Beranda / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / ( S2 ) Bab 58. Anisa Indra Gunawan

Share

( S2 ) Bab 58. Anisa Indra Gunawan

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-12 18:42:22

Mendengar Bara kesakitan Anisa buru-buru membuka pintunya. Ia khawatir tangan laki-laki itu patah.

“Makanya jangan paksa masuk!” ketus Anisa sambil membuka pintu dengan lebar.

Bara malah tersenyum bahagia mendengar omelan dari kekasihnya. Ternyata wanita itu masih peduli kepadanya.

Ia yakin dalam hati Anisa masih ada cinta untuknya. Hanya saja wanita cantik itu belum bisa menerima kenyataan kalau laki-laki yang selama ini ia puja bukanlah pahlawan di hatinya.

Bara pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia langsung masuk ke dalam rumah kekasihnya, begitu pun dengan Gara dan Tuan Indra.

"Saya permisi, Tuan," pamit Bu Eni.

Wanita yang mengantar mereka, kembali ke rumahnya. Ia memilih pergi, tidak mau ikut campur urusan keluarga Anisa. Melihat sikap Anisa yang kurang bersahabat, ia yakin kalau mereka hendak membicarakan hal yang serius. 

"Bara kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Gara sembari mengambil semut di leher belakang ad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 59. Lupakan Aku

    Anisa bangun dari duduknya, lalu menghampiri Bara. "Mas Gara kenapa?" Ia sangat panik melihat laki-laki yang ia cintai berteriak. "Mmm ... maksudku Mas Bara," ucapnya pelan."Maafkan kami yang sudah membuatmu berada di situasi sulit ini," ucap Gara sembari mengatupkan kedua tangannya."Kenapa Abang yang minta maaf? Yang salah itu aku, telah masuk ke dalam hubungan kalian.""Cinta tidak akan pernah salah hanya waktunya saja yang tidak tepat.""Maafkan aku, Bang.""Akulah awal dari permasalahan ini. Andai saja dulu aku lebih memerhatikan Nisa, meluangkan sedikit waktu untuknya, mungkin kamu tidak akan ada niat untuk menghilangkan rasa sepinya. Terima kasih kamu telah membahagiakannya selama ini." Gara menepuk bahu adiknya pelan."Sudahlah jangan diungkit lagi! Lupakan aku! Kita jalani hidup masing-masing, itu lebih baik untuk kita semua.""Sayang, apa kamu memaafkanku?" Mata Bara berbinar mendengar ucapan Anisa yang seolah-olah te

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 60. Cinta Tidak Pernah Salah

    Wanita cantik itu terus memerhatikan kekasihnya. Ia menjadi sangat khawatir dengan keadaan Bara.Tak terasa air mata pun menetes ketika melihat laki-laki itu terlihat sangat lemas. Walau ia membenci Bara, tapi tidak dipungkiri kalau dirinya juga sangat mencintai laki-laki itu.Wanita cantik itu buru-buru mengusap air matanya saat Bu Eni berjalan menuju rumahnya.Bu Eni mengetuk rumah Anisa. "Anisa, cepat keluar, Nak!"Dengan tangan gemetar, Anisa membuka pintu. "Ada apa, Bu?" Ia berpura-pura tidak tahu."Ibu mau mengantar orang kota itu ke puskesmas, kasihan dia, tubuhnya sangat lemah. Nanti tolong nyalakan lampu jika Ibu pulang lama.""Iya, Bu," jawab Anisa pelan.Pandangannya tertuju pada Bara yang sedang di bawa masuk ke dalam mobil. Laki-laki yang dicintai itu terlihat tidak berdaya saat Gara dan sopirnya membantunya masuk ke dalam mobil."Kamu kenal mereka kan, Nak? Nanti susul ke puskesmas ya! Kasihan mereka tidak t

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 61. Hamil

    Tanpa merespons ucapan Gara, Anisa bergegas masuk ke dalam untuk menemui Bara."Bu, saya ucapkan banyak terima kasih karena sudah membantu kami." Gara menunduk hormat kepada wanita yang telah menolongnya setelah Anisa masuk."Tidak apa-apa, Tuan, sudah sepantasnya kita saling membantu.""Saya mohon jangan panggil Tuan, panggil saja Gara!""Baik, Nak Gara," balas Bu Eni dengan ramah."Ibu mau pulang? Mari saya antar!""Biar sopir saya saja yang mengantar Ibu ... maaf namanya siapa, Bu?" tanya Tuan Indra yang baru bergabung dengan mereka."Nama saya Eni, Tuan.""Bara membutuhkan kamu, Nak. Kamu di sini saja, biar sopir saya yang mengantar Bu Eni pulang."Bu Eni merasa tidak enak telah merepotkan mereka. "Saya jalan kaki aja, Tuan.""Jangan, Bu! Biar sopir saya yang mengantar. Sekalian dia mau mencari makan, kebetulan kami belum makan sejak tadi siang," sahut Tuan Indra."Ya Tuhan." Bu Eni menutup

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 62. Memaafkan

    Anisa melepaskan genggaman tangannya."Nggak, Mas. Jika kita bersatu ada orang yang tersakiti. Kita sudah melakukan kesalahan besar telah menyakiti Mas Gara. Apa kamu tega menyakiti saudaramu sendiri?""Kamu yakin tidak melakukan kesalahan, menjauhkan anakmu dengan ayahnya? Apa kamu tega melakukan semua itu?"Anisa terdiam sesaat. Anaknya akan menjadi korban keegoisannya sendiri. Tapi, apakah ia bisa hidup tenang jika berada di antara dua laki-laki yang mencintainya bersamaan.Tiba-tiba Gara masuk ke dalam ruang perawatan adiknya. Sebenarnya pria itu sejak tadi tidak sengaja menguping pembicaraan mereka."Jika saya yang menjadi jurang pemisah di antara kalian. Saya akan pergi jauh dari kehidupan kalian.""Jangan, Bang!" seru Bara.Anisa memberanikan diri menatap Gara. "Maafkan aku, Mas.""Saya akan memaafkanmu, jika kamu dan Bara menikah.""Maaf, aku belum bisa memaafkan Mas Bara," ucap Anisa yang membuat Bara mera

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 63. Pelukan Seorang Ayah

    Tuan Indra terdiam dalam beberapa detik, air matanya luluh begitu saja saat Anisa menyebutnya Ayah."Apa saya tidak salah dengar? Kamu memanggil saya Ayah?"Anisa mengangguk pelan. "Saya sudah tahu kalau anda Ayah saya, hanya saja hati ini belum bisa menerimanya, tapi saya akan belajar memanggilmu Ayah.""Saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima Ayah sepenuhnya. Saya akan menuruti semua keinginanmu untuk menebus dosa-dosa Ayah padamu.""Saya hanya ingin anda merahasiakan keberadaan saya. Jangan mengumumkan status saya ke publik. Selain anda, keluarga anda tidak boleh tahu kalau saya ini anakmu."Saat orang tua Tuan Indra, datang mengancam dia dan ibunya, Anisa sudah besar dan sudah mengerti tentang permasalahan Ibu dan neneknya. Dari situlah ia sadar kalau keluarga sang ayah tidak menginginkannya.Walau masih bingung dengan permintaan sang anak, tapi laki-laki tua itu mengangguk setuju. Baginya diakui saja sudah sangat bersyukur.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 64. Takut Kehilangan Lagi

    "Ini sepenuhnya kesalahanku." "Kejahatan kalian tidak bisa dimaafkan, Mas. Andai saja nggak ada anak ini, aku nggak akan mau memaafkanmu, walau aku cinta sama kamu," ucap Anisa sembari mendelikkan matanya pada Bara. "Sayang, kamu boleh menyalahkanku, tapi jangan membenci Mas Gara. Dia Kakak terbaik yang aku punya. Ini semua kesalahanku, Mas Gara sama sekali nggak tahu." Bara meraih tangan Anisa, lalu menciumnya dengan mesra. "Kamu tambah cantik kalau lagi marah." "Gombal!" Anisa memalingkan wajahnya dari laki-laki yang sedang bersandar pada tempat tidurnya. "Aku nggak gombal, kamu memang sangat cantik. Aku sangat mencintaimu, kamulah satu-satunya wanita yang membuatku hampir gila karena tidak bisa jauh darimu. Kamulah bidadari surga yang Tuhan berikan untukku. Maafkan aku karena aku terlalu mencintaimu." Anisa menoleh pada laki-laki yang sedang tersenyum menggodanya. "Apa waktu kecil kamu kebanyakan makan gula? Kenapa ucapanmu begitu manis?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 65. Masa Lalu

    "Aku sangat takut kehilanganmu lagi. Aku pernah kehilanganmu saat merahasiakan identitasku, maka dari itu aku akan mengungkap siapa diriku."Bara memejamkan matanya, menghirup napas dalam-dalam supaya lebih tenang. Lengkungan bibirnya terlukis indah di wajahnya yang masih terlihat pucat.Tatapannya yang sayu menatap wajah cantik kekasihnya sambil menggenggam lengan wanita itu. Bara mengatakan kejujuran tentang masa lalunya. Tidak ada yang ia sembunyikan, semua ia ungkap kepada Anisa.Bahkan tentang mantan terakhirnya yang menikah diam-diam dengan temannya sendiri. Bara menceritakan semuanya dari awal hingga akhir."Terima kasih karena kamu sudah hadir dalam kehidupanku. Ketulusan cintamu mampu mengubah hidupku yang kelam ini." Bara mencium tangan kekasihnya dengan mesra. "Aku berharap kejujuranku nggak akan membuatmu pergi lagi dari hidupku.""Semua orang mempunyai masa lalu yang tidak selalu manis. Aku hargai kejujuranmu. Walaupun merasa kec

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 66. Sangat Memalukan

    "Mommy khawatir sama Bara. Di saat dia sakit, Mommy nggak ada di sana.""Dia tadi hampir mati, Mom, tapi saat Anisa memaafkannya dia langsung sembuh. Percayalah Mommy pasti diabaikan karena mereka sudah berbaikan." Gara tersenyum sembari melirik Bara yang berada di sampingnya."Bohong, Mom. Mommy tegap wanita nomor satu yang ada di hatiku."Bara berusaha meyakinkan sang mommy kalau dirinya akan terus menjadikan wanita yang melahirkannya itu prioritasnya."Bara, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kamu masih pusing atau mual?""Nggak, Mom, aku udah sembuh.""Dia langsung sembuh setelah Anisa memaafkannya. Kalau aku jadi Anisa, aku pasti berpikir kalau anak itu hanya pura-pura sakit saja.""Kamu benar, Bang. Tadi Anisa juga mengira aku berpura-pura sakit.""Bersyukurlah karena kamu sakit, Anisa memaafkanmu!" balas Gara sembari tertawa pelan."Kamu ini, adikmu lagi sakit, kenapa ditertawakan?""Apa dia beneran sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19

Bab terbaru

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status