Martis mengambil napas dalam-dalam, menatap wanita penyihir itu dengan tajam. "Kita perlu bicara," ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh tekad.Wanita itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ilusinya masih mengelilingi mereka, namun Martis bisa merasakan sedikit perubahan dalam energinya. Sepertinya dia sedikit tertarik dengan usulan Martis."Bicara?" tanyanya dengan suara yang dingin dan menyeramkan. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Martis?"Martis meneguk ludah, mencoba meredakan detak jantungnya yang berdebar kencang. "Kita berdua adalah pejuang yang kuat," ujarnya. "Kita bisa bertarung sampai salah satu dari kita jatuh, atau kita bisa mencoba mencari jalan lain. Aku ingin tahu, apa tujuanmu sebenarnya? Kenapa kamu menyerang kami?"Wanita itu terdiam sejenak, seolah-olah sedang mempertimbangkan kata-kata Martis. Martis menunggu dengan sabar, berharap bahwa dia bisa menemukan jalan keluar dari situasi ini tanpa harus melalui lebih banyak pertarungan.Martis berharap
Martis menyadari bahwa dia harus bertindak dengan hati-hati dan cerdas untuk membuktikan niat baiknya kepada wanita penyihir tersebut. Dia mempertimbangkan beberapa langkah yang mungkin dapat dia ambil."Bagaimana jika kita saling berbagi informasi?" tanya Martis.Martis memilih untuk berbagi informasi yang relevan dengan wanita penyihir itu. Dia bisa memberikan penjelasan tentang tujuan mereka dan mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki niat jahat terhadapnya. Dengan mengungkapkan kejujuran mereka, Martis berharap bisa membangun kepercayaan."Informasi? Informasi tentang apa itu? Apakah itu bisa membantu masalahku?" Wanita itu bertanya balik."Tergantung padamu. Jika kau mau berbagi tentang masalahmu, mungkin aku dapat memberikan informasi yang tepat dan berguna untukmu," jawab Martis."Aku ingin informasi tentang semua artefak kuat yang kau miliki. Apakah kau mau berbagi?" Senyum licik pun kembali muncul di bibir wanita itu."Boleh saja. Baiklah, aku akan berbagi informasi tentang
Wanita penyihir itu terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Martis. Setelah beberapa detik, ia mengangguk dan memintanya untuk mengikuti ke mana pun dirinya pergi. Mereka berjalan di sepanjang alam semesta yang ada dalam ilusi wanita penyihir tersebut, dan Martis terus berusaha mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia perlu berhati-hati.Setelah beberapa waktu mereka berjalan, mereka tiba di suatu tempat yang seperti istana besar. Ruangan ini dipenuhi dengan jebakan ilusi yang lebih besar dan lebih rumit daripada yang pernah dilihat oleh Martis sebelumnya. Teman-temannya ada di dalamnya, terjerat dalam ilusi yang berbeda-beda, namun Martis bisa merasakan hadirnya kehidupan dalam diri mereka, sulit untuk dicapai oleh siapa pun selain penyihir itu sendiri.'Wanita ini sungguh luar biasa. Teknik ilusi yang ia gunakan sungguh seperti nyata. Sebenarnya siapa dia? Aku harus mencari tahu tentang dia lebih detail lagi.' Martis menyadari bahwa tidak mudah untuk melepaskan teman-temannya dari jebak
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa keadaan ini membingungkan? Apakah Martis sebenarnya berpihak pada Claude? Atau justru kepada wanita itu?Kemudian keadaan pun menjadi hening. Mereka bertiga seling melirik satu sama lain. Mereka bertiga seakan sedang memikirkan cara bagaimana untuk bertindak selanjutnya.Dan setelah beberapa menit kemudian, barulah mulai ada pergerakan dari wanita itu. "Aku tahu apa yang kalian rencanakan!" teriaknya, kemudian justru menyerang Claude dan juga Martis."Hey, kau! Kenapa kau malah menyerangku!?" tanya Claude kesal."Tanyakan saja pada dirimu sendiri, Claude. Padahal, aku memiliki niat baik mengajak Martis bertemu denganmu. Tapi justru kalian berniat bekerja sama untuk menyerangku. Benar begitu bukan, Maris?" Kedua mata wanita itu melirik Martis dengan tatapan menyindir."Sepertinya kau memang wanita yang sangat pintar. Jujur saja, sebenarnya sejak awal aku tidak percaya denganmu. Yang aku inginkan hanya satu, bebaskanlah teman-temanku dari jeratan ilus
Martis dan Claude saling pandang, kemudian kembali menatap wanita itu dengan serius. "Kami siap untuk apa pun yang akan kau lakukan," kata Claude dengan tenang.Martis mengangguk, menunjukkan dukungannya pada Claude. "Kami berdua di sini, siap melindungi wilayah ini dan orang-orang yang kami cintai. Jadi, lakukan apa pun yang kau mau. Kami tidak akan mundur."Wanita itu tampak marah, tapi juga tampak putus asa. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mengalahkan mereka berdua. Namun, dia juga tahu bahwa dia tidak bisa mundur. Jadi, dengan segenap keberaniannya, dia berdiri dan bersiap untuk melanjutkan pertarungan.Namun, Martis dan Claude tidak akan membiarkannya menang. Mereka berdua tahu bahwa mereka harus bertarung sampai akhir, tidak peduli apa yang terjadi. Mereka tahu bahwa mereka harus melindungi wilayah ini, dan mereka siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk melakukannya."Lihat ini...!" teriak wanita itu.Weng...!Ada tekanan di sekeliling mereka."Martis, kau harus bisa me
Martis menatap dengan kebingungan kartu As yang dipegang oleh wanita itu. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita itu.Namun, ketika wanita itu menunjukkan kartu As tersebut, Martis tiba-tiba merasakan kehadiran yang kuat dan mengenalinya. Itu adalah artefak yang sangat berbahaya dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Dan artefak itu mengeluarkan Mia dari dimensi ilusi. Namun kali ini Mia bukanlah Mia yang sebelumnya. Ia dikendalikan oleh kekuatan jahat yang dihasilkan dari artefak milik wanita itu."Mi-mia...?" Tapi Martis segera mengerti bahwa dia harus berhati-hati. Dia tidak boleh mengabaikan ancaman yang ditimbulkan oleh kartu As tersebut. Dia mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan serangan yang lebih hebat.Claude, yang juga menyaksikan pertunjukan ini, mengerti situasi yang sedang terjadi. Dia tahu bahwa mereka harus bersiap menghadapi kekuatan yang lebih besar dari wanita itu."Kita harus tetap tenang, Martis. Kita bisa menghadapinya bersama-sama," kata Claud
Martis dan Claude terkejut dengan serangan Mia yang tiba-tiba. Mereka berusaha menghindar dan mengelak dari serangan Mia yang semakin mematikan."Mia, kamu tidak harus mengikuti pengaruh artefak ini. Kami akan membantumu kembali ke keadaan semula," ucap Claude dengan suara yang lembut."Mia, tolong dengarkan aku. Kamu bisa mengendalikan kekuatanmu," kata Martis dengan penuh keyakinan.Namun, Mia terus menyerang dengan kekuatan yang semakin dahsyat. Martis dan Claude terus berusaha mengelak dan menenangkan Mia dengan kata-kata lembut. Mereka terus berusaha berbicara dengan Mia, berharap bahwa suara dan kata-kata mereka bisa menembus kabut kebingungan yang sedang dialaminya."Claude, kita harus mencoba sesuatu yang berbeda," kata Martis, matanya tetap fokus pada Mia yang tampak semakin marah. "Mungkin kita harus mencoba mengingatkan Mia tentang masa-masa bahagia yang pernah kami lewati bersama. Mungkin itu bisa membantu Mia mengendalikan kekuatannya."Claude mengangguk, memahami maksud
Namun tiba-tiba, ketika mereka bertiga sedang asik bercengkrama sejenak, terdengar gempa yang dahsyat."Apa itu?" tanya Martis."Aku tidak tahu," ujar Claude, ia juga nampak mulai gelisah.Mereka keluar, dan melihat sebuah portal raksasa terbentang di langit. Pemandangan itu sangat menakutkan, terlihat seperti sebuah lubang hitam yang menghisap sebagian atmosfer bumi.Martis berusaha melindungi Mia dan Claude, tetapi Mia terjatuh ke dalam portal besar itu."Mia....!" teriak Martis. Ia pun langsung mengambil tindakan, dan berusaha berlari ke arah portal untuk menyelamatkan Mia."Martis, jangan....! Itu berbahaya...!" Claude ingin mencoba mencegah Martis. Akan tetapi, yang terjadi sungguh di luar dugaan. Alih-alih ingin mencegah Martis agar tidak terseret ke dalam portal raksasa, justru Claude juga lah yang ikut terseret ke dalamnya."Claude, kenapa kau malah mengikuti aku...? Seharusnya kau diam saja di sana tadi." Martis masih sempet mengomeli Claude, padahal saat ini tubuh mereka ter
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me