Martis melihat Smith terjatuh dan menyadari bahwa kekuatannya yang baru ditemukan telah mengalahkan agen tersebut. Dia merasa campuran antara kelegaan dan kebingungan melihat kekuatan yang ada dalam dirinya.'Kekuatan ini..., aku tidak pernah menyadarinya sebelumnya,' gumam Martis dengan heran.Mia dan Lancelot yang berdiri agak jauh dari Martis, terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Mereka menyadari bahwa Martis telah mengalami transformasi yang luar biasa dan memiliki kekuatan yang jauh melebihi apa yang mereka bayangkan sebelumnya."Martis, apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan seperti ini?" tanya Mia berteriak dengan penuh keheranan.Martis menghela nafas dan mencoba menjelaskan, "Sepertinya biji setan yang aku telan telah mengaktifkan potensi magis yang tersembunyi dalam diriku. Kekuatan ini terasa begitu kuat dan tak terkendali, tapi aku harus belajar mengendalikannya."Lancelot menambahkan, "Ini luar biasa, Ayah. Kamu memiliki kekuatan yang luar biasa."Se
Ternyata saat Smith ingin kabur, Martis dengan cepat berlari dan langsung berada di hadapan Smith. Lalu Martis mengejutkan Smith dengan menggunakan kekuatan biji setan petirnya guna menyambar Smith.Smith merasa begitu terkejut ketika tiba-tiba dirinya disambar oleh kekuatan petir dari Martis. Dalam sekejap, tubuhnya terhempas beberapa meter ke belakang dan tergeletak lemas di atas tanah.Setelah itu, Martis menghampiri Smith dan berkata dengan nada berapi-api, "Jangan pernah menganggap rendah lawanmu, Smith. Kita tak pernah tahu apa yang bisa terjadi di dunia ini. Kita harus selalu siap dan berusaha melampaui batas kemampuan kita."Smith merasa malu dan merasa dirinya yang sangat sombong sebelumnya. Ia menyadari bahwa ia belum cukup kuat dan masih banyak yang harus ia pelajari."Aku minta maaf, Martis. Aku terlalu sombong dan menganggap enteng lawanku sebelum aku benar-benar tahu kemampuan mereka," kata Smith dengan rendah hati.Martis tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang perlu di
Karena melihat anaknya yang sangat bersemangat, Martis pun dengan senang hati langsung mengajarkan anaknya tentang sistem secara mendalam. Sedangkan Mia, ia duduk termenung. Ia hanya memperhatikan kedua pahlawannya itu dari kejauhan.Tanpa sadar, Mia yang sedang duduk pun ia ketiduran. Namun ketika ia tertidur ia mendapatkan sebuah mimpi aneh. Dalam mimpi itu seolah-olah ia sedang melihat Martis dan Lancelot dalam bahaya."Tidak...!" Mia berteriak.Alhasil, teriakan Mia itu menarik perhatian Martis dan anaknya yang sedang berlatih."Mia? Ada apa...?" Martis bergegas mendekati Mia. Begitu pula dengan Lancelot.Mia kemudian baru sadar bahwa tadi hanyalah mimpi buruk. "Em..., tidak, aku sepertinya tadi hanya bermimpi buruk saja.""Lancelot, nampaknya Ibumu sedang kelelahan. Kita lanjutkan latihan kita nanti saja. Ayo, kita bereskan dulu tempat kita untuk bermalam malam ini."Mereka yang saat ini dalam perjalanan mencari artefak telah menjadi pengembara. Mereka akan beristirahat di mana p
"Apakah kau yakin, Lancelot?" tanya Martis."Aku yakin. Serahkan saja pria bertopeng ini padaku. Aku pergi dulu," jawab Lancelot.Tak lama dari situ, Lancelot bertemu dengan pria bertopeng. "Kau tidak akan bisa bersembunyi dariku, ayo hadapi aku.""Kau masih bocah, tapi gayamu sombong sekali ya? Baiklah, aku tidak akan segan meskipun menghadapi bocah sepertimu." Pria bertopeng itu langsung menggunakan kekuatan biji setan miliknya.Bam, bam, bam!Pukulan beruntun dilancarkan ke arah Lancelot.Lancelot dengan cepat menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh pria bertopeng. Setiap kali pukulan didekatkannya, ia berhasil mengelak secara sempurna. Namun, Lancelot tidak dapat memukul balik si pria bertopeng yang semakin lama semakin menguasai pertarungan."Kau berhasil menghindari pukulanku dengan baik, tapi apakah kamu bisa melawan serangan terakhirku?" desak si pria bertopeng.Lancelot tidak menjawab, ia hanya fokus pada kejadian di hadapannya. Namun, tiba-tiba, dengan sekali lan
Albus terdiam sejenak dan nampak terguncang oleh perkataan Lancelot. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya berkata, "Benar, aku memang adalah anggota 'The Silent Hand'. Aku terpaksa bergabung dengan mereka untuk melindungi keluargaku. Tetapi, aku menyesal dengan pilihan yang aku ambil." Dan kali ini, nampaknya Albus mengatakan dengan jujur.Lancelot mengangguk, ia merasa telah menemukan fakta yang benar tentang Albus. "Aku percaya padamu untuk yang kali ini. Sebenarnya kita bisa bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Asal kau tahu, Ayahku sudah pernah bertemu beberapa orang yang mengalami hal sama sepertimu, yaitu terpaksa bergabung dengan 'The Silent Hand' karena keluarga mereka disandera dan diancam akan dibunuh jika tidak mau bergabung."Albus tersenyum, ia merasa terharu dengan kepercayaan yang diberikan oleh Lancelot. "Aka tetapi, Nak. Aku sudah melakukan banyak hal jahat. Aku bahkan sudah banyak membunuh orang tak bersalah. Itu semua karena keegoisanku, alih-alih demi keluarg
Sementara itu, setelah mereka mengurus Albus, Mereka kembali mendapatkan satu Biji setan, itu adalah milik Albus. "Ini adalah Biji setan milik Albus. Ayah, maukah kau memakannya lagi? Dengan begitu, dengan kekuatan Albus, kita akan tetap berjuang bersamanya," ujar Lancelot."Baiklah. Ayah akan berusaha mengendalikan kekuatan ini nanti. Sekarang masih ada yang harus kita lakukan." Ternyata mereka masih harus menyelesaikan melawan pasukan 'The Silent Hand' yang tersisa.Biasanya, dalam satu markas 'The Silent Hand', para pasukan lainnya akan mundur ketika mengetahui pemimpin pasukan tewas. Tapi kali ini tidak, pasukan yang tadi datang melalui gerbang portal dimensi yang dibuka oleh Albus tidaklah demikian. Semakin mereka tahu Albus telah mati, sepertinya mereka semakin menggila."Suara keributan dan teriakan apa itu? Pasukan 'The Silent Hand' tampaknya tidak mundur meskipun pemimpin mereka telah tewas. Mereka bahkan semakin gencar dalam serangannya, seolah-olah mereka telah kehilangan s
Martis bisa merasakan keputusasaan dan kemarahan yang membara dalam diri Lancelot. Dia tahu bahwa Lancelot memiliki jiwa seorang pejuang yang tangguh, tetapi dia juga tahu bahwa kemarahan bisa membutakan dan membuat seseorang bertindak gegabah."Lancelot, kita harus tenang dan berpikir dengan jernih," kata Martis, berusaha meredakan kemarahan Lancelot. "Kita tidak boleh membiarkan kemarahan mengendalikan kita. Kita harus berpikir dan bertindak dengan bijaksana."Namun, Lancelot tampaknya tidak mendengarkan. Dia terus menyerang orang misterius itu dengan segala kekuatan yang dia miliki, seolah-olah dia tidak peduli dengan bahaya yang mungkin dia hadapi.Martis merasa khawatir melihat Lancelot bertindak seperti ini. Dia tahu bahwa mereka berada dalam situasi yang berbahaya dan mereka harus bekerja sama untuk menghadapi musuh ini."Lancelot, kita harus bekerja sama," kata Martis, berusaha menenangkan Lancelot. "Kita tidak bisa menang jika kita bertindak sendiri. Kita harus bekerja sama d
Luka pada tubuh Lancelot bukannya mereda tapi justru malah melebar. "Ayah, ada apa ini?" tanya Lancelot heran, ia mulai panik."Tidak tahu, tapi cepat kau gunakan penyembuhan otomatis pada sistemmu," jawab Martis.Akan tetapi, ketika Lancelot ingin menggunakan teknik pemulihan otomatis dari sistemnya, mereka berdua dikejutkan dengan munculnya pria misterius berjubah hitam itu di belakang tubuh Lancelot. Kemudian pria itu memukul dada bagian belakang Lancelot."Lancelot...!" teriak Martis.Pria itu tertawa, suaranya menggema. "Kalian sangat bodoh ternyata. Kali ini, aku berhasil menangkap salah satu dari kalian. Kalau begitu, aku pamit dulu."Rupanya, pukulan yang mengenai Lancelot tadi adalah sebuah teknik yang di mana dapat menghilangkan tubuh seseorang ketika disentuh."Kurang ajar kau! Kembalikan anakku...!" Martis mengumpulkan kekuatan penuhnya lalu memukul pria misterius tersebut.Namun sayangnya, usahanya gagal. Pria itu keburu menghilang dari sana, dan hanya gema tertawanya saj
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon