"Tentu nona A Young, nona Aera sangat pandai anda tidak akan kecewa. Anda sudah melihatnya sendiri hasilnya. Tentunya sikap profesionalismenya yang membuat artis papan atas meminta Nona Aera untuk datang merias wajahnya. Tapi anda memiliki kesempatan tanpa memintanya lebih dulu, jadi tidak ada alasan Nona untuk menolak nona Aera," ucap Chan pada A Young."Aku tidak percaya jika dia bisa membuat wajahku cantik? Tapi tidak apa, karena aku adalah orang yang sangat baik. Maka saku akan berikan satu kesempatan untuknya. Tapi jika hasilnya tidak memuaskan maka akan aku memecatnya tanpa alasan. Dan akan aku umumkan sehingga tidak ada yang memakai jasanya," A Young meninggalkan Aera dan Chan yang saling tatap. Mereka mengangkat bahunya lalu mengikutinya dari belakang, Aera satu mobil dengan timnya. A Young dengan mobil pribadinya bersama dengan manajer dan asistennya.Aera yang menyadari jika mereka pergi cukup jauh dari tempat yang seharusnya, berusaha untuk bersikap tenang. Terlebih ada t
"Aera? Apakah yang aku lihat tadi adalah dia?" gumam Myung, yang masih di dengar oleh A Young."Myung kamu mengatakan sesuatu?""Tidak," A Young benar-benar kecewa setelah mendengar jawaban dari pria yang sangat dicintainya. Jelas-jelas dia mendengar Myung menyebut nama Aera."Myung ayo kita lanjutkan acara pestanya, kamu adalah tuan rumahnya dan aku adalah model dari produk yang kamu luncurkan. Lagi pula aku adalah wanita satu-satunya yang menjadi tunangan mu, bagiamana kalau para tamu mencariku,"A Young kembali bergelayut manja di lengan Myung, melihat sikap Myung yang terlihat gelisah A Young berusaha untuk mencari cela untuk menyingkirkan Aera. Malam ini adalah malam terakhir mereka, dan tentunya A Young tidak memiliki waktu banyak setelah ini. Waktu yang di miliki A Young terbatas, melihat para tamu yang sibuk A Young tiba-tiba memiliki ide."Myung aku tinggal sebentar," A Young tidak menunggu jawaban dari Myung, yang kini tengah berbincang dengan tamu. Acara yang begitu meria
"Myung tunggu!! Untuk apa kamu ke kamarku?"A Young menahan pergelangan tangan Myung yang akan membuka pintu kamar miliknya. A Young tidak ingin rencananya gagal, setelah Myung membuka pintu dan mendapati Aera berada di dalam kamarnya yang ia sengaja kunci dari luar."Tidak ada, aku hanya mendengar suara gaduh dari dalam kamar kamu. Apa ada sesuatu yang kamu tinggalkan di dalam kamar?" tanya Myung, menatap wajah A Young yang terlihat gugup dengan pertanyaannya."Tidak ada, kamu tahu jika manajer dan asisten aku suka tidur di dalam kamarku. Mungkin mereka yang berada di dalam, mereka tidak akan bisa tenang jika berdua," Myung menatap wajah A Young, mencari kejujuran di dalamnya. Walau kebohongan yang ia dapatkan, tetapi Myung enggan ikut campur dalam masalah A Young. Yang terpenting saat ini meninggalkan pulau adalah keinginannya yang paling besar agar segera kembali ke kota dan bertemu dengan Seung. Entah kenapa hatinya semakin kacau. Setelah menghubungi Seung yang baik-baik saja nam
"Aera!!!"Myung menyambar kunci mobil yang ada di tangan Yong Jin, ia sebagai ibu dari putranya Myung, cemaskan kondisi Aera yang berada di villa seorang diri. Mengikat tempat yang baru beberapa jam mereka tinggalkan berubah menjadi menakutkan dimana hanya sebuah bangunan besar berdiri kokoh dengan lampu yang sebagian redup karena yang petugas di villa akan kembali satu minggu kemudian. Adanya badai yang akan menerjang pulau J sehingga pulau akan dibiarkan tetap kosong sampai keadaan aman."Aera kamu tidak perlu takut aku ada disini," ujar Myung yang melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Setibanya di villa Myung memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, bertepatan dengan Lee yang berlari mencari keberadaan Aera."Aera!! Kau dengar suaraku, maka jawablah!!" Lee terus berteriak di dalam villa yang cukup besar sehingga Lee berlari kesana-kemari. Membuka setiap pintu kamar yang ada di villa, tidak jauh dari Lee, Myung melakukan hal yang sama namun ia teringat dengan satu kamar."Lee
Di rumah sakit Aera yang masih tidak sadarkan diri, membuat Lee semakin ketakutan wajah Aera yang semakin pucat dan keringat yang terus membasahi tubuhnya. Begitu terlihat dengan jelas membuat Lee geram pada A Young yang tega melakukan hal keji pada Aera."Lee, aku takut," gumam Aera untuk kesekian kalinya, Lee mendekati tempat tidur pasien menggenggam tangan Aera erat."Tidak perlu takut, aku ada di sini,"Genggaman tangan Lee semakin erat tidak ingin Aera merasa sendiri dan ketakutan itu kembali lagi, dengan lembut Lee mengusap punggung tangan Aera menyalurkan rasa menenangkan hati Aera."Dia mengurungku di sana Lee, mereka," Mata Aera terpejam namun tidak hentinya bergumam, kemarahan Lee semakin meradang. Aera adalah orang yang sangat membenci kegelapan, kejadian di masa kecilnya yang membuat seorang Aera begitu takut dengan kegelapan. Seperti saat mereka sekolah dulu, ketika di sekolah mengadakan pelajaran di luar sekolah, dan mengharuskan mereka bermalam di sekolah namun sayangn
"Seung!!"Mereka berteriak bersama sehingga Seung dan Aera terkejut mereka menoleh ke arah suara, di mana Lee dan Myung berusaha berlari ke arah Seung yang akan mengangkat tangan Aera yang tertancap jarum infus."Ayah, paman, kenapa kalian berteriak?"Bukan hanya Seung dan Aera yang terkejut mendengar suara Lee dan Myung berteriak bersamaan. Tetapi sang kakek yang berdiri tidak jauh dari mereka pun sama terkejutnya mendengar suara mereka yang berteriak bersama."Lee, Myung, sebenarnya kalian ini berteriak untuk apa? Apa kalian lupa ini rumah sakit tidak perlu kalian berteriak, kalian lihat ruang perawatan ini digunakan untuk pasien, istirahat," Kakek menggelengkan kepala melihat tingkah kedua cucunya."Kek, kami hanya berteriak melihat Seung mengangkat tangan Aera. Itu masih ada jarum infus," Lee dengan cepat menjelaskan pada sang kakek bahwa apa yang dilakukan oleh Seung, itu sangat berbahaya sehingga akan melukai Aera. Myung kembali kalah cepat satu langkah oleh Lee yang lebih dul
Myung menghentikan langkahnya ucapan Lee membuatnya menatap dingin sepupunya yang bersikap tenang. Dua tuan muda Hyun terlihat untuk saling menjatuhkan, mereka tidak peduli lagi dengan persaudaraan mereka. Kini mereka adalah seorang pria dewasa berusaha untuk merebutkan hati wanita yang telah manarik hati. Lee dengan sikapnya yang hangat dan penuh dengan perhatian, tidak jarang Aera di buat sakit perut karena sikap Lee yang terlihat konyol saat mereka bersama.Myung memiliki sikap yang dingin, tidak jarang ia memperlihatkan sikap acuhnya. Perhatian yang ia tujukan hanya bisa di raba oleh mereka yang dekat dengan Myung. Tidak sedikit Myung memperlihatkan wajah tidak sukanya pada seseorang."Kau?""Ayah, paman, apa yang kalian bicarakan di sana? Cepatlah, apa kalian tidak kasihan dengan ibu, yang belum sepenuhnya pulih?" Myung mengurungkan niatnya untuk memberikan peringatan pada Lee, untuk mengingat batasannya bahwa hubungannya dengan Aera saat ini terhalang tembok yang kokoh. Namu
"Aku tidak mengundang mu, untuk makan malam di Mansion ku,"Suara dingin Myung begitu jelas terdengar di telinga Lee. Masih dengan sikapnya yang tenang, Lee membalas dengan kalimat yang membuat Myung terdiam."Kakek yang sudah mengundang aku datang ke sini. Aku rasa tidak perlu mengatakan padamu bahwa aku akan datang untuk acara malam ini,"Lee kembali duduk bersama dengan tuan besar Hyun dan Aera yang berdampingan dengan Seung. Suasana terlihat dingin, sebagai seorang yang lebih dewasa tuan Hyun menginginkan mereka tetap hangat, siapapun yang akan menjadi pilihan Aera nantinya maka salah satu dari mereka harus menerimanya.Seorang pelayan senior mendampingi mereka saat acara makan malam. Myung tidak hentinya menatap wajah Aera yang terlihat begitu tenang saat acara berlangsung. Tetapi tidak untuk mereka berdua Lee dan Myung.Setelah acara makan malam Area memutuskan untuk kembali ke kamar bersama Seung. Tidak ingin terlibat sesuatu yang tidak seharusnya, Aera adalah ibu dari Seung ti