Sementara di depan ruang kerja Arga, terlihat seorang wanita dengan wajah yang tampak serius sedang berdiri mengintip di dekat pintu. Ketika ia keluar dari ruangan itu tadi, dengan sengaja wanita cantik berambut pirang itu tidak menutup rapat pintu. Dengan tujuan agar ia bisa mengintip sekaligus menguping pembicaraan dari dua orang pria yang sedang berada di sana.Namun naas, sepertinya Arga menyadari keberadaan dirinya. Sehingga tiba-tiba saja lelaki itu seperti menghentikan percakapannya dan seolah membisikan sesuatu pada lawan bicaranya. Membuat wanita tersebut tidak dapat mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh keduanya.Sehingga Larissa pun menjadi merasa sangat kesal dan semakin penasaran saja dengan sosok gadis yang tengah dibicarakan oleh dua lelaki tersebut."Ih ... nyebelin banget sih! Kenapa mereka bicaranya pelan sekali. Sampe gak kedengeran dari sini. Sebenarnya siapa sih, gadis itu? Kenapa mereka sepertinya sangat merahasiakannya dariku? Sungguh ini sangat mencuriga
"Mulai sekarang, jangan beri dia makan!" titah Arga."Hah!" Pelayan itu tampak melongo karena kaget dan merasa ragu ketika mendengar perintahnya. Apakah Tuannya ini serius tidak akan memberi Nona itu untuk makan?Begitu juga dengan Nayla, dia terlihat syok. Ia tidak menyangka kalau Arga malah memberikan perintah seperti itu kepada pelayannya. "Apa dia sudah gila? Ini beneran dia gak akan kasih aku makan?" batin Nayla merasa resah. Ia melotot ke arah Arga. Dirinya seolah tidak percaya mendengarnya."Kamu mengerti, Susi!" lanjut Arga."I-iya, baik, Tuan." Dengan penuh ketakutan pelayan itu kembali mengangguk."Jika ada yang berani memberinya makan. Maka aku akan langsung memecat kalian sekarang juga!" ancamnya, dengan wajah yang terlihat garang menoleh ke arah dua pelayan yang sedang berdiri di sana.Dua pelayan itu menundukkan kepalanya semakin ketakutan. Sungguh mereka kini merasa kebingungan. Di sisi lain mereka tak tega jika nanti melihat wanita itu tidak diberi makan, pasti dia ak
"Hah, No-nona sakit, Tuan?" Sontak dua pelayan itu menjadi panik dan juga ketakutan.Tentu saja Arga mempunyai kenalan yang berprofesi sebagai dokter. Lalu dengan segera ia pun menghubunginya dan meminta orang itu untuk datang ke apartemnya.Tak berselang lama, terdengar suara bell berbunyi. Dengan segera salah satu pelayan bergegas untuk membuka pintu. Lalu dokter muda itu langsung digiring masuk ke kamar Nayla."Tuan, ini dokternya sudah datang." Dengan menunduk sopan, si pelayan yang bernama Tinah itu menunjuk ke seorang pria yang baru saja masuk bersamanya tadi."Selamat malam, Tuan Arga," sapa sang dokter muda yang bernama Reno."Eh ya, malam juga, Dokter. Silahakan Anda langsung periksa saja istri saya ini, Dok!" Tanpa ragu Arga mengakui Nayla sebagai istrinya.Sehingga membuat dua pelayan itu tampak saling melirik, merasa sedikit kaget dan kebingungan ketika mendengar ucapan Tuannya tadi.Lalu laki-laki yang sedang duduk di pinggir ranjang itu segera bangkit dan mepersilahkan d
Keesokan paginya.Sinar mentari yang mulai bersinar terang, sedikit demi sedikit menelusup masuk ke dalam tirai. Hingga membuat Nayla yang masih terlelap dalam tidurnya mulai terganggu karena sinar itu menerpa di wajah cantiknya.Lalu dengan perlahan ia pun membuka kelopak matanya dan menatap ke sekitar dengan kebingungan.Sementara di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan, terlihat seorang pria sedang terduduk mengamatinya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Ketika melihatnya sudah mulai terbangun, ia pun bergerak untuk mendekatinya."Sudah bangun?" ucapnya dingin.Sontak Nayla terlonjak kaget, dengan refkek ia menoleh ke arahnya. Lalu dengan keadaan yang masih merasa pening di kepala, wanita itu hanya mengangguk pelan.Kemudian Arga menyodorkan segelas air putih padanya. Kabetulan Nayla yang merasa sangat kehausan, tanpa berpikir panjang lagi, ia langsung menenggak habis air minum itu.Membuat Arga tersenyum kecil karena merasa senang dan lega pada akhirnya Nayla sudah bang
Nayla kini sedang terduduk melamun berada di balkon kamarnya. Tatapan matanya lurus tertuju pada pemandangan indah yang menyajikan sekumpulan gedung bertingkat yang berjejer dan seolah tertata rapi memenuhi kota metropolitan ini. Sebenarnya suasana di apartemen mewah ini tentu saja terasa sangat nyaman untuk ditinggali. Dengan segala fasilitas yang mumpuni, siapa pun juga pasti akan merasa betah berada di sana. Andai saja dirinya adalah pasangan pengantin baru, mungkin ia akan merasa sangat senang dan berbahagia dengan tempat ini.Dengan suasana tenang dan nyaman yang seperti ini, sungguh sangat cocok untuk tempat menyendiri ataupun buat tempat berbulan madu dengan pasangan. Pasti akan terlihat sangat romantis dan akan begitu terasa momen waktu berdua di sana.Namun, sayang tempat indah nan mewah itu malah menjadi sebuah penjara ataupun sangkar emas bagi Nayla. Kini dirinya bagai seorang tahanan ataupun wanita simpanan yang selalu diawasi oleh para pelayan yang menjaganya di rumah it
"Huah ...." Seorang wanita dengan baju tidurnya yang berwarna merah marun itu sedang duduk di ruang tengah. Dengan sebelah tangan ia menutup mulutnya yang menganga lebar karena menguap menahan kantuk.Tampak kedua mata lentiknya itu beberapa kali melirik ke arah jam dinding yang terpajang di atas televisi yang ada di hadapannya. Dan waktu sudah menujukan pukul sepuluh malam, membuat wanita itu mulai mengeluh dan menggerutu karena kesal."Ih ... lama banget sih, dia! Kenapa dia tidak pulang-pulang?" Karena pengaruh obat yang diminumnya tadi, membuat Nayla sangat mengantuk. Sehingga keinginanya untuk menunggu Arga pulang, harus ia urungkan."Mana aku ngantuk banget lagi, mending aku tidur aja, deh!"Sebenarnya ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan lelaki itu. Bukan karena rindu ataupun karena ia senang jika bertemu dengannya. Melainkan ia hanya ingin menyapaikan beberapa pertanyaan dan keinginannya.Namun karena rasa kantuknya ini, sehingga kini perempuan cantik itu lebih memilih u
Pada akhirnya semalam Nayla kembali menghabiskan malam panas dengan Arga. Dengan penuh gairah dan juga nafsu yang begitu menggebu, laki-laki itu terus menyerangnya tampa ampun. Hingga Nayla dibuat kualahan dan tidak berdaya olehnya.Ya, katakanlah kalau dirinya itu entah munafik atau apapun juga itu namanya. Karena pada awalnya ia ingin sekali menolak dan melawannya. Namun, pada kenyataanya tubuhnya malah berkata lain. Dengan lambat laun wanita itu malah merespon, ikut terbuai oleh permainannya dan begitu menikmati persatuan mereka.Sehingga membuat keduanya bergumul dengan waktu yang cukup lama. Tenaga Arga yang seakan tiada habisnya itu terus menyerangnya, hingga mereka beberapa kali sampai di puncak kenikamatan bersama.Setelah keduanya sudah merasa terpuaskan, dalam keadaan yang masih polos mereka tertidur dengan saling berpelukan. Hingga keesokan paginya, Nayla yang merasa kelelahan karena aksi panasnya semalam, membuatnya bangun kesiangan.Dengan sedikit linglung wanita itu terb
Dengan raut wajah keheranan, wanita berlesung pipi itu segera membuka map tersebut. Ia melihat ada beberapa lembar kertas yang dipenuhi oleh deretan huruf yang berjejer rapi di sana.Lalu ia mulai membaca tiap tulisan yang tertera di atas kertas itu. Di sana tertulis surat perjanjian."Apa-apaan ini? Apakah dia sudah gila? Berarti dia ingin mengikatku dengan perjajian konyol ini?" batin Nayla yang merasa syok ketika membaca isi surat perjanjian itu.Di mana isi di dalam surat perjanjian tersebut menyatakan.Kalau Nayla harus bersedia menjadi istri sirinya. Dia harus patuh dan tunduk padanya. Dia dilarang berhubungan dengan siapapun terutama dengan laki-laki lain. Dia tidak boleh keluar rumah kecuali atas ijinnya ataupun pergi bersama dirinya.Lalu apa bila ia sampai mengandung dan melahirkan seorang anak, setelah anak itu lahir, ia harus menyerahkan anak itu padanya. Dan selama Arga masih terus menginginkannta maka dia akan tetap menjadi wanitanya.Terkecuali jika lelaki itu sudah mer