"Tidak mungkin aku baik-baik saja," jawab Noah memejamkan matanya.Jelas sekali terlihat bahwa pria itu menahan amarah.Noah berusaha mengatur emosinya. Pria itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan seolah berkata, "Kau sudah bisa tenang, putri kita selamat.""Akan tetapi, bisa berbicara dengan putriku sungguh membuat lukaku terobati," ucap Noah tersenyum tipis.Pria itu menatap Anna lurus seolah Anna benar-benar ada di hadapannya sekarang."Terlalu tidak tahu diri jika aku bahkan mengharapkan Chandra untuk bisa menyelamatkan ibumu juga. Entah apa yang ibumu janjikan padanya, ini juga pasti keputusan sulit untuk ikut campur urusan kerajaan lain," lanjut Noah tersenyum getir."Aku rasa beliau memiliki pertimbangan tersendiri. Bertanggung jawab atas nyawa banyak orang harus mempertimbangkan banyak faktor kan?"Lagi-lagi mata Anna berkaca-kaca. Menjadi pemimpin perusahaan pun ada kalanya mengharuskan efisiensi. Dalam efisi
Pasukan Mcwheel menyerang paviliun tempat mereka berada. Saat Margareth mengintip ke luar jendela, terlihat pasukan musuh menyerang semua tempat yang bisa mereka serang."Mereka benar-benar menyerang kita habis-habisan," ucap Margareth."Amrita... Margareth... Kalian harus tetap berjaga di sini!" perintah Julie pada mereka berdua.Mereka berdua hanya mengangguk."Kita harus segera pergi, Yang Mulia," kata Julie pada Anna."Tunggu... Adakah semacam sihir agar Bella tidak bisa mendengar kebisingan di luar?" tanya Anna pada semua yang ada di ruangan."Gunakan ini, Yang Mulia," ucap Oswald memberi batu sihirnya pada Anna.Oswald mengalirkan sihirnya pada batu tersebut."Saya sudah mengalirkan sihir ke dalam batu ini. Jika batu ini dimasukkan dalam keranjang bayi, suara dari luar tidak akan terdengar," jelas Oswald pada Anna."Terima kasih, Oswald," ucap Anna mengambil batu sihir pria itu dan memasukkannya ke dalam keranjang
Anna tidak tahu sudah berapa lama ia berada dalam ruang bawah tanah ini. Di ruangan ini, semua sangat lengkap mulai dari toilet, penghangat ruangan, makanan, serta pakaian. Bahkan ada banyak buku yang tersusun rapi di rak.Alex benar-benar merancang tempat ini seperti rumah sederhana manusia. Bahkan jika tempat ini diserang, sudah ada pintu darurat menuju dunia manusia.Menariknya, tempat ini didekorasi dengan gaya modern minimalis kegemaran Anna."Aku sangat khawatir dengan keadaan di luar sana," ucap Anna yang sudah mondar-mandir sedari tadi.Jika Anna adalah alat setrika, baju yang mengenai tubuhnya pasti sudah halus dan licin.Meski menyukai interior ruangan ini, Anna bahkan tidak terpikir untuk duduk diam dan kagum."Yang Mulia Raja sangat kuat, Yang Mulia. Beliau pasti akan baik-baik saja," ucap Julie berusaha menenangkan Anna."Apa tidak ada cara agar kita bisa melihat keadaan di luar?" tanya Anna penuh harap.Sayangnya, Oswald dan Julie menggelengkan kepalanya. Tak ada cara un
"Menguasai dunia," jawab Oswald.Mendengar itu membuat otak Anna tak bisa berpikir sejenak. Anna benar-benar tidak habis pikir dengan hal yang baru saja ia dengar.Menguasai dunia? Film fiksi mana yang pria itu tonton? Apa bisa menguasai dunia semudah itu sementara Dewa dunia ini saja menciptakan ganjaran untuk mereka yang merampas hak orang lain?Penguasa tunggal sakit-sakitan? Oh, come on! Apakah tidak ada alasan yang lebih menarik dari ini?Mengapa orang-orang bisa sangat menyukai kekuasaan? Apa yang menyenangkan dengan melihat orang-orang membungkuk? Bukankah tanggung jawab yang diemban juga sangat benar?Anna benar-benar tidak mengerti."Termasuk dunia manusia juga," tambah Oscar."Apa? Dunia manusia juga? Mengapa? Dan dari mana kau mengetahui itu?" tanya Anna bertubi-tubi.Untunglah Arabella tak bisa mendengar percakapan mereka. Bayi itu pasti sudah menangis dari tadi jika mendengar suara kencang Anna."Dahulu McWh
Kini Alex, Brent dan Leon sudah menyusul Steven. Mereka berhasil mengalahkan para pasukan yang ditempatkan di depan gerbang."Memang kekuatan anggota keluarga raja tidak diragukan lagi," ucap Steven menyeringai.Level prajurit duyung sudah berada di tingkatan yang berbeda berkat sihir hitam yang Steven lakukan. Prajurit biasa tidak akan bisa mengalahkan mereka.Akan tetapi untuk anggota keluarga raja nampaknya tidak menimbulkan tekanan yang berarti."Sangat menyebalkan," gumam Steven."Kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos," ucap Alex.Dengan tenang, Alex mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Steven.Steven pun bergeser ke kanan untuk menghindari sihir Alex. Pria itu malah menyerang balik Brent yang dianggap lebih lemah daripada Alex.Brent sendiri berhasil menangkis serangan Steven meski sedikit terdorong ke belakang."Dia menyerangku dengan kekuatan penuh! Sial!" umpat Brent dalam hati."Apa anda baik-baik
"Diam kau!!" teriak Zack pada Amrita.Zack memandang Amrita dengan penuh kebencian. Sementara Amrita sendiri memandang Zack seperti kotoran."Kau benar-benar tak pernah belajar dari pengalaman," ucap Amrita dengan mimik wajah jijik."Hari ini akan menjadi hari kematianmu."Zack menunjuk Amrita dengan marah."Kau terlalu banyak bermimpi," balas Amrita.Amrita pun langsung menyerang Zack dengan sihir. Pria itu berhasil menangkis serangan Amrita.Para pasukan yang semula berada di belakang Zack langsung balas menyerang Amrita. Namun berhasil ditangkis oleh Margareth."Lawan kalian adalah aku," ucap Margareth sambil menyerang puluhan pasukan duyung.Kini, pertarungan terpecah menjadi dua kubu. Margareth melawan puluhan pasukan, dan Amrita berhadapan langsung dengan Zack."Sial!!" maki Margareth saat serangannya lagi-lagi dapat diatasi oleh para pasukan.Margareth kemudian mengeluarkan sihir biru berbentuk kubah sebagai media pertahanan diri menggunakan tangan kirinya. Sementara tangan kan
"Saaa...kittt..." rintih Margareth."Jadi, apa kau menyerah? Apa kau akan ikut denganku?" tanya Zack melonggarkan cengkramannya."Ti...dak... aa...kaannn..." jawab Margareth susah payah.Zack kembali mencekik Margareth kencang. Pria itu tak akan berhenti sebelum Margareth bersedia untuk ikut dengannya."Sepertinya aku akan mati hari ini. Namun ini bukanlah hal yang buruk," batin Margareth.Wanita itu sudah tak lagi memberontak. Ia sudah pasrah. Lebih baik dia mati daripada harus ikut dengan Zack.Tanpa sadar, Margareth tersenyum. Melihat Margareth yang sudah siap mati itu, Zack menjadi murka."Sialan!!" teriak Zack sambil melepaskan tangannya dari Margareth."Haaaahhh... Aa.... Hhaaa.... hhaaaahhh..."Margareth sudah bisa bernafas lagi."Aaarrrggghhhhh!!! Aaaaaaaaaaarrrgghhhh!!!" teriak Zack. Pria itu benar-benar mengeluarkan seluruh suaranya.Zack yang murka itu berteriak dan menghancurkan bangunan dengan membabi buta. Keputusasaan itu terlihat sangat jelas di matanya."Uuhhhuuukk...
Steven pun mencoba membuka pintu itu dengan mendorongnya. "Tidak bisa..." gumam Steven. Steven tak berkeinginan untuk mendorong pintu itu lagi dan langsung meluncurkan sihirnya ke arah pintu. "Duuuuaaarrrr!!!" Steven von McWheel terpental cukup jauh. Pintu itu memiliki sihir pelindung. "Apakah akhirnya berhasil kutemukan?" gumam Steven menyeringai. Steven menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Pria itu bersiap mengeluarkan kekuatan penuhnya. "Hancurkanlah pintu iniiiiiii!!!" teriak Steven. Serangan Steven itu berhasil mengguncang ruang bawah tanah tempat Anna berada. Meski memiliki sihir pelindung, tak berarti pintu itu tidak bisa ditembus. Steven pun kembali menyeringai. *** "Apakah hanya aku yang merasa bahwa sekarang lantai ini bergetar?" tanya Anna melirik pada Oswalad dan Julie bergantian. Mereka bertiga diam dan mengamati keadaan sekitar. Lima detik kemudian, keseimbangan mereka runtuh bersamaan dengan jatuhnya buku-buku dari rak dan barang-barang ya
Noah langsung memeluk putrinya."Kenapa ayah tidak datang menolongku? Kenapa kau membiarkan aku disiksa keluarga itu? Mengapa kau membiarkanku disiksa oleh pria mengerikan itu?""Maaf... Maafkan ayah... Maaf..."Anna berkali-kali menyalahkan Noah dan begitu pula Noah yang berkali-kali meminta maaf.Anna menangis lama sekali. Alex memilih keluar dan meminta semua yang ada di ruangan untuk ikut keluar."Hiiikkkssss... Kau benar-benar ayah yang buruk... hiikkkksssssss..."Dari depan pintu, Alex tetap berdiri mendengarkan Anna dan Noah."Aku harus belajar... hikksss... sampai kelelahan.... Meski lelah.... hikksss... aku tidak bisa istirahat....""Maaf...""Aku... aku.... hiks.... aku tidak bisa tidur dengan tenang waspada mereka akan mencelakaiku... hikkkss... saat aku tidur... hiikkssss... Saat masuk ke perusahaan, aku pun harus melalui hari-hari sibuk... hikkksss...""Maaf...""Pria itu... pria itu gilaa... h
"Cairan ini masih berwarna merah sesuai aslinya karena sudah bisa digunakan secara langsung. Darah lain yang sedang saya proses, harus menunggu lebih lama hingga berubah warna menjadi emas, Yang Mulia," jelas Abigail singkat.Melihat Steven yang tidak puas dengan jawabannya, Abigail lanjut menjelaskan pada Steven semudah mungkin."Singkatnya, jika cairan merah ini diproses lebih lanjut, tidak akan mendapat warna keemasan. Warnanya akan berubah menjadi hitam dan busuk, tidak bisa digunakan sama sekali. Darah yang saya proses selama ini harus berubah menjadi emas baru bisa digunakan. Lebih dari itu, akan sama berubah jadi hitam dan membusuk."Steven baru menyadari bahwa selama ini ia sangat mempercayai Abigail dan dokter lain di kerajaan duyung. Bisa-bisanya dia baru tahu hal sepenting ini setelah sekian lama bereksperimen dengan darah keluarga kerajaan?"Eehhmmm.. ehhmm.. Baiklah kalau begitu. Jadi, apa manfaat dari cairan ini?" tanya Steven."Perce
Steven tidak terlalu marah pada Spitz. Alexander pasti tak ingin terlalu mengekspos istrinya.Apa lagi alasannya jika bukan karena wanitanya adalah wanita lemah?Pria itu sedang berusaha melindungi istrinya."Aku penasaran bagaimana wajah pria yang begitu angkuh menolak tawaran kerjasama denganku itu memohon-mohon untuk mengembalikan istrinya," batin Steven.Seulas senyum keluar dari bibirnya."Ini akan menjadi hari yang menyenangkan," gumam Steven.Steven bahkan bersiul sepanjang jalan.Pria itu memberangkatkan pasukannya secara bertahap. Setelah semua batch melewati portal, barulah Steven akan melewati portal.Hari itu terdapat festival olahraga yang rutin dilaksanakan. Steven sudah berencana memulai serangan dari tempat diadakannya festival. Tempat di mana prajurit kuat sedang berkumpul dan bisa langsung dilenyapkan sekaligus menjadi abu, pikirnya.Namun, orang yang berjalan dengan tudung kepala menarik
Abigail menutup mata dan setengah meringkuk bersiap menerima pukulan Steven."Habislah aku," batin Abigail. Jari tangan Abigail juga sudah menutupi wajahnya.Akan tetapi, Steven masih tetap diam di kursi dan menunggu lanjutan dari penjelasan Abigail."Anda adalah pemilik energi sihir dan kemampuan bertarung yang paling kuat di kerajaan ini, Yang Mulia. Jika anda tertangkap, tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan anggota keluarga kerajaan. Terutama raja naga, ia pasti akan berusaha keras mendapatkan darah istrinya kembali," lanjut Abigail.Abigail bahkan meringkuk lebih kencang dari sebelumnya.Namun, Steven masih hening. Mempersilahkan Abigail tetap melanjutkan ucapannya."Mereka bisa mencari dan menggeledah setiap sudut wilayah kita dengan mudah, tak ada serangan yang bisa membuat mereka gentar karena anda sudah ada di tangan mereka, Yang Mulia. Terlebih, sedikit lagi sisa darah ratu naga akan berhasil diekstraksi sepenuhnya. Yang M
Warning 18+Terdapat umpatan dan penjabaran hal-hal vulgar. Dimohon kebijaksanaan dari para pembaca.***"Buah dadanya yang besar itu berhasil kuhisap dan kugigit. Pent*l merah muda yang menggoda itu sudah kunikmati berkali-kali sepanjang malam.""V*gina yang mulus tanpa celah itu menjepit kejantananku dengan kencang. Apa kau bisa membayangkan kenikmatan yang aku rasakan itu?"Mendengar itu, Alex benar-benar panas. Darahnya serasa mendidih."Kubunuh kau... Kubunuh kau... Kubunuh kau..." gumam Alex geram.Wajah istrinya yang bercumbu dengan Steven terbayang dengan jelas.---"Apa dia tidak jijik harus bercumbu dengan pria yang tidak ia cintai? Dia menikah dengan pria tua itu dan mencampakkan pacarnya demi uang. Menjijikan sekali membayangkan tubuhku disentuh orang yang tak kusuka," komentar Anna saat menonton film vulgar bersama Alex."Apa yang akan kau lakukan jika berada di posis
"Sakiitttt!!!" teriak Anna.Ia menggenggam tangan Steven dengan kuat. Anna yang tidak sadar tengah mengeluarkan sihir itu berhasil membuat tangan Steven terbakar hingga ke tulang."Haaahhh... haaaahhh... Aaarrggghhhh..." teriak Steven kesakitan."Hu..hu...hu... hiksss... hiksss... hiksss..."Tangisan Anna pecah. Anna tidak menyangka akan melihat pamandangan yang cukup menyedihkan. Tangan Steven terbakar hingga meleleh. Kini siapapun bisa melihat tulang tangan pria itu."Wanita bangsat!!!" teriak Steven lagi.Pria itu bahkan menampar Anna. Dengan berlinang air mata, Anna berlari untuk sedikit menjauh.Anna yang sedang ketakutan itu langsung menyerang Steven beserta prajurit yang mengejarnya dengan sihir.AARRRGGHHHHH!! AARRRRGGGGHHHH!!Semua orang terluka.Anna yang panik langsung lanjut berlari tanpa menoleh ke belakang.Akan tetapi, lagi-lagi ia tertangkap oleh Steven.Steven langsung menampar
Alex menjelaskan bahwa ia akan membawa beberapa penyihir portal dengannya agar dapat kabur kapan saja saat situasi sudah tidak menguntungkan.Para penyihir portal hanya bertugas untuk bersembunyi sebaik mungkin dan mengamati keadaan. Saat keadaan tidak menguntungkan, mereka akan memberi tanda jika portal pelarian sudah siap."Firasatku tentang ini tidaklah buruk. Akan tetapi, entah mengapa terasa menakutkan," ucap Noah.Noah merasa lebih tenang usai mendengar rencana Alex. Hanya saja, Noah merasa akan ada hal yang membuatnya sedih.Perasaan ini persis saat mendapati kenyataan wanita yang ia cintai meninggal."Tanpa darah Anna, mereka sudah sekuat ini. Kemajuan mereka akan sangat pesat dengan adanya darah anggota keluarga kerajaan. Kita harus menyiapkan diri untuk segala kemungkinan buruk yang ada," ucap Alex.Alexander mengira Noah takut dengan kekuatan para duyung. Noah sendiri tidak ingin memberitahu bahwa dirinya memiliki firasat baik ten
"Tolongg!! Tolong!! TOLOOONNGGGG!!! TOLOOOONNNGGGGGG!!!"Sekencang apapun Anna berteriak, tidak ada siapapun yang masuk ke dalam.Sekali lagi, Anna harus menanggung satu hal memalukan lagi di hidupnya. Ia harus buang air besar berkali-kali di dalam sana hingga tubuhnya lemas.Anna terus buang air hingga waktu kunjungan Steven dan Abigail datang.Saat Steven membuka pintu, bau tidak sedap langsung menusuk ke hidungnya."Ewwwwhhhh!! Apa ini?!!" teriak Steven.Abigail yang merasa jijik itu pun langsung berteriak, "Apa kau buang air di sini?"Anna yang tubuhnya sudah dipenuhi keringat dingin itu mendelik kesal. Akan tetapi, melihat Steven yang langsung waspada padanya itu membuat Anna langsung pura-pura seperti orang bodoh dan berbicara seadanya."Sakit... perut... sakit...." ucap Anna lirih.Anna berusaha sebaik mungkin untuk memainkan peran orang sakit nan lemah. Ia harus benar-benar terlihat tidak berdaya agar Steven dan
Steven membawa Cynthia ke hotel tempatnya menginap. Membaringkan kakaknya perlahan dan perlahan membasuh tubuh Cynthia. Steven membersihkan tubuh kakaknya dengan berlinang air mata.Orang tua mereka yang sudah terikat sihir hitam memang sudah tidak terlihat jelas bentuk wajahnya. Akan tetapi, Cynthia yang lebih menyukai perdamaian memilih untuk tidak mengikuti jejak raja dan ratu duyung.Baginya, tidak ada hal baik yang terlihat dari kedua orang tuanya saat terikat dengan sihir hitam. Tubuh kesakitan, suram dan penuh hawa negatif di setiap detik kehidupan mereka. Perang demi perang membunuh setiap kehidupan yang tidak bersalah.Wanita dengan senyum secerah matahari itu kini terbaring lemah. Infeksi dari luka yang tidak pernah dirawat itu menggerogoti tubuhnya.Kini sudah tidak ada lagi mata berbinar yang biasa Steven kagumi."Aku... aku akan memanggil dokter ke sini segera... hiks... hikss... hiksss..."Keran air mata Steven benar-bena