Setelah beberapa hari melanjutkan petualangan mereka, Martis dan timnya tiba di sebuah desa kecil di tepi hutan. Di sana, mereka mendengar kabar tentang sebuah negeri yang sedang diserang oleh para perompak. Penduduk desa itu menceritakan kisah bagaimana para perompak menghancurkan permukiman, mencuri harta, dan menakut-nakuti penduduk."Kita tidak bisa membiarkan para perompak ini terus menyakiti orang-orang yang tidak bersalah. Kita harus membantu mereka!" Martis mengepalkan kedua telapak tangannya."Aku setuju. Kita telah menghadapi banyak tantangan sebelumnya, dan kita pasti bisa melawan para perompak ini juga." Seperti biasa, Martanto akhir-akhir ini menjadi gila pertarungan."Benar, kita harus menggunakan kekuatan dan keberanian kita untuk melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri." Berbeda dengan suaminya, Odele masih terlihat nampak tenang.Mereka memutuskan untuk menggabungkan kekuatan dan berangkat menuju negeri yang diserang oleh perompak. Dengan keah
Untuk sesaat, Martis dan yang lainnya memutuskan untuk kembali ke negara Purple Gold sejenak. Kali ini, mereka dapat dengan leluasa jika ingin kembali ke negara Purple Gold dengan merenggangkan portal teleportasi. Portal itu adalah salah satu hadiah langka yang Martis dapatkan dari salah satu penyelesaian misinya.Ketika Martis tiba di markas Herupa, dia melihat ada Mia yang menunggunya. Dia tampak bersemangat dan sedikit gugup. Ternyata Martis sempat mengirimkan sebuah pesan sebelum ia kembali ke sini."Martis, kita perlu bicara." Mia memberanikan diri untuk mendekati Martis."Eh? Mia? Tentu saja, Mia. Ada apa? Bicaralah...," ucap Martis."Aku tahu tentang petualanganmu, tentang bagaimana kamu dan timmu melawan perompak dan membantu orang-orang. Aku..., aku ingin ikut!" Akhirnya Mia memberanikan diri untuk jujur.Martis tampak terkejut. Dia tahu Mia adalah seorang pejuang yang kuat, tetapi perjalanan ini penuh dengan bahaya. "Mia, ini bukanlah perjalanan yang mudah. Ada banyak bahaya
Ternyata pedagang yang mereka selamatkan itu memiliki informasi penting tentang keberadaan artefak legendaris yang bisa memberi kekuatan luar biasa kepada pemiliknya. Namun, informasi ini juga sempat didengar oleh bandit yang mereka kalahkan dan lalu mereka biarkan melarikan diri. Martis tidak menyadari kalau mereka memiliki niatan untuk melaporkannya kepada pemimpin mereka. Martis juga tentu saja tidak tahu kalau Pemimpin bandit adalah orang yang juga merupakan pengendali sistem yang kuat. Martis juga tidak akan menyangka kalau nantinya pemimpin bandit itu akan memutuskan untuk mencari artefak juga. Dia pasti akan mengirim lebih banyak bandit untuk mengejar tim Martis dan pedagang itu untuk membalas dendam dan tentu saja ingin merebut artefak legendaris.***Setelah beberapa hari perjalanan, tim Martis dan pedagang yang mereka lindungi tiba di sebuah desa kecil untuk beristirahat. Namun, mereka tidak menyadari bahwa para bandit telah mengikuti mereka dan merencanakan serangan balasan
Keesokan harinya, saat matahari baru saja terbit dan udara masih segar, tim Martis dan pedagang melanjutkan perjalanan mereka. Namun, tidak lama kemudian, mereka melihat rombongan besar di kejauhan. Itu adalah organisasi Atsuko dari Kekaisaran Luo, dan tampaknya mereka sedang bersiap untuk pertarungan. Dan ternyata keberadaan tim Martis diketahui oleh Mereka."Lihatlah, itu adalah bendera Kekaisaran Luo. Sepertinya kita cukup sial bertemu dengan organisasi Atsuko dari Kekaisaran Luo ini. Bersiaplah, teman-teman, mungkin akan ada pertumpahan darah kali ini." Martanto langsung merentangkan otot-ototnya."Aku siap, Letnan Martanto. Kita semua siap! Iya, kan, teman-teman?" Rasanya Mia kali ini mulai beradaptasi dengan perjalanan mereka.Lalu mereka berhenti untuk mengatur formasi pertarungan mereka, dengan Martis dan Martanto di depan, Reka dan Odele di tengah, dan Mia di belakang untuk melindungi para pedagang.Tak lama kemudian rombongan Atsuko mendekat, dan pemimpin mereka, Akeno, mela
Meskipun Akeno tampaknya telah dikalahkan, ternyata dia masih punya rencana lain di lengan bajunya. Setelah pertarungan, Akeno tampaknya menyerah dan setuju untuk bekerja sama dengan tim Martis. Namun, di balik layar, dia merencanakan siasat licik."Kalian menang, aku menyerah. Kita harus bekerja sama." Dia menawarkan tangan untuk berjabat tangan dengan Martis dan Martanto, tampaknya sebagai tanda perdamaian.Saat Martis dan Martanto berjabat tangan dengannya, Akeno terlihat mengeluarkan sesuatu dari tas nya lalu memberikan mereka sebuah gulungan kertas."Ini adalah peta yang akan membawa kalian ke artefak. Saya berharap ini bisa membantu." Akeno menyembunyikan wajah liciknya.Martis dan Martanto menerima peta tersebut dengan rasa penasaran dan sedikit kecurigaan. Namun, mereka memutuskan untuk mempercayai Akeno untuk saat ini dan berterima kasih atas bantuannya. Martis ingin melihat apa yang sedang direncanakan oleh Akeno.Dan benar saja, ketika Martis membuka gulungan itu, tiba-tiba
Teknik langka dari sistem Akeno disebut "Luminisensi Naga". Ini adalah teknik yang sangat kuat dan jarang digunakan karena membutuhkan banyak energi dan fokus.Ketika menggunakan teknik ini, Akeno dapat memanggil energi dalam dirinya untuk menciptakan aura bercahaya yang tampak seperti naga. Aura ini memberinya kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, serta kemampuan untuk menyerang musuhnya dengan serangan energi yang kuat."Martis, persiapkan dirimu. Ini adalah 'Luminisensi Naga', teknik terkuat dalam sistemku." Akeno nampak sangat percaya diri.Dengan aura naga bercahaya di sekelilingnya, Akeno melancarkan serangan baru ke Martis. Dia bergerak dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti kilatan cahaya, dan menyerang Martis dengan serangan energi yang kuat.Martis, meskipun terkejut dengan kekuatan baru Akeno, ia tidak akan pernah mau menyerah begitu saja. Dia berusaha menghindari serangan Akeno dan mencari celah untuk melancarkan serangan balik.Untuk menghadapi Akeno yang menggunak
Pertarungan antara Akeno dan Martis mencapai puncaknya ketika keduanya terus berusaha mengatasi teknik satu sama lain. Mereka saling menyerang dengan kekuatan dan kecerdikan mereka, berusaha untuk mengalahkan yang lain.Namun, setelah pertarungan yang melelahkan, keduanya mulai kehilangan tenaga. Mereka berdua menyadari bahwa pertarungan ini tidak akan berakhir dengan jelas, dan mereka mungkin akan terus bertarung tanpa hasil yang pasti.Martis, dengan napas terengah-engah, berbicara kepada Akeno: "Akeno, kita berdua telah melawan dengan segala kemampuan kita, dan tampaknya kita sama kuatnya. Apakah kita harus terus bertarung, atau mencari cara lain untuk menyelesaikan perselisihan kita?"Akeno, juga terengah-engah, memikirkan kata-kata Martis. Dia akhirnya mengangguk: "Kau benar, Martis. Pertarungan ini mungkin tidak akan pernah berakhir. Mungkin kita harus mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini."Mereka berdua setuju untuk menghentikan pertarungan dan mencari solusi damai
Dan pada malam hari saat mereka memutuskan untuk berkemah di dekat lembah, Martis baru ingat tugas yang diberikan sistem. 'Waduh! Aku lupa. Aku gagal menjalankan tugas dari Ririn!' Martis menepuk jidatnya sendiri.Dan benar saja, tak lama kemudian Martis mendapat satu pemberitahuan bahwa ia mendapat hukuman dari sistem karena tidak menyelesaikan tugasnya. Hukuman itu berupa pelatihan fisik yang terbilang berat. Tapi jangan khawatir, bagi Martis ini bukanlah masalah besar. Ia sudah terbiasa dengan latihan fisik yang terbilang berat.Setelah selesai menyelesaikan hukumannya, Martis mencoba mencari informasi dari sistem tentang artefak lebih lanjut. Dan saat itulah Martis juga mendapatkan informasi bahwa ada juga kelompok gelap yang dikenal sebagai "Serikat Bayangan" yang sangat berambisi untuk menguasai "Kristal Takdir". Serikat Bayangan adalah organisasi rahasia yang terdiri dari berbagai individu dengan kekuatan dan kemampuan khusus. Mereka dikenal karena ambisi mereka untuk menguasai
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon