku! Kita bisa membesarkannya sama-sama, Kai" Ujar Andika sembari hendak meraih tangan Kaila namun segera di tepis oleh istri pertamanya itu.

"Mas, mohon! Tolong terima Luna jadi madu kamu." pinta Andika. " Kamu tetap akan jadi istri pertamaku! Luna hanya menjadi istri kedua. Mas janji, akan berlaku adil."

"Aku tidak mau, Mas! Silahkan kamu hidup bersama perempuan murahan itu, dan aku minta kamu Ceraikan aku!" Ucap Kaila dengan lantang. dia berusaha tegar walaupun hatinya begitu sakit.

"Enggak! Sampai kapan pun Mas nggak akan pernah menceraikan kamu." Sahut Andika tegas. "Apa susahnya menerima kehadiran Luna di antara kita sih, Kai? Insyaallah Mas akan berusaha adil untuk menafkahi kalian berdua. Tolong kamu mengerti sekali ini saja posisiku! Luna sedang hamil anakku. Nggak mungkin aku lepas tanggunggung jawab begitu saja sama dia." Bujuk Andika lemah lembut.

Setitik air mata lolos dari pelupuknya. Kaila merasakan sakit yang teramat perih atas penghianatan Andika. Ia menatap langit-langit ruang tamu dengan dada yang sesak, sudah terbayang bagaimana nasib rumah tangganya yang akan karam di terpa badai. Setelah menstabilkan perasaannya yang kacau, Kaila kembali menatap sang suami.

"Maaf, Mas! Sampai kapanpun aku nggak akan pernah mau menerima perempuan itu sebagai maduku apalagi tinggal di sini bersamaku!" Geleng Kaila dengan tegas.

"Kai?" Panggil Andika lemah lembut. Tangan Luna yang sejak tadi bertaut di lengannya ia hempas begitu saja, kemudian ia berpindah duduk kedekat sang istri. Di genggam eratnya tangan putih milik perempuan yang telah menjadi istrinya selama dua tahun itu.

"Maaf, karena Mas sudah melukai hati kamu, Kai!" Ucap Andika dengan sedikit penyesalan. "Mas nggak punya pilihan lain, Mas harus bertanggung jawab pada Luna. Tolong kamu terima dia, ya? Mas janji akan berbuat adil untuk kalian," Bujuknya lagi.

"Apa? Adil kamu bilang?" Teriak Kaila, kini Amarahnya mulai menjalar keubun-ubun. "Kamu menikah tanpa persetujuan aku saja, itu sudah bentuk ketidakadilan kamu yang pertama. Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?" Tanya kaila.

Andika tertunduk. Awalnya dia mengira bahwa dengan membawa istri keduanya yang tengah hamil akan memudahkan caranya agar Kaila bisa menerima Istri keduanya tersebut. Namun, Siapa sangka, Kaila yang lemah lembut, penurut dan tak pernah meninggikan suara malah berubah hari ini.

"Keluar kamu dari rumahku, Mas! Bawa juga gundikmu itu dari sini aku tak sudi melihatnya. Keluar kalian dari sini! Keluar!" Usir Kaila dengan penuh emosi.

"Jangan keterlaluan kamu, Kai!" Bentak Andika yang merasa harga dirinya di rendahkan oleh Kaila di depan istri barunya. "Ini juga rumahku, aku ini suami sah kamu!" Ujar Andika yang tak terima di usir oleh Kaila.

Kaila kembali hendak menyahut, namun tiba-tiba Luna ikut menyudutkan. "Jangan nggak tahu malu begitu dong, Mba! Rumah ini tu rumah Mas Dika, masa iya sih pemiliknya di suruh keluar sama yang cuma tinggal menumpang. Sadar diri dong!" Cibir Luna sinis.

"Jangan ikut campur, kamu itu cuma orang asing di sini! Tidak ada yang menanyai pendapatmu ataupun mengajakmu bicara, jadi jaga sopan santun anda!" balas Kaila tak kalah sinis.

"Aku ini juga istri Mas Dika bukan orang asing seperti kata kamu, Mbak! kedudukan kita sama sebagai seorang istri. Bahkan, Sekarang ini aku sedang hamil anaknya Mas Dika, berarti kedudukan ku lebih tinggi dari pada situ, karena sudah memberikan anak untuk Mas Dika. Iya kan?" Jawab Luna yang tak terima dikatain orang asing oleh Kaila.

Kaila tersenyum miring mendengar perkataan perempuan yang sudah menjadi istri kedua dari suaminya itu. Sejak kapan pelakor statusnya lebih tinggi daripada istri sah? Bahkan sejak zaman dahulu kala pun, Pelakor itu hanya seorang perempuan lacur yang menyerahkan dirinya pada laki-laki yang sudah beristri.

"Ck, hamil dengan suami orang aja bangga!" Kaila melirik madunya. "Jangan samakan aku sama situ, ya? Kita beda level, Aku perempuan terhormat sedangkan kamu perempuan murahan perebut suami orang bahkan dengan gamblangnya menyerahkan tubuh kamu untuk di jamah oleh laki-laki yang sudah beristri. Kalian itu menikah lewat jalur dosa. Jadi jangan merasa bangga," Kaila kembali beralih menatap Andika dan Luna bergantian. "Jangan kalian pikir aku akan terima-terima saja saat tahu di khianati begini!"

Mata Luna seketika melotot. Perkataan Kaila sangat-sangat merendahkan harga dirinya.

"Jaga ya omongan kamu!" Geram Luna marah.

"Kenapa? Kamu tersinggung? Bukankah benar kalian menikah lewat jalur dosa?"

bersambung~

mohon dukungannya untuk karya ku, dengan memberi Like, komen dan vote. terima kasih!

Bab terkait

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 2. Pelakor tak tahu diri.

    Luna membuang muka. Berdebat dengan madunya ternyata tak mudah. Walau wajah Kaila nampak begitu teduh terlihat seperti perempuan lemah lembut ternyata perempuan itu ternyata bisa melontarkan kata-kata pedas menohok hati."Karena perempuan pelakor seperti kamu ini, nih! Banyak pasangan yang sudah menikah rumah tangganya hancur," Imbuh Kaila lgi."Diam kamu!" Bentak Luna pada Kaila."Kamu yang diam! Ini rumahku! Aku yang mempunyai hak penuh di rumah ini. Kalau kamu nggak terima ucapanku, silahkan keluar dari sini!" Balas Kaila tak kalah membentak."Oke!" Jawab Luna mantap. "Aku akan keluar dari rumah ini! Tapi aku nggak akan pergi sendiri. Mas Dika akan tinggal bersamaku dan nggak bakal aku izinin untuk datang kesini lagi. Biarin aja kamu kelaparan dan nggak punya uang karena nggak di nafkahi sama suami," ancam Luna dengan senyum miring di bibirnya."Siapa takut!" Balas Kaila. "Kalau begitu cepat keluar dari sini!""Ayo, Mas kita pergi aja dari sini. Aku juga nggak sudi tinggal satu atap

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 3. keributan di pagi hari

    Pagi menjelang, namun Kaila masih enggan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Setitik air mata lolos dari pelupuknya, Kaila masih belum bisa melupakan rasa sakit penghiantan yang di lakukan oleh Andika. Belum lagi, ketika mengingat bahwa sang suami memiliki perempuan lain dan perempuan itu tengah hamil anaknya. Betapa pedih nya hati Kaila, segala pengorbanannya selama ini tak cukup untuk membuat suaminya setia. Pikirannya kosong, dia tak tahu harus bagaimana menyikapi penghiatan yang sudah di lakukan oleh sang suami. Padahal, apa kurangnya Kaila selama ini sebagai istri? Dirinya selalu menjaga penampilan agar selalu terlihat cantik, menarik dan wangi. Kaila juga tak pernah protes, ketika Andika mengklaim rumah yang mereka tinggali itu adalah miliknya pada orang tua dan juga saudara-saudaranya di kampung bahkan pada perempuan yang kini menjadi istri barunya itu. Tok! Tok! Tok!"Kai bangun! Mas udah terlambat ini." Panggil Andika niat membangunkan Kaila. "Sayang,.." Teriaknya lagi namu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 4. Pelakor yang menyebalkan

    Selepas keberangkatan Andika, Luna duduk di meja makan sambil menyerumput segelas susu hangat yang sudah tersedia di meja makan. Dalam hati, perempuan yang tengah hamil itu tertawa senang karena sudah berhasil menjadi istri Andika seorang laki-laki muda pengusaha kaya raya. Mempunyai perusahaan yang besar dan terkenal di negaranya serta memiliki rumah mewah yang kini ia tinggali. Cita-citanya menikahi pria kaya dan menjadi nyonya sudah tercapai, ia hanya perlu ongkang-ongkang kaki menunggu kepulangan suaminya tanpa perlu bekerja. Semua pekerjaan rumah sudah di kerjakaan oleh pembantu rumah tangga. "Bi! Bibi,.." Teriak Luna memanggil pembantu rumah tangga. Terlihat Bi Imah berjalan tergopoh-gopoh menghampiri. "Iya, ada yang bisa Bibi bantu?" Tanya Bi Imah yang enggan melihat Istri kedua dari majikannya itu. Pasalnya, Luna terlihat angkuh dan pongah seakaan-akan dia adalah nyonya besar."Heh, pembantu! Kamu sudah tahu siapa saya, kan?" Tanya Luna. "Saya istri kedua Pak Dika, itu bera

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 5. Kenyataan Pahit

    Sepulang dari Bank, Kaila memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Namun sebelum itu ia mampir ke toko kue terlebih dahulu. Kaila membeli beberapa aneka macam kue kering dan kue manis sebagai camilannya nanti di rumah. Setelah membeli beberapa Roti dan kue kering Kaila langsung menuju rumah. Sore ini ia berencana akan pergi ketempat gym langganannya. Sudah lama sekali dia tidak pergi ketempat gym. Dulu sebelum menikah, Kaila selalu menyempatkan diri setiap minggu untuk berolahraga, namun setelah menikah ia tak pernah lagi melakukan aktivitas itu lagi. Pasalnya Andika selalu melarangnya untuk datang ketempat gym yang alasannya Kaila pun tak tahu. Kali ini dia akan melakukan apapun untuk menyenangkan dirinya. Setelah tiba di rumah, Kaila menangkap sosok Sang Mama mertua yang sedang duduk di sofa ruang tamu sedang menunggu dirinya. Mama Diana adalah Mertua Kaila ibu dari suaminya. Mukanya terlihat sangat judes menatap Kaila tak suka. Sejak awal menikah hingga sekarang Mama Diana tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 6. Mengungkap yang sebenarnya

    Sementara itu, di dalam kamar Luna tengah asyik menonton film drakor kesukaannya. Sayup-sayup berdebatan merasuki telinganya, namun perempuan hamil tersebut memilih tak menggubris dan melanjutkan tontonannya. Akan tetapi, Lama kelamaan suara gaduh Kaila dan juga Mama Diana semakin keras sehingga mengganggu konsentrasinya. Karena merasa penasaran Luna memutuskan keluar dari kamarnya untuk memeriksa apa yang sedang terjadi. "Siapa sih itu? Kenapa berisik banget! Mereka nggak tau kalau Nyonya lagi nonton drakor?" Gumam Luna sembari berjalan keluar kamar. Luna menyeringai licik saat tahu Mama mertua dan madunya itu sedang bertengkar. Melihat sang Mama tertuduk di lantai, Luna pun gegas menghampirinya. Perempuan hamil itu berpura-pura histeris melihat sang mertua yang terduduk di lantai sedangkan sang menantu satu lagi duduk di atas sofa dengan santainya."Mama!!!" Teriaknya pura-pura terkejut. Luna memegang kedua bahu sang Mama mertuanya itu untuk membantu berdiri lalu dia menduduk kan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 7. Membongkar kebohongan Andika

    Mama Diana membenarkan perkataan menantu barunya itu dan menambahkan cerita versinya. Wanita paruh baya tersebut memang sengaja tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya, Mama Diana ingin memberi pelajaran pada Kaila, dan berharap Andika akan memarahi Kaila bahkan lebih. Entah kenapa hatinya bertambah kesal setelah mengetahui bahwa rumah yang selalu ia elu-elukan itu ternyata6 milik mendiang orang tua Kaila. Setelah Andika memarahi Kaila barulah nanti dia akan mengintrogasi putra keduanya itu. Andika di kuasai emosi, napasnya memburu seiring emosinya yang kian memuncak. Tanpa pikir panjang, dia bergegas menuju kamar Kaila untuk menemui dan meminta penjelasan istri pertamanya tersebut. Tok Tok Tok!!!"Kaila! Keluar kamu!" Teriaknya dengan suara yang nyaring. Kaila yang sengaja duduk di belakang pintu terkejut mendengar teriakan sang suami. Dengan perasaan bingung Kaila langsung berdiri dan lekas membuka pintu yang sengaja ia kunci dari dalam. BUGH!Baru saja pintu terbuka sebuah b

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 8. Terbongkar

    Andika sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, sekuat apapun dia berusaha untuk menutupi kebohongannya lambat laun pasti akan terbongkar juga. Terbukti, malam ini Kaila membongkar kebohongannya di hadapan orang tua dan istri keduanya itu tanpa perduli dengan perasaannya."Kamu apa-apaan sih, Kai! Jangan keterlaluan," geram Andika pada Kaila."Kenapa, Mas? Kamu takut kebohongan kamu terbongkar? Iya? Aku nggak perduli lagi, Mas!""Kebohongan apa, Mas?" Tanya Luna menaruh curiga pada suaminya itu. "Iya, Dik! Mama juga penasaran sebenarnya rumah ini milik siapa?" Ucap Mama Diana akhirnya. "Tadi siang istri kamu itu sudah menjelaskannya pada Mama. Tapi, tetap aja Mama masih ragu sebelum kamu sendiri yang mengatakannya." Mama Diana menatap tajam pada Putra keduanya. Andika menatap wajah Mama Diana, lalu kemudian dia menunduk mengisyaratkan bahwa apa yang Kaila katakan pada Mamanya itu adalah benar adanya. "Mas, Ma? Apa maksudnya, rumah ini milik kamu kan, Mas?" Tanya Luna pada sang mert

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 9. Membujuk

    Selesai menunaikan solat Isya, Kaila kembali keluar dari kamarnya. Perutnya terasa lapar karena sejak tadi siang, ia belum ada makan apa-apa. Roti yang di beli tadi siang di ambil semua oleh sang Mama mertua tanpa menyisakan satu pun untuknya. Sejenak, perempuan berwajah cantik dengan rambut panjang yang sengaja ia urai itu menghela napas panjang saat melihat sang suami dan istri barunya sedang menyantap makan malam berdua. Keduanya kompak menatap ke arah Kaila. Mama Diana ternyata sudah pulang kerumahnya, ia berpesan pada Andika untuk membujuk Kaila agar tidak marah lagi dan meminta agar jabatan Direktur di perusahaan kembali di serahkan padanya. Kaila mencoba mengabaikan tatapan suami istri tersebut, ia terus melanjutkan melangkah kaki menuju meja makan, ia mengambil piring lalu menyendok nasi besertp.ka lauk pauknya setelah itu ia berlalu menuju ruang keluarga sambil membawa piring yang berisi nasi yang sudah ia ambil tadi. Kaila tak berniat makan semeja dan bergabung dengan Sang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 39. Curiga

    "Eh, Bu Sinta Bu Ratna! Ngapain kalian kesini, hah? kalian jangan ikut campur masalah keluarga saya!" Seru Bu Diana yang tidak terima kedua Ibu-ibu itu membantu Kaila. "Siapa yang ikut campur sih, Bu? Kami ini cuma lagi membantu tetangga kami yang di zolimi oleh mantan mertuanya! Masa iya, sebagai tetangga yang rukun, kami diam aja! Nggak bisa lah!" Balas Bu Ratna. "Terima kasih, Bu-ibu! Tapi, saya bisa kok, menyelesaikannya sendiri." Ucap Kaila tak enak jika tetangganya ikut-ikutan terserat dalam masalah pribadinya. "Tidak apa-apa, Mbak Kaila. Kita bantuin aja! Mantan mertua seperti Bu Diana ini emang pantas di serang sama warga supaya mulut nyinyirnya itu diam. Tidak ada malunya sama sekali, merasa paling benar dan paling segalanya. Rasanya pengen Ibu kasih sambal tu mulut," celetuk Bu Sinta. "Berani ya kamu sama saya, Bu Sinta!" Tantang Bu Diana."Loh, emangnya selama ini saya takut sama situ? Sama tukang nyinyir kok takut, aneh! Takut itu sama Allah, Bu!" Balas Bu Sinta. "Ibu

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 38. Duo tetangga

    Pagi ini, wajah ceria Kaila kembali terlihat setelah dua bulan terakhir terlihat muram. Perempuan itu merasa lega perceraiannya dengan Andika berjalan mulus, kini saatnya dia menyambut hidup baru dan menatanya sebaik mungkin jangan sampai kesalahan yang dulu terulang kembali. Baru saja keluar pintu rumah, Andika sudah berdiri di samping mobilnya menunggu kedatangannya. Pagi-pagi sekali laki-laki itu sudah menyambangi rumah perempuan yang sudah menjadi istrinya tersebut. "Pagi, Kai!" Sapa Andika tersenyum manis."Mau ngapain kamu kesini?" "Jangan galak-galak, nanti ujung-ujungnya cinta. Kan, ribet! Kamu yang minta cerai, kamu juga yang minta balikan." Seringai Andika meledek. "Jangan halu!" "Siapa yang halu? Mas kan cuma bilang, memangnya kita tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Enggak, kan? Bisa aja kita bersatu lagi, nggak ada yang tahu, Kai! Jika memang kita sudah di takdirkan untuk selalu bersama, sekuat apapun kita mencoba untuk berpisah pasti akan bersatu lagi.""Tidak

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 37. Putusan sidang

    "Mama!" Pekik Andika dan Luna berbarengan. Keduanya tidak menyangka jika Bu Diana nekat mendorong Bu Nia sampai tersungkur ke lantai. "Kenapa?" Tantang Bu Diana. "Jangan kalian pikir, saya bakal diam aja di tuduh seperti itu! Terlebih kamu! Bu Besan! Hati-hati kalau ngomong!"Luna gegas membantu sang Ibu untuk berdiri. Dia menatap Bu Diana dengan tatapan tidak suka, begitu juga dengan Bu Nia. Terpancar kemarahan di sorot matanya, rahangnya sudah mulai mengeras. Harga dirinya jatuh seketika di perlakukan tidak hormat oleh besannya itu. Mau membalas, Bu Nia takut. "Kamu jangan keterlaluan, Bu Besan! Ini tu sudah termasuk kekerasan, saya bisa laporkan kamu kepolisi!" Bu Nia mengancam balik. "Eh, Bu Nia! Jangan kamu pikir saya tidak bisa melaporkan kamu juga. Siapa yang menuduh saya duluan tanpa bukti, hah? Siapa?" Tantang Bu Diana sambil berkacak pinggang. "Kalau situ mau lapor polisi, saya juga bisa melaporkan kalian berdua!""Dasar mertua gila!" Hardik Luna. Perempuan itu kesal sete

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   36. siapa yang mencuri?

    "Sudah seminggu Dika nggak kesini ya, Pa?" Seru Bu Diana pada suaminya. "Mungkin dia sibuk mengurusi Luna, Ma. Maklum saja, Luna kan habis keguguran pasti dia sangat membutuhkan Dika di saat-saat seperti itu.""Alah, emang anaknya aja yang manja pengennya di perhatiin terus. Seharusnya dia mikir juga dong, kalau Kakak kandungnya Dika juga di rawat di rumah sakit. Sudah sepatutnya sebagai Adik, Dika juga ikut menjaganya di sini, bukan malah mengurusi perempuan manja itu. Lagian Pa, Luna kan sudah di urus sama orang tuanya, pastinya Dika nggak ngapa-ngapain di sana. Selama Fatur di rawat Dika cuma pernah jengukin satu kali, Pa!" Omel Bu Diana. "Sudahlah, Ma. Bukannya, Sudah ada kita berdua yang menjaga Fatur di sini? Biarkan Dika dengan istrinya. Toh, kalau Dika di sini juga mau ngpain? Nggak ada, kan?" "Emang susah ngomong sama Papa!" Gerutu Bu Diana. "Benar kata Mama, Pa!" Timpal Fatur yang sudah mulai membaik. "Mama sama anak sama saja," ujar Pak Dani. Pak Dani hanya menggelen

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 35. Pencuri

    PLAK!!!Andika mendapatkan sebuah tamparan di pipi kanannya ketika baru saja bertemu dengan Pak Jaya orang tua Kaila. Setelah Andika memberi kabar pada orang tua Luna, perempuan itu juga segera mengirim pesan pada orang tuanya. Dia menceritakan secara singkat apa yang sudah terjadi padanya, bagaimana dia bisa keguguran. Luna berharap orang tuanya dapat memberi pelajaran pada sang suami, karena biar bagaimana pun Luna saat ini membenci Andika. Manusia yang menyebabkan janinnya keguguran!"Apa yang sudah kamu perbuat pada anak saya, hah?" Bentak Pak Jaya pada menantunya itu. "Maaf, Pa! Dika nggak sengaja.""Tidak sengaja katamu? Tidak sengaja saja anak saya keguguran, itu artinya kalau kamu sengaja Luna bisa mati di tangan kamu, begitu?""B-bukan begitu, Pa! Dika benar-benar tidak sengaja. Saat itu, Dika dan Luna sedang berdebat. Entah bagaimana ceritanya Dika tidak sadar lalu mendorong Luna kesofa," jelas Andika. PLAK!"Kurang ajar! Berani sekali kamu mendorong anak saya, bahkan saya

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 34. Rumah sakit part 2

    "Mama jangan menuduh orang lain sembarangan," tegur Pak Dani pada sang istri setelah Dokter yang memeriksa Fatur pergi dari sana. "Siapa yang menuduh, Pa! Emang bener kok, Fatur sama Kaila lagi ada masalah. Fatur di pecat dari kerjaan dan mobilnya juga di sita, itu semua ulah siapa? Ulah mantan menantu kesayangan Papa itu, kan?" "Bukan berarti Kaila yang melakukan penganiayaan itu, Ma!" "Mama yakin 100 persen kalau itu ulah dia, Pa!" Ujar Bu Diana penuh keyakinan. "Jika memang benar, coba kasih tau Papa, apa alasan Kaila melakukan itu semua?" Tanya Pak Dani pada istrinya. "Ya,.... mana Mama tau alasannya apa!""Tuh, kan! Mama aja nggak bisa jawab. Itu berarti memang bukan dia pelakunya. Coba Mama fikir, buat apa Kaila membayar orang buat mukulin anak kita? Toh, kedudukannya lebih tinggi ketimbang anak kita. Dia pemilik perusahaan ternama, punya kehidupan yang berkecukupan, selama ini Papa juga mengenal dia sebagai anak yang baik budi pekertinya. Buat apa dia menganiaya Fatur? Ti

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 33. Ke Rumah sakit

    Tiba di Rumah sakit, Luna langsung di bawa keruang UGD untuk di periksa."Maaf, Pak! Yang boleh menemani hanya satu orang. Di harapkan selama dokter melakukan tindakan, pihak keluarga segera mengurus administrasi guna memperlancar semuanya." Ucap salah satu petugas rumah sakit di sana. "Baik, Sus! Tolong lakukan yang terbaik untuk istri dan anak saya." Pinta Andika."Tentu saja, Pak! Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu istri, Bapak." Ujar petugas itu lagi, kemudia dia masuk kedalam ruangan. Andika dan Bu Diana masih tertinggal di luar. "Ma, Mama punya uang?" Tanya Dika. "Mama mana punya uang, Dika!" "Tabungan ada, Ma?" "Boro-boro punya tabungan, untuk kebutuhan sehari-hari aja kurang!" Jawab Bu Diana. "Kok nggak ada tabungan, Ma? Bukannya selama ini Dika selalu kasih uang lebih ke, Mama? Mama kemanain uangnya?" "Ya elah, Dika! Jangan sok polos begitu, uang yang selama ini kamu kasih ya buat kebutuhan Mama lah! Bayar arisan, ngumpul sama teman-teman, perawatan d

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 32. Nasib Fatur

    "Ibu sama Luna duduk dulu," kata Andika sambil membantu Bu Diana duduk di sofa ruang tamu. "Cepetan kasih tau Mama, apa maksud kamu ngomong begitu sama mantan istri kamu itu?" Tanya Bu Diana tak sabaran.Andika menghela napasnya. sungguh! Mamanya tidak sabaran. "Ma, Dika cuma mau mengambil hati Kaila, biar bagaimana pun Dika masih cinta sama dia. Dika butuh Kaila, Ma! Butuh sosoknya yang lemah lembut, selalu memberi suport jika Dika ada masalah, dan cuma dia perempuan yang bisa menerima keadaan keluarga kita yang sederhana ini, Ma!" Jelas Dika tanpa menoleh ke arah sang istri. "Cinta? cinta terus yang kamu omongin. Kalau kamu beneran cinta kenapa kamu selingkuh, Dika!" geram Bu Diana. "itu kan, Mama yang maksa supaya aku deketin anaknya Mama Nia." jawab Andika. "Kenapa kamu jadi nyalahin, Mama?""Loh, emang benar Mama yang salah, kan?" balas Andika tak mau kalah. "Ya sudah, kita lupain itu! sekarang coba jelasin, kenapa kamu mau mulangin Mama ke kampung? tega kamu sama orang tua

  • Penghianatanmu Ku Bayar Lunas   Bab 31. Harta gono-gini

    "Seperti yang Pak Wisnu dengar tadi, mantan ibu mertua saya ngotot agar anaknya mendapatkan harta gono-gini. Bagaimana menurut, Bapak?" Tanya Kaila ketika mereka sudah sampai di rumah. "Harta gono-gini wajib di bagi setelah kalian bercerai, baik yang sifatnya piutang maupun hutang. Dengan catatan, harta tersebut adalah harta bersama. Harta benda yang di kumpulkan atau di peroleh selama perkawinan," Jelas Pak Wisnu. "Nona, bisa memberitahu saya berapa jumlah atau dalam bentuk apa saja harta bersama yang kalian miliki selama dua tahun menikah. Nanti, akan saya hitung lebih dulu, kemudian baru di bagi dua." Imbuhnya lagi. Di tanya harta bersama oleh pengacaranya, Kaila malah tersenyum sungging. Apanya yang mau di bagi, sehelai baju pun Andika tak pernah membelikan apalagi yang lainnya. Meski memiliki suami, Kaila memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri tanpa ada bantuan dari Andika. Saat itu, Kaila tidak mempermasalahkannya biar bagaimana pun Andika memiliki latar belakang keluarga biasa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status