Share

Dekapan dalam Cinta

Penulis: Sri_Eahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 06:23:29

Excel menghela napas panjang sebelum menjawab, "Baiklah, Pak."

Sambungan terputus, meninggalkan segudang tanda tanya di benaknya. "Ada apa sebenarnya ya?" gumamnya pelan.

Ketika ia menoleh, Excel mendapati Nur sudah tertidur, kepalanya bersandar nyaman di pundaknya. Sesaat, dunia terasa berhenti. Mata Excel melembut, menatap wajah istrinya yang tenang dan damai. Cahaya lampu redup di ruang tamu memantulkan kehangatan di wajah Nur, membuatnya tampak begitu menawan.

Dengan gerakan hati-hati, Excel mengulurkan tangan, menyibakkan helaian rambut yang menutupi wajah Nur.

"Cantik," gumamnya nyaris tanpa suara, seolah bicara pada dirinya sendiri. Matanya terpaku pada bibir mungil Nur, yang sedikit terbuka dalam tidurnya. Godaan untuk mencium bibir itu melintas, begitu kuat hingga membuatnya mendekat perlahan.

Namun, gerakan kecil Nur membuatnya tersadar. Excel menarik diri, menggeleng pelan sambil tersenyum.

"Apa yang aku lakukan?" bisik Excel, setengah menertawakan dirinya sendiri.

Excel
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Teka-teki Bulan Madu

    Satu bulan telah berlalu sejak Mahendra Grup nyaris lumpuh. Berkat bantuan dana dari Heri yang terus mengucur, perusahaan perlahan bangkit dari keterpurukan. Excel bekerja keras siang dan malam, memastikan setiap celah masalah tertutup rapat. Namun, ada satu hal yang terus mengusik pikirannya—siapa saja pelaku yang sebenarnya di balik pembocoran dana perusahaan.Hari ini, jawaban akhirnya terkuak. Excel memanggil seluruh jajaran direksi ke ruang rapat. Di antara mereka, Bu Tari, kepala divisi legal, duduk dengan ekspresi tegang.Excel membuka pertemuan dengan nada tegas. "Setelah penyelidikan mendalam, kami menemukan bukti bahwa salah satu dari kita terlibat dalam pembocoran dana perusahaan. Dan bukti itu mengarah pada Anda, Bu Tari."Ruangan mendadak sunyi. Semua mata tertuju pada Bu Tari, yang wajahnya seketika pucat."Tuan Excel, tunggu. Saya bisa jelaskan," ucap Bu Tari, suaranya bergetar.Excel mengangkat tangan, menghentikan Bu Tari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Bicara Dua Hati

    Belum reda rasa kesalnya Nur, kini datang seseorang yang menambah bibit kesalnya. "Excel...! Woy, pengantin baru keluyuran aja lu!" Seorang pria seusia Excel melangkah santai mendekat. Satu tangannya menepuk bahu Excel, sementara tangan lainnya menjabat erat tangan sahabatnya."Selamat, Bro. Sorry gue nggak bisa datang waktu itu. Ada urusan keluarga di luar negeri," ujarnya santai.Excel tersenyum kecil. "Nggak apa-apa, Gas."Bagas mengangguk, lalu melirik sekeliling. "Eh, by the way, Vero mana? Masa pengantin baru jalan-jalan nggak ngajak istri?"Pertanyaan itu membuat hati Nur serasa diremas. Kata-kata Bagas seperti pisau tajam yang menusuk hatinya. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan perasaan yang tiba-tiba berkecamuk.Excel pun mendadak terdiam. Senyum yang tadi menghias wajahnya lenyap seketika. Ia melirik sang istri di sisinya, yang kini tampak menunduk dengan wajah murung.Tanpa berpikir panjang, Excel meraih pinggang Nur dan menariknya lebih dekat. Gerakan mendadak itu membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Hangat di Tengah Dingin Malam

    "Aku percaya kok sama, Kakak. Apa, Kak Excel, benar-benar serius dengan pernikahan ini?" tanya Nur. Bola matanya bergerak menggemaskan.Kepala Excel mengangguk dengan tegas, "Iya, Nur. Aku emang serius dengan pernikahan ini, aku tak ingin berpisah sama kamu. Kita belajar sama-sama membangun rumah tangga yang diridhoi Allah. Aku tahu kita belum saling mengenal sepenuhnya, tapi aku percaya, selama kita punya niat yang baik dan saling mendukung, kita pasti bisa melewatinya."Jawaban Excel meniupkan angin segar ke dalam relung hati Nur, membuat wajahnya merah merona. Nur terdiam sejenak, pandangannya tertunduk ke lantai, seolah memikirkan sesuatu yang berat. "Tapi, Kak, aku takut ... takut kalau enggak bisa jadi istri yang baik. Aku enggak punya pengalaman apa-apa, Kak Excel."Excel tersenyum lembut. Ia semakin mempererat kaitan tangannya pada pinggang sang istri. Mengantar sengatan gelayer mendebarkan pada dada Nur. "Kamu enggak perlu sempurna, Nur. Aku juga enggak sempurna. Tapi se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Minta Pisah

    Excel mengurai tautan bibir mereka, ibu jarinya bergerak mengusap lembut bibir Nur yang basah akibat perbuatannya.Nur masih membeku. Otaknya seakan berusaha mengolah kejadian yang baru saja berlangsung. Deru napasnya masih tidak beraturan begitu juga dengan Excel. Sorot mata Nur tampak linglung.Beberapa saat kemudian, Nur akhirnya tersadar. Dengan wajah yang merona, ia buru-buru menarik diri dari pelukan Excel.Begitu Nur beranjak dari atas tubuhnya, Excel segera membenarkan posisi duduknya. Keadaan seketika berubah menjadi canggung.Namun, suasana hening itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba Nur melayangkan pukulan kecil ke dada Excel."Aduh," keluh Excel, mengaduh pelan sambil memegangi dadanya."Kenapa kamu mukul aku, Nur?" tanyanya dengan nada bingung.Nur memandangnya dengan wajah kesal dan sewot. "Kak Excel udah ngambil ciuman pertama aku!" protesnya, bibirnya yang mungil maju terlihat sangat menggemaskan.Sejenak Excel hanya bisa melongo, sebelum akhirnya tawanya pecah. Ia meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kejutan Apa?

    Nur terdiam, ia bingung mau menjawab apa. Akhirnya, hanya bisa mengiyakan saja, "Iya, Mbak. Iya. Nanti tanya kak Excel."Di seberang telepon, Lia langsung menghela napas panjang. "Nanti kapan, Nur? Udah berapa lama kamu di sana? Jangan sampai bapak dan mamak curiga!""Iya, Mbak... Paham. Aku bakal urus semua ini." Nur mencoba menenangkan sang kakak, meskipun dalam hatinya ia merasa semakin tertekan.Disisi lain perasaan Nur kepada Excel semakin hari semakin tumbuh subur, ia pun juga merasa nyaman bersama lelaki itu. Namun di sisi lain ia belum siap untuk jujur kepada saudaranya bahwa pernikahan mereka ingin di lanjutkan. "Dengar, Nur. Kalau kamu enggak ada keberanian buat bicara sama Excel, aku sendiri yang bakal datang ke sana dan selesaikan semuanya!" ucap Lia nampak tidak puas.Nur langsung tersentak. "Jangan, Mbak! Jangan ke sini. Aku bisa urus sendiri!" jawabnya cepat."Kapan, Nur? Jangan cuma janji!" suara Lia mulai meninggi.Nur menggigit bibirnya, kalau Lia datang ke kediaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Bulan Madu Berujung Petaka

    Nur mengikuti Excel, berjalan di sepanjang pantai yang mulai sepi. Langit malam perlahan mengambil alih, dihiasi bintang-bintang yang mulai bermunculan. Setelah beberapa menit berjalan, Excel berhenti di sebuah sudut pantai yang lebih tenang. Di sana, sebuah meja kecil sudah tertata rapi dengan lilin-lilin kecil yang menyala lembut, menciptakan suasana romantis.Nur tertegun. "Kak Excel, ini semua buat aku?"Excel mengangguk, mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kotak kecil berwarna merah muda. Ia membukanya, memperlihatkan sepasang cincin sederhana namun elegan."Nur, aku nggak tahu bagaimana masa depan kita. Tapi aku tahu satu hal, aku ingin kamu ada di sampingku selamanya. Kamu mau, kan?"Kedua mata Nur berkaca-kaca, ia tak menyangka lelaki itu akan memperlakukan dirinya semanis ini. Akhirnya ia pun mengangguk dengan senyum yang penuh kebahagiaan. "Iya, Kak. Aku mau," jawab Nur yakin.Excel tersenyum lega, matanya berbinar melihat jawaban Nur. Ia meraih tangan kanan Nur de

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Panik

    Nur merasakan dinginnya lantai beton yang menusuk hingga ke tulang. Napasnya tersengal-sengal di balik sumpalan kain yang menutupi mulutnya. Ia menggeliat pelan, mencoba mengendurkan tali kasar yang melilit pergelangan tangannya. Rasa perih akibat gesekan tali semakin menyiksa, tapi Nur tak memedulikan itu. Ia hanya ingin bebas.Dengan mata sembab yang basah oleh air mata, ia melirik sekeliling ruangan yang gelap. Satu-satunya cahaya datang dari lampu kecil yang menggantung di sudut. Udara lembap bercampur bau debu memenuhi ruang sempit itu. Tak ada suara lain selain detak jantungnya yang menggema di telinga."Aku harus keluar dari sini. Aku enggak mau ada di sini terus," pikir Nur sambil menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Namun, semakin ia berusaha melepaskan ikatan di tangan, semakin sakit rasa pergelangannya. Kulitnya lecet, bahkan mungkin berdarah, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain terus mencoba."Ya Allah, tolong hamba. Kirimkan pertolongan agar aku bisa k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Nasib Nur

    Lia menarik napas panjang sebelum mengalihkan panggilan VC, mencoba mengendalikan kegugupannya. Ia tahu sang Mamak tidak mudah dibohongi, tapi dirinya juga tidak bisa membiarkan keadaan semakin rumit."Mak, Nur itu sebenarnya lagi belajar kelompok di rumah temannya. Tadi malam temannya itu minta Nur untuk nginep karena mereka begadang sampai larut." Akhirnya Lia memberikan alasan, suaranya terdengar bergetar di ujung kalimatnya.Ada jeda di seberang, sebelum Isna bertanya dengan nada curiga."Teman cewek apa cowok, Li?"Lia langsung merespons cepat, terlalu cepat hingga terdengar gugup."Cewek, Mak. Teman cewek kok. Tenang saja, Nur aman."Namun, jawaban itu justru membuat Isna semakin bingung."Tadi kamu bilang Nur lagi tidur di kamarnya, kok sekarang malah dibilang nginep di rumah teman? Kamu ini kenapa jawabannya beda-beda terus?"Lia terpaku. Ia bisa merasakan darahnya mengalir lebih cepat, jantungnya berdegup kencang. Ia tahu, jika tidak segera menjelaskan sesuatu yang masuk aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ending

    Sementara itu, di rumah Heri, Nur sedang sibuk menata buku-bukunya di meja belajar. Ia baru saja menyelesaikan tugas kuliah yang cukup berat. Pikirannya sesekali melayang ke Excel, tetapi ia segera mengalihkan fokusnya. Nur tahu, ia harus tetap kuat dan menjaga keputusannya.Lia masuk ke kamar Nur sambil membawa secangkir teh hangat. "Nur, istirahat dulu. Jangan terlalu keras sama dirimu sendiri."Lia tahu, Nur selalu belajar dengan giat. Jadi wajar adiknya itu bisa masuk ke universitas ternama di Jakarta meski belum bisa mencapai beasiswa. Saat sekolah SD-SMK Nur selalu mendapat peringkat 3 besar dan memenangkan banyak lomba bersama teman-temannya. Nur tersenyum kecil. "Suwun, Mbak'e. Aku cuma mau memastikan semua tugasku selesai tepat waktu."Lia duduk di tepi tempat tidur, menatap adiknya dengan penuh sayang. "Aku bangga sama kamu, Nur. Kamu udah melalui banyak hal, tapi tetap kuat. Aku yakin kamu akan jadi orang yang sukses."Nur men

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ada Pertemuan, Ada Perpisahan

    Nur mengamati pesan itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Kata-kata Excel mengingatkannya pada masa lalu yang ingin ia lupakan, namun ada bagian kecil dari hatinya yang masih merasakan getaran dari kenangan itu. Tetapi, tekadnya sudah bulat. Dia tidak ingin terjebak lagi dalam luka yang sama.Ponselnya tiba-tiba berdering, nomor baru yang sama menghubunginya. Nur terdiam, menatap layar dengan tatapan bimbang. Tetapi ia memutuskan untuk tidak menjawab. Panggilan itu akhirnya terputus dengan sendirinya, dan tanpa ragu Nur memblokir nomor baru Excel."Ini harus berakhir," gumamnya pelan. Dia bertekad untuk melupakan Excel sepenuhnya dan fokus pada masa depannya.Seminggu kemudian, Bambang dan Isna, memutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka. Musim panen padi sudah tiba, dan mereka ingin memastikan semuanya berjalan lancar. Sebelum pergi, mereka memastikan Nur baik-baik saja.Nur mengantarkan kedua orang tuanya ke terminal. Dalam perjalanan,

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kembali

    Malam Semakin LarutSetelah beberapa jam bekerja dengan serius, akhirnya tugas mereka mendekati selesai. Suasana menjadi lebih santai, diselingi candaan dan tawa."Rino, kamu serius banget sih dari tadi. Santai dikit dong," goda Latifa sambil mengulurkan segelas es jus untuk pemuda berkulit kuning langsat.Rino hanya tersenyum kecil. "Kalau nggak serius, tugasnya nggak selesai-selesai, Fa."Dika, yang sejak tadi memperhatikan Nur, merasa ini adalah kesempatan untuk mendekatinya lebih jauh. Saat yang lain sibuk membereskan alat, ia menghampiri Nur yang sedang duduk sendirian di sudut ruangan."Nur, kamu hebat banget tadi. Pekerjaan kita cepat selesai berkat kamu," puji Dika, duduk di sebelahnya."Terima kasih, Dik," jawab Nur singkat, mencoba menjaga jarak.Ketika tugas benar-benar selesai, satu per satu teman-teman mereka mulai pulang. Latifa pergi bersama Rino, sementara Sera pulang lebih dulu diantar Adi. Nur, yang menunggu Pak Supri menjemput, memilih tetap duduk di ruang tengah be

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Firasat

    Latifa berbisik pada Sera dengan nada penuh semangat. "Sera, bayangin deh, kita kerja kelompok bareng mereka. Ini kesempatan emas!"Sera hanya mendesah pelan. "Emas buat kamu. Aku sih enggak ya. Kalau alatnya lengkap dan tugasnya cepat selesai, aku sih nggak masalah. Tapi kayaknya Nur agak keberatan deh."Latifa menepuk bahu Nur. "Nur, santai aja. Kita kan kerja kelompok. Nggak akan ada yang aneh-aneh kok."Setelah jam kuliah selesai, rombongan kelompok mereka bersiap menuju rumah Dika untuk memulai pengerjaan tugas. Nur, meski masih merasa kurang nyaman, akhirnya menerima tawaran Dika untuk memboncengnya dengan motor."Yuk, Nur. Motor udah siap di parkiran," kata Dika dengan senyuman yang terasa dipaksakan di mata Nur.Latifa, yang sudah sejak tadi tak bisa menyembunyikan senyumnya, langsung menghampiri Rino. "Aku bareng kamu aja, ya?" tanyanya penuh semangat.Rino, yang sedikit terkejut tapi tidak keberatan, hanya mengangguk. "

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ragu

    Tak ingin berlama-lama dilumpuhkan oleh emosinya, Excel masuk kembali ke dalam mobil. Tanpa berpikir panjang, ia menginjak pedal gas dalam-dalam, membiarkan mobilnya melaju liar di jalanan. Kecepatan tinggi dan suara mesin menderu menjadi pelariannya. Ia tak peduli pada bahaya atau rambu-rambu yang ia langgar.Namun kali ini, pelariannya berakhir tragis. Di sebuah tikungan tajam, mobilnya kehilangan kendali dan menghantam pembatas jalan dengan keras. Suara benturan menggema, diikuti suara kaca yang pecah berantakan.Saat tubuhnya terkulai di balik kemudi, kepala Excel berdenyut hebat. Dunia di sekitarnya terasa buram, tapi ingatan demi ingatan menyeruak di benaknya.Excel melihat Vero yang tengah mencoba gaun pengantin putih. Senyum manis yang dulu pernah ia cintai kini terasa seperti belati yang menusuk dadanya. Kenangan itu terasa begitu nyata, hingga tiba-tiba bayangan itu memudar, digantikan oleh kenyataan pahit yang menghantamnya tanpa ampun.

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Di Tepi Kehancuran

    Di Tepi Kehancuran Juanda menghela napas berat, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran. Ia tahu bahwa apa yang akan ia katakan bisa menghancurkan hubungan mereka, tetapi ia tak bisa lagi menyembunyikannya.“Ver, kamu ingat malam itu... waktu kita pulang dari pesta ulang tahun Clara? Kamu mabuk berat, Ver. Dan aku tahu, kamu belum minum pil dan aku sengaja melakukannya malam itu. Aku tahu, jika kamu mabuk, kamu tidak akan menolak.”Vero membelalakkan matanya, perasaan tidak percaya menyeruak di wajahnya. “Kamu... sengaja? Kamu mengambil keuntungan dari aku yang tidak sadar?!”“Aku tahu ini egois, tapi aku ingin kamu menjadi milikku. Aku sudah lama mencintaimu, Ver. Aku pikir, dengan adanya anak, kita bisa lebih dekat. Kita bisa menjadi keluarga sungguhan.”Vero mencengkeram baju Juanda, matanya berkilat marah. “Kamu menghancurkan hidupku! Apa kamu tahu berapa tahun aku berjuang untuk sampai ke titik ini? Model

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Diusir

    Anton menghela napas panjang. "Ma, ini bukan soal hati. Ini soal harga diri keluarga kita. Vero sudah membuat kesalahan besar, dan aku tak akan membiarkan dia terus tinggal di sini dengan kondisi seperti ini."Tantri menunduk lebih dalam, perasaan campur aduk di hatinya. Ia ingin sekali membela Vero, tapi ia juga tahu bahwa suaminya sudah membuat keputusan yang tak bisa diganggu gugat.Juanda yang berdiri di samping Vero, merasakan ketegangan yang semakin mencekam. Ia melangkah maju, mendekati Anton dengan sikap yang penuh hormat, meskipun hatinya terasa berat."Pa, saya tahu ini tidak mudah bagi keluarga. Tapi saya berjanji akan bertanggung jawab penuh atas Vero. Saya akan merawatnya dan mendampinginya karena ini adalah jalan yang sudah saya pilih."Anton diam sejenak, matanya menilai Juanda dengan tajam. "Kamu sudah mengambil keputusan besar, Juanda. Tapi aku hanya ingin kamu tahu, ini bukan hanya tentang kamu dan Vero. Ini tentang harga diri ke

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Pernikahan Dadakan

    Vero hanya terdiam membisu membuat suasana menjadi semakin mencekam. Papanya menghentakkan kakinya ke lantai."Jawab Vero! Apa itu anak Manajermu?! Jadi, selama ini kamu rela mengorbankan pernikahanmu dengan Excel demi mengejar karier, lalu jatuh ke pelukan lelaki itu?” bentak Anton. Tantri menggelengkan kepala, air matanya jatuh. “Vero, kami sudah memperingatkanmu. Tapi kau malah memilih jalan ini. Sekarang lihat akibatnya!”Anton yang berdiri di sudut ruangan menelpon manajer Vero, meminta pertanggungjawabannya. Setelah beberapa pembicaraan, lelaki itu setuju menikahi Vero.Namun, Vero menolak keras. “Aku tidak mau menikah dengan dia! Dia tidak sekaya Excel!”Ayahnya langsung menampar meja dengan keras. “Cukup, Vero! Kamu sudah cukup mempermalukan keluarga ini. Kamu akan menikah dengannya, suka atau tidak!”***Malam itu, suasana rumah Vero sangat tegang. Anton, Papa Vero, baru saja selesai berbicara dengan manaj

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Siapa Ayah Janin Itu?

    Setelah mendengar kabar mengejutkan dari dokter, Excel dan Vero keluar dari ruangan dengan langkah yang berbeda. Vero tampak tampak kalut dan berusaha mencari cara untuk menjelaskan kepada Excel sementara Excel menahan gelombang emosi yang bercampur di dadanya.Ketika mereka sampai di parkiran, Excel berhenti dan menatap Vero dengan wajah tegang."Kenapa kau diam saja, Excel? Bukannya ini kabar baik?" tanya Vero dengan nada setenang mungkin, mencoba mengusir keheningan yang menyesakkan.Excel menggeleng perlahan, lalu menghela napas panjang sebelum berkata dengan nada penuh kekecewaan."Vero, kabar baik? Aku belum pernah menyentuhmu. Tapi sekarang... kau hamil?" "Excel, apa kamu lupa, kita sudah pernah melakukannya sebelum kamu kecelakaan. Berarti kehamilan ini anugerah, bukankah kita harus menerimanya dengan lapang dada?"Excel menatap Vero tajam. "Anugerah? Bagimu mungkin iya, tapi bagiku ini bencana. Aku saja tidak pernah merasa sudah menyentuhmu, kamu jangan pernah coba-coba boh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status