Karena melihat anaknya yang sangat bersemangat, Martis pun dengan senang hati langsung mengajarkan anaknya tentang sistem secara mendalam. Sedangkan Mia, ia duduk termenung. Ia hanya memperhatikan kedua pahlawannya itu dari kejauhan.Tanpa sadar, Mia yang sedang duduk pun ia ketiduran. Namun ketika ia tertidur ia mendapatkan sebuah mimpi aneh. Dalam mimpi itu seolah-olah ia sedang melihat Martis dan Lancelot dalam bahaya."Tidak...!" Mia berteriak.Alhasil, teriakan Mia itu menarik perhatian Martis dan anaknya yang sedang berlatih."Mia? Ada apa...?" Martis bergegas mendekati Mia. Begitu pula dengan Lancelot.Mia kemudian baru sadar bahwa tadi hanyalah mimpi buruk. "Em..., tidak, aku sepertinya tadi hanya bermimpi buruk saja.""Lancelot, nampaknya Ibumu sedang kelelahan. Kita lanjutkan latihan kita nanti saja. Ayo, kita bereskan dulu tempat kita untuk bermalam malam ini."Mereka yang saat ini dalam perjalanan mencari artefak telah menjadi pengembara. Mereka akan beristirahat di mana p
"Apakah kau yakin, Lancelot?" tanya Martis."Aku yakin. Serahkan saja pria bertopeng ini padaku. Aku pergi dulu," jawab Lancelot.Tak lama dari situ, Lancelot bertemu dengan pria bertopeng. "Kau tidak akan bisa bersembunyi dariku, ayo hadapi aku.""Kau masih bocah, tapi gayamu sombong sekali ya? Baiklah, aku tidak akan segan meskipun menghadapi bocah sepertimu." Pria bertopeng itu langsung menggunakan kekuatan biji setan miliknya.Bam, bam, bam!Pukulan beruntun dilancarkan ke arah Lancelot.Lancelot dengan cepat menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh pria bertopeng. Setiap kali pukulan didekatkannya, ia berhasil mengelak secara sempurna. Namun, Lancelot tidak dapat memukul balik si pria bertopeng yang semakin lama semakin menguasai pertarungan."Kau berhasil menghindari pukulanku dengan baik, tapi apakah kamu bisa melawan serangan terakhirku?" desak si pria bertopeng.Lancelot tidak menjawab, ia hanya fokus pada kejadian di hadapannya. Namun, tiba-tiba, dengan sekali lan
Albus terdiam sejenak dan nampak terguncang oleh perkataan Lancelot. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya berkata, "Benar, aku memang adalah anggota 'The Silent Hand'. Aku terpaksa bergabung dengan mereka untuk melindungi keluargaku. Tetapi, aku menyesal dengan pilihan yang aku ambil." Dan kali ini, nampaknya Albus mengatakan dengan jujur.Lancelot mengangguk, ia merasa telah menemukan fakta yang benar tentang Albus. "Aku percaya padamu untuk yang kali ini. Sebenarnya kita bisa bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Asal kau tahu, Ayahku sudah pernah bertemu beberapa orang yang mengalami hal sama sepertimu, yaitu terpaksa bergabung dengan 'The Silent Hand' karena keluarga mereka disandera dan diancam akan dibunuh jika tidak mau bergabung."Albus tersenyum, ia merasa terharu dengan kepercayaan yang diberikan oleh Lancelot. "Aka tetapi, Nak. Aku sudah melakukan banyak hal jahat. Aku bahkan sudah banyak membunuh orang tak bersalah. Itu semua karena keegoisanku, alih-alih demi keluarg
Sementara itu, setelah mereka mengurus Albus, Mereka kembali mendapatkan satu Biji setan, itu adalah milik Albus. "Ini adalah Biji setan milik Albus. Ayah, maukah kau memakannya lagi? Dengan begitu, dengan kekuatan Albus, kita akan tetap berjuang bersamanya," ujar Lancelot."Baiklah. Ayah akan berusaha mengendalikan kekuatan ini nanti. Sekarang masih ada yang harus kita lakukan." Ternyata mereka masih harus menyelesaikan melawan pasukan 'The Silent Hand' yang tersisa.Biasanya, dalam satu markas 'The Silent Hand', para pasukan lainnya akan mundur ketika mengetahui pemimpin pasukan tewas. Tapi kali ini tidak, pasukan yang tadi datang melalui gerbang portal dimensi yang dibuka oleh Albus tidaklah demikian. Semakin mereka tahu Albus telah mati, sepertinya mereka semakin menggila."Suara keributan dan teriakan apa itu? Pasukan 'The Silent Hand' tampaknya tidak mundur meskipun pemimpin mereka telah tewas. Mereka bahkan semakin gencar dalam serangannya, seolah-olah mereka telah kehilangan s
Martis bisa merasakan keputusasaan dan kemarahan yang membara dalam diri Lancelot. Dia tahu bahwa Lancelot memiliki jiwa seorang pejuang yang tangguh, tetapi dia juga tahu bahwa kemarahan bisa membutakan dan membuat seseorang bertindak gegabah."Lancelot, kita harus tenang dan berpikir dengan jernih," kata Martis, berusaha meredakan kemarahan Lancelot. "Kita tidak boleh membiarkan kemarahan mengendalikan kita. Kita harus berpikir dan bertindak dengan bijaksana."Namun, Lancelot tampaknya tidak mendengarkan. Dia terus menyerang orang misterius itu dengan segala kekuatan yang dia miliki, seolah-olah dia tidak peduli dengan bahaya yang mungkin dia hadapi.Martis merasa khawatir melihat Lancelot bertindak seperti ini. Dia tahu bahwa mereka berada dalam situasi yang berbahaya dan mereka harus bekerja sama untuk menghadapi musuh ini."Lancelot, kita harus bekerja sama," kata Martis, berusaha menenangkan Lancelot. "Kita tidak bisa menang jika kita bertindak sendiri. Kita harus bekerja sama d
Luka pada tubuh Lancelot bukannya mereda tapi justru malah melebar. "Ayah, ada apa ini?" tanya Lancelot heran, ia mulai panik."Tidak tahu, tapi cepat kau gunakan penyembuhan otomatis pada sistemmu," jawab Martis.Akan tetapi, ketika Lancelot ingin menggunakan teknik pemulihan otomatis dari sistemnya, mereka berdua dikejutkan dengan munculnya pria misterius berjubah hitam itu di belakang tubuh Lancelot. Kemudian pria itu memukul dada bagian belakang Lancelot."Lancelot...!" teriak Martis.Pria itu tertawa, suaranya menggema. "Kalian sangat bodoh ternyata. Kali ini, aku berhasil menangkap salah satu dari kalian. Kalau begitu, aku pamit dulu."Rupanya, pukulan yang mengenai Lancelot tadi adalah sebuah teknik yang di mana dapat menghilangkan tubuh seseorang ketika disentuh."Kurang ajar kau! Kembalikan anakku...!" Martis mengumpulkan kekuatan penuhnya lalu memukul pria misterius tersebut.Namun sayangnya, usahanya gagal. Pria itu keburu menghilang dari sana, dan hanya gema tertawanya saj
Martis meraba tubuhnya yang terasa sangat lelah dan lemah. Dia terus merenung tentang keputusannya untuk menelan biji setan itu dan menyelesaikan masalahnya dengan cara itu. Di satu sisi, dia merasa bersyukur masih hidup, tapi di sisi lain, ia merasa sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada tubuhnya setelah menelan lima biji setan.Dia berdiri perlahan-lahan dan mencoba meraba-raba kekuatannya yang baru. Dia merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Tapi ia tak ingin terlalu bersemangat dengan kekuatannya yang baru karena ia tahu bahwa masih ada risiko dan bahaya mengkonsumsi biji setan."Tapi apa konsekuensi yang harus aku tanggung karena memakan lima biji setan?" Martis berpikir dengan khawatir. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari anak dan istrinya, dan ia juga sambil mencari tahu jawabannya.Setelah berjalan sejauh beberapa kilometer, Martis menemukan hutan yang berbeda dari yang sebelumnya. Ini adalah hutan dengan pohon yang sangat besar dan tanaman liar
Martis terbaring tak sadarkan diri di bawah pohon, sementara wanita itu pergi untuk memeriksa goa ajaib. Wanita tersebut memasuki goa dengan hati-hati, berjalan melalui lorong-lorong yang gelap dan misterius.Setelah beberapa saat, wanita itu tiba di sebuah ruangan yang tersembunyi di dalam goa. Ruangan itu yang tadinya dipenuhi dengan binatang-binatang besar yang kuat dan ganas, kini tidak lagi seperti itu. Dia melihat dengan kagum dan takjub, menyaksikan bahwa keberadaan binatang-binatang tersebut tak lagi ada.'Benar adanya, goa ini tadinya memang penuh dengan binatang buas yang menakutkan, tapi sekarang...?' gumam wanita itu dalam hati. 'Tapi bagaimana pria itu bisa mengalahkannya? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?'Wanita itu berjalan lebih jauh, mencari petunjuk atau tanda-tanda tentang bagaimana Martis bisa mengalahkan binatang-binatang tersebut. Dia memeriksa setiap sudut goa, mencoba mengumpulkan informasi yang mungkin membantu menjawab pertanyaannya.Setelah beberapa wakt