Martis dan Claude terkejut dengan serangan Mia yang tiba-tiba. Mereka berusaha menghindar dan mengelak dari serangan Mia yang semakin mematikan."Mia, kamu tidak harus mengikuti pengaruh artefak ini. Kami akan membantumu kembali ke keadaan semula," ucap Claude dengan suara yang lembut."Mia, tolong dengarkan aku. Kamu bisa mengendalikan kekuatanmu," kata Martis dengan penuh keyakinan.Namun, Mia terus menyerang dengan kekuatan yang semakin dahsyat. Martis dan Claude terus berusaha mengelak dan menenangkan Mia dengan kata-kata lembut. Mereka terus berusaha berbicara dengan Mia, berharap bahwa suara dan kata-kata mereka bisa menembus kabut kebingungan yang sedang dialaminya."Claude, kita harus mencoba sesuatu yang berbeda," kata Martis, matanya tetap fokus pada Mia yang tampak semakin marah. "Mungkin kita harus mencoba mengingatkan Mia tentang masa-masa bahagia yang pernah kami lewati bersama. Mungkin itu bisa membantu Mia mengendalikan kekuatannya."Claude mengangguk, memahami maksud
Namun tiba-tiba, ketika mereka bertiga sedang asik bercengkrama sejenak, terdengar gempa yang dahsyat."Apa itu?" tanya Martis."Aku tidak tahu," ujar Claude, ia juga nampak mulai gelisah.Mereka keluar, dan melihat sebuah portal raksasa terbentang di langit. Pemandangan itu sangat menakutkan, terlihat seperti sebuah lubang hitam yang menghisap sebagian atmosfer bumi.Martis berusaha melindungi Mia dan Claude, tetapi Mia terjatuh ke dalam portal besar itu."Mia....!" teriak Martis. Ia pun langsung mengambil tindakan, dan berusaha berlari ke arah portal untuk menyelamatkan Mia."Martis, jangan....! Itu berbahaya...!" Claude ingin mencoba mencegah Martis. Akan tetapi, yang terjadi sungguh di luar dugaan. Alih-alih ingin mencegah Martis agar tidak terseret ke dalam portal raksasa, justru Claude juga lah yang ikut terseret ke dalamnya."Claude, kenapa kau malah mengikuti aku...? Seharusnya kau diam saja di sana tadi." Martis masih sempet mengomeli Claude, padahal saat ini tubuh mereka ter
"Kami tidak bermaksud mengganggu, kami hanya ingin pulang," tambah Mia, mencoba untuk menenangkan situasi.Telia tampak berpikir sejenak, matanya yang misterius menatap Martis dan Mia. "Baiklah," katanya akhirnya, "Tapi sebelum itu, kalian harus membantu saya."Ternyata, Telia juga terjebak di tempat itu dan membutuhkan bantuan untuk bisa keluar. Martis dan Mia, meski awalnya ragu, akhirnya setuju untuk membantu Telia. Mereka berharap dengan bekerja sama, mereka bisa menemukan jalan keluar dari tempat misterius itu.Martis dan Mia merasa kasihan dengan Telia setelah mereka mengetahui apa yang menimpa dirinya sehingga dapat terjebak dalam ruang dimensi yang hampa ini. Dan yang membuat Martis lebih terkejut lagi adalah ketika Telia mengatakan bahwa usianya sudah lebih dari seratus tahun. Awalnya Martis dan Mia sangat waspada terhadap Telia karena mereka berdua dapat merasakan betapa besarnya kekuatan yang Telia miliki pada tubuhnya. Namun mereka merasa lega setelah Telia bercerita semu
Telia memandang ke sekeliling. Ternyata ia menemukan ada sekelompok orang yang mengenakan zirah perang sedang berjalan rapih menuju suatu tempat."Siapa mereka? Apakah kalian ada yang tahu dengan pasukan itu?" tanya Mia dengan suara yang sangat pelan dan hati-hati."Mereka itu prajurit yang dikenal sangat kuat di Medan perang," jawab Telia."Sudah, kalian semua, dengarkan aku. Aku akan meminta bantuan kalian untuk menghadapi pasukan ini. Aku merasa mereka bukanlah prajurit yang baik." Dan akhirnya Martis kembali bersuara.Beberapa saat kemudian, mereka selesai menyusun strategi."Sudah siap?" tanya Telia dengan suara pelan."Iya," jawab Martis."Telia, kau bantu istriku di belakangku, oke?" seru Martis yang matanya masih fokus melihat keadaan sekitar.Ternyata Martis bertemu dengan pasukan prajurit yang suka semena-mena di sekitar wilayah tersebut. Mereka berjalan menuju arah tempat Telia dan teman-temannya bersembunyi."Tapi tunggu, Spesies macam apa yang ada di sana?" tanya Martis s
Lalu mereka semua pergi ke suatu tempat. Saat pintu terbuka, mereka melihat sebuah ruangan pusat yang terang benderang. Di tengah ruangan ada sebuah patung besar yang dibuat dari batu. Batu tersebut sangat indah dan mulia, dan begitu pula dengan patung yang ada di tengah ruangan itu. Telia mengenali patung tersebut dan terkejut ketika menyadari keberadaannya."Ini patung Dewi Kehidupan, yang hilang selama berabad-abad. Ini adalah publikasi besar. kita mungkin bahkan bisa menemukan jalan keluar di sini," kata Telia dengan senyum yang lebar di wajahnya.Namun, sebelum mereka dapat mengeksplorasi lebih lanjut, sekelompok makhluk aneh datang dan menyerang mereka. Dalam baku tembak sengit, mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk ini, tetapi Telia terluka parah."Kita harus membawa dia keluar dari sini, ke rumah sakit terdekat," ujar Martis.Telia, yang kehilangan banyak darah, masih sempat menyelipkan kata-kata terakhirnya sebelum semuanya melelap, "Ingatlah, jangan pernah menyerah. Ka
Setelah mereka mendarat di dunia baru itu, mereka merasa lingkungan sekitar sangat berbeda dengan dunia mereka. Langit berwarna ungu dengan awan berwarna emas, pohon-pohon berdaun biru dan bunga-bunga yang bercahaya. Sebuah pemandangan yang sangat mempesona.Mia, Martis, dan Lancelot mulai menjelajahi dunia baru mereka. Di sana, mereka bertemu dengan berbagai makhluk yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ada makhluk yang berwujud seperti rusa, namun memiliki sayap seperti burung dan ekor seperti ikan. Ada juga makhluk yang tampak seperti bunga, namun bisa bergerak dan berbicara."Wow, ini sungguh menakjubkan!" Lancelot berseru, matanya berbinar melihat keajaiban baru."Ya, tapi kita harus tetap berhati-hati, Lancelot," kata Martis, ia memandangi dunia baru mereka dengan kewaspadaan. "Kita tidak tahu apa yang mungkin kita temui di sini."Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan mereka, dan berharap menemukan petunjuk tentang cara kembali ke rumah mereka. Namun, mereka juga m
Setelah mendengar penjelasan dari penjaga tua tersebut, Mia, Martis, dan Lancelot merasa semakin bersemangat. Mereka bertiga memutuskan untuk memulai petualangan mereka dengan mencari artefak pertama."Artefak pertama berada di Hutan Terlarang, tempat yang dipenuhi dengan makhluk-makhluk misterius yang sangat kuat dan ganas, dan lagi penuh dengan teka-teki yang harus kalian pecahkan," kata penjaga tua itu sambil memberikan mereka sebuah peta.Mereka bertiga pun berangkat menuju Hutan Terlarang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai makhluk misterius yang mencoba menghalangi mereka sesuai apa yang dikatakan oleh penjaga. Namun, dengan keberanian dan kegigihan mereka, mereka berhasil melewati semua rintangan tersebut, dan itu juga berkat bantuan dari peri kecil yang membimbing mereka dan juga memberi tahu banyak hal akan kelemahan masing-masing dari musuh yang mereka hadapi.Setelah berhari-hari berjalan, akhirnya mereka sampai di pusat hutan. Di sana, mereka menemukan seb
Mengingat situasi yang mendesak dan berbahaya, peri suci kecil itu menggunakan beberapa tindakan.Pertama, dia langsung menggunakan Mantra Pelindung untuk melindungi Martis dan Lancelot dari serangan lebih lanjut. Ini akan memberi mereka waktu untuk menenangkan diri, mengumpulkan kekuatan mereka, dan merencanakan strategi."Terima kasih, Peri Kecil. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku tadi tanpa perlindungan darimu. Tapi, sebaiknya aku bergegas kembali maju," ucap Martis."Tidak, Martis. Jangan lakukan itu dulu. Saat ini mereka berada di tahap perubahan wujud menggunakan biji setan. Sebaiknya jangan gegabah." Peri kecil memberikan nasihat pada Martis."Benar, Martis. Sebaiknya kita berpikir terlebih dahulu." Mia ikut menambahkan.Saat ini mereka berempat berada di dalam perisai pelindung milik peri kecil. Sedangkan di luar sana, ada beberapa orang musuh mereka yang terus menggempur perisai itu agar hancur."Ayo, jangan berhenti. Hancurkan dinding pelindung ini. Kita harus mere
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me