Share

Chapter 2

Ini gila. Luna bahkan tidak memikirkannya sama sekali. Tapi tangannya telah berhasil menghubungi seorang gadis berambut pirang bernama Selena.

Ya. Setelah kejadian memuakkan dalam hidup Luna kemarin lusa. Kini Luna berada di kafe yang sama seperti saat ia berbicara dengan Selena waktu itu.

Sekarang hari Kamis.

Luna membutuhkan bantuan Selena. Ayahnya terus menerornya untuk memberikan uang. Luna mencoba untuk tidak peduli tapi Harris sering muncul di depan apartemennya atau di depan kantornya.

Sangat menjengkelkan.

"Apakah kamu sudah lama?" Suara Selena membuyarkan lamunan Luna.

Gadis itu sering melamun akhir-akhir ini. Ada banyak hal yang dipikirkannya.

"Tidak juga. Aku baru saja memesan minuman. Kau sudah pesan?" Luna bertanya. "Aku tidak tahu seleramu, jadi aku belum memesankan untukmu."

"Tidak apa-apa, aku sudah memesannya sendiri. Terima kasih sudah memikirkan aku." Selena duduk di seberang Luna.

Bahkan meja yang mereka tempati sama persis dengan meja yang mereka tempati saat itu. "Apa kabar?" Selena bertanya dengan ramah.

Luna mengangkat bahu. "Sangat kacau." Luna melemparkan pandangannya ke luar jendela. Ia tak tahu harus memulai dari mana.

"Jadi, kau butuh bantuan apa?" tanya Selena melihat raut wajah Luna yang tidak baik-baik saja. Apalagi mendengar jawaban dari gadis itu.

Sambil menghembuskan napas, Luna membuka suara. "Aku butuh uang."

"Berapa?" tanya Selena santai tanpa beban. Seperti yang bisa dilihat Selena, ini bisa menguntungkannya. Luna tidak main-main dengan kata-katanya. Sudah pasti gadis itu sangat membutuhkan uang. Jadi bisa disimpulkan, Luna akan melakukan apa saja jika Selena bisa membantunya.

"4000 dollar?"

"Aku akan memberimu satu juta dollar sekarang juga." Selena berkata dengan yakin. 

Pandangan Luna yang semula tertuju pada pemandangan di luar kafe langsung tertuju pada Selena. "Apa yang kau katakan?"

"Satu juta dollar," ulang Selena.

Alis Luna berkerut karena curiga. Mengingat apa yang dibutuhkan Selena membuat keterkejutan Luna mereda. "Tidak mungkin, aku hanya butuh 4000 dollar."

Sudah pasti Selena akan memintanya untuk menjadi pengantin pengganti. Luna tidak bisa mengambil risiko terlalu jauh. Menikah bukanlah sebuah lelucon. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup dan Luna akan menikah dengan orang yang ia cintai dan mencintainya. Bukan dalam perjodohan, atau atas dasar menggantikan pengantin wanita dari perjodohan.Selena yang tahu bahwa Luna mengerti apa yang ia maksud, meraih tangan Luna dan menggenggamnya.

"Aku juga membutuhkanmu Luna," kata Selena tampak putus asa. "Aku tidak bisa menemukan pengganti yang sepadan. Kau cantik, kau pintar karena kau bekerja di perusahaan besar. Kau bukan sembarang gadis sewaan. Dan kau sangat bermartabat dan bertekad."

"Kau bisa menjadi bagian dari keluarga Wilson jika kau mau," tambah Selena.

"Sudahkah kau mencoba berbicara dengan orang tuamu tentang dirimu?" tanya Luna tanpa menghiraukan permintaan Selena.

Selena mengangguk, sementara air mata menetes dari matanya. "Tidak ada cara lain. Pria itu tetap harus menikahi wanita dari keluarga Wilson. Itu sudah kesepakatan dan tidak bisa dibatalkan. Jika tidak, nama keluarga Wilson akan tercoreng dan hancur karena tidak memenuhi janji itu."

Selena mulai terisak. "Tapi aku tidak bisa menikah dengan pria itu. Hiks...."

Luna tertawa kecil. Raut wajahnya yang semula marah dan jengkel berubah menjadi khawatir. Aish ini karena Selena menggunakan senjata air mata.

"Aku satu-satunya anak perempuan di keluarga Wilson."

"Selena, sama sepertimu. Aku juga ingin menikah dengan seseorang yang kucintai." Luna membelai punggung tangan Selena dengan menenangkan.

"Kau bisa menceraikan pria itu, bukan?" usul Selena di tengah isak tangisnya.

Itu adalah ide yang bagus. Tapi tetap saja. Luna tidak ingin menikah karena cinta. Tapi sialnya, Luna ingat apa yang dia butuhkan sekarang. Dia butuh uang.

"Apa kau ingin promosi?" tanya Selena mengingat sesuatu. Ayahnya memiliki 25% saham di Bellagas.

Mendengar itu Luna menjadi sedikit tertarik. Pada saat yang sama dia mengkhawatirkan sesuatu. Selena bukan gadis sembarangan. Luna sudah terlibat dalam masalah Selena. Dia adalah tipikal gadis yang akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Selena akan melakukan apa saja agar Luna mau menggantikannya sebagai pengantin.

"Aku bisa saja mengeluarkanmu dari Bellagas," tambah Selena menghentikan tangisnya. Benar. Sama seperti yang Luna pikirkan.

Luna mencari tempat yang salah untuk meminta bantuan.

"Kau menjamin keselamatanku?" tanya Luna, memberinya pilihan.

Selena mengangguk dengan tegas. "Aku akan menjaminnya. Keluargaku akan menjagamu dengan baik."

"Kenapa kau bilang begitu?"

"Keluarga tidak mungkin membatalkan perjodohan ketika tanggal pertunangan tinggal tiga hari lagi."

Tampaknya pria yang dijodohkan dengan Selena benar-benar tidak main-main. Dia jelas berasal dari keluarga terhormat dan bukan orang sembarangan. Namun dengan keadaan seperti itu, Luna juga tidak berani mengambil resiko lebih.

"Keluargaku akan tetap melaksanakan perjodohan tersebut. Dan kau akan terlindungi di bawah keluarga Wilson. Aku berjanji padamu akan hal itu."

******

Entah apa yang dipikirkan Luna. Sekarang dia berada di dalam mobil Selena dalam perjalanan ke rumah gadis itu. Ini gila, mengerikan dan sangat beresiko.

Bahkan jika Luna akan mati di tangan pria itu. Itulah takdir yang harus Luna terima. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa lagi di dunia ini. Sekarang yang ia butuhkan hanyalah uang. Kehidupan yang tenang tanpa campur tangan ayahnya. Karier yang melesat seperti impiannya. Dan yang pasti tidak dipusingkan dengan biaya sewa apartemennya.

Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit. Akhirnya mobil yang dikendarai Selena berbelok ke gerbang tinggi yang memisahkan rumah keluarga Wilson. Sebuah pagar dengan 4 orang penjaga di depannya menyambut kedatangan Selena. Gerbang tersebut secara otomatis terbuka membiarkan mobil Selena masuk ke dalam pekarangan.

Tampaknya mobil Selena harus menempuh perjalanan sejauh 2 kilometer untuk sampai di bangunan megah berwarna hitam dan putih itu.

"Ini rumahmu?" tanya Luna melihat bangunan di depannya yang tinggi dan megah.

"Iya. Tapi ini bukan rumah utama." Selena sibuk melepaskan sabuk pengamannya.

"Maksudmu kamu punya lebih dari satu rumah?" tanya Luna lagi dengan heran.

Selena mengangguk. "Ayo kita turun ke bawah. Keluargaku sudah menunggu."

Mendengar itu Luna membuka sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil mengikuti Selena.

Tak jauh dari mobil Selena, seorang pria berpakaian hitam mendekat.

Selena langsung melemparkan kunci mobilnya kepada pria tersebut.

Wow, bagaimana bisa ada pelayan parkir di rumah? Wah ini benar-benar bukan keluarga biasa. Bagaimana dengan calon pengantin laki-laki yang akan bersanding dengan Selena? Pasti benar kalau mereka adalah mafia.

Luna segera menoleh ke kanan dan ke kiri mencari celah. Mungkin ia ingin menyerah dan kabur saja.

"Jangan coba-coba melarikan diri. Ada lebih dari 30 penjaga di sini," kata Selena, memahami gerak-gerik Luna.

Sekarang gadis itu tampak berbeda.

Sifat asli Selena mulai terlihat. Bahwa dia tidak main-main dengan kesepakatan ini.

Luna tidak bisa bertahan begitu saja. Mau tidak mau, ia harus menuruti kemauan Selena dan memenuhi kesepakatan yang telah ia sepakati sebelumnya.

Luna terjebak dalam permainan yang dibuat Selena. 

******

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status