"Maaf-" ucap kedua nya serentak dan langsung menoleh ke tempat yang berlawanan.
"Kita pulang sekarang?" Tanya Aiden tanpa menoleh ke Gwen.
"Hem- boleh!" Jawab Gwen malu -malu.
Sampai mereka berdua keluar dari ladang bunga matahari, tidak seorang pun dari mereka yang buka suara.
Kedua nya berjalan sambil menunduk. Hingga-
Ayok!" Ajak Gwen yang langsung berlari ke dalam terowongan begitu melihat pintu terowongan.
Aiden tidak menggubris ajakan Gwen. Namun sekilas Aiden terlihat tersenyum melihat Gwen yang mulai menjauh.
*
*
*
Di tempat lain...
"Benar yang nyonya katakan. Tuan Muda Aiden kembali." Ujar si pengawal kepercayaan pada nyonya nya.
"Tentu saja ! Namun yang tidak terprediksikan oleh ku adalah Aiden akan tampil di depan semua wartawan seperti tadi. Aku sungguh tidak menyangka."
Si nyonya berhenti sejenak berbicara lalu menatap lurus ke arah pengawal nya yang bernama Yu Bin
"Hmm- Aku memang berpikir demikian. Dan kalau itu benar, maka di luar sana, terdapat satu orang lagi yang telah merancang AI sistem seperti yang kau buat Will." Dennni kembali membuat kesimpulan nya sendiri."Bisa saja tuan." Jawab Will."Musuh Aiden tidak kaleng-kaleng saat ini. Kita harus menyampaikan hal ini pada Aiden." seru Dennis."Kau benar, Mr. D." Jawab Will.******Hari pun kini telah berganti malam. Bridgetten yang datang untuk mengajak Aiden dan Gwen makan malam di kediaman nya, kini sudah berada di depan pintu kamar Aiden."Aiden, ini bibi. Apa kalian sudah siap?" Tanya Bridgette dari luar kamar Aiden."Sreeeeeeet..!!!!!!" pintu kamar Aiden dan Gwen pun terbuka. Lalu kedua nya muncul dari dalam kamar itu."Kami sudah siap bibi." Jawab Aiden."Aku kira kalian berdua tidak membaca pesan yang aku kirimkan setelah pelayan ku mengatakan pada ku kalau dia sudah mengetuk pint
Pagi pun telah tiba.Seperti biasa Gwen bangun sambil merentangkan tangannya. Tapi saat dia hendak merentangkan tangannya, tangannya pun mengenai sesuatu."Astaga !! Kenapa aku lupa! Akukan sedang di dalam kantung tidur." Gumam Gwen tidak jelas dengan mata terpejam dan langsung mencari ujung kantong tidur itu untuk membuka resleting yang tidak panjang.Namun setelah Gwen raba-raba bukan nya resleting yang dia dapat, Gwen malah merasakan sebuah tangan."Tangan?" gumamnya pelan tapi masih dengan mata terpejam sebab nyawa nya yang masih belum terkumpul sempurna."Tangan siapa ini?" Gumam nya lagi, masih malas untuk membuka mata."Apa jangan -jangan itu tanganku?" ocehnya lagi."Hmm ini tangan kananku!" cicitnnya semakin tidak jelas sambil mengangkat tangan kanannya."Lalu ini tangan kiriku!" Sebutnya lagi sambil mengangkat tangan kiri nya."Kalau bukan tangan kanan dan tangan kiriku? Lantas tangan siapa?" Ujar nya sambil berpikir di tengah rasa kantuk yang masih menguasai diri nya."Skyal
"Angela! Sudah! Jangan di lawan lagi!' Ujar manager nya Angela. "Jangan di lawan? Kau tidak lihat, si Gwen-Gwen itu yang sengaja mencari lawan pagi-pagi begini!!" Seru Angela yang akhir nya memuntahkan amarah nya pada manager nya. "Dan kau! Kenapa kau tidak membantuku tadi? Mengapa kau hanya diam saja! Seharus nya dengan jumlah kita yang lebih banyak seperti ini dia tidak bisa membalas ku seperti tadi!" Bentak nya marah. "Sudahlah Angela! Kau tidak lihat kalau orang-orang sedang memperhatikan kita saat ini. Tolong jaga profesionalitas mu sebagai model! Jangan bikin malu dirimu sendiri."Tukas manager Angela. "CK!!" Decak nya kesal. "Ini semua karena Arneta Gwen meteo!!" Serunya pelan, geram dan kesal sambil menghentakkan kaki nya. "Akan aku permalukan kau nanti Gwen! Tunggu saja." Angela pun kembali melanjutkan perjalanan nya ke ruang syuting. Karena semua orang yang di perlukan untuk syuting ini telah datang, maka briefing persiapan syuting pun di mulai. Semua model yang terli
"Kalau begitu, kalian punya waktu tiga jam untuk bersiap-siap. Ruangan kalian di siapkan. Namun sebelum nya, karena proyek ini melibatkan banyak sekali model, jadi satu ruangan akan di pakai oleh dua orang."Jelas Gwen. "Nama -nama kalian ada di depan pintu ruangan. Sekian saja briefing pagi ini. Selamat bekerja." Tutup Jackson lalu keluar dri ruangan. Setelah Jackson keluar, para model pun langsung bangun dari duduk mereka. Dengan pandangan sinis mereka berjalan melewati Gwen. "Ini orang-orang pada kenapa?" Gumam Gwen heran saat melihat wanita-wanita cantik itu memandang nya sinis. "Aku sungguh berharap aku tidak satu ruangan dengan nya. Bisa-bisa dia meminta perlengkapan make-up ku dan juga meminjam salah satu gaun mahal itu. Sungguh parasit!" Seru Ola. "Kasian sekali Angela sebagai kakak nya, hidup dengan parasit seperti itu." Sambung Lili yang berjalan bergandengan tangan dengan Ola. "Ya Tuhan! Hoax apalagi yang di sebarkan oleh Angela Oh Angela itu!!" Seru nya Gwen kesal, dal
"Apa kau sudah mengirimkan apa yang aku perintahkan tadi,Rery?" Tanya Aiden pada asisten nya."Sudah tuan Muda Aiden. Baru saja aku menelpon nona Anulika Rayana untuk memastikan langsung hal tersebut. Dan tidak tanggung-tanggung! Beliau malah mengirimkan asisten nya langsung untuk membantu nyonya." Terang Rery pada bos nya."Hem! Bagus lag!" Aiden pun kembali melanjutkan kerja nya."Tuan Muda Aiden." Panggil Rery yang masih ingin menyampaikan sesuatu pada Aiden."Ya?" Jawab Aiden singkat, dan tetap fokus pada berkas-berkas yang di periksa nya."Lantas kita apa kan manager nya nyonyaGwen ini? dia masih ada di dalam ruangan ku!" Ujar Rery."Biarkan saja di sana dulu. Karena kalau sampai dia kemari, aku takut aku tidak dapat menahan emosi ku dan menghajar nya. So, biar lah dia sana sampaiGwen datang." Titah Aiden."Baiklah kalau begitu tuan." Jawab Rery.TOk..TOk..TOk..TOk..TOk..TOk..TOk..
Aiden yang tadi nya terlihat tidak peduli dengan semua kata-kata Theodor tadi, begitu Theodor keluar dari kantor nya, dia langsung menelpon salah satu chef terkenal handalan nya. "Hallo, Chef Jonah Robert Skinner-" Scene pun langsung beralih ke Berlian Cosmetik kembali. "Cukup sampai disini untuk hari ini." Teriak Jackson pada semua nya."Untuk makan siang telah di siapkan di restoran." tambah Jackson. Seluruh orang pun mulai bubar. Sambil bubar, terdengar beberapa orang mulai kembali berbisik. "Aku dengar dari kalau yang menyediakan Tim untuk Gwen adalah pihak Berlian Cosmetik." Ucap Lili sambil berbisik pada Ola. "Dari mana kau tahu?" tanya Ola. "Angela sudah mengkonfirmasi ini langsung dengan pihak terpercaya mengenai hal ini." Bisik nya lagi. "Astaga! Apa kalian tidak ada kerjaan lain hah? Selain menggosipkan hal tidak-tidak tentang Gwen!!" Seru Cristin muak mendengar Lili dan Ola masih saja menggosip mengenai Gwen. "Ini bukan urusan mu, model tidak laku!" Hina Ola pada Cr
Masih di gedung yang sama, hanya saja berbeda lantai, terlihat Gwen sedang berjalan dengan santai bersama Christin menuju restoran yang ada di lantai bawah di gedung itu.Mungkin karena insiden barusan,Gwen dan Christin pun mendadak menjadi teman."Aku dengar kau sudah menikah, Gwen?" tanya Christin setelah mengikuti Gwen masuk ke dalam sebuah lift."Benar. Aku sudah menikah. Bagaimana dengan diri mu Christin?" tanyaGwen."Aku? Tentu saja aku belum menikah. Aku merasa karir ku masih terlalu panjang untuk aku sia-sia begitu saja dengan menikah."Jawab nya simple."Lalu kau sendiri, kenapa kau ingin menikah secepat itu Gwen? Apa kau tidak sayang dengan karir mu?" Tanya nya balik."karir? Hem- Bagaimana ya? Bukan nya aku tidak sayang dengan karir ku. Hanya saja aku tidak sampai kepikiran kalau menikah akan membuat karir ku jatuh." Gwen pun mendekat ke arah Chistin dan berbisik ala-ala ibu -ibu rumpi."Tapi kalau aku pikir-piki
"Suami?" tanya Theodor heran."Iya suami." UlangGwen sambil tersenyum.Tapi senyum itu sesungguh nya tidakGwen tujukan ke Theodor. Itu adalah senyum yangGwen tuju kan kepada Aiden yang ternyata benar-benar datang.Gwen kembali teringat dengan kata-kata Aiden tadi pagi. "KalauGwen tidak bisa keluar untuk makan siang, maka dia lah yang akan datang."Siapa kira si kulkas dua belas pintu itu benar-benar datang."Apa kau sudah makan sayang?" tanya Aiden, yang kini berada tepat di samping Theodor yang terkejut melihat Aiden yang datang ke tempat itu.Padahal jelas-jelas Theodor tadi melihat ekspresi tidak peduli muncul di wajah Aiden saat Theodor berbasa basi mengajak nya pergi ke Berlian Cosmetik."Belum." JawabGwen tersenyum pada sang suami."Kalau begitu ayo! Aku sudah memanggilkan koki restoran tempat biasa aku makan." Ujar Aiden."Anda juga ikut lah bergabung dengan kami." Ajak Aiden pada Chr
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei