"Aera? Apakah yang aku lihat tadi adalah dia?" gumam Myung, yang masih di dengar oleh A Young."Myung kamu mengatakan sesuatu?""Tidak," A Young benar-benar kecewa setelah mendengar jawaban dari pria yang sangat dicintainya. Jelas-jelas dia mendengar Myung menyebut nama Aera."Myung ayo kita lanjutkan acara pestanya, kamu adalah tuan rumahnya dan aku adalah model dari produk yang kamu luncurkan. Lagi pula aku adalah wanita satu-satunya yang menjadi tunangan mu, bagiamana kalau para tamu mencariku,"A Young kembali bergelayut manja di lengan Myung, melihat sikap Myung yang terlihat gelisah A Young berusaha untuk mencari cela untuk menyingkirkan Aera. Malam ini adalah malam terakhir mereka, dan tentunya A Young tidak memiliki waktu banyak setelah ini. Waktu yang di miliki A Young terbatas, melihat para tamu yang sibuk A Young tiba-tiba memiliki ide."Myung aku tinggal sebentar," A Young tidak menunggu jawaban dari Myung, yang kini tengah berbincang dengan tamu. Acara yang begitu meria
"Myung tunggu!! Untuk apa kamu ke kamarku?"A Young menahan pergelangan tangan Myung yang akan membuka pintu kamar miliknya. A Young tidak ingin rencananya gagal, setelah Myung membuka pintu dan mendapati Aera berada di dalam kamarnya yang ia sengaja kunci dari luar."Tidak ada, aku hanya mendengar suara gaduh dari dalam kamar kamu. Apa ada sesuatu yang kamu tinggalkan di dalam kamar?" tanya Myung, menatap wajah A Young yang terlihat gugup dengan pertanyaannya."Tidak ada, kamu tahu jika manajer dan asisten aku suka tidur di dalam kamarku. Mungkin mereka yang berada di dalam, mereka tidak akan bisa tenang jika berdua," Myung menatap wajah A Young, mencari kejujuran di dalamnya. Walau kebohongan yang ia dapatkan, tetapi Myung enggan ikut campur dalam masalah A Young. Yang terpenting saat ini meninggalkan pulau adalah keinginannya yang paling besar agar segera kembali ke kota dan bertemu dengan Seung. Entah kenapa hatinya semakin kacau. Setelah menghubungi Seung yang baik-baik saja nam
"Aera!!!"Myung menyambar kunci mobil yang ada di tangan Yong Jin, ia sebagai ibu dari putranya Myung, cemaskan kondisi Aera yang berada di villa seorang diri. Mengikat tempat yang baru beberapa jam mereka tinggalkan berubah menjadi menakutkan dimana hanya sebuah bangunan besar berdiri kokoh dengan lampu yang sebagian redup karena yang petugas di villa akan kembali satu minggu kemudian. Adanya badai yang akan menerjang pulau J sehingga pulau akan dibiarkan tetap kosong sampai keadaan aman."Aera kamu tidak perlu takut aku ada disini," ujar Myung yang melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Setibanya di villa Myung memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, bertepatan dengan Lee yang berlari mencari keberadaan Aera."Aera!! Kau dengar suaraku, maka jawablah!!" Lee terus berteriak di dalam villa yang cukup besar sehingga Lee berlari kesana-kemari. Membuka setiap pintu kamar yang ada di villa, tidak jauh dari Lee, Myung melakukan hal yang sama namun ia teringat dengan satu kamar."Lee
Di rumah sakit Aera yang masih tidak sadarkan diri, membuat Lee semakin ketakutan wajah Aera yang semakin pucat dan keringat yang terus membasahi tubuhnya. Begitu terlihat dengan jelas membuat Lee geram pada A Young yang tega melakukan hal keji pada Aera."Lee, aku takut," gumam Aera untuk kesekian kalinya, Lee mendekati tempat tidur pasien menggenggam tangan Aera erat."Tidak perlu takut, aku ada di sini,"Genggaman tangan Lee semakin erat tidak ingin Aera merasa sendiri dan ketakutan itu kembali lagi, dengan lembut Lee mengusap punggung tangan Aera menyalurkan rasa menenangkan hati Aera."Dia mengurungku di sana Lee, mereka," Mata Aera terpejam namun tidak hentinya bergumam, kemarahan Lee semakin meradang. Aera adalah orang yang sangat membenci kegelapan, kejadian di masa kecilnya yang membuat seorang Aera begitu takut dengan kegelapan. Seperti saat mereka sekolah dulu, ketika di sekolah mengadakan pelajaran di luar sekolah, dan mengharuskan mereka bermalam di sekolah namun sayangn
"Seung!!"Mereka berteriak bersama sehingga Seung dan Aera terkejut mereka menoleh ke arah suara, di mana Lee dan Myung berusaha berlari ke arah Seung yang akan mengangkat tangan Aera yang tertancap jarum infus."Ayah, paman, kenapa kalian berteriak?"Bukan hanya Seung dan Aera yang terkejut mendengar suara Lee dan Myung berteriak bersamaan. Tetapi sang kakek yang berdiri tidak jauh dari mereka pun sama terkejutnya mendengar suara mereka yang berteriak bersama."Lee, Myung, sebenarnya kalian ini berteriak untuk apa? Apa kalian lupa ini rumah sakit tidak perlu kalian berteriak, kalian lihat ruang perawatan ini digunakan untuk pasien, istirahat," Kakek menggelengkan kepala melihat tingkah kedua cucunya."Kek, kami hanya berteriak melihat Seung mengangkat tangan Aera. Itu masih ada jarum infus," Lee dengan cepat menjelaskan pada sang kakek bahwa apa yang dilakukan oleh Seung, itu sangat berbahaya sehingga akan melukai Aera. Myung kembali kalah cepat satu langkah oleh Lee yang lebih dul
Myung menghentikan langkahnya ucapan Lee membuatnya menatap dingin sepupunya yang bersikap tenang. Dua tuan muda Hyun terlihat untuk saling menjatuhkan, mereka tidak peduli lagi dengan persaudaraan mereka. Kini mereka adalah seorang pria dewasa berusaha untuk merebutkan hati wanita yang telah manarik hati. Lee dengan sikapnya yang hangat dan penuh dengan perhatian, tidak jarang Aera di buat sakit perut karena sikap Lee yang terlihat konyol saat mereka bersama.Myung memiliki sikap yang dingin, tidak jarang ia memperlihatkan sikap acuhnya. Perhatian yang ia tujukan hanya bisa di raba oleh mereka yang dekat dengan Myung. Tidak sedikit Myung memperlihatkan wajah tidak sukanya pada seseorang."Kau?""Ayah, paman, apa yang kalian bicarakan di sana? Cepatlah, apa kalian tidak kasihan dengan ibu, yang belum sepenuhnya pulih?" Myung mengurungkan niatnya untuk memberikan peringatan pada Lee, untuk mengingat batasannya bahwa hubungannya dengan Aera saat ini terhalang tembok yang kokoh. Namu
"Aku tidak mengundang mu, untuk makan malam di Mansion ku,"Suara dingin Myung begitu jelas terdengar di telinga Lee. Masih dengan sikapnya yang tenang, Lee membalas dengan kalimat yang membuat Myung terdiam."Kakek yang sudah mengundang aku datang ke sini. Aku rasa tidak perlu mengatakan padamu bahwa aku akan datang untuk acara malam ini,"Lee kembali duduk bersama dengan tuan besar Hyun dan Aera yang berdampingan dengan Seung. Suasana terlihat dingin, sebagai seorang yang lebih dewasa tuan Hyun menginginkan mereka tetap hangat, siapapun yang akan menjadi pilihan Aera nantinya maka salah satu dari mereka harus menerimanya.Seorang pelayan senior mendampingi mereka saat acara makan malam. Myung tidak hentinya menatap wajah Aera yang terlihat begitu tenang saat acara berlangsung. Tetapi tidak untuk mereka berdua Lee dan Myung.Setelah acara makan malam Area memutuskan untuk kembali ke kamar bersama Seung. Tidak ingin terlibat sesuatu yang tidak seharusnya, Aera adalah ibu dari Seung ti
Lee tidak ingin sesuatu terjadi dengan Aera, membawanya ke tempat yang lebih nyaman adalah yang terbaik. Dokter dengan cepat memberikan pertolongan pada Aera, sementara itu di luar rumah sakit awak media berdatangan mereka mencari berita tentang wanita yang di anggap merusak hubungan A Young dengan Myung, tuan muda Hyun. Seorang Presdir yang begitu kaya bahkan mereka bagaikan seorang taru dan raja, begitu serasi."Eun Kyung kau membiarkan menantu keluarga Hyun di perlakukan tidak adil di depan perusahaan milik mu. Tetapi tidak sedikit pun kau berniat untuk menolongnya? Kau begitu ketakutan jika mereka mampu menghancurkan reputasi perusahaan yang sudah kau perjuangkan sejak lama. Tetapi sayang, kau lupa jika aku mampu melakukan hal seperti itu dengan satu jentikan jari."Eun Kyung terdiam tidak ada jawaban apapun dari, tidak berapa lama terdengar suara Chan yang datang dengan suara panik."Nona Eun, lihatlah bagaimana mereka menjatuhkan perusahaan anda? Apa yang anda lakukan itu salah.
"Kakek tidak akan memaksamu untuk memaafkan Myung, tapi pikirkan putramu,""Maaf kek, jika kakek mengharapkan aku kembali pada Myung. Jawabannya ada pada Seung, biarkan putraku yang menjadi yang menentu apakah aku kembali pada suamiku atau tidak.""Dia ayah dari putramu? Dan kau yang seharusnya mengambil keputusan ini Aera.""Tidak kek, aku hanya menjaga perasaan putraku apapun yang terjadi dengan perasaanku tentu tidak ada hubungannya dengan anakku, hanya saja apa yang dialami putraku jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku alami sebelumnya. Aku akan mengikuti semua kemauan putraku asalkan anakku bahagia.""Kakek minta maaf atas apa yang di lakukan oleh Myung padamu. Semua sudah selesai, apa yang dilakukan oleh Myung Kamu sudah tahu jawabannya. Semua kembali padamu sebagai seorang kakek tentu kakek menginginkan kalian hidup bahagia seperti sebelumnya.""Tidak perlu minta maaf padaku, kek. Semua sudah terjadi lagi pula aku tidak pernah menyalahkan Myung atas apa yang terjadi dengan
"M— Myung, maksudku tuan muda Myung. Anda disini?""Tidak perlu menjadi pecundang tuan Joo Wan. Anda ingin menghabiskan sisa hidup anda di hotel prodeo?" Myung duduk depan tenang, sikapnya yang semakin membuat Joo Wan dan Arin Wan ketakutan."M— Myung, Kamu bicara apa pada ayahku? Apa maksud dari perkataanmu sebagai pecundang? Kamu menganggap bahwa ayahku adalah seorang pria yang jahat?" Arin berusaha untuk menenangkan dirinya walau ia sangat kecewa dengan ucapan pria yang sangat dicintai namun tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Perlu aku jelaskan padamu, Arin. Aku tidak ingin berdebat denganmu dan juga ayahmu kalian bersiaplah, sebentar lagi pihak berwajib akan menjemput kalian."Myung berdiri meninggalkan apartemen Arin, suara wanita yang pernah mengisi hatinya menghentikan langkahnya."Demi wanita yang pernah kamu cintai tolong jangan bersikap seperti ini pada keluargaku, myung. Sebagai orang tua ayahku melakukan semuanya demi kebahagiaan putrinya
"Tidak, tidak. Tolong!!! Myung, jangan!!"Myung menghentikan langkahnya menoleh kearah wanita yang mengiba padanya untuk di lepaskan. Kebencian dan kemarahan yang menguasai hatinya tidak mudah untuk ia rendam. Mengingat setiap rintihan suara sang istri memohon pada wanita yang kini memelas padanya."Aku belum melakukan apapun padamu A Young. Tapi kau sudah mengiba seperti ini? Bagaimana dengan ini,"PlakkkkUntuk pertama kalinya Myung menampar wanita selama ini ia begitu dingin dan kaku tetapi hatinya begitu lembut terlebih pada sosok wanita. Namun kali ini pengecualian hatinya telah hancur akibat perbuatan seseorang yang ia anggap seperti saudaranya. Keputusan Myung, tetap sama meskipun tidak menikah dengan A Young tetapi persahabatan mereka akan tetap berjalan. Tetapi ambisi A Young berhasil memicu kebencian padanya. Berapa kali A Young melakukan percobaan pembunuhan pada Aera walau gagal namun Myung masih memberikan kesempatan padanya hingga pada saat A Young melakukan hal yang se
Myung meminta pada dokter yang merawat istrinya agar memberikan ruang pada putranya. Myung ingin mereka dirawat di satu ruangan yang sama sehingga saat mereka tersadar mereka bahagia terlebih Aera yang tidak hentinya memikirkan Seung. Di sisi lain Myung melakukan hal itu untuk menjaga agar mudah di pantau sehingga tidak terjadi hal buruk yang tidak di inginkan."Tuan, nona A Young membuat ulah di Mansion. Apa yang akan saya lakukan padanya, tuan? Apakah saya langsung —""Tidak!!"Myung diam sejenak sebelum meninggalkan rumah sakit di mana anak dan istrinya di rawat. Melihat tuan besar yang masih bertahan di depan ruang perawatan membuat Myung menunda kepergiannya. Pria yang sudah tidak lagi muda begitu mengkhawatirkan kondisi cucu menantu dan cucu buyutnya, tuan besar merasa bersalah seandainya waktu itu tidak membiarkan Aera bersama Seung kejadian ini tidak mungkin terjadi."Kek,""Kau sudah keluar? Ikutlah dengan kakek sebentar. Ada yang perlu kakek katakan,"Tuan besar memerintahkan
"Sebelum anda menyentuh kulitku. Anda sendiri yang akan hancur di tanganku. Katakan di mana keponakanku, kau sembunyikan? Jangan sampai aku menyalahi aturan yang ada. Bahwa anda adalah wanita yang sudah melahirkan aku."Nyonya Ahya Su memilih bungkam meski perkataan Lee membuat hatinya terluka. Putra yang sangat ia sayangi bicara kasar padanya."Tidak perlu berpikir jika anda merasa tersakiti. Apa yang Anda alami saat ini, itu adalah suatu pelajaran yang anda lakukan di masa lalu. Jangan lupa apa yang kita taburkan kita akan menuainya di kemudian hari dan mulai dari sekarang anda akan menerima hasil atas apa yang sudah anda tabur. Katakan dimana Seung?" "Nak, sampai kapan ibu harus menjelaskannya padamu Ibu tidak tahu di mana keponakanmu? Siapa yang sudah menuduh jika ibu yang menyembunyikannya?""Baik jika anda memilih bungkam. Biarkan aku menggeledah tempat ini." "Lakukan jika itu membuatmu tenang nak, Ibu yakin kamu tidak akan menemukan apapun di mansion ini karena sejak tadi suda
"A— aku tidak tahu Myung. Lepaskan aku, kamu bisa membunuhku,"Myung tidak begitu saja percaya dengan perkataan A Young. Teringat apa sudah di lakukan oleh A Young pada Aera dan anak yang di kandungnya. Video dimana A Young yang telah menusuk perut Aera."Myung, kau menyakitiku. Myung apa yang sudah aku lakukan padamu, sampai kamu semarah ini padaku?" A Young berusaha untuk melepaskan cengkraman Myung yang semakin kuat di lehernya napasnya mulai tersengal namun Myung semakin menekannya. Myung tidak peduli meskipun wajah A Young berubah."Tuan Myung Anda bisa membunuh nona A Young. Lebih baik kita secepatnya mencari keberadaan tuan muda Seung. Biarkan nona A Young mendapatkan balasannya, serahkan pada saya tuan,"Sam yang berusaha untuk menyadarkan kemarahan Myung yang sulit untuk dikendalikan. Beruntung Sam mengingatkan Tuannya untuk mencari keberadaan tuan muda jika tidak sudah di pastikan jika A Young tewas di tangan Myung."Kau sangat benar Sam. Wanita sialan ini akan menerima bala
Aera membuka matanya namun seketika berpaling kearah lain. Aera begitu kecewa atas apa yang terjadi padanya dan juga Seung terlebih anak yang belum sempat melihat dunia harus menjadi korban karena keegoisan Myung. Seandainya Myung tidak mementingkan Arin tentu hal ini tidak akan terjadi. Dan anaknya masih berada dalam kandungannya, Aera tidak ingin melihat wajah pria di sampingnya kemarahan, dan rasa bencinya menyatu ingin rasanya Aera memukul pria yang kini terlihat sedih."Sayang,"Myung menggenggam tangan Aera namun dengan sigap Aera penolakannya membuat Myung merasa bersalah atas musibah menimpa keluarganya."Maafkan aku, aku tahu kesalahan yang aku lakukan tidak mudah di maafkan. Tapi percayalah apa yang aku lakukan semua demi kita. Aku tahu semuanya tapi aku percaya kamu tidak—"Myung terdiam seketika saat Aera menangis dalam diam matanya terpejam tetapi air matanya tidak hentinya mengalir."Sayang,"Tangis Aera semakin pecah, tubuhnya bergetar rasa sakit di tubuhnya tidak lagi
"Aera!!!"Myung shock melihat wanita terbaring dengan luka parah di perutnya bahkan pisau masih menancap di perutnya."Aera buka matamu sayang, ini aku sudah datang. Kamu harus kaut. Buka matanya Aera, jangan membuatku takut."Myung mengangkat tubuh Aera membawanya ke dalam mobil melakukannya dengan kecepatan penuh. Hatinya begitu takut jika sesuatu terjadi Aera."Tuan biarkan saya yang membawa mobilnya. Anda duduk di belakang saja," Yong Jin tidak ingin sesuatu terjadi pada tuannya yang saat ini tidak baik-baik saja. Melihat kondisi Nyonya Aera yang terluka cukup parah dan wajahnya yang penuh dengan luka lebam. Myung tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya ia tetapi fokus dengan jalanan di depannya. Mobil berhenti di sembarang tempat Myung keluar dari mobil dengan tergesa dan membuka pintu mobil bagian belakangnya dan mengangkat tubuh sang istri dan membawanya lari masuk ke dalam dengan suara lantang ia memanggil dokter untuk segera memberikan pertolongan pada
Bug Bug Bug!!!"Aera!!""Seung!!"Ga Eun berusaha bangkit untuk menolong Aera yang melindungi tubuh Seung dengan tubuhnya sendiri. Aera mencoba menghalangi mereka yang mencoba menarik tubuh Seung, tarik menarik terjadi hingga tubuh Aera tersungkur saat seorang pria di belakangnya menyingkirkan tubuhnya dengan kasar oleh pria berbaju hitam. Ga Eun tertatih membantu memukul salah satu dari mereka tetapi usahanya sia-sia saat seseorang memukul bagian belakang kepalanya sehingga tubuhnya ambruk dan samar—samar dia masih mendengar suara Aera yang terus berusaha untuk menyelamatkan Seung sebelum suara menghilang dan suasana menjadi gelap gulita. Ga Eun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya Ia pun jatuh pingsan.Melihat tubuh sahabat yang terluka dan jatuh pingsan Aera berusaha untuk menyelamatkan putranya yang di bawa pergi meskipun kekuatannya yang tidak sebanding tetapi Aera kembali mencobanya, sehingga ia kalah dengan dua pria berbadan besar yang kini memukul wajahnya berulang kali."J