Share

Bab 54. Kopi Sianida

Andin menoleh pada sang suami yang sedang berjalan menghampirinya. “Kenapa dia berbicara seperti itu?” batin Andin. Tatapannya tidak lepas dari wajah sang suami. “Kalau Nenek beneran berharap bagaimana? Nambah masalah aja.” Andin terus saja menggerutu di dalam hatinya.

Andai saja tidak ada sang nenek, Andin ingin sekali membungkam mulut suaminya dengan bogem mentah. “Awas lo ya, gue perkosa baru tahu rasa lo,” kata Andin. Ia berpikir Haidar hanya bercanda berbicara seperti itu.

Haidar benar-benar ingin sang istri terus mendampinginya sampai akhir hayat nanti. Namun, Haidar belum berani mengungkapkannya karena ia juga masih ragu dengan perasaannya. Ia belum yakin dengan rasa yang tumbuh di hatinya, apa dia mencintai sang istri atau hanya sekedar rasa nyaman aja.

“Andin akan melahirkan banyak anak dariku untuk Nenek. Jadi, Nenek harus makan ya, biar sehat terus sampai anak kami had

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status