Reka mengangguk, wajahnya tampak serius. "Tentu, Kak. Aku akan berhati-hati," jawabnya, mengikuti Martis keluar dari ruangan.Dr. Aeon menatap mereka berdua berangkat, berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Dia mengerti betapa pentingnya misi ini bagi Martis, dan dia berharap bahwa Martis dan Reka akan menemukan apa yang mereka cari.Sementara itu, Martis dan Reka sempat merasa sedikit gugup, tetapi mereka juga merasa bersemangat. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan, namun mereka tahu bahwa mereka harus tetap pergi. Mereka berbicara satu sama lain selama perjalanan, berbagi teori dan membicarakan harapan mereka serta berusaha untuk tetap optimis."Kita tidak tahu apa yang akan kita temukan nanti, Reka," kata Martis, suaranya penuh dengan tekad. "Tapi kita harus mencoba pergi ke tempat itu. Kita harus mengetahui apa yang terjadi."Dengan itu, mereka berangkat, berjalan ke arah yang tidak diketahui, dengan harapan dan keberanian di hati mereka. Mereka tidak tahu apa y
Mendengar berita penting ini, Dr. Aeon merasa sangat terkejut dan bersemangat, sama seperti yang dirasakan oleh Martis dan juga Reka. Menurut pemikiran Dr. Aeon, penemuan Elysium yang lebih besar kali ini adalah berita besar dan bisa membuka banyak kemungkinan baru."Martis, Reka, ini penemuan yang sangat luar biasa," kata Dr. Aeon, matanya berbinar dengan kegembiraan dan rasa ingin tahu. "Kita harus mempelajari lebih lanjut tentang Elysium ini. Mungkin ada banyak hal yang bisa kita pelajari dan gunakan dan benda berharga ini."Akan tetapi, Dr. Aeon juga merasa sedikit khawatir dan cemas. Dia tahu bahwa penemuan ini bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan, dan dia berbicara dengan Martis dan Reka tentang pentingnya menjaga penemuan ini agar tetap menjadi rahasia penting mereka bertiga."Apa pun yang akan kita lakukan nantinya dengan benda ini, yang pasti kita harus senantiasa berhati-hati," kata Dr. Aeon. "Kita tidak ingin musuh kita mengetahui tentang penemuan ini. Kita harus me
Penemuan Elysium Inti ini sudah pasti mengejutkan Martis. Menurut apa yang dia baca, tampaknya Elysium yang mereka temukan sebelumnya mungkin bukanlah bentuk Elysium yang sebenarnya atau paling murni. Elysium Inti mungkin memiliki kekuatan atau sifat yang lebih kuat atau berbeda dari Elysium biasa.Martis akhirnya memberitahu kepada Dr. Aeon tentang pengetahuannya yang ia dapatkan dari sistem lalu mencoba bertanya lebih lanjut kepada Dr. Aeon. "Apakah ini berarti kita telah menemukan Elysium yang sebenarnya, Dr. Aeon?" Martis bertanya, masih terkejut dengan penemuan baru ini.Dr. Aeon merenung sejenak sebelum menjawab, "Sepertinya begitu, Martis. Elysium Inti mungkin adalah bentuk Elysium yang paling murni atau kuat. Akan tetapi, itu tandanya bahwa kita perlu mempelajarinya lebih lanjut."Mereka kemudian memutuskan untuk segera mulai merencanakan bagaimana cara terbaik untuk mempelajari dan memanfaatkan Elysium Inti ini. Mereka juga akan membicarakan tentang bagaimana cara terbaik unt
Merasakan sesuatu saat menyentuh Elysium Inti tentu saja hal itu mengejutkan dan membingungkan Martis. Martis merasa seperti ada semacam energi dan sensasi yang dia rasakan dan seperti ada perubahan dalam Elysium itu sendiri.Reka dan Dr. Aeon pun merespons dengan cepat, mencoba merasakan apa yang dirasakan Martis. "Aku tidak yakin, Kak," Reka menjawab, menatap Elysium dengan ekspresi bingung.Sementara itu, Dr. Aeon, dengan pengetahuan dan pengalamannya, juga mencoba merasakan apa yang dirasakan Martis. "Mari kita coba mencari tahu," dia berkata, lalu meraih Elysium dan mencoba merasakan apa yang dirasakan Martis.Saat Reka dan Dr. Aeon mencoba menyentuh Elysium inti mereka berdua tidak merasakan apapun, berbeda dengan apa yang Martis rasakan. "Kak Martis, aku tidak merasakan apapun. Tapi, tunggu! Sepertinya kekuatan Elysium milikku menghilang!" Reka justru terkejut karena mendapat pemberitahuan dari sistem miliknya bahwa kekuatan Elysium menghilang."Oh, jadi begitu ya? Reka, jangan
Akhirnya pertempuran kembali terjadi di satu Kota yang cukup besar. Pertempuran antara manusia dan mutan pasti menjadi lebih besar lagi karena para mutan juga dapat berkembang dengan cepat dalam hal pertarungan. Namun, dengan kekuatan baru dari Elysium Inti, Martis, Reka, dan Dr. Aeon merasa yakin bahwa mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk melawan para mutan dalam pertempuran yang kali ini."Mari kita tunjukkan kepada para mutan apa yang bisa kita lakukan, dan bagiamana kekuatan kita yang sebenarnya," kata Martis, mempersiapkan diri untuk pertempuran.Mereka bekerja sama dengan sangat kompak sebagai tim, dengan menggunakan kekuatan dan kemampuan masing-masing untuk melawan mutan. Martis, dengan kekuatan baru dari Elysium Inti, menjadi bagian penting dari strategi tempur yang kali ini akan mereka laksanakan. Pertempuran ini pasti akan sulit dan menjadi lebih menegangkan.Dengan Elysium Inti, Martis kini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan energi yang dapat dia manfaatkan
Situasi saat ini sangat menegangkan. Melihat Roki dan Martanto terluka pasti sangat sulit bagi Martis dan Reka, tetapi mereka harus tetap kuat dan fokus untuk melindungi pasukan mereka dan melawan mutan.Reka yang mendengar pesan dari Martis sebenarnya merasa khawatir, tetapi dia harus melakukan apa yang diperintahkan oleh Martis. Dia langsung memberi perintah kepada pasukannya untuk mundur, lalu berlari untuk mengecek keadaan ayahnya.Sementara itu, Martis sendiri merasa untuk bertanggung jawab dalam pertempuran ini. Dia akan berjuang dengan lebih keras, menggunakan semua kekuatan dan kemampuan yang dia miliki untuk membalas perbuatan para mutan ini. Pertempuran ini menjadi lebih sulit bagi pasukan Martis karena adanya beberapa pasukan yang terluka. Namun, mereka tetap percaya pada diri mereka sendiri dan satu sama lain.Kemudian, Reka yang melihat ayahnya dikalahkan pasti sangat sulit bagi dirinya. Dia tentu saja merasa sedih, marah, dan sedikit bingung. Akan tetapi dia harus tetap
Reka membalas dengan tegas, wajahnya tegang tapi penuh keyakinan. Dia tahu bahwa dia berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk seluruh umat manusia. Meski situasinya tampak sulit, dia tidak akan menyerah."Kami tidak akan pernah menyerah! Iya, benar! Kami tidak akan pernah menyerah!" teriak Reka, suaranya menggema di sekitar mereka. Dia melangkah maju, siap untuk serangan berikutnya. "Kami akan mengembalikan kehidupan kami seperti semula yang tanpa adanya kehadiran kalian, para mutan! Dengan itu, aku yakin kali ini kamilah yang akan menang!"Sepertinya mutan yang menyerang Reka adalah mutan tipe petarung jarak dekat yang handal. Mutan ini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan sering kali menggunakan serangan fisik secara langsung untuk mengalahkan lawannya. Mutan ini memiliki kulit yang keras dan ada pula beberapa kekuatan super lainnya yang membuatnya sulit untuk dikalahkan. Tapi, dengan refleks yang sangat baik dan kecepatan yang Reka miliki, untuk sementara ini d
Situasi ini pasti sangat mengejutkan bagi Martis dan pasukannya. Mereka merasa putus asa dan marah, tetapi mereka tahu mereka harus tetap kuat dan fokus."Kita harus tetap tenang dan berpikir jernih," kata Martis, meski wajahnya menunjukkan kepanikan. "Kita harus merencanakan langkah selanjutnya dengan hati-hati."Mereka akan merencanakan misi penyelamatan untuk menyelamatkan Reka. Mereka juga akan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang Raja Mutan dan kekuatan mutan, mencoba memahami bagaimana mereka bisa menculik Reka dan bagaimana cara agar mereka bisa menyelamatkannya.Meski keadaan ini pasti sangat sulit, Martis dan pasukannya tahu mereka harus berjuang. Mereka tidak akan berhenti sampai mereka menemukan Reka dan membawanya pulang."Reka, aku akan membawamu kembali! Tunggulah aku...!" Martis berteriak ke udara melampiaskan kemarahannya. Martis marah pada dirinya sendiri karena lengah sehingga Reka diculik oleh Raja Mutan.Semua pasukan Martis sangat mengerti bagaimana perasaan
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon