Martis menatap dengan kebingungan kartu As yang dipegang oleh wanita itu. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita itu.Namun, ketika wanita itu menunjukkan kartu As tersebut, Martis tiba-tiba merasakan kehadiran yang kuat dan mengenalinya. Itu adalah artefak yang sangat berbahaya dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Dan artefak itu mengeluarkan Mia dari dimensi ilusi. Namun kali ini Mia bukanlah Mia yang sebelumnya. Ia dikendalikan oleh kekuatan jahat yang dihasilkan dari artefak milik wanita itu."Mi-mia...?" Tapi Martis segera mengerti bahwa dia harus berhati-hati. Dia tidak boleh mengabaikan ancaman yang ditimbulkan oleh kartu As tersebut. Dia mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan serangan yang lebih hebat.Claude, yang juga menyaksikan pertunjukan ini, mengerti situasi yang sedang terjadi. Dia tahu bahwa mereka harus bersiap menghadapi kekuatan yang lebih besar dari wanita itu."Kita harus tetap tenang, Martis. Kita bisa menghadapinya bersama-sama," kata Claud
Martis dan Claude terkejut dengan serangan Mia yang tiba-tiba. Mereka berusaha menghindar dan mengelak dari serangan Mia yang semakin mematikan."Mia, kamu tidak harus mengikuti pengaruh artefak ini. Kami akan membantumu kembali ke keadaan semula," ucap Claude dengan suara yang lembut."Mia, tolong dengarkan aku. Kamu bisa mengendalikan kekuatanmu," kata Martis dengan penuh keyakinan.Namun, Mia terus menyerang dengan kekuatan yang semakin dahsyat. Martis dan Claude terus berusaha mengelak dan menenangkan Mia dengan kata-kata lembut. Mereka terus berusaha berbicara dengan Mia, berharap bahwa suara dan kata-kata mereka bisa menembus kabut kebingungan yang sedang dialaminya."Claude, kita harus mencoba sesuatu yang berbeda," kata Martis, matanya tetap fokus pada Mia yang tampak semakin marah. "Mungkin kita harus mencoba mengingatkan Mia tentang masa-masa bahagia yang pernah kami lewati bersama. Mungkin itu bisa membantu Mia mengendalikan kekuatannya."Claude mengangguk, memahami maksud
Namun tiba-tiba, ketika mereka bertiga sedang asik bercengkrama sejenak, terdengar gempa yang dahsyat."Apa itu?" tanya Martis."Aku tidak tahu," ujar Claude, ia juga nampak mulai gelisah.Mereka keluar, dan melihat sebuah portal raksasa terbentang di langit. Pemandangan itu sangat menakutkan, terlihat seperti sebuah lubang hitam yang menghisap sebagian atmosfer bumi.Martis berusaha melindungi Mia dan Claude, tetapi Mia terjatuh ke dalam portal besar itu."Mia....!" teriak Martis. Ia pun langsung mengambil tindakan, dan berusaha berlari ke arah portal untuk menyelamatkan Mia."Martis, jangan....! Itu berbahaya...!" Claude ingin mencoba mencegah Martis. Akan tetapi, yang terjadi sungguh di luar dugaan. Alih-alih ingin mencegah Martis agar tidak terseret ke dalam portal raksasa, justru Claude juga lah yang ikut terseret ke dalamnya."Claude, kenapa kau malah mengikuti aku...? Seharusnya kau diam saja di sana tadi." Martis masih sempet mengomeli Claude, padahal saat ini tubuh mereka ter
"Kami tidak bermaksud mengganggu, kami hanya ingin pulang," tambah Mia, mencoba untuk menenangkan situasi.Telia tampak berpikir sejenak, matanya yang misterius menatap Martis dan Mia. "Baiklah," katanya akhirnya, "Tapi sebelum itu, kalian harus membantu saya."Ternyata, Telia juga terjebak di tempat itu dan membutuhkan bantuan untuk bisa keluar. Martis dan Mia, meski awalnya ragu, akhirnya setuju untuk membantu Telia. Mereka berharap dengan bekerja sama, mereka bisa menemukan jalan keluar dari tempat misterius itu.Martis dan Mia merasa kasihan dengan Telia setelah mereka mengetahui apa yang menimpa dirinya sehingga dapat terjebak dalam ruang dimensi yang hampa ini. Dan yang membuat Martis lebih terkejut lagi adalah ketika Telia mengatakan bahwa usianya sudah lebih dari seratus tahun. Awalnya Martis dan Mia sangat waspada terhadap Telia karena mereka berdua dapat merasakan betapa besarnya kekuatan yang Telia miliki pada tubuhnya. Namun mereka merasa lega setelah Telia bercerita semu
Telia memandang ke sekeliling. Ternyata ia menemukan ada sekelompok orang yang mengenakan zirah perang sedang berjalan rapih menuju suatu tempat."Siapa mereka? Apakah kalian ada yang tahu dengan pasukan itu?" tanya Mia dengan suara yang sangat pelan dan hati-hati."Mereka itu prajurit yang dikenal sangat kuat di Medan perang," jawab Telia."Sudah, kalian semua, dengarkan aku. Aku akan meminta bantuan kalian untuk menghadapi pasukan ini. Aku merasa mereka bukanlah prajurit yang baik." Dan akhirnya Martis kembali bersuara.Beberapa saat kemudian, mereka selesai menyusun strategi."Sudah siap?" tanya Telia dengan suara pelan."Iya," jawab Martis."Telia, kau bantu istriku di belakangku, oke?" seru Martis yang matanya masih fokus melihat keadaan sekitar.Ternyata Martis bertemu dengan pasukan prajurit yang suka semena-mena di sekitar wilayah tersebut. Mereka berjalan menuju arah tempat Telia dan teman-temannya bersembunyi."Tapi tunggu, Spesies macam apa yang ada di sana?" tanya Martis s
Lalu mereka semua pergi ke suatu tempat. Saat pintu terbuka, mereka melihat sebuah ruangan pusat yang terang benderang. Di tengah ruangan ada sebuah patung besar yang dibuat dari batu. Batu tersebut sangat indah dan mulia, dan begitu pula dengan patung yang ada di tengah ruangan itu. Telia mengenali patung tersebut dan terkejut ketika menyadari keberadaannya."Ini patung Dewi Kehidupan, yang hilang selama berabad-abad. Ini adalah publikasi besar. kita mungkin bahkan bisa menemukan jalan keluar di sini," kata Telia dengan senyum yang lebar di wajahnya.Namun, sebelum mereka dapat mengeksplorasi lebih lanjut, sekelompok makhluk aneh datang dan menyerang mereka. Dalam baku tembak sengit, mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk ini, tetapi Telia terluka parah."Kita harus membawa dia keluar dari sini, ke rumah sakit terdekat," ujar Martis.Telia, yang kehilangan banyak darah, masih sempat menyelipkan kata-kata terakhirnya sebelum semuanya melelap, "Ingatlah, jangan pernah menyerah. Ka
Setelah mereka mendarat di dunia baru itu, mereka merasa lingkungan sekitar sangat berbeda dengan dunia mereka. Langit berwarna ungu dengan awan berwarna emas, pohon-pohon berdaun biru dan bunga-bunga yang bercahaya. Sebuah pemandangan yang sangat mempesona.Mia, Martis, dan Lancelot mulai menjelajahi dunia baru mereka. Di sana, mereka bertemu dengan berbagai makhluk yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ada makhluk yang berwujud seperti rusa, namun memiliki sayap seperti burung dan ekor seperti ikan. Ada juga makhluk yang tampak seperti bunga, namun bisa bergerak dan berbicara."Wow, ini sungguh menakjubkan!" Lancelot berseru, matanya berbinar melihat keajaiban baru."Ya, tapi kita harus tetap berhati-hati, Lancelot," kata Martis, ia memandangi dunia baru mereka dengan kewaspadaan. "Kita tidak tahu apa yang mungkin kita temui di sini."Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan mereka, dan berharap menemukan petunjuk tentang cara kembali ke rumah mereka. Namun, mereka juga m
Setelah mendengar penjelasan dari penjaga tua tersebut, Mia, Martis, dan Lancelot merasa semakin bersemangat. Mereka bertiga memutuskan untuk memulai petualangan mereka dengan mencari artefak pertama."Artefak pertama berada di Hutan Terlarang, tempat yang dipenuhi dengan makhluk-makhluk misterius yang sangat kuat dan ganas, dan lagi penuh dengan teka-teki yang harus kalian pecahkan," kata penjaga tua itu sambil memberikan mereka sebuah peta.Mereka bertiga pun berangkat menuju Hutan Terlarang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai makhluk misterius yang mencoba menghalangi mereka sesuai apa yang dikatakan oleh penjaga. Namun, dengan keberanian dan kegigihan mereka, mereka berhasil melewati semua rintangan tersebut, dan itu juga berkat bantuan dari peri kecil yang membimbing mereka dan juga memberi tahu banyak hal akan kelemahan masing-masing dari musuh yang mereka hadapi.Setelah berhari-hari berjalan, akhirnya mereka sampai di pusat hutan. Di sana, mereka menemukan seb