Share

Bab 47. Boleh Berharap?

"Huek!" Seorang gadis dengan kantung matanya yang hitam karena sejak semalam tak tidur nyenyak itu tampak menyeka mulutnya.

Nadia merasa pusing. Entah mengapa sejak dini hari, perutnya terasa dikocok. Dia membatin, "Ughh ... rasanya aku nggak bakal bisa bangkit dari kasur.'

Pandangannya beralih menatap ke arah jam dan sadar waktu berjalan semakin cepat. Dia menghela napas perlahan dan bergumam, "Apa Sean sudah bangun? Gimana kalau dia terlambat ke sekolah gara-gara aku?"

Di tempat lain, Sean tampak menuruni tangga bersama dengan kepala pelayan.

Daniel yang tengah menyeruput kopinya itu tampak mengerutkan kening. 'Dimana Nadia?' batinnya bertanya-tanya.

Disaat tengah memikirkan itu, Sean yang telah duduk di kursinya tampak menatap sosok sang ayah. Bocah itu tiba-tiba bicara, "Kak Nadia lagi sakit, Pa."

Mendengar itu, Daniel tampak kaget. Dia segera menoleh ke arah kepala pelayan, seakan meminta penjelasan.

Anggun yang peka itu mengangguk pelan seraya membungkuk dan membenarkan perk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status