Share

22. Ucapan Adalah Doa

Penulis: Ary
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sudah tahu kau memiliki alergi terhadap kacang, lalu kenapa kau masih makan kacang? Bagaimana jika kau mati saat bersamaku? Aku yang akan terkena masalah!"

Elena yang saat ini masih terbaring di ranjang rumah sakit ingin mengatakan banyak hal untuk mrmbalas ucapan Dallen yang bisa-bisanya membahas tentang kematiannya saat ia masih hidup, tapi Elena merasa tenaganya belum benar-benar pulih untuk bisa berdebat dengan Dallen.

"Maafkan saya. Saya tidak tahu kalau makanan tadi mengandung kacang. Selain itu, terima kasih sudah membawa saya ke rumah sakit." Pada akhirnya, hanya kalimat itu saja yang bisa Elena berikan pada Dallen.

Elena tidak mengerti kenapa ia bisa seceroboh ini. Elena tidak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya jika tidak ada Dallen atau yang menolongnya. Namun, kini, Elena menjadi mengetahui kalau Dallen tidak sedingin yang terlihat. Dallen masih punya sisi kemanusiaan dalam dirinya.

"Bagaimana dengan Hannah? Apa Anda sudah mendapatkan kabar terbaru?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   1. (Bukan) Pembawa Sial

    "Bahkan jika kau berlutut padaku, aku tetap tidak akan mau menemui anak itu, apalagi sampai menenangkannya.”Elena tampak tertegun ketika mendengar ucapan dari pria yang tengah membelakanginya tersebut, sibuk mencari paspor di laci meja kerjanya. Padahal pria itu, Dallen, baru saja menginjakkan kaki di rumah ini lima menit yang lalu, sepulangnya ia dari pertemuan bisnis di luar kota—atau begitulah yang Elena dengar dari asisten rumah tangga di rumah ini. Oleh karena itu, ia datang menemui Dallen untuk meminta pria itu menenangkan putrinya, anak yang kini menjadi tanggung jawab Elena sebagai pengasuhnya. Saat ini anak berusia 4 tahun tersebut sedang demam dan terus memanggil ayahnya.“Lagi pula, kau dibayar untuk mengurusnya. Jadi lakukan pekerjaanmu." Namun, Elena tidak menyangka justru jawaban ini yang ia dapatkan.Elena memang baru tiga hari menjadi pengasuh Hannah dan baru kali ini ia bertemu dengan Dallen. Kabarnya, Dallen memang jarang di rumah, khas pria dewasa yang sibuk menu

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   2. Ancaman Seorang Ayah

    "Kau memang anak pembawa sial! Sejak kau lahir, yang kau bawa hanya kesialan saja." Elena meremas ponselnya karena untuk yang kesekian kalinya, ia harus mendengar kata-kata kasar dari ayahnya. Meskipun sudah sering, itu tidak membuat rasa sakit yang ditimbulkan karenanya berkurang. Ia baru saja selesai menidurkan Hannah ketika akhirnya ia mengangkat telepon dari sang ayah tadi. Ternyata ayahnya sudah delapan kali menghubunginya, tetapi Elena tidak tahu karena sibuk mengurusi anak asuhnya yang sedang sakit. Sungguh, meskipun sudah mencoba, Elena tidak dapat tidak menyamakan sikap Dallen dan ayahnya sendiri saat ini. "Karena sikap aroganmu yang mengabaikan Ravi, sekarang aku terancam kehilangan rumahku! Sudah ada pria yang mau menerima wanita pembawa sial sepertimu, tapi kau malah meninggalkannya." "Apa?" Elena begitu terkejut mendengar ucapan ayahnya. "Jika sampai besok kau tidak menelepon Ravi dan meminta maaf padanya, maka ayahnya akan menghancurkan rumahku karena aku belum mamp

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   3. Sosok Misterius

    "Apa yang kau lakukan pada Ibuku?" Tatapan Dallen terlihat begitu menyala ketika ia bicara dengan Elena yang membawa ibunya ke rumah sakit. Dallen tidak sempat pulang setelah dari bandara, tapi langsung ke rumah sakit setelah ia meminta Elena untuk langsung membawa ibunya ke sebuah rumah sakit. "Apa kau mengadu tentang sikapku pada anak itu? Kau pasti melakukannya, kan? Apa kau tahu kalau akhir-akhir kesehatan Ibuku sedang tidak baik? Kau telah menambah beban pikirannya dengan menjual cerita sedih murahan tentang anak sialan itu." Dallen kembali menyerang Elena dengan kata-katanya. Elena mengepalkan tangan sebagai usahanya dalam mengendalikan emosi karena dihadapkan pada orang seperti Dallen yang begitu mirip dengan ayahnya. Dallen tahu betul kalau kesehatan ibunya sedang tidak baik, tapi dia masih saja bersikap arogan seperti ini. "Saya yakin, sikap Anda pada Hannah adalah beban pikiran terbesar Bu Liana saat ini." Elena memberanikan diri untuk membalas ucapan Dallen. "Sebaiknya

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   4. Keterpaksaan Menjadi Ayah

    "Ibu akan menjalani pengobatan hanya jika kau mau mengubah sikapmu pada Hannah. Atau kau ingin ibu mati secara perlahan?" Dallen merasa begitu sesak saat ini. Ruang geraknya serasa begitu terbatas setelah mendapatkan pilihan yang sulit dari ibunya. Bukannya menyayangi Hannah, tapi Dallen menjadi semakin muak pada anak itu. "Ibu hanya ingin kau dekat dengan putrimu dan sangatlah wajar jika seorang ayah dengan putrinya," ucap Liana lagi. Dallen menghela napas. Tidak ada pilihan lain saat ini, selain menuruti apa yang ibunya inginkan. Dallen rasa ia hanya perlu sedikit berpura-pura demi pengobatan ibunya. Rosa sudah pergi darinya dan Dallen tidak mau kehilangan ibunya juga. "Baiklah. Aku akan melakukan apa yang Ibu inginkan. Jadi, mulai hari ini juga pengobatan Ibu akan dimulai." Dallen dengan berat hati harus mengatakan kerelaannya untuk bersama anak yang baginya hanyalah seorang pembawa sial. "Ibu tahu kalau terpaksa melakukannya, tapi tolong tunjukkan ketulusanmu pada Hannah. Jan

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   5. Niat Baik, Tapi Tetap Menyakiti Hannah

    "Kau adalah pengasuh yang bekerja dalam pengawasan Ibuku. Lalu, bagaimana bisa dengan mudahnya kau membiarkan anak ini dibawa pergi oleh Dave?" Elena sungguh tidak mengerti kenapa ia selalu salah di mata Dallen. Ia hanya seorang pengasuh dan Dave adalah sepupu Dallen, lalu kekuasaan apa yang ia miliki untuk mencegah Dave membawa Hannah pergi? "Pak Dallen, saya ...." "Tidak perlu banyak bicara. Cepat gendong anak itu dan bawa ke mobilku." Dallen menyela kalimat Elena. "Kau bahkan tidak mau menyebut namanya dan tidak mau menggendongnya, tapi masih bersikeras ingin membawanya pulang?" Dave datang dan langsung membalas ucapan Dallen. "Biarkan saja Hannah di sini dan Elena akan membantuku untuk mengurus Hannah," ujar Dave lagi. "Kau bisa mengambilnya kembali setelah Ibuku sembuh. Jika waktu itu tiba terserah kau akan membawanya ke mana, tapi tolong bawa dia pergi sejauh mungkin." Dallen membalas ucapan Dave dengan nada begitu ketus, lalu mengangkat Hannah dengan cukup kasar sampai mem

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   6. Mesum Itu Apa?

    "Ayah, minum jusnya. Nenek bilang, Ayah suka jus. Aku sudah mengambilkannya untuk Ayah." Hannah menyodorkan jus pada Dallen yang terlihat menahan diri agar tidak meledakan kemarahannya sekarang. Ketika ibunya mengatakan akan mengawasi semua yang ia lakukam pada Hannah, maka Dallen tahu itu tidak main-main, jadi ia akan lebih berhati-hati. "Maafkan saya, Pak Dallen. Saya tidak tahu kalau Hannah pergi mengambil jus." Elena pun langsung datang untuk meminta maaf. Elena sempat membungkuk pada Dallen, lalu mengambil gelas di tangan Hannah dan mengajaknya segera pergi dari hadapan Dallen. Tangan Hannah sudah cukup memar karena terbentur tadi. Elena tidak mau terjadi masalah yang lebih besar lagi, apalagi jika Hannah sampai terluka. "Berhenti di sana!" Namun, suara dingin Dallen seolah membekukan langkah Elena dan membuatnya seketika terdiam dengan tangan yang menggandeng tangan kecil Hannah. Elena pelan-pelan memutar badannya dan ketika berbalik, Dallen sudah ada tepat di depannya di d

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   7. Gawat!

    "Aktingmu sangat baik sebagai orang sakit." Liana seketika menoleh ke arah pintu setelah mendengar suara seorang pria. Liana pun tersenyum saat melihat Daniel, seorang dokter yang harus berbohong demi misinya. Liana tahu kalau perbuatan ini bertentangan dengan pekerjaan Daniel, tapi ini benar-benar perlu dilakukan. "Apa kau sudah lupa? Dulu, aku adalah pemeran utama saat pentas drama di sekolah kita," ucap Liana, lalu duduk di sofa yang ada di sana. Liana juga mengambil permen dari dalam tasnya untuk ia nikmati. "Apa kau mau permen?" Liana menawarkannya pada Daniel dan diterima dengan baik oleh pria itu. "Bagaimana perkembangannya? Apa ini berjalan baik?" tanya Daniel yang saat ini duduk di sebelah Liana. "Belum begitu baik, tapi aku harap ke depannya akan lebih baik. Maaf karena melibatkanmu dalam kebohongan ini. Kau adalah dokter dan pasti merasa sangat bersalah karena harus berbohong seperti ini." "Jika itu demi Hannah, maka aku akan melakukannya. Dallen harus menyadari kesala

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   8. Apa-apan ini?!

    "Tekanan darahnya sangat rendah dan itu membuatnya jatuh pingsan. Dia juga demam dan tolong cek suhu tubuhnya secara berkala. Selain itu, kau juga harus lebih memperhatikan asupan makanannya." Dokter menjelaskan kondisi Dallen pada Elena dan setelah itu pergi dari kediaman pria itu. Elena menghela napas lega karena Dallen ternyata masih hidup. Beruntung Liana pernah memberikannya nomor telepon dokter keluarga ini, jadi ia bisa menghubunginya. Elena pun lebih tenang kali ini, jadi ia bisa menghubungi dokter, bukannya panik berlebihan seperti saat Liana pingsan dan akhirnya tidak bisa menyelesaikan apapun. Saat ini, Dallen juga sudah sadarkan diri dan masih ada di ranjang dalam posisi setengah berbaring dan Hannah tidur di sebelahnya. Elena terlihat mendekat, lalu membungkukan badannya sebagai bentuk permintaan maafnya pada Dallen. "Tolong maafkan saya, Pak Dallen. Saya tidak bermaksud melakukannya," ucap Elena, masih dengan membungkukan badannya. Elena kini menegakan tubuh

Bab terbaru

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   22. Ucapan Adalah Doa

    "Sudah tahu kau memiliki alergi terhadap kacang, lalu kenapa kau masih makan kacang? Bagaimana jika kau mati saat bersamaku? Aku yang akan terkena masalah!" Elena yang saat ini masih terbaring di ranjang rumah sakit ingin mengatakan banyak hal untuk mrmbalas ucapan Dallen yang bisa-bisanya membahas tentang kematiannya saat ia masih hidup, tapi Elena merasa tenaganya belum benar-benar pulih untuk bisa berdebat dengan Dallen. "Maafkan saya. Saya tidak tahu kalau makanan tadi mengandung kacang. Selain itu, terima kasih sudah membawa saya ke rumah sakit." Pada akhirnya, hanya kalimat itu saja yang bisa Elena berikan pada Dallen. Elena tidak mengerti kenapa ia bisa seceroboh ini. Elena tidak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya jika tidak ada Dallen atau yang menolongnya. Namun, kini, Elena menjadi mengetahui kalau Dallen tidak sedingin yang terlihat. Dallen masih punya sisi kemanusiaan dalam dirinya. "Bagaimana dengan Hannah? Apa Anda sudah mendapatkan kabar terbaru?

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   21. Haruskah Kami Menyerahkan Nyawa?

    "Apa yang dia lakukan? Dia minum saat anaknya hilang? Memangnya ini sebuah perayaan?" gumam Elena saat ia kembali setelah makan dan melihat Dallen yang sedang duduk dengan ditemani oleh beberapa botol soju. Dallen tampak tenang saat ini, padahal Elena berharap kalau Dallen akan panik karena anaknya hilang. Melihat Dallen yang tenang seperti ini membuat Elena membayangkan kalau ayahnya pasti tidak akan pernah menangisi kematiannya nanti. Elena tidak ingin orang lain sedih karena dirinya, tapi ia ingin melihat ayahnya sedih jika suatu saat kehilangannya dan menyesal karena telah mengabaikannya. "Apa aku bisa menyadarkan Dallen dari kesalahannya? Aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa pada hidupku sendiri." Elena menjadi hilang kepercayaan diri sekarang. Sebelumnya, Elena berpikir tidak apa-apa jika hidupnya tidak bisa berubah, tapi hidup Hannah harus berubah. Namun, bagaimana jika tidak ada yang berubah sama sekali? Bukankah manusia berubah dengan keinginannya sendiri? "B

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   20. Semoga Anak Itu Lenyap

    "Apa maksud Anda hilang? Tolong jangan bercanda, Pak Dallen." Elena berharap kalau Dallen hanya sedang bermain-main saja. Dallen hanya diminta untuk menjaga seorang anak kecil dan anak itu adalah putrinya sendiri. Bagaimana bisa Dallen kehilangan Hannah? "Apa aku terlihat seperti sedang bercanda? Aku hanya meninggalkannya sebentar untuk menelepon seseorang dan dia sudah tidak ada saat aku kembali," ucap Dallen. Elena menatap tumpukan pasir dan beberapa mainan milik Hannah yang tadi ia gunakan, lalu melempar jus di tangannya dan setelahnya langsung mencari keberadaan Hannah di sekitar pantai. Jika Hannah tidak ditemukan, maka Elena meyakini kalau itu adalah kesalahannya karena berani meninggalkan Hannah dalam tanggungjawab Dallen. Sementara Dallen masih terdiam di tempatnya dengan raut wajah yang terlihat begitu panik. Dallen tidak menduga kalau keadaan akan menjadi seperti ini. Ia meninggalkan Hannah tidak sampai 15 menit, lalu bagaimana bisa anak kecil lenyap begitu s

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   19. Hannah Hilang!

    "Kenapa penderitaan ini tidak berhenti padaku? Kenapa Hannah juga harus merasakannya?" Elena bicara dengan begitu pelan dan hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Elena juga sampai menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya yang menetes setelah mendengar ucapan Hannah. Dallen terus menatap Hannah selama beberapa saat. Dallen tidak tahu apakah selama ini sikapnya selama ini tidak cukup untuk menggambarkan kebenciannya atau Hannah yang memang belum memahami sesuatu? "Ya, tentu saja ayah sayang padamu." Dallen bahkan tidak yakin dengan apa yang ia katakan saat ini. "Aku juga sayang Ayah!" Hannah tersenyum dengan begitu lebar seakan tidak pernah ada hal buruk yang terjadi padanya. Dallen hanya menatap Hannah kali ini. Pikiran Dallen melayang jauh membayangkan bagaimana jika Rosa masih ada bersamanya. Jika Rosa masih ada, maka Dallen yakin keluarganya akan menjadi keluarga yang bahagia, bukan keluarga yang hancur seperti ini. "Pak Dallen, Anda baik-baik saja?"

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   18. Pujian Untuk Pertama Kalinya

    "Sebelumnya, Hannah sempat berkelahi dengan salah satu temannya. Saya mencaritahu penyebabnya dan itu terjadi setelah Hannah diejek karena hanya orang tuanya yang tidak hadir saat kami mengundang orang tua murid untuk menyaksikan anak-anak menyanyi pada hari anak." "Saya mengerti keadaan keluarga Anda, tapi tolong luangkan waktu untuk Hannah demi kebaikannya. Dari semua anak-anak, Hannah menjadi yang paling pendiam. Saya sudah menelepon Bu Liana terkait hal ini, tapi saya diminta untuk bicara dengan Anda." Ucapan wali kelas Hannah rasanya masih bergema di telinga Dallen bahkan setelah ia meninggalkan ruangan guru dan kini sedang menatap Hannah dari balik jendela kelasnya. Di rumah, Hannah tampak cerita, tapi sekarang, Dallen melihat Hannah duduk sendirian dengan mainannya di saat anak-anak lain sibuk bermain bersama. "Apa yang terjadi? Apa Hannah baik-baik saja selama di sekolah?" tanya Dave, tapi ia tidak mendapat jawaban dari Dallen. "Hannah kesepian," gumam Elena yang m

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   17. Ada Apa Dengan Hannah?

    Setelah mencari keberadaan Hannah, Dave akhirnya menemukan Hannah yang sedang berada di ruangan khusus untuknya bermain. Di sana, Dave bisa mendengar Hannah bicara pada boneka beruang miliknya yang diberi nama Nini. Hannah bercerita kalau semalam ia tidur dengan ayahnya dan memeluknya dengan erat. Dave bisa melihat kebahagiaan di wajah Hannah saat bercerita dan air matanya jatuh begitu saja saat mendengar cerita Hannah. Anak seusia Hannah biasanya akan sangat senang ketika diberikan mainan baru, tapi Hannah bisa begitu senang hanya karena mendapatkan pelukan dari ayahnya. "Hannah," panggil Dave dengan begitu lembut. "Paman!" Hannah tampak begitu bersemangat dan langsung berlari ke arah Dave untuk memeluknya dengan begitu erat. "Kenapa Paman ada di sini?" tanya Hannah yang sekarang sudah tidak lagi memeluk pamannya. "Paman merindukanmu. Hari ini, paman yang akan mengantarmu ke sekolah," jawab Dave. "Aku tidak mau pergi dengan Paman. Aku ingin pergi dengan Ayah." Hanna

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   16. Tidur Bersama

    "Terima kasih karena Anda sudah mau menidurkan Hannah." Elena cukup yakin bahwa rasanya ia tidak perlu berterima kasih pada sosok ayah karena telah mau bersama putrinya, sebab memang sudah sepantasnya seorang ayah melakukan hal itu. Namun, Dallen adalah pengecualian. "Jika aku tidak mau, maka kau pasti akan mengadu pada Ibuku, 'kan?" balas Dallen yang saat ini berusaha menidurkan Hannah di ranjangnya. "Saya juga perlu melakukan tugas saya." Dallen melirik Elena dengan tajam. Dallen perhatikan, Elena sudah semakin berani sekarang, padahal Elena belum lama di sini. Sudahlah, Dallen ingin segera menidurkan Hannah, lalu kembali ke kamarnya untuk beristirahat. "Ayah harus tetap di sini." Namun, Hannah malah kembali terbangun setelah dibaringkan di ranjang dan ia memeluk leher Dallen dengan begitu erat. "Kakak juga," ucapnya lagi sembari menatap Elena dengan tatapan yang begitu memohon. Dallen kesal dan ingin berkata bahwa semua ini membuatnya muak, tapi ia harus menahan d

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   15. Suara Petir

    "Kau yang memikirkan apa? Apa kau pikir aku menginginkan tubuhmu? Kau memang gadis mesum!" Dallen berteriak pada Elena yang bisa-bisanya bersikap seolah ia sedang berhadapan dengan seorang pria mesum. "Lalu, kenapa Anda menatap tubuh saya?" tanya Elena yang sampai saat ini masih memeluk dirinya sendiri. Dallen menghela napas, kemudian mendekat pada Elena dan menyingkirkan tangan Elena yang menutupi bajunya. "Kau memakai pakaian palsu," ucap Dallen setelahnya dan membuat mata Elena seketika membulat. "Apa?" Elena terkejut karena sempat mengira kalau Dallen menginginkan tubuhnya, tapi ternyaya Dallen fokus pada pakaiannya. Elena sedikit menunduk untuk menatap gaun selutut dengan motif floral yang sedang ia gunakan, kemudian kembali menatap Dallen. "Tidak mungkin ini palsu. Saya membelinya dari mantan sahabat saya. Walau dia merebut pacar saya, tapi dia tidak mungkin menipu saya." Elena membeli gaun ini dengan menggunakan uang yang telah ia tabung dengan sepenuh hatinya dan ak

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   14. Sikap Aneh

    Elena merasa kalau hidupnya akan hancur hari ini di tangan Ravi. Tidak akan ada orang yang akan menolongnya, sebab orang-orang yang ia harapkan untuk peduli tidak sedikit pun peduli padanya. Elena berusaha keras mempertahankan kehormatannya dari pria berengsek seperti Ravi. Namun, ketika pertahanannya terlalu kuat, maka Ravi tanpa ragu langsung memberikan tamparan padanya, lalu menarik rambutnya ke belakang dengan begitu kuat. "Kau ternyata sangat menyebalkan, tapi tidak apa-apa, aku akan memaafkanmu kali ini karena pemberontakanmu membuatku semakin ingin bercinta denganmu," ucap Ravi yang terus berusaha melepaskan pakaian Elena. Sampai akhirnya, lengan kanan baju Elena sobek dan Ravi terus menarikmya sampai robekan itu membesar dan memperlihatkan pakaian dalam Elena. Elena menangis sejadi-jadinya dan terus berteriak meminta tolong. Elena berharap ada seseorang yang akan menolongnya walau itu terdengar mustahil sekali pun. Ketika baju Elena ingin dirobek kembali, pintu motel ter

DMCA.com Protection Status