Martis, dengan kekuatan 'Kristal Takdir' yang baru, memulai proses belajar dan beradaptasi. Dia menghabiskan banyak waktu berlatih dan mencoba memahami bagaimana menggunakan kekuatan baru ini dengan baik. Dengan bantuan sistemnya, dia mulai memahami bagaimana 'Kristal Takdir' bekerja dan bagaimana dia bisa memanfaatkannya untuk kebaikannya dan orang lain.Sementara itu, Martanto dan Mia juga tidak tinggal diam. Mereka berdua juga berlatih dan mempersiapkan diri untuk pertempuran berikutnya. Martanto dengan kekuatannya yang fisik dan Mia dengan kemampuannya untuk menyembuhkan dan mendukung, mereka membentuk tim yang kuat dan efektif.Seiring waktu berlalu, mereka menjadi semakin kuat dan lebih siap untuk tantangan apa pun yang mungkin mereka hadapi. Mereka tahu bahwa mereka perlu bekerja keras dan tetap waspada, karena musuh-musuh mereka tidak akan berhenti sampai mereka mengalahkan mereka dan mendapatkan 'Kristal Takdir'.Namun, meski mereka tahu betapa berbahayanya situasi ini, mereka
Akhirnya nama Martis mulai menyebar di seluruh penjuru dunia. Bahkan, nama Martis juga terdengar oleh musuh selanjutnya yang saat ini, kini akan mulai menyerang. Musuh itu adalah seorang penguasa jahat bernama Lord Vardan. Dia adalah seorang pemimpin yang kejam dan ambisius. Ia yang telah mendengar tentang kekuatan 'Kristal Takdir' tentu saja ingin menggunakannya untuk menguasai dunia.Lord Vardan memiliki pasukan yang kuat dan setia, yang terdiri dari prajurit elit, penyihir, dan makhluk-makhluk mengerikan yang akan melakukan apa saja untuk membantu tuannya mencapai tujuannya. Dia juga memiliki kekuatan magis yang sangat kuat, yang membuatnya menjadi musuh yang sangat berbahaya.Ketika Lord Vardan mengetahui bahwa Martis telah mendapatkan kekuatan 'Kristal Takdir', dia mengirim pasukannya untuk menculiknya dan mengambil alih kekuatan tersebut. Martanto dan Mia harus bekerja sama untuk melindungi Martis dan 'Kristal Takdir', serta mengalahkan Lord Vardan dan pasukannya.Di balik gerban
Martis berdiri tegak, menatap Lord Vardan dengan tekad yang kuat. Dia merasa takut, tentu saja, tapi dia tahu dia tidak boleh menunjukkannya. Dia memegang 'Kristal Takdir' di tangannya, merasakan kekuatan yang mengalir melaluinya.Lord Vardan menatapnya dengan ekspresi yang sinis. "Anak muda yang berani," katanya dengan nada meremehkan. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan itu?"Martis, dengan suara yang penuh keberanian, menjawab, "Aku tidak hanya berpikir. Aku tahu aku bisa melakukannya."Dan dengan itu, duel mereka dimulai. Martis meluncurkan serangan pertama, menggunakan kekuatan 'Kristal Takdir' untuk memperlambat waktu dan menyerang Lord Vardan dengan kecepatan luar biasa. Namun, Lord Vardan adalah musuh yang kuat dan berpengalaman, dan dia berhasil menghindari serangan Martis dan melancarkan serangan balik."Kau memang berbakat, anak muda," ujar Lord Vardan saat mereka berdua mengambil napas. "Tapi bakat saja tidak cukup untuk mengalahkan kuasa sejati."Martis
Berita tentang kemenangan Martis dan teman-temannya menyebar seperti api. Tidak hanya di kerajaan dan kota-kota terdekat, tetapi juga di seluruh benua. Kisah mereka menjadi legenda, sebuah cerita tentang keberanian, persahabatan, dan perlindungan terhadap yang lemah.Penyair dan penulis mulai membuat karya tentang kisah mereka. Lagu-lagu ditulis dan dinyanyikan di tavern dan istana, puisi dan cerita dibaca di pasar dan perpustakaan. Lukisan dan patung mereka dibuat dan dipajang di tempat-tempat umum. Mereka menjadi simbol harapan dan keberanian.Martis dan teman-temannya, yang sebelumnya hanyalah sekelompok pemuda dari desa kecil, kini menjadi pahlawan yang dikenal oleh semua orang. Mereka menerima surat dari orang-orang yang mereka belum pernah temui, yang mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh kisah mereka.Anak-anak bermain peran sebagai Martis dan teman-temannya, berpura-pura berjuang melawan 'Lord Vardan'. Mereka bermimpi menjadi pahlawan seperti Martis dan teman-temannya suatu
Loric adalah seorang pengelana yang berasal dari sebuah desa kecil di bagian barat benua. Sejak kecil, dia selalu tertarik dengan petualangan dan misteri dunia di luar desanya. Ketika dia tumbuh dewasa, Loric meninggalkan desanya dan memulai perjalanan, menjelajahi berbagai negeri dan mempelajari banyak kebudayaan.Dalam perjalanannya, Loric menjadi terampil dalam mengumpulkan informasi dan mendengarkan percakapan penting. Dia juga mengembangkan koneksi dengan berbagai kelompok dan individu, mulai dari pedagang hingga prajurit, yang sering kali berbagi informasi berharga dengannya.Suatu hari, saat Loric berada di sebuah tavern di utara, dia mendengar beberapa prajurit yang mabuk berbicara tentang rencana Raja Iblis dari Utara. Mereka membahas bagaimana Raja Iblis ingin mencuri 'Kristal Takdir' dan menggunakannya untuk menguasai dunia. Loric, menyadari betapa penting informasi ini, ia pun memutuskan untuk mencari Martis dan teman-temannya.Setelah beberapa waktu mencari, Loric akhirnya
Kemudian Martis mencari tahu tentang raja iblis menggunakan sistemnya. 'Sebenarnya siapa dia ini? Apakah di dunia ini memang benar ada makhluk lain yang seperti itu?' gumam Martis yang saat ini sedang melamun di altar yang ada pada markas Herupa.Dari atas sini, Martis memandangi desa di sekelilingnya, dan ia juga memandang jauh ke arah kota. Keadaannya ternyata masih belum stabil. Itu disebabkan seringnya terjadi pertempuran di sekitar sini pada akhir-akhir ini. Martis sebenarnya merasa sangat bersalah atas kerusakan dan kerugian yang dialami warga desa di sekitarnya. Akan tetapi, para warga tidak perduli akan hal itu. Justru mereka saat ini mendukung penuh apapun yang Martis lakukan demi menghadapi kejahatan. Padahal, kalau diingat kembali, desa ini adalah desa yang penuh kenangan pahit tentang Martis di masa lalu. Yah, namun Martis justru tersenyum ketika mengingat masa lalunya. Ia tersenyum bahagia saat membandingkan hidupnya yang saat ini dengan yang di masa lalu.'Hahaha...! Mart
Satu Minggu kemudian, tiba-tiba suasana menjadi sangat tegang. Tharos, Raja Iblis dari Utara, akhirnya tiba di markas Herupa, tempat Martis dan teman-temannya berada. Wajah Tharos yang menakutkan dan aura kegelapan yang dia pancarkan membuat semua orang di markas merasa tidak nyaman.Martis langsung berdiri di depan teman-temannya dan menatap Tharos dengan tatapan tajam. "Kami sudah menunggumu, Tharos," kata Martis dengan suara yang tenang namun penuh tekad.Tharos menatap Martis dan tersenyum sinis. "Aku telah mendengar banyak tentang kalian," kata Tharos dengan suara yang dalam dan menggema. "Dan sekarang, aku ingin melihat apakah kalian benar-benar sehebat yang orang katakan."Sementara itu, teman-teman Martis, meskipun merasa takut, mereka tetap berdiri teguh di belakangnya. Mereka tahu bahwa mereka harus melindungi satu sama lain, tidak peduli apa yang terjadi."Kami tidak akan membiarkanmu mendapatkan 'Kristal Takdir'," kata Martanto, menatap Tharos dengan tekad."Dan kami akan m
Dalam duel mereka, Martis dan Tharos menggunakan senjata dan kekuatan mereka masing-masing.Martis kali ini akan menggunakan pedang legendarisnya yang pernah ia dapatkan dari sistem saat menyelesaikan tugas yang diberikan sistemnya. Pedang ini ternyata adalah pedang yang dikenal sebagai 'Pembelah Takdir'. Pedang ini bukan hanya pedang biasa. Itu adalah senjata kuno yang diperkuat dengan sihir dan memiliki kemampuan untuk membelah sihir dan energi gelap. Pedang ini sangat tajam dan kuat, membuatnya menjadi senjata yang sangat efektif dalam melawan makhluk gelap seperti Tharos.Di sisi lain, Tharos menggunakan kekuatan elemen api dan elemen kegelapan yang dia kendalikan. Dia bisa menciptakan bola api, melemparkan semburan api, dan bahkan membentuk perisai api untuk melindungi dirinya. Selain itu, Tharos juga bisa menggunakan kegelapan untuk menyerang, membuat ilusi untuk mengecoh Martis, atau bahkan menyembunyikan dirinya dalam bayangan.Pertempuran antara Martis dan Tharos adalah pertem
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang