Beranda / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / ( S2 ) Bab 95. Marahnya Orang Patah Hati

Share

( S2 ) Bab 95. Marahnya Orang Patah Hati

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-11 08:03:44

Tok tok tok

"Tante ... kalau Tante tidak mau keluar, saya tidak akan mau ketemu Tante lagi."

Menunggu lama di ruang tamu membuat Gara jenuh, akhirnya ia naik ke lantai dua untuk menemui sang tante.

Ia marah bukan karena makanan yang begitu pedas, tapi ia marah karena sang tante berpihak kepada wanita yang sangat dibencinya.

"Tuh 'kan, saya yakin kamu pasti sudah menyakiti hatinya," tukas Aldin pada istrinya. "Dia tidak pernah marah seperti itu sama kamu."

Entah apa yang dilakukan istrinya hingga keponakannya itu begitu marah. Selama ini ia tidak pernah melihat Gara bersikap seperti itu kepada istrinya.

"Biarin aja, nanti juga reda. Kalau aku keluar sekarang dia pasti ngomel-ngomel, nanti aja kalau dia udah nggak marah aku temui dia." 

Sisil tetap tidak mau menemui keponakannya, ia tidak mau berbicara dengan Gara karena pemuda itu karena sedang emosi.

"Ok Tante, kalau Tante tidak mau keluar, saya tidak akan datang lagi ke r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 96. Baru Rencana

    Gara sedang bersantai di teras belakang rumahnya. Halaman yang cukup luas itu ia jadikan taman untuk tempat bermain keponakannya.Ia sengaja menyuruh Yas membeli rumah dengan halaman yang luas untuk tempat bermain anak-anak.Namun, kini keponakan yang ia nantikan sudah tiada sebelum terlahir ke dunia.Suara dering ponselnya yang ada di atas meja, membuyarkan lamunan pria tampan itu. Ia pun mengambil benda pipih yang terus bergetar."Bara. Kenapa dia menelpon? Apa ada masalah lagi?" gumamnya sebelum menjawab panggilan telepon itu."Ada apa?" tanyanya setelah terhubung dengan adiknya.“Bang, kamu lagi sibuk ya?” tanya Bara kepada saudara kembarnya.“Tidak. Saya baru pulang dari kantor, memangnya ada apa?”“Aku tadi mendengar pembicaraan Tuan Indra dengan Daddy. Calon mertuaku itu ingin menjodohkanmu dengan putrinya."Walau tidak suka dengan perjodohan, tapi ia masih bersikap tenang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 97. Mencari Calon Istri

    “Calon istri?”Yas membulatkan matanya sambil menadahkan tangan untuk menerima ponselnya.“Iya, carikan saya calon istri secepatnya!” titah Gara tidak terbantahkan.Ia sudah terlanjur bilang kepada orang tuanya kalau ia sudah mempunyai calon istri.Padahal ia belum mempunyai calon istri. Jangankan calon istri, pacar saja ia tidak punya.“Di mana saya harus mencarinya, Tuan?”Asisten CEO itu bingung di mana ia harus mencari wanita yang mau dijadikan istri oleh tuannya.Pasti banyak wanita yang mau dijadikan Nyonya Gara, tapi apakah sang tuan cocok dengan wanita pilihannya?'Apa saya harus membuka sayembara? Atau saya buka lowongan kerja untuk asisten pribadi Tuan, yang bisa mengurus semua keperluan Tuan Gara seperti seorang istri?'Gara mengangkat bahunya, lalu menjawab, "Saya juga tidak tahu di mana saya harus mencari calon istri yang baik.”Kini pria tampan itu pusi

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 98. Galau

    “Kalau bukan anakku udah aku jorogin ke laut.” Andin melirik dengan sinis kepada anaknya. Lalu menoleh kepada calon menantunya. “Sayang, maaf ya kamu dapat produk gagal.”Bara bangun dari duduknya, lalu pindah ke samping sang mommy untuk memeluk wanita itu sambil menciumi pipinya dengan gemas.Andin berusaha melepas pelukan anaknya. "Bara kamu udah sikat gigi belum?" tanyanya sambil menjauhkan wajah dari Bara.“Kenapa kamu ciumi istri saya?” Haidar bertolak pinggang sambil memelototi anaknya.“Karena istri Tuan adalah wanita yang paling saya cintai sebelum Anisa.” Bara tidak memedulikan ocehan sang daddy, ia masih saja menciumi Mommy-nya.“Bee, buatkan aku kopi hitam!” titah Haidar supaya Bara melepas istrinya.“Biar saya yang buatin, Dad.” Anisa bangun dari duduknya hendak membuatkan kopi untuk calon mertua.“Tidak usah. Kamu jewer suamimu supaya tidak meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 99. Jadilah Istriku

    "Buka bajumu!" titah Gara kepada office girl yang baru saja membawakan kopi panas untuknya."Maksud Bos apa? Saya bukan pelacur! Walaupun saya miskin, saya tidak akan menjual harga diri saya."Jennie menggebrak meja kerja bosnya sambil mencondongkan tubuhnya yang malah semakin mendekatkan buah dadanya pada wajah Gara.Susah payah laki-laki itu menelan ludahnya. Ia tidak ingin melihatnya, tapi pandangannya tidak mau lepas dari buah surga itu."Lalu, maksud kamu apa menunjukkan buah kenyalmu kepada saya? Kamu ingin menggoda saya 'kan?" tukas Gara sambil menarik satu sudut bibirnya mencibir gadis di hadapannya.Jennie langsung menoleh pada buah dadanya dan benar saja dua kancing bajunya terlepas, hingga aset berharganya terlihat oleh sang bos. Ia langsung menutupnya dengan nampan.Wanita itu menjadi malu sendiri, tapi ia tidak mau dipersalahkan walau ia yang teledor."Dengarkan saya! Walaupun kamu membuka seluruh pakaianmu, saya tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 100. Memaksa Menikah

    “Apa?!” teriak jennie dan Yas bersamaan.Ia tidak menyangka kalau laki-laki yang paling dibencinya ingin menjadikannya seorang istri.“Tuan, apa anda serius?” tanya Yas tidak percaya.Setahunya sang tuan sangat membenci wanita itu, bahkan tujuan awalnya mempertahankan office girl itu untuk tetap bekerja karena ingin memberinya pelajaran.“Apa anda sedang sakit kepala, Bos?” tanya Jennie pelan.“Saya serius,” jawabnya. “Bukannya kamu bilang akan menuruti apa pun keinginan saya tanpa protes?”“Tapi nggak gini juga kali, Bos. Saya nggak mau mempermainkan pernikahan, saya hanya ingin menikah dengan orang yang saya cintai.”“Jangan banyak protes! Kamu cukup bersikap baik di depan keluarga saya, selebihnya saya tidak akan menuntut kamu untuk jadi istri saya seutuhnya, saya hanya butuh status saja. ““Tapi tetap aja yang namanya menikah itu nggak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 101. Terpesona

    “Ke mana dia ? Apa dia kabur? Sudah satu jam belum kembali juga.”Pria tampan yang mengenakan setelan jas berwarna hitam itu terlihat gelisah karena calon istrinya belum kembali juga.“Mungkin rumahnya jauh, Tuan.”Walau ia mempunyai kekhawatiran yang sama dengan sang tuan, tapi Yas mencoba menenangkan pria yang duduk di hadapannya.Ketika Gara hendak berbicara lagi, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Jennie masuk tanpa mengetuk pintu dulu.”"Dari mana saja kamu? Apa rumahmu sangat jauh dari sini?""Yaelah baru juga satu jam, tadi motorku kehabisan bensin," jawabnya sambil melirik dengan sinis."Kali ini saya maafkan. Lain kali jangan membuat saya menunggu terlalu lama!" tegasnya sambil menatap tajam calon istrinya itu. "Ayo kita berangkat sekarang!”CEO dingin itu bangun dan berdiri sambil mengancingkan jasnya.“Bos, boleh saya minta satu permintaan lagi?”Ucapan J

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 102. Mendadak Menikah

    “Yas, apa Tante cantik sudah dijemput?" tanya Gara sambil berjalan menuju mobil.“Nyonya Sisil dan Tuan Rizky sudah berada di kantor catatan sipil, Tuan.”“Baiklah, kita berangkat sekarang. Kasihan mereka pasti kebingungan.”“Baik, Tuan."Jennie berjalan sangat pelan karena pakaiannya sangat membatasi langkahnya.'Preman parkiran pengin pakai kebaya,' cibir Gara dalam hatinya.Pria itu tersenyum, lalu menggendong calon istrinya yang kesusahan berjalan.“Bos, turunkan saya! Malu dilihat orang lain.”Jennie membenamkan wajahnya pada dada bidang calon suaminya karena setiap orang yang dilewatinya menatapnya sambil tersenyum.“Jangan panggil saya, Bos! Panggil Suamiku, Mas atau Sayang.”‘Kenapa aku jadi mual ngedengernya,’ batin Jennie.“Kamu dengar tidak apa yang saya bicarakan?”“Iya ....” Jennie

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 103. Alasan Menikah

    "Saya yang kemarin memesan makanan di Restoran Mahira Rasa," jawab Jennie pelan. "Maaf, kemarin saya udah menjelek-jelekkan keponakan Tante.""Astaga ...!" Sisil memukuli keponakannya tanpa henti. "Kamu kenapa kejam banget sama calon istrimu.""Honey, udah." Aldin menarik sang istri yang terus memukuli keponakannya. "Mereka akan menikah. Kita doakan saja supaya hubungan mereka seperti kita." Aldin memeluk istrinya supaya wanita itu tidak marah lagi kepada Gara.Sisil menengadah sambil menatap suaminya dengan sinis. "Jangan seperti kita! Apa kamu lupa apa yang dulu kamu lakukan padaku."'Salah ngomong lagi,' batin Aldin.Sisil melepaskan pelukan suaminya, lalu kembali mendekati keponakannya."Awas aja kalau kamu berani nyakitin istrimu, kamu akan berhadapan dengan Tante. Kalau kamu menyakiti wanita sama aja kamu menyakiti Mommy kamu.""Iya, Tante." Gara pasrah, ia tidak mau berdebat dengan tantenya itu.'Ternyata Tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17

Bab terbaru

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status