Mata Martis terlihat penuh kekhawatiran saat dia mencoba memahami apa yang terjadi. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pulihnya sistem milik Lancelot dan keanehan yang dirasakannya sendiri."Dalam pertarungan tadi, aku merasakan kekuatan yang aneh mengalir melalui tubuhku," kata Martis dengan suara gemetar. "Sepertinya ada pengaruh dari biji setan yang tersisa pada musuh-musuh kita."Mia dan Lancelot saling bertatapan, merasa semakin khawatir dengan apa yang dikatakan oleh Martis. Mereka menyadari bahwa biji setan memiliki kekuatan yang mempengaruhi dirinya secara tidak terduga."Tapi, Ayah, apa pengaruh itu?" tanya Lancelot dengan wajah penuh kebingungan.Martis menggelengkan kepala, mencoba memahami situasi yang rumit ini. "Aku tidak yakin, Nak. Namun, kita harus berhati-hati. Pengaruh biji setan ini bisa membawa dampak yang tidak terduga pada kita."Mia menggenggam tangan Martis dengan erat. "Kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang biji setan ini dan bagaimana cara
Mendadak, kelima biji setan itu mengeluarkan cahaya yang terang dan saling terhubung satu sama lain. Mereka berputar-putar di udara, menciptakan pola yang rumit dan indah.Mia, Lancelot, dan Martis terpesona melihat pertunjukan cahaya ini. Mereka merasa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi.Tiba-tiba, kelima biji setan itu menyatu menjadi satu, membentuk sebuah biji setan yang lebih besar dan berkilauan. Cahaya yang dipancarkannya menerangi seluruh sekitar mereka."Apa yang terjadi?" tanya Mia dengan heran.Martis merasakan kekuatan yang kuat dan misterius dari biji setan yang baru terbentuk itu. Dia mendekat dan menggenggam biji setan dengan hati-hati."Ini adalah biji setan yang terbentuk dari kekuatan gabungan kelima biji setan sebelumnya," kata Martis dengan suara penuh kekaguman. "Sepertinya biji setan ini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya."Lancelot dan Mia memandang biji setan itu dengan campuran rasa takjub dan kekhawatiran. Mereka menyadari bah
Ketika kelompok orang itu melihat tenda dan menyadari keberadaan Martis, Mia, dan Lancelot, mereka menjadi bingung dan curiga. Mereka tidak pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya."Kita harus berhati-hati," kata seorang senior dalam kelompok itu dengan suara berbisik. "Kita tidak tahu siapa mereka dan apa tujuan mereka di sini. Kita harus mencari tahu lebih lanjut sebelum mengambil tindakan apa pun."Kelompok itu bergerak perlahan mendekati tenda dengan hati-hati, berusaha untuk tidak membuat kebisingan yang dapat membangunkan Martis, Mia, dan Lancelot. Mereka ingin mencari tahu lebih banyak tentang orang-orang yang berada di tenda tersebut sebelum mengambil keputusan.Saat mereka mendekati tenda, mereka melihat tiga sosok yang tertidur pulas di dalamnya. Mereka saling berbisik dan bertukar pandangan, mencoba memahami situasi ini."Sepertinya mereka hanya sekeluarga yang sedang beristirahat," kata seorang anggota kelompok itu dengan suara rendah. "Kita tidak perlu mengambil t
"Kerja sama yang dimaksud di sini adalah kolaborasi antara kita semua untuk menjelajahi tempat-tempat berikutnya dengan saling membantu dan mendukung satu sama lain. Kita bisa saling berbagi informasi, keterampilan, dan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan bekerja sama, kita dapat memaksimalkan potensi dan mengatasi tantangan yang mungkin kita hadapi di perjalanan ini. Jadi, mari kita bergandengan tangan dan menjelajah bersama-sama," jawab orang yang dipanggil senior oleh kelompoknya itu."Hmm..., jadi begitu ya. Kalau begitu, ayo kita bekerja sama." Martis tersenyum."Tapi untuk sementara, kami harus pergi dulu ke suatu tempat. Ambilah ini, itu adalah benda penting guna menandai bahwa kalian bukanlah bagian dari musuh kami." Senior itu memberikan sebuah benda kecil. Itu adalah sebuah lencana yang memiliki lambang dari kelompok mereka."Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu terima kasih. Kami juga akan melanjutkan perjalanan kami ke arah barat," jawab Martis."Tentu, saya s
Mia dan Lancelot mendengarkan kata-kata Martis dengan cemas. Mereka tidak tahu apa artinya semua ini, namun mereka tahu bahwa situasinya sangat serius."Tapi mengapa ya mereka tidak membicarakan tentang artefak dan biji setan? Apa sebenarnya mereka merahasiakan sesuatu?" tanya Mia dengan wajah kebingungan.Martis menghela nafas, "Artefak itu sangat berbahaya. Aku memiliki firasat bahwa benda itu sebenarnya bisa mengancam kestabilan kelompok mereka. Begitu juga dengan biji setan. Kita harus hati-hati agar tidak memberi kesempatan pada mereka untuk mengambilnya."Lancelot mengangguk setuju, "Apalagi dengan orang yang mengintai kita ini. Kita harus berhati-hati agar tidak menjadi korban rencana jahat mereka."Sesaat kemudian, mereka mendengar suara tawa seseorang di luar. Suara tersebut semakin dekat dan Mia, Lancelot, dan Martis siap menghadapi siapa pun yang berani mengancam mereka.Tiba-tiba, sebuah ledakan terdengar dan sebuah benda melesat ke arah mereka dan langsung menghancurkan p
Dengan amarah yang membara dan tekad yang kuat, Lancelot berdiri tegap di hadapan orang bertopeng itu. "Kau tidak akan menyentuh mereka lagi!" teriak Lancelot, menunjuk pedangnya ke arah musuh.Orang bertopeng itu hanya tertawa. "Kau pikir kau bisa menghentikanku, bocah?" ejeknya. Namun, Lancelot tidak bergeming. Ia tahu, ia harus melindungi orang-orang yang ia cintai.Dengan gerakan cepat, Lancelot melompat ke udara, menebas pedangnya ke arah orang bertopeng itu. Namun, orang itu bergerak lebih cepat, menghindari serangan Lancelot dan melancarkan serangan baliknya.Namun, Lancelot tidak menyerah. Ia terus berusaha menyerang, menghindari serangan musuh sebisa mungkin. Ia bisa melihat kepanikan di mata orang bertopeng itu. Ia tahu, ia bisa menang.Dan akhirnya, dengan serangan Lancelot yang tekun ia sempat berhasil menyerang orang bertopeng itu. Orang itu jatuh terduduk, terkejut dengan kekuatan Lancelot."Sekarang, kau akan membayar perbuatanmu terhadap Ayah dan Ibuku!" ucap Lancelot,
Oh tidak! Ternyata pria bertopeng itu masih memiliki satu trik terakhir. Dalam sekejap, ia menarik keluar pisau tersembunyi dan menusuk Lancelot dari belakang."Rasakan itu, bocah tengik...! Hahaha...!" Pria bertopeng itu tertawa bangga karena berhasil dengan serangan liciknya.Lancelot terjatuh dengan luka yang cukup parah. Darah mengalir dari lukanya, namun tekadnya tidak goyah. Dengan sisa tenaganya, Lancelot berusaha bangkit kembali."Tidak..., aku tidak akan menyerah!" seru Lancelot dengan suara yang terengah-engah. Ia mengambil pedangnya yang terjatuh dan dengan kekuatan terakhir, ia melancarkan serangan terakhirnya pada pria bertopeng itu.Pedang Lancelot mengenai tubuh pria bertopeng itu, membuatnya terjatuh ke tanah. Kedua lawan itu saling menatap, luka mereka berdarah-darah. Namun, Lancelot tidak menyerah. Ia terus menyerang dengan tekad yang kuat.Dan akhirnya, dengan serangan terakhirnya, Lancelot berhasil mengalahkan pria bertopeng itu. Pria itu terkapar di tanah, tak ber
"Jadi, Ayah berencana untuk melakukan apa pada pria bertopeng itu?" tanya Lancelot dengan penasaran. "Apakah Ayah akan membiarkannya pergi begitu saja setelah semua yang dia lakukan kepada kita? Atau Ayah memiliki rencana lain?"Dengan wajah yang serius, Martis memandang Lancelot dan berkata, "Nak, Ayah tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Ayah berencana untuk memanfaatkan pria bertopeng itu untuk mengetahui lebih banyak tentang kelompok mereka. Mungkin ada informasi penting yang bisa kita dapatkan darinya."Lancelot tampak terkejut, namun ia mengangguk mengerti, "Aku percaya pada Ayah. Aku yakin Ayah akan melakukan yang terbaik."Martis kemudian berjalan mendekati pria bertopeng yang masih terbaring lemas. Dengan lembut, ia melepaskan topeng yang menutupi wajah pria itu. Di balik topeng, terlihat wajah yang tampak takut dan bingung."Siapa kamu? Dan siapa yang mengirim kamu?" tanya Martis dengan suara yang tegas.Pria itu tampak ragu sejenak, namun melihat tatapan Martis yang
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang