Namun sayang sekali, ketika mereka tengah menikmati suasana di perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga pakaian mereka basah kuyub.
Kebetulan di depan sana ada sebuah penginapan, entah apa yang ada dalam pikirannya. Bergegas ia membelokkan motornya yang membuat Eve sempat memberontak. “Apa kamu gak merasakan jika hujan turun dengan derasnya? Pakaian kita basah apalagi perjalanan menuju rumah masih jauh. tidak ada pilihan lain lagi,” ucap Arsenio yang akhirnya membuat Eve mengalah.
Memasuki penginapan yang sangat jauh berbeda dengan kelas bintang lima membuat Eve terus memperhatikan sekeliling dengan sangat detail. Ia takut jika nanti ada hewan yang hinggap di tubuhnya.
“Selamat sore, selamat datang di Paris homestay, perkenalkan, saya Annabell sebagai resepsionis di sini, ada yang bisa saya bantu?” sapa resepsionis penginapan dengan ramahnya.
“Kami ingin memesan dua kamar,” ucap Arsenio lalu resepsionis mengecek stok kamar yang koson
40-Eve tidak mengenali Arsenio“A-apa yang ingin kamu lakukan, Arsenio! Jangan macam-macam atau aku akan teriak!” ancam Eve ketakutan dan semakin menguatkan cengkraman selimutnya hingga dada.“Aku hanya akan mengabulkan apa yang sejak tadi ada dalam pikiranmu, Eve! Mari kita kembali bersenang-senang namun kali ini dalam keadaan sadar.” Ajak Arsenio mendekati Eve perlahan demi perlahan sembari pandangan matanya tidak terlepas dari mantan majikannya yang tengah ketakutan.Kini Eve berhasil menuju pintu, namun sayang sekali kuncinya tidak ditemukan di sana hingga kini Arsenio sudah berada di belakangnya dan memeluk erat. “Sssst…. Jangan berisik ataupun memberontak, yang ada nanti terasa sakit. Nikmatilah seperti kamu memintanya dulu,” bisik Arsenio di telinga Eve lalu mengecupnya beberapa kali. Tidak hanya itu saja, leher mulus Eve pun tidak lepas dari cumbuannya sehingga menimbulkan bekas kemerahan sebagai t
Arsenio sejak kemarin sangat sibuk dengan ponselnya sehingga membuat Eve merasa penasaran, siapa yang tengah ia hubungi? Apalagi ketika ada panggilan masuk, Arsenio bergegas menjauh darinya.Seperti halnya hari ini, beberapa kali ponsel mantan pengawalnya terus berdering yang membuat Eve ingin sekali menjawabnya, kebetulan Arsenio tengah berenang. Melihat nama kontak wanita yang tengah memanggilnya membuat Eve merasa lemas. “Siapa dia? Mengapa terus menghubungi Arsenio?” tanyanya dalam hati.Daripada terus dilanda rasa penasaran, Eve dengan lancang menjawab panggilan tersebut, “Ha-halo?” sapa Eve gugup.“Halo, ini siapa? Mana Arsenio?” tanya balik wanita di seberang sana.“Arsenio sedang berenang, ada apa?” tanya Eve memberanikan bertanya.“Siapa kamu dengan beraninya ingin tahu urusan kami, katakan padanya jika satu jam lagi aku sudah ada di bandara. Segera dijemput, jangan sampai terlambat.&rd
“Evelyn Whyle, aku adalah calon istri dari Arsenio Phoneix, pria yang telah tinggal bersama dengamu. Jika boleh jujur, aku sangat kecewa ketika tahu fakta ini, aku seperti di khianati.” Ucap wanita itu membuat Eve tercengang.“Ca-calon istri? Mengapa Arsenio tidak pernah mengatakannya kepadaku?” tanya Eve kaget.“Dia selalu menyembunyikan kehidupan pribadinya terlebih urusan asmara. Sekarang kamu sudah tahu kebenarannya kan? Wanita yang sedang berbicara denganmu adalah calon istrinya dan dengan mudahnya kamu masuk dalam kehidupan kami apalagi sampai tinggal bersama.” Jawab Evelyn tersenyum sinis.Eve tidak bisa lagi berkata-kata karena fakta yang mengejutkan ini, namun satu hal yang pasti. Ia akan segera pergi jika memang dia adalah calon istri Arsenio.“Aku hanya akan percaya jika Arsenio yang mengatakannya!” protes Eve berusaha menolak fakta ini.“Terserah, yang ada kamu semakin sakit nantinya
Melihat Arsenio kembali membawa Eve pulang membuat Evelyn sangat tidak suka, “Untuk apa kamu membawa dia kembali lagi? Sudah bagus dia pergi, dengan begitu kita bisa melanjutkan hubungan kita kembali.” Cecar Evelyn.“Hubungan kita sudah selesai dari lama, tidak ada kata balikan apalagi kesalahanmu sangatlah memalukan dan fatal. Lebih baik kamu yang pergi!” usir Arsenio.“Kamu mengusirku? Memang hubungan kalian sudah sejauh apa?” pekik Evelyn tidak terima.“Sebentar lagi kami akan menikah, jadi jangan menjadi orang ketiga dalam hubungan kami. Pergilah! Tidak ada yang memintamu untuk datang lagi! Aku sudah melupakanmu sangat lama!” ucap Arsenio sangat tegas sehingga hati Evelyn sangatlah sakit.“Me-menikah? Mudah sekali dia mengatakannya.” Batin Eve yang salah tingkah.“Cih! Jangan membohongiku supaya aku pergi dari hidupmu! Aku tidak mendapatkan informasi apapun jika kalian akan menik
Ketika tengah berjalan beberapa langkah untuk masuk rumah, ada sebuah pesan masuk dari ponselnya yang berasal dari anak buahnya. “Bos…. Segera ke markas! Situasi semakin memanas!”“Ada apalagi ini, Tuhan?” batin Arsenio hanya membaca pesan saja tanpa mau membalas, setelah itu ia bergegas menaiki mobil sport mewah limited edition untuk menuju markas barunya.Melajukan mobil dengan sangat cepat dan untungnya situasi di jalanan tengah senggang, sehingga dirinya bisa leluasa untuk menguasai jalan agar segera tiba.Brom…. Brom…. Brom…. Brom…. Suara deru mobil mewah Arsenio menandakan jika sudah tiba di markas baru.Turun dari mobil mewahnya dengan mengenakan kaca mata hitam mahal serta kaos dan celana pendek berwarna hitam, semakin menambah aura ketampanan Arsenio. Apalagi tubuhnya tinggi dan gagah belum lagi kulitnya putih bersih dengan rambut tertata rapi, hidung mancung dan bola mata b
“Selain cara itu, apalagi yang biasanya dilakukan Papahmu?” tanya Arsenio sangat menggebu.“Kenapa kamu mendadak semangat sekali?” tanya Eve curiga.“Aku akan mengikuti jejak ayahmu untuk menumbangkan musuh agar nantinya berpikir seribu kali untuk menyalahiku lagi. Papah kamu kan pebisnis hebat dan susah dikalahkan, apa salah jika aku mengikuti caranya?” tanya balik Arsenio agar Eve tidak curiga.“Benar juga sih…. Biasanya Papah akan mencari celah musuh, entah itu ada di keluarganya atau di orangnya sendiri, baru setelah itu Papah menyerangnya tanpa ampun.” Jawab Eve membuat senyuman Arsenio kini mengembang sempurna, ternyata apa yang diperintahkan pada anak buahnya sama dengan cara berpikirnya.“Baiklah nanti akan aku ikuti langkah-langkahnya, terima kasih Eve sudah memberiku secercah harapan untuk menyerang sebelum menjebloskannya dalam penjara.” Jawab Arsenio mencium kening Eve sehingga menimbulkan kesan salah tingkah.“Kamu sendiri yang memintaku untuk menghancurkan Papahmu, janga
“Menurut Papah?” jawab Arsenio ketus.“Maaf jika sakitku ini menggangu aktivitasmu dan juga menambah beban pikiran.” Ucap Abraham dengan wajah sendu.“Aku hanya kecewa karena kalian menyembunyikan ini,” jawab Arsenio mulai melunak lantaran tidak kuasa menahan jawaban Papahnya.“Maafkan Papah namun ada hal yang sangat Papah pinta dan berharap kamu mengabulkannya, karena hanya kamu yang bisa melakukannya, Arsenio.” Ucap Abaraham terdengar sangat serius.“Ap aitu Pah?” tanya Arsenio penasaran.“Kamut ahu sendiri bagaimana kondisi Papahmu ini yang dimana semakin tua semakin merasa lemah, sudah tidak sekuat dan gagah seperti dulu. Bahkan handle pekerjaan saja rasanya tidak sanggup lagi, maka dari itu Papah berharap sekali kalau kamu nantinya mau meneruskan usaha yang sudah dibangun dengan penuh jerih payah dan dari nol. Tidak akan bosan Papah meminta ini kepadamu karena hanya kamulah satu-satunya harta paling berharga yang Papah miliki, kamu anak semata wayang Papah. Sebelum nantinya Papah
Kabar hilangnya Saputra Wijaya sangat viral di berbagai media bahkan menjadi trending lantaran pihak kepolisian sangat sulit menemukan jejaknya.Saputra yang diberitahu oleh salah satu anak buah Arsenio merasa meradang bahkan ia merasa jika kalah dari bawahannya sendiri.“Singkirkan berita sampah itu! Sebentar lagi kepolisian serta anak buahku mengendus dimana keberadaanku, lihat saja!” ucap Saputra dengan angkuhnya.“Percaya diri sekali anda, jika nantinya ditemukan. Bisa saja posisinya sudah menjadi almarhum, haha…” ejek anak buahnya.“Diam!! Jika nanti aku berhasil ditemukan, orang yang akan aku hancurkan tanpa ampun tidak hanya bosmu tapi juga kamu!” ancam Saputra tidak main-main namun bukan anak buah Arsenio namanya jika merasa gentar dan takut.“Saya menantikan itu!” tantang anak buah Arsenio lalu berjalan keluar. Tak lupa pintu di kunci dari luar.Saput
“Kami sadar diri makanya tidak mau memakai uang yang bukan menjadi hak ku! Sebelum kami pergi, ijinkanlah untuk bertemu dengan Justin. Dimana dia?” ucap Joanna sembari menahan pedih di dadanya.“Buat apa mencari anakku? Ingin kembali padanya supaya uang lima miliar ini kembali padamu?” sindir Eve.“Bukan! Saya ingin mengucapkan salam perpisahan karena mau bagaimana pun juga pertemuan awal kami secara baik-baik, setidaknya berpisah juga baik-baik.” Jawab Joanna sangat dewasa.“Justin tidak ada di rumah ini, setelah kejadian itu. Kami sepakat membawanya ke RSJ agar mendapat penanganan yang baik.” Ucap Arsenio membuat terkejut semua.“Kenapa harus mengatakan itu pada mereka! Bikin malu saja! Turun harga diri kita” bisik Eve di telinga suaminya namun masih bisa terdengar oleh Maya juga Joanna.“Apa alasan kalian dengan tega membawa dia ke sana?” tanya Joanna penasaran.&ldqu
“Terus rencana kalian apa? Aku bisa bantu bagaimana, mbak?” tanya Meta ingin tau.“Semnetara ijinkan kami tinggal di sini karena tidak mungkin terus tinggal di sana, aku gak mau anak buah Justin berbuat hal yang lebih nekat lagi. Waktu kita berhasil kabur saja Justin sangat marah dan mengamuk.” Jawab Maya.“Baiklah kalau begitu, kalian boleh tinggal di sini selama mungkin. Nanti akan aku carikan rumah yang sekiranya aman. Memang ya keluarga Arsenio sejak dulu selalu menganggu dan meresahkan saja bisanya!!!! Sudah cukup bagi kalian untuk mengalah, waktunya melawan namun tidak dengan berhadapan langsung.” Ucap Meta ikut geram.“Kamu benar, jika semisal masih tinggal di sektar sini kurang aman. Aku nantinya akan membawa Joanna tinggal di luar negeri saja,” jawab Maya sudah mempertimbangkan sangat jauh dan dengan baik.“Bu, tinggal di luar negeri butuh biaya yang besar. Apa kita mampu? Joanna juga baru saj
Setelah tiba di rumah, kini mereka bergegas menuju kamar masing-masing untuk mengemasi barang yang sekiranya perlu juga penting. Maya tidak membawa banyak barang, karena yang penting baginya adalah pakaian, alat merajut, surat berharga dan juga uang yang tersimpan di brankas.Sedangkan Joanna tidak bisa untuk memilah barang untuk nantinya di tinggal, baginya semua sangat penting. “Jika semuanya di bawa, bagaimana nanti mengangkutnya?”“Joanna, apakah sudah selesai?” tanya Maya sembari mengetuk pintu.“Belum, Bu…. Masuklah,” jawabnya dari dalam kamar.Maya yang melihat banyaknya barang yang akan dibawa merasa heran, “Semua ini akan kamu bawa? Kita nantinya naik taksi.”“Habisnya bingung mau memilah yang mana, semua penting.” Jawab Joanna garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.“Pemberian dari Justin jangan ada satu pun yang dibawa!” tegur Maya.“I-iya,
“Aku sebenarnya terpaksa, Justin. Aku di sini ketakutan, jika terus menerus melawan, yang ada nanti kamu serta anak buahmu akan berbuat nekat kepadaku.” Jawab Joanna berlinang air mata.“Jadi, sudah tidak ada rasa sayangmu kepadaku, Joanna? Janji yang sudah pernah kita rangkai dengan indah kini menguap begitu saja dalam hidupmu?” tanya Justin dengan wajah sendu.“Perasaan itu aku yakin akan terkikis dengan sendirinya jika kita berdua sama-sama bertekad untuk menerima takdir yang ada. Perihal janji serta impian yang pernah dirangkai bersama, anggap saja sebuah angin lalu yang tidak pernah terjadi.” Jawab Joanna terpaksa mengatakan ini agar Justin sadar.“CUKUP! AKU BENCI MENDENGARNYA! KALIAN SEMUA JAHAT! JIKA MAUMU BEGITU, MARI KITA MA-TI BERSAMA AGAR TIDAK ADA PRIA LAIN YANG MEMILIKIMU!” pekik Justin berhasil menarik Joanna berada dalam pelukannya lalu ia merogoh saku celananya yang ternyata ada pisau
“TIDAK ADA KATA BAIK-BAIK SAJA JIKA SUDAH MASUK TINDAKAN KRIMINAL! JIKA POSISINYA YANG MENJADI KORBAN ADALAH ANAKMU, APA BAKAL TETAP INGIN BAIK-BAIK SAJA, HA? AKU ORANG TUA DARI JOANNA! RASA KHAWATIR JUGA KETAKUTANKU SANGAT BESAR! JIKA MEMANG KAMU MEMILIKI JIWA NALURI SEORANG IBU SEHARUSNYA MENGERTI!” Bnetak Maya lalu berlari ke kamar yang ada di sana untuk mencari keberadaan Joanna.“Tante! Jangan asal masuk ruangan orang!” tegur Justin geram. Ingin mencegah, namun sayangnya kini Joanna melihat ibunya ada di sini.“I-ibu….” Panggil Joanna yang sedang di rias dan sudah menggunakan gaun pernikahan. Air matanya langsung berlinang dengan deras ketika mengetahui ada ibunya di sini.“Joanna…. Kenapa akhirnya kamu menerima ajakan dia untuk menikah?” tanya Maya kecewa, air matanya tak kalah mengalir dengan deras.“Joanna terpaksa, Bu! Justin terus memaksaku bahkan sampai tega menculikku di sini
Kini Joanna sudah berada di kamarnya. Tidak berselang lama Justin pun juga sudah kembali.Salah satu anak buahnya segera memberikan laporan kepadanya. “Tadi nona hampir kabur melalui kamar mandi, bos.”“APA???” pekik Justin seketika emosi.“JOANNAAAAA………” Teriak Justin yang sangat menggema seluruh ruangan terlebih saat ini kamarnya tengah terbuka.“Mampus…. Ketahuan deh!” batinnya gugup.Terdengar suara langkah semakin berjalan mendekat ke kamar, perasaannya pun semakin berdegup kencang karena harus mempersiapkan diri dengan amukan Justin.“Joanna… apa benar kamu mau coba-coba kabur?” tanya Justin mengintimidasi.“Apaan sih, gak ada aku punya niatan seperti itu!” bantah Joanna memasang wajah kesal.“Tadi salah satu anak buahku mengatakan kalau kamu mau mencoba kabur.” Jawab Justin dengan menatap t
Sedangkan di markas, Justin tengah menanti kabar anak buahnya sembari memastikan Joanna makan dengan baik agar tidak sakit. “Ayo makan dulu, sayang…. Ini tidak ada racunnya.”“Aku tidak sudi makan! Lebih baik ma-ti ketimbang menikah dengan saudara sendiri!” tolak Joanna mentah-mentah.“Rupanya kamu suka sekali dipaksa ya, jadi gemas!” sindir Justin lalu memaksa mulut Joanna agar terbuka.Tok… tok…. Tok…. Suara ketukan pintu menghentikan aksi Justin. “MASUK!” teriaknya emosi.“Bos, kami sudah menemukan penghulu yang bersedia menikahkan kalian berdua besok pagi pukul tujuh.” Jawab Alex membuat senyum di bibir Justin mengembang dengan sempurna. Emosi yang tadi mendidih kini sirna seketika.“Kerja bagus, segera persiapkan semuanya. Dekor ruangan depan dengan sangat cantik.” Perintah Justin membuat Joanna tidak habis pikir.Setelah an
Dengan beberapa kali mengatur nafas supaya lebih tenang namun rupanya tidak bisa, jawaban mantan kekasihnya terus terngiang hingga membuat hatinya sakit. Akhirnya, ia tidak mau berbicara dengan cara baik-baik.“Bela terus anak kesayanganmu itu yang kamu besarkan dengan penuh kemewahan juga kasih sayang dan manja! Yang harus kamu tau, Joanna juga anak kamu!!! Aku mendapatkan informasi terebut dari pihak kepolisian! Tadi siang anakku diculik oleh geng motor, setelah ditelusuri ketuanya adalah Justin! Berulang kali aku sudah menghubunginya namun tidak aktif, makanya terpaksa aku menghubungimu!!!! Percaya tidak percaya, tolong selamatkan Joanna!! Sebelum kejadian penculikan ini, dia sempat bertemu dengan anakmu di kafe, di sana mereka berdebar hebat lantaran Joanna menolak keras permintaan anakmu yang menginginkan untuk mengajak kawin lari! Dalam pikirannya, mereka bukan saudara serahim jadi sah untuk menikah!” pekik Maya tidak bisa menahan emosin
“Carikan penghulu sekitar sini, besok saya akan menikah dengan Joanna.” Perintah Justin kepada anak buahnya.“Apa tidak terlalu cepat, bos?” tanya anak buahnya bernama Alex.“Siapa kamu beraninya mengatur saya!” jawab Justin emosi.“Bu-bukan begitu, Bos… menikah juga perlu saksi.” Jawab Alex memberitahu.“Kalian semua besok menjadi saksi pernikahanku dengan Joanna, tidak masalah jika menikah siri terlebih dahulu, yang terpenting dia menjadi milikku seutuhnya.” Jawab Justin keras kepala.Anak buahnya tidak berani membantah lagi, akhirnya saat itu juga mereka mencari informasi apakah ada penghulu yang bersedia menikahkan Justin dan Joanna besok.“Keinginan orang kaya memang meresahakan, menculik wanita demi ingin menikahinya. Mengapa tidak meminta secara langsung kepada orang tuanya?” tanya Alex tidak habis pikir.“Mungkin pihak keluarga perempuan