Rasa syukur dipanjatkan kepada Tuhan karena sudah berhasil membawa istrinya pulang kembali ke penthouse. Perjuangan yang tidak mudah bahkan ia sampai rela menyamar menjadi anak buah Jack demi menyelamatkan sang istri.
“Semoga tidak ada kejadian kemarin menjadi pertama dan terakhir kalinya.” Harap Eve yang di aminkan oleh suaminya.
Mereka bergegas bebersih setelah itu merebahkan diri di kasur yang sudah beberapa akhir ini ditinggalkan. “Akhirnya kembali merasakan tempat tidur yang sangat nyaman ini,” gumam Eve sembari memejamkan mata yang tidak berselang lama di susul Arsenio di sebelahnya.
“Aku juga merindukan tempat ini terlebih bersamamu,” jawab suaminya menatap sang istri penuh kasih sayang.
“Maaf jika aku tidak bisa bersembunyi dengan baik, waktu itu semua pintu sudah aku kunci. Entah darimana anak buah dia mengetahui keberadaanku,” ucap Eve menyesal.
“Sudahlah tidak perlu di bahas lagi kare
Plak…. Plak…. Plak…. Suara tamparan terdengar nyaring karena suasana di ruang tamu sangat sepi. Baru kali ini Eve melakukan seperti ini terhadap suaminya karena sudah merasa sangat kecewa. “Tega sekali mulutmu mengatakan seperti itu!! Aku istrimu! Tidak pernah aku disentuh oleh pria manapun apalagi mantan anak buahmu! Jika masih ada rasa keraguan di dalam dirimu, lebih baik berpisah!!! Aku tidak mau berada di sebelah pria yang dengan mudah meragukan istrinya hanya karena ucapan bualan pria yang terobsesi denganku!” ucap Eve dengan tegas.Setelah itu Eve berlari ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya dengan ditemani air mata yang mengalir dengan derasnya. Merasa jika semua sudah berada dalam koper, Eve mengusap air matanya terlebih dahulu baru setelah itu bergegas turun. Tidak akan ia tunjukkan sisi lemah di hadapan suaminya yang dengan mudah meragukan darah dagingnya sendiri.“Ingat satu hal! Aku tidak akan mengemis apapun kepa
“Apakah kalian sudah menemukan?” tanya Jack memastikan.“Belum, bos.” Jawab anak buahnya yang langsung mendapat pukulan di perut.“Bugh…. Bugh…“ suara pukulan yang sangat keras hingga anak buahnya merasakan nyeri sampai ke ulu hati.“Lambat sekali!!! Cari sebelum suaminya yang lebih dulu menemukan!!! Pastikan Eve baik-baik saja dan sehat.” Pekik Jack sangat murka.Anak buahnya lalu keluar dari ruangan dengan suara rintihan yang terdengar memilukan.Merasa anak buahnya begitu lambat, ia juga berusaha mencari keberadaan Eve dengan diawali melacak ponselnya. Posisi terakhir menunjukkan di rumah yang sempat didatangi, “Apakah mungkin ia ada di sana?” gumamnya menebak.Tidak mau jika nanti kedahuluan Arsenio, detik itu juga ia melajukan mobilnya menuju kediaman Eve. Di dalam perjalanan, hatinya merasa tidak tenang apabila belum memastikan sendiri jika orang yang dicintainya
Beberapa menit kemudian masakan sudah tersaji di meja dengan aroma yang sangat menggoda. Perut Eve sudah tidak bisa di ajak kompromi, meskipun masih panas, ia terus melahapnya.“Stop! Tidak baik makan dalam kondisi panas seperti ini apalagi tengah hamil. Sini aku tiupkan dulu,” tegur Jack langsung meniup makanan lalu menyuapkan pada Eve.“Tidak perlu seperti ini, aku bisa sendiri.” Ucapnya sembari menahan air mata yang hendak menetes, seharusnya suaminya lah yang melakukan hal ini bukan malah orang lain.“Maaf jika kamu tidak nyaman, makanlah dengan banyak namun tetap pelan-pelan, ini supnya masih banyak. Jangan khawatir,” ucap Jack lalu mereka makan dalam diam.Di tengah momen makan bersama yang ditemani suara hujan, Eve menitikkan air matanya sehingga membuat Jack merasa kebingungan.“Apa yang membuatmu menangis, wanita cantik?” tanya Jack dengan lembut sembari menyeka air mata.“Tidak
“Jika di sini aku tidak bisa menjamin keamananmu, ikutlah denganku agar suamimu semakin kesusahan mencarimu. Apa kamu tidak ingin memberikan pelajaran untuknya? Kamu juga jangan egois, ada calon anakmu yang butuh hidup layak. Jika kamu terus menerus di sini, yang ada tabunganmu semakin menipis.” Desak Jack yang ada benarnya juga.Rasa sakit hati akibat ucapan suaminya hingga kini belum juga menghilang, bahkan jika ia mengingatnya pun yang ada rasa sakit itu semakin bertambah.Apakah dengan memberikan pelajaran terhadap suaminya adalah cara yang benar?“Kamu menunggu apalagi? Lihatlah, sampai sekarang suamimu apa datang menjemputmu? Seharusnya dia bisa tahu jika kamu di sini.” Tanya Jack geram.“Apakah ini tidak terlalu kejam?” tanya Eve memastikan.“Aku rasa tidak karena suamimu sudah sangat keterlaluan!! Jika aku ada di posisimu, sudah pasti langsung meminta cerai dan memilih membesarkan anak seorang diri
Arsenio berjalan menuju satpam dan bertanya, “Apakah istriku sama sekali tidak ada di sini, Pak?”Karena kasihan, akhirnya satpam pun mengatakan, “Waktu itu istri anda memang berada di sini cukup lama sampai akhirnya pergi lagi namun saya tidak berani bertanya kemana, saya pikir kembali ke rumah.”“Apakah perginya sendirian?” tanya Arsenio memastikan.Satpam sangat sungkan untuk mengatakan karena sama saja ikut campur masalah majikannya. Beberapa saat terdiam membuat Arsenio merasa ada yang sedang disembunyikan. “Tolong katakana sejujurnya, entah itu berita baik atau buruk.”“Istri anda datang kemari seorang diri dengan menggendarai taksi, namun ketika pergi dari sini membawa semua barang-barangnya dengan seorang pria.” Jawab satpam membuat emosi di dadanya memuncak.“Apakah anda tahu siapa orangnya? Sebelumnya pernah ke sini?” cecar Arsenio.“Ya…. dia sempa
Plak…. Plak…. Plak…. Plak…. “Dasar ba-jing-an!!! Habis manis sepah di buang! Kamu pikir dengan apa-apa diganti uang maka masalah selesai, begitu? Uangmu memang banyak namun sayang sekali miskin sikap!” umpat wanita itu sangat sakit hati. “Lagian siapa suruh mengantarkan aku pulang dalam kondisi mabuk parah, sama saja kamu masuk ke kandangan harimau secara sukarela!” ucap Arsenio membuat wanita itu semakin menangis sejadinya. “Aku bersumpah, tidak akan ada kebahagiaan dalam dirmu sampai akhirnya nanti bersujud di kakiku!” somasi wanita tersebut lalu merenggut kunci kamar yang ternyata ada di balik bantal Arsenio, setelah itu melangkah pergi tanpa ada niatan menoleh. “Berani sekali meyumpahi seperti itu! Sudah merasa hebat?” pekik Arsenio murka seraya mencekal tangan wanita itu. “Lepasa atau aku teriak!” gertak wanita itu menatap tajam. “Kamu lupa jika ini rumahku? Silahkan teriak sesukamu, akan aku pastikan tidak ada yang menolongmu!” tantang A
Merasa jika keberadaan istrinya sangat sulit terlacak, membuat Arsenio curiga jika ada seseorang yang membantu menyembunyikan Eve. Pikirannya langsung tertuju pada mantan anak buahnya yang kini sudah terang-terangan mengakui jika menyukai istrinya. Dengan mengendarai mobil sport mewah keluaran terbaru yang hanya di produksi terbatas, Arsenio membelah jalanan kota dengan begitu mudahnya lantaran terlihat senggang. Jarak yang dilalui pun tidak begitu jauh, jadinya tidak membutuhkan waktu lama kini dirinya sudah tiba di rumah mantan anak buahnya yang di kelilingi banyak pengawal. “Dimana bos kalian?” tanya Arsenio sembari menatap mereka satu per satu lantaran langsung mengerubinginya. “Tidak ada di sini,” jawab salah satu anak buahnya dengan tatapan datar. “Jangan berbohong!! Saya tahu kalian bekerja untuknya namun kali ini tujuan kedatanganku bukan untuk mengajaknya bertengkar! Katakan jika Arsenio Phoenix mencarinya.” Ucap Arsenio penuh penekan
Merasa jika keberadaan istrinya sangat sulit terlacak, membuat Arsenio curiga jika ada seseorang yang membantu menyembunyikan Eve. Pikirannya langsung tertuju pada mantan anak buahnya yang kini sudah terang-terangan mengakui jika menyukai istrinya.Dengan mengendarai mobil sport mewah keluaran terbaru yang hanya di produksi terbatas, Arsenio membelah jalanan kota dengan begitu mudahnya lantaran terlihat senggang.Jarak yang dilalui pun tidak begitu jauh, jadinya tidak membutuhkan waktu lama kini dirinya sudah tiba di rumah mantan anak buahnya yang di kelilingi banyak pengawal.“Dimana bos kalian?” tanya Arsenio sembari menatap mereka satu per satu lantaran langsung mengerubinginya.“Tidak ada di sini,” jawab salah satu anak buahnya dengan tatapan datar.“Jangan berbohong!! Saya tahu kalian bekerja untuknya namun kali ini tujuan kedatanganku bukan untuk mengajaknya bertengkar! Katakan jika Arsenio Phoenix mencarinya.&rd