Nafas Martis kini mulai tersengal. Ia juga sengaja tidak mau melihat jam tangan spesial di tangan kirinya itu. Martis akan bertarung sampai ia benar-benar tak mampu lagi untuk bertarung.'Tak disangka, Bocah ini benar-benar membuatku tersudut seperti ini!' gumam Jendral Washis dalam hatinya.Kini, keadaan Jenderal Washis tidak jauh berbeda dengan kondisi Martis. Mereka berdua mulai merasakan efek kelelahan setelah bertarung beberapa jam terakhir.Dan saat Martis dan Jendral Washis kembali beradu pukulan, tubuh mereka berdua sama-sama terpental puluhan meter. Dan setelah itu mereka berdua terlihat sama-sama terkapar pula di tanah.'Apakah pertarungan mereka seimbang?' tanya Jendral Jose yang sejak tadi mengamati pertarungan Martis melawan rekannya.Dan sepertinya, Jendral Jose memang benar-benar tidak membantu Jendral Washis sesuai seperti yang dikatakannya tadi."Martis...!" Lagi-lagi Mia berteriak dengan sangat keras ketika melihat tubuh Martis sedang terkapar."Mia, tunggu! Kau haru
Tring!"Peringatan! Pengguna Sistem utama yang terhubung dengan sistem milik Reka sedang mengalami bahaya! Diperkirakan kondisi tubuh penggunanya sembilan puluh lima persen sedang terluka oarah!" Tiba-tiba saja ada satu pemberitahuan di layar utama sistem milik Reka."Hah?! Ini pasti tentang firasat buruk yang aku rasakan pada Kak Martis! Tidak salah lagi, iya, Kak Martis sedang dalam bahaya! Apa yang harus aku lakukan?" Reka yang sedang melihat-lihat menu pada sistem miliknya mulai merasa panik setelah membaca pemberitahuan sistem pada layar utamanya.***Sedangkan Martis, nyawanya memang benar-benar terancam kali ini. Tubuhnya yang saat ini masih terkapar dan tak mampu bergerak akhirnya kembali dihampiri oleh Jendral Jose.Srek!Jendral Jose meraih leher Martis dan mencengkramnya.Bam!Lalu Jendral Jose membantingkan tubuh Martis yang sudah tak berdaya berulang kali ke lantai.Mia dan Letnan Odele yang ada di dekatnya langsung menembakkan senjata mereka semua ke arah Jendral Jose."
Reka akhirnya sudah memutuskan dengan mantap untuk menghabisi Jendral Jose.Nging...!Duar...!Boom...!Reka benar-benar menggunakan kekuatan penuhnya untuk menembakkan satu serangan elemen cahayanya kepada tubuh Jendral Jose yang kali ini sudah tidak berdaya.Setelah itu, tubuh Jendral Jose langsung menghilang akibat terkena dahsyatnya ledakan dari sinar laser milik Reka. Reka yang sekarang sudah jauh berkembang dari Reka yang dulu. Sekarang, Reka sudah mampu menguasai kekuatan elemen cahayanya dengan tingkat tertinggi. Wajar saja kalau kali ini tubuh Jendral Jose yang terkena tembakan sinar laser dari Reka langsung menjadi debu."Kalian harus membayar dengan harga yang mahal!" Reka tidak berhenti hanya di situ saja, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah para prajurit musuh yang tersisa kemudian kembali menembakkan sinar lasernya berulang kali. Alhasil, pasukan musuh yang tersisa kini benar-benar musnah semuanya.Setelah dirasa selesai, Reka kembali ke tempat Martis dan yang l
Reka kemudian menceritakan kejadian yang sejujurnya kepada Mia dan juga Letnan Odele. Letnan Odele dan Mia adalah termasuk beberapa orang yang sudah mengetahui tentang keberadaan sistem yang Martis dan Reka miliki. Namun tidak semua orang diberitahu akan hal ini. Karena keberadaan sistem termasuk keberadaan yang sangat dijaga.Untuk sistem sendiri, sebenarnya di dunia ini terdapat puluhan orang lainnya yang memiliki sistem. Namun sistem itu hanya sebatas sistem tiruan saja, sama seperti sistem yang Reka miliki. Adanya sistem tiruan adalah akibat kesalahan kakek Martis di masa lalu. Kakek Martis sempat menyimpan data untuk membuat sistem. Namun sebagian datanya itu sempat dicuri oleh salah satu Jendral ternama di masa lalu. Jendral itu langsung mengumpulkan para ilmuan lain yang ahli dalam sistem. Alhasil, mereka berhasil menciptakan beberapa sistem tiruan. Namun seiring berjalanya waktu, kakek Martis bersama beberapa rekannya berhasil merebut kembali data yang sempat dicuri itu. Dan p
Sebenarnya Martis tidak menginginkan adanya keberadaan Layla dan juga Selena di sini, sebab kondisi di sini bisa saja tiba-tiba berbahaya. Martis tidak menginginkan jika suatu hal yang buruk menimpa mereka berdua. Namun, mau bagaimana lagi? Martis tidak bisa menolak kehadiran mereka. Martis paling tidak bisa memberontak jika harus berdebat dengan wanita, terutama dengan Mia.Beberapa hari ini keadaan di sini terasa cukup damai. Namun bukan berarti peperangan telah berakhir. Martis akan merasa benar-benar tenang jika konflik antara kedua negara yang salah satunya mereka bantu ini benar-benar dinyatakan telah usai. Harapan Martis untuk ke depannya adalah negara Pilastain yang diakui keberadaannya oleh dunia dan tidak lagi dijajah oleh negara Isralial maupun negara manapun yang lainnya.Martis juga mengisi hari-harinya yang cukup luang ini dengan cara terus berlatih dan mengasah semua kemampuan yang ia miliki. Martis mengingat kembali tentang kejadian kemarin yang membuatnya terkadang me
Layla dan Selena terlihat tersenyum bersamaan ketika Martis bertanya tentang minuman energi yang mereka berikan. Dan saat melihat senyuman itu, entah kenapa Martis memiliki firasat bahwa senyuman itu memiliki makna tersembunyi. Martis sempat menelan ludahnya dengan susah payah dan merasa gugup saat minuman itu ada di genggamannya, dan ia juga mendapat tekanan oleh kedua gadis cantik ini agar segera meneguknya satu botol sampai habis."Martis...?" Selena dan Layla kembali tersenyum secara bersamaan."I-iya..., ba-baiklah. A-aku akan segera meminumnya." Dan setelah itu Martis langsung meneguk habis satu botol minuman energi sesuai kemauan dua gadis itu.Gluk, gluk, gluk...!Saat minuman energi itu membasahi tenggorokannya, langsung ada sebuah reaksi yang sangat aneh menyeruak ke dalam otaknya. Reaksi itu terasa sangat cepat.Dan saat melihat wajah Martis yang mulai memerah, Layla dan Selena kembali memperlihatkan senyuman anehnya."Martis..., ada apa?" tanya Layla yang sengaja mendekatk
Selena dan Layla sangat terkejut ketika pintu itu terbuka secara paksa. Dan yang membuat mereka semakin terkejut adalah saat melihat siapa orang yang mendobraknya secara paksa."Mi-mia...?" ucap Layla dengan gugup."Ka-kami..., kami hanya membantu Martis beristirahat," sahut Selena mencari alasan. Namun alasan itu tentu saja tidak akan diterima oleh Mia. Sebab Mia tahu apa yang ingin mereka lakukan, Mia bukan lagi anak kecil."Omong kosong! Kalian berdua, cepat keluar dari sini! Atau..., kalian ingin benda ini menancap di kepala kalian?! Hah?!" Wajah Mia sungguh terlihat menyeramkan saat mengancam kedua temannya ini."Ba-baik!" Selena dan Layla secara bersamaan tergesa-gesa keluar dari dalam kamar Martis karena tubuh mereka berdua langsung bergidik ketika melihat sebuah pisau tajam yang Mia tunjukkan, ditambah lagi wajah Mia yang bahkan jauh lebih seram dibandingkan hantu."Mi-mia...?" ucap Martis."Huft...! Mereka berdua itu ya, memang benar-benar!" Mia menghela nafasnya.Kemudian Mi
Mia yang tadi pikirannya sedang tenggelam dalam kolam asmara langsung terkejut saat mendengar kerasnya suara pintu yang terbuka. Sontak, Mia langsung secara reflek mendorong tubuh Martis hingga terjatuh ke lantai."Hah?!" Kedua mata Reka terkejut saat ia menyaksikan adegan yang ada di hadapannya."A-aku, aku permisi dulu...!" Mia dengan tergesa-gesa merapikan pakaiannya lalu ia keluar dari kamar Martis.Namun, baru beberapa langkah Mia keluar dari kamar Martis, ia kembali masuk lagi dan segera menarik tangan Reka secara paksa untuk ikut pergi bersamanya."Kak Mia! Tunggu, ada apa ini?" Reka masih bingung dengan sikap Mia yang nampak aneh."Sudah! Kau diam saja dulu. Sebaiknya tinggalkan dulu Martis seorang diri agar dirinya tenang. Oh iya, kita harus segera mencari Layla dan juga Selena." Mia yang tadinya sempat merasa malu karna dipergoki oleh Reka, rasa malu itu hilang dalam sekejap ketika ia mulai sadar.Tinggallah martis seorang diri di dalam kamarnya yang meratapi benda keras yan